Anda di halaman 1dari 22

Dr.H. Agus Riyanto, S.IP, M.

Si
 Manusia merupakan makhluk sosial atau zoon politicon,
yaitu makhluk yang selalu berhubungan dengan manusia
lain.
 Manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain,
karena sejak lahir hingga meninggal membutuhkan
bantuan orang lain.
 Manusia dalam berhubungan dengan manusia lain
kemudian membentuk masyarakat dan tinggal bersama di
masyarakat
 Dalam hidup bermasyarakat banyak muncul permasalahan
yang tidak diharapkan . Permasalahan-permasalahan sosial
di masyarakat inilah yang mendorong ilmuwan untuk
mempelajari masyarakat dan kemudian munculah Sosiologi
 Istilah sosiologi berasal dari kata Latin SOCIUS yang
berarti “kawan’ dan kata Yunani LOGOS yang artinya
“kata’ atau “berbicara”. Secara sederhana sosiologi
artinya ‘berbicara mengenai kawan atau berbicara
mengenai masyarakat”.
 Istilah sosiologi pertama kali digunakan oleh
ilmuwan Perancis Auguste Comte (1798-1857)
dalam bukunya Cours de philosophie positive atau
the course of Positive Philosophy yang ditulis 1839
 Comte secara sederhana mendefiniskan sosiologi
sebagai ilmu tentang masyarakat.
 Dalam bukunya Comte membagi perkembangan
masyarakat berdasarkan tiga tahap perkembangan
pemikiran :
 Teologis=beranggapan semua benda memiliki
jiwa yang disebabkan oleh suatu kekuatan di atas
manusia
 Metafisis= percaya bahwa gejala-gejala di dunia
disebabkan oleh kekuatan di atas manusia
 Positifis tahap berpikir secara ilmiah
 Menurut Goerge Ritzer faktor sosial yang
mendorong perkembangan sosiologi
adalah :
1. Revolusi politik di Eropa ( Revolusi Perancis
1789)
2. Revolusi industri (1760) dan munculnya
kapitalisme
3. Munculnya sosialisme
4. Urbanisasi
5. Perubahan keagamaan ( gerakan martin luther
king)
6. Pertumbuhan ilmu pengetahuan
 Jauh sebelum Comte menemukan istilah sosiologi, sebenarnya dasar-dasar ilmu
mengenai masyarakat sudah dikembangkan oleh Ibnu Khaldun. Ilmuwan Islam ini
menerbitkan karya terkenal Muqaddimah. Dalam karya tersebut memuat beberapa
konsep tentang kehidupan masyarakat.
1. Konsep Ashabiyah. Secara fungsional ashabiyah menunjuk pada ikatan sosial budaya
yang dapat digunakan untuk mengukur kekuatan kelompok sosial. Ashabiyah juga
dapat dipahami sebagai solidaritas sosial, dengan menekankan pada kesadaran,
kepaduan dan persatuan kelompok
Ada lima Ashabiyah :
1. Ashabiyah kekerabatan dan keturunan adalah ashabiyah yang paling kuat.
2. Ashabiyah persekutuan, terjadi karena keluarnya seseorang dari garis keturunannya
yang semula ke garis keturunan yang lain.
3. Ashabiyah kesetiaan yang terjadi karena peralihan seseorang dari garis keturunan
dan kekerabatan ke keturunan yang lain akibat kondisi-kondisi sosial. Dalam kasus
yang demikian, Ashabiyah timbul dari persahabatan dan pergaulan yang tumbuh
dari ketergantungan seseorang pada garis keturunan yang baru.
4. Ashabiyah penggabungan, yaitu ashabiyah yang terjadi karena larinya seseorang dari
keluarga dan kaum yang lain.
5. Ashabiyah perbudakan yang timbul dari hubungan antara para budak dan kaum
mawali dengan tuan-tuan mereka
 Khaldun membagi masyarakat menjadi dua
tipe yakni; badawah dan hadarah.
 Badawah adalah konsep masyarakat dengan
ashabiyah yang kuat, cenderung primitif, desa
dan nomaden.
 Sedangkan konsep hadarah merupakan
manisfestasi dari suatu peradaban masyarakat
yang lebih kompleks, menetap, bersifat kota,
solidaritas lemah tetapi berperadaban.
 Di kalangan masyarakat badawah menurut
Khaldun, hubungan darah lebih diutamakan
sehingga kontrol sosialnya masih cukup
tinggi. Sebaliknya, dalam masyarakat hadarah
yang berperadaban, kontrol sosial jauh lebih
rendah .
 Istilah sosiologi kemudian dipopulerkan
lagi oleh Herbert Spencer (1820-1903).
Ilmuwan Inggris ini menulis buku The
Principles Of Sociology pada 1876 yang
menjelaskan tentang evolusi masyarakat
dari masyarakat primitif ke mayarakat
modern yang kompleks.
 Menurut Spencer ada 4 tahap
perkembangan evolusi di masyarakat :
 a. Tahap penggandaan atau pertambahan
 b. Tahap Komplesifikasi (struktur
organisasi bertambah kompleks)
 c.Tahap Pembagian atau Diferensiasi
(pembagian tugas dan fungsi)
 D.Pengintegrasian (Penyatuan)
 Perkembangan Sosiologi semakin mantap setelah
ilmuwan Perancis Emile Durkhiem (1858–1917)
menerbitkan bukunya Rules Of Sociological
Methods pada 1895. Dalam bukunya tersebut
Durkheim menguraikan tentang pentingnya
metodologi ilmiah di dalam sosiologi untuk
meneliti fakta sosial.
 Fakta sosial adalah kekuatan dan struktur yang
bersifat eksternal tetapi mampu mempengaruhi
perilaku individu. Fakta sosial merupakan cara
bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada
di luar individu dan mempunyai kekuatan
memaksa yang mengendalikannya. Yang
dimaksud dengan fakta sosial tidak hanya yang
bersifat material tetapi juga non materrial seperti
agama, budaya atau institusi sosial.
 Tokoh berpengaruh sosiologi lainnya adalah
Max Weber (1864-1920). Ilmuwan Jerman ini
memiliki pendekatan yang berbeda dengan
Emile Durkhiem . Menurutnya Sosiologi
adalah ilmu yang mencoba memahami
masyarakat dan perubahan-perubahan yang
terjadi di dalammya, sehingga tidak
seharusnya sosiologi fokus hanya pada soal-
soal pengukuran kuantitatif dan sekedar
mengkaji pengaruh faktor-faktor eksternal ,
namun yang lebih penting sosiologi
harusnya bergerak pada upaya untuk
memamahi di tingkat makna dan mecoba
mencari penjelasan pada faktor-faktor
internal yang ada di masyarakat itu sendiri
 Dalam perkembanganya kemudian sosiologi
berkembang pesat dan muncul banyak tokoh lain
seperti Stuart Mill, Karl Marx, Pitirim A.Sorokin,
Charles H. Cooley, Ferdinand Tonies dan lain
sebagainya hingga diakui sebagai ilmu
pengetahuan sosial yang berdiri sendiri
 Auguste Comte : Sosiologi adalah ilmu
tentang masyarakat. Sosiologi berupaya
memahami kehidupan bersama manusia
sejauh kehidupan itu dapat diamati secara
empiris.
• a.        Pitirim Sorokin: Mengatakan bahwa sosiologi
adalah suatu ilmu yang mempelajari :
-       hubungan dan pengaruh timbal-balik antara
aneka macam gejala-gejala social (contohnya gejala
ekonomi dengan agama; keluarga dengan moral;
hukum dengan ekonomi; gejala masyarakat dengan
politik dan lain sebagainya);
-       hubungan dan pengaruh timbal-balik antara
gejala sosial dengan gejala-gejala non-sosial
(contohnya gejala geografis, biologis dan sebagainya;
-       ciri-ciri umum daripada semua jenis gejala-gejala
sosial.
• b.        Roucek and Warren: mengemukakan bahwa
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
antara manusia dalam kelompok-kelompok.
• c.         J.A.A.van Doorn dan C.J,
Lammers: berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu
pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-
proses kemasyarakatan yang bersifat stabil
• d.       Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi:  menyatakan bahwa
sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur
sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan social.
• Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial
yang pokok yaitu kaedah-kaedah sosial (norma-norma sosial), lembaga-
lembaga sosial, kelompok-kelompok serta lapisan social.
• Proses sosial adalah pengaruh timbal-balik antara belbagai segi
kehidupan bersama, seperti misalnya pengaruh timbal-balik antara segi
kehidupan ekonomi dengan kehidupan politik, antara kehidupan hukum
dan segi kehidupan agama, antara segi kehidupan agama dan segi
kehidupan ekonomi dan lain sebagainya .
• Perubahan social adalah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam
struktur sosial sebagai akibat dari adanya proses-proses sosial.
Objek kajian sosiologi adalah masyarakat,
yakni hubungan antara manusia dan proses
sebab akibat yang timbul dari hubungan
masyarakat.
• Menurut Ralph Linton, Masyarakat merupakan
setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja
bersama cukup lama sehingga mereka dapat
mengatur diri mereka dan menganggap diri
mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan
batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.
• Menurut Selo Soemardjan, Masyarakat adalah
orang-orang yang hidup bersama, yang
menghasilkan kebudayaan.
• Menurut C.S.T Kansil Masyarakat adalah
persatuan manusia yang timbul dari kodrat yang
sama. Jadi masyarakat itu terbentuk apabila ada
dua orang atau lebih hidup bersama, sehingga
dalam pergaulan hidup timbul berbagai
hubungan yang mengakibatkan seorang dan
orang lain saling kenal mengenal dan pengaruh
mempengaruhi.
1. Manusia yang hidup bersama
2. Berkumpul dan bekerja sama untuk waktu
lama
3. Merupakan satu kesatuan
4. Merupakan suatu sistem hidup bersama.
 1. Sosiologi bersifat empiris,
 2. Sosiologi bersifat teoritis,
 3. Sosiologi bersifat kumulatif,
 4. Sosiologi Bersifat non-etis,
 Sosiologi ilmu pengetahuan yang didasarkan
pada observasi terhadap kenyataan dan akal
sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif
 Sosiologi ilmu pengetahuan yang selalu
berusaha menyusun abstraksi dari hasil
observasi.
 Sosiologi ilmu pengetahuan yang dibentuk
atas dasar teori-teori yang sudah ada, dalam
arti memperbaiki, memperluas serta
memperhalus teori-teori lama.
 Sosiologi ilmu yang tidak mempersoalkan
baik buruknya fakta tertentu, tetapi tujuannya
untuk menjelaskan fakta secara analitis.
1. Sosiologi adalah Ilmu Sosial bukan ilmu pengetahuan
alam atau kerohanian yang membedakan obyeknya
2. Sosiologi bukan ilmu yang normatif tetapi ilmu yang
kategorismembatasi pada apa yang terjadi saat ini
dan bukan yang seharusnya terjadi.
3. Sosiologi ilmu pengetahuan yang murni (pure scince)
dan bukan ilmu pengetahuan terapan (applied scince).
4. Sosiologi ilmu pengetahuan yang abstrak bukan ilmu
pengetahuan yang kongkret= yang diperhatikan
bentuk dan pola-pola peristiwa masyarakat dan bukan
wujudnya yang konkret.
5. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-
pengertian dan pola-pola umum mencari prinsip
atau hukum-hukum umum dari interaksi manusia.
6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris
dan rasional (metode yang dipergunakan)
7. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum
dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang
khusus mempelajari gejala yang umum di
masyarakat/

Anda mungkin juga menyukai