Anda di halaman 1dari 21

Lembaga Kemasyarakatan/Lembaga

Sosial/Pranata Sosial
(Social Institution)
• Lembaga Kemasyarakatan atau Social Institution atau Pranata sosial ada di setiap
masyarakat. Ada juga yang menyebut denngan istilah Soziale-Gebilde atau
bangunan Sosial
• Manusia di masyarakat menciptakan lembaga kemasyarakatan dan memerlukan
lembaga kemasyarakatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan mengatur
hubungan antar manusia dan antar kelompok di masyarakat.
• Contoh :
1. Kebutuhan hidup kekerabatan menimbulkan lembaga kemasyarakat seperti : keluarga
batih, pelamaran, perkawinan, perceraian, dan lain-lain.
2. Kebutuhan akan mata pencaharian menimbulkan lembaga kemasyarakatan seperti :
pertanian, peternakan, koperasi, dan lain sebagainya.
3. Kebutuhan akan pendidikan menimbulkan lembaga kemasyarakatan seperti : pesantren,
TK, SD, SMP, PT, dan lain-lain.
4. Kebutuhan akan keindahan menimbulkan lembaga kemasyarakatan seperti :
kesusastraan, seni rupa, seni tari, dan lain-lain.
5. Kebutuhan jasmaniah menimbulkan lembaga kemasyarakatan seperti olahraga,
pemeliharaan kesehatan, dan lain-lain.
Definisi Lembaga Kemasyarakatan
• Soerjono Soekanto : Lembaga kemasyarakatan/pranata sosial adalah himpunan
norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di
dalam kehidupan masyarakat. Wujud Konkret lembaga kemasyarakatan adalah
asosiasi.
• Robert Mac Iver dan Charles H. Page : Lembaga Kemasyarakatan adalah tata cara
atau prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang
berkelompok dalam suatu kelompok yang dinamakan asosiasi.
• Howard Becker : Lembaga Kemasyarakat adalah suatu jaringan proses-proses
hubungan antar manusia dan antar kelompok manusia yang berfungsi untuk
memelihara hubungan-hubungan tersebut serta pola-polanya, sesuai dengan
kepentingan-kepentingan manusia dan kelompoknya.
• Wiliam G. Sumner : Lembaga kemasyarakatan adalah perbuatan, cita-cita, sikap dan
perlengkapan kebudayaan, bersifat kekal serta bertujuan memenuhi kebutuhan-
kebutuhan masyarakat.
Fungsi Lembaga Kemasyarakatan (pranata sosial)
1. Memberikan pedoman pada anggota-anggota
masyarakat bagaimana mereka harus
bertingkah laku
2. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang
bersangkutan
3. Memberikan pegangan kepada masyarakat
untuk mengadakan sistem pengendalian sosial
(social control) yaitu artinya sistem pengawasan
dari masyarakat terhadap tingkah laku anggota-
anggotanya.
Ciri-ciri Umum Lembaga Kemasyarakatan/
pranata Sosial
(Gillin dan Gillin)
1. Suatu organisasi dari pola-pola pemikiran dan pola-
pola perikelakuan yang terwujud melalui aktivitas-
aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya;
2. Memiliki suatu tingkat kekekalan tertentu;
3. Memiliki satu atau beberapa tujuan;
4. Mempunyai alat-alat perlengkapan yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan;
5. Memiliki lambang-lambang yang biasanya
merupakan ciri khas dari lembaga
kemasyarakatan/pranata sosial
6. Memiliki suatu tradisi baik tertulis atau tidak
tertulis.
Proses Pertumbuhan Lembaga Kemasyarakatan
• Dalam bermasyarakat, manusia memerlukan berbagai macam norma untuk selalu
menjaga ketertiban dalam proses kehidupan.
• Norma : adalah patokan-patokan atau pedoman-pedoman perihal tingkah laku
atau perikelakuan yang diharapkan.
• Norma mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda di amsyarakat ada yang
lemah ada yang kuat :
1..Cara (Usage) : adalah bentuk perbuatan atau kebiasaan seseorang. Kekuatan
mengikatnya sangat lemah.
2. Kebiasaan (folkways) : adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk sama
yang diakui dan diterima masyarakat. Contoh : menghormat kepada orang tua.
Kekuatan mengikatnya kebiasaan (folkways) lebih kuat daripada cara atau usage.
3. Tata Kelakuan ( Mores) adalah Kebiasaan di masyarakat yang dianggap sebagai cara
berperilaku dan diterima sebagai norma-norma pengatur oleh masyarakat
.Kekuatan mengikat Tata Kelakuan (mores) lebih kuat daripada kebiasaan atau
Folkways.
4. Adat istiadat (custom) adalah : tata kelakuan (mores) yang sifatnya kekal serta kuat
integrasinya dengan pola perilaku masyarakat dan bersanksi. Kekuatan mengikat
adat istiadat (custom) lebih kuat daripada tata kelakuan (mores)
Syarat norma menjadi lembaga
kemasyarakatan/pranata sosial :

 Harus melalui proses pelembagaan


(institutionalization) terlebih dahulu.
 Pelembagaan adalah suatu proses yang dilewati oleh
suatu norma yang baru, untuk menjadi bagian dari
salah satu lembaga kemasyarakatan. Yang dimaksud
di sini adalah agar norma-norma tadi diketahui,
dimengerti, ditaati daan dihargai dalam kehidupan
sehari-hari.
 Norma tersebut harus telah dijiwai dan mendarah
daging (internalized) pada warga masyarakat.
Proses Pelembagaan
• Proses Pelembagaan (Institutionalization) adalah proses yang
terjadi pada suatu norma untuk menjadi bagian dari suatu
lembaga sosial, sehingga di kenal, di akui, dimengerti,
dihargai dan ditaati oleh masyarakat.
• Suatu norma terlembaga (institutionalized) dalam suatu
sistem sosial jika memenuhi 3 syarat :
1. Bagian terbesar dari warga suatu sistem sosial menerima
norma tersebut;
2. Norma tersebut telah menjiwai bagian terbesar warga-
warga sistem sosial tersebut;
3. Norma tersebut bersanksi.
• (H.M. Johnson)
Tipe-tipe Lembaga Kemasyarakatan
(Gillin dan Gillin)
1. Dari sudut perkembangan :
a. Crescive institutions : lembaga primer yaitu lembaga yang secara tidak
disengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat. Contoh : lembaga
perkawinan, agama, dan lain-lain
b. Enacted institutions : lembaga yang sengaja di bentuk untuk memenuhi
kebutuhan tertentu. Contoh : lembaga pendidikan, lembaga
perdagangan.
2. Dari sudut sistem nilai yang diterima masyarakat.
a. Basic Institutions : lembaga kemasyarakatan yang dianggap sangat
penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib
masyarakat.
b. Subsidiary Institutions : lembaga kemasyarakatan yang dianggap kurang
penting . Misalnya : rekreasi
3. Dari Sudut Penerimaan Masyarakat :
a. Approved atau Social Sanctioned Institutions : Lembaga kemasyarakatan yang
diterima masyarakat : contoh lembaga pendidikan, lembaga perdagangan.
b. Unsanctioned Institutions : Lembaga kemasyarakatan yang ditolak masyarakat.
Contoh : kelompok penjahat.
4. Dari sudut faktor penyebarannya :
a. General Institutions : Lembaga kemasyarakatan yang dikenal oleh hampir semua
masyarakat di dunia. Contoh lembaga keagamaan.
b. Restricted Institutions : Lembaga kemasyarakatan yang hanya dianut oleh
masyarakat tertentu di dunia.
5. Dari fungsi :
a. Operative Institutions : Lembaga kemasyarakatan yang berfungsi sebagai
lembaga yang menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk
mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan: Contoh : Lembaga industrialisasi.
b. Regulative Institutions : Lembaga Kemasyarakatan yang bertujuan
mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian
mutlak lembaga itu sendiri. Contoh lembaga hukum seperti kejaksaan,
pengadilan.
CONFORMITY
&
DEVIATION
• Conformity : proses penyesuaian diri dengan
masyarakat dengan cara
mengindahkan/mematuhi kaidah-kaidah dan
nilai-nilai masyarakat.
• Deviation : penyimpangan terhadap kaidah-
kaidah dan nilai-nilai dalam masyarakat
Skema usaha masyarakat menyerasikan diri dengan nilai sosial budaya atau
kaidah di masyarakat menurut Robert K. Merton

1. Conformity : Kondisi masyarakat yang relatif stabil di mana cara-cara yang telah
melembaga sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk mencapai nilai-nilai
sosial budaya yang menjadi cita-citanya.
2. Innovation : Kondisi masyarakat dimana cara –cara yang melembaga dianggap
tidak sesuai lagi nilai-nilai sosial budaya yang menjadi cita-citanya.
3. Ritualism : Kondisi masyarakat dimana masyarakat berpegang teguh pada cara-
cara yang telah melembaga tetapi mengorbankan nilai-nilai sosial budaya yang
berlaku.
4. Retreatism : Kondisi masyarakat dimana nilai-nilai sosial budaya yang berlaku
tidak dapat dicapai dengan cara-cara yang telah melembaga.
5. Rebellion; Kondisi masyarakat dimana masyarakat ingin mengubah cara-cara
yang telah melembaga maupun nilai-nilai sosial budaya yang ada dengan hal-
hal yang sama sekali baru.
Bentuk penyelarasan : Robert K. Merton

No Bentuk –bnetuk Usaha Nilai Sosial Budaya Cara-cara


Penyelarasan (norma) telah
melembaga

1 Comformity + +

2 Innovation + -

3 Ritualism - +

4 Retreatism - -

5 Rebellion + +
Pengendalian Sosial
(Social Control)
Pengertian
 Sistem Pengendalian sosial (Social Control) adalah
sistem pengawasan oleh masyarakat terhadap
anggota-anggota masyarakat.
 Roucek : Pengendalian sosial adalah pengawasan
yang dilakukan oleh masyarakat terhadap jalannya
pemerintahan, khususnya pemerintah beserta
aparaturnya. Ini mencakup segala proses, baik yang
direncanakan maupun tidak direncanakan, yang
bersifat mendidik, mengajak atau bahkan memaksa
warga-warga masyarakat agar mematuhi kaidah-
kaidah dan nilai sosial yang berlaku.
Macam Pengendalian Sosial
a. Dari Sifatnya :
1. Preventif : Usaha pencegahan terhadap terjadinya
penyimpangan atau gangguan keserasian di masyarakat.
Contoh : sosialisasi.
2. Represif : usaha yang bertujuan mengembalikan
keserasian yang pernah mengalami gangguan. Contoh :
penjatuhan sanksi.
3. Kedua-duanya : gabungan usaha preventif dan represif.
b. Dari Caranya :
1. Persuasive: pengendalian sosial yang dilaksanakan tanpa
kekerasan.
2. Coercive : pengendalian sosial yang dilakukan dengan
cara paksaan atau dengan kekerasan.
3. Compulsion : pengendalian sosial dengan cara
menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga orang
terpaksa taat atau mengubah sikapnya yang
menghasilkan kepatuhan secara tidak langsung.
4. Pervasion : pengendalian sosial dengan cara
penyampaian norma atau nilai yang ada diulang-ulang
sedemikian rupa diharapkan akan masuk alam bawah
sadar sehingga orang akan mengubah sikapnya.
c. Dari Perwujudan :
1. Pemidanaan :Pemberian sanksi pidana kepada orang
yang melakukan pelanggaran.
2. Kompensasi : Pemberian ganti rugi kepada orang yang
dirugikan atau dilanggar oleh pihak yang melanggar.
3. Terapi :Usaha mengembalikan situasi pada keadaan
semula dengan memperbaiki dirinya dengan bantuan
pihak-pihak tertentu.
4. Konsiliasi : usaha mempertemukan dua pihak yang
bersengketa untuk menyelesaikan permasalahan.
• Bentuk :
1. Pengendalian sosial formal :diatur dengan
keputusan resmi dan tertulis dan mengikat
umum.
2. Pengendalian sosial informal : diatur dengan
norma-norma yang tidak tertulis.
Alat-alat pengendalian sosial
1. Mempertebal keyakinan anggota masyarakat akan kebaikan
norma-norma kemasyarakatan
2. Memberikan penghargaan kepada anggota masyarakat yang
taat pada norma-norma kemasyarakatan
3. Mengembangkan rasa malu dalam diri atau jiwa anggota
masyarakat bila mereka menyimpang atau menyeleweng
dari norma-norma kemasyarakatan atau nilai-nilai tertentu.
4. Menimbulkan rasa takut
5. Menciptakan sistem hukum, yaitu sistem tertib dengan
sanksi yang tegas bagi para pelanggar.

Anda mungkin juga menyukai