Anda di halaman 1dari 16

LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Pengertian Lembaga Kemasyarakatan


Lembaga Kemasyarakat disebut juga dengan istilah “Pranata Sosial” atau
“istitusi social (social institution)”
Menurut Koentjoroningrat, lembaga kemasyarakatan adalah suatu system norma
khusus yang menata suatu rangkaian tindakan berpola mantap guna memenuhi suatu
keperluan khusus dari manusia dalam kehidupan masyarakat. Dari definisi tersebut
dapat disimpulkan :
1. Adanya sistem norma
2. Sistem norma itu mengatur tindakan berpola
3. Tindakan berpola itu untuk memenuhi kehidupan manusia dalam kehidupan
masyarakat.
Menurut Soerjono Soekanto, lembaga kemasyarakatan adalah himpunan dari
norma-norma segala segala tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok
manusia di dalam kehidupan masyarakat. Dari definisi diatas dapat disimpulkan :
1. Himpunan norma-norma dalam segala tingkatan
2. Norma-norma itu mengatur manusia memenuhi kehidupan masyarakat.
Dari kedua definisi tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa lembaga
kemasyarakatan adalah segala tingkatan yang mengatur serangkaian tindakan berpola
untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam kehidupan masyarakat.

Unsur-unsur Lembaga Kemasyarakatan :


a. Sistem norma yang terdiri dari sejumlah norma dalam segala tindakan
Sistem norma merupakan sejumlah norma yang terangkai dan berkaitan satu
sama lain. Norma-norma ini mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda.
Ada norma-norma yang sangat kuat mengikatnya dan ada pula yang lemah. Atas
dasar kekuatan mengikat ini maka dikenallah istilah kebiasaan, tata kelakuan,
dan adat istiadat.
b. Tindakan berpola
Tidakan berpola merupakan serangkaian tindakan yang saling berhubungan satu
sama lain, sehingga membentuk satu pola yang mantap.
c. Kebutuhan manusia dalam kehidupan masyarakat.
Kebutuhan manusia yang beraneka ragam yang menjadi landasan terbentuknya
suatu lembaga kemasyarakatan yang beraneka ragam. Makin banyak dan
kompleks kebutuhan manusia, makin banyak pula lembaga kemasyarakan yang
terbentuk.
Selain itu komponen lebaga sosial antara lain adalah :
1. Norma sosial, yaitu suatu ketentuan yang menjadi dasar pedoman pengaturan
perilaku
2. Organisasi sosial, yaitu institusi yang merupakan wadah untuk
menyelenggarakan pengaturan pemenuhan kebutuhan warga masyarakat
berdasarkan norma sosial yang ada
3. Personil-personil pelaksana, yaitu orang-orang yang ditugasi secara khusus untuk
menyelenggarakan pengaturan perilaku berdasarkan norma sosial tersbut.

Fungsi Lembaga Kemasyarakatan :


Bahwa lembaga sosial memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat, bagaimana mereka


harus bersikap atau bertingkah laku dalam menghadapi masalah-masalah yang
muncul atau berkembang di lingkungan masyarakat, termasuk yang menyangkut
hubungan pemenuhan kebutuhan.
2. Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutanMemberikan pengarahan
kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial, yaitu sistem
pengawasan masyarakat terhadap anggota-anggotanya.
3. Untuk memenuhi keperluan kehidupan kekerabatan, Misalnya system perkawinan,
keluarga, sopan santun pergaulan.
4. Untuk memenuhi keperluan manusia dalam hal mata pencaharian, memproduksi,
menimbun, menyimpan dan mendistribusikan hasil produksi dan harta. Misalnya
lembaga Ekonomi yang mengatur KURK.
5. Untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam distribusi kekuasaan dan wewenang,
mengatur masyarakat yang disebut dengan lembaga politik

Tujuan Lembaga Sosial


Tujuan lembaga sosial adalah:
1. Lembaga sosial yang memenuhi kebutuhan sosial dan kekerabatan (domestic
institution) Contoh: perkawinan, keluarga dan pengasuhan anak.
2. Lembaga sosial yang berusaha memenuhi kebutuhan manusia untuk mata
pencaharian hidup, memproduksi, menimbun, dan memdistribusikan barang.
Contoh: pertanian, perikanan, perternakan, koprasi dan perdagangan.
3. Lembaga sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan. Contohnya,
SD, SMP, SMA, perguruan tingi, tempat-tempat kursus, dan pesantren.
4. Lembaga sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan ilmiah manuaia
(scientific institution) Contohnya: ilmu pengetahuan, metode ilmiah, dan
penelitian.
5. Lembaga sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan rohani atau batin dalam
dalam menyatakan rasa keindahan dan kreasi.
6. Lembaga sosial yangbertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk
berhubungan dengan Tuhan (religious institution), contoh: pura, mesjid, gereja,
mecaru, odalan, mekarya, tahlilan, kebaktian dan sebagainya.
7. Lembaga sosial yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan untk mengatur
kehidupan berkelompok serta bernegara (political institution) contoh:
pemerintahan, kepolisian, kehakiman, dan partai politik.
8. Lemaga sosial uyang bertujuan mengurus kebutuhan jasmani manusia
(somatic institution) contoh: pemeliharaan kesehatan, kecantikan, dan
kedokteran.

Faktor-Faktor yang Mendorong Terbentuknya Lembaga Sosial


Faktor-Faktor yang mendorong terbentuknya lembaga sosial, antara lain sebagai
berikut:

1. Adanya keinginan untuk mewujudkan keadaan hari esok yang lebih baik serta
menjamin kelangsungan hidup masyarakat.
2. Adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik kebutuhan
mendasar, kebutuhan sosial maupun kebutuhan integratif.
3. Untuk mewujudkan efisiensi kerja dari setiap individu yang dapat
didelegasikan kapada lembaga-lembaga sosial tertentu untuk mewakilinya.

Proses terbentuknya Lembaga Kemasyarakatan :


Proses pembentukan lembaga kemasyarakatan disebut sebagai proses
institusionalisasi, artinya suatu proses yang dilewati oleh suatu norma kemasyarakatn
yang baru utnuk menjadi bagian dari salah satu lembaga kemasyarakatan. Proses
pembentukan lembaga kemasyarakatan berasal dari perialaku manusia yang lama
kelamaan menjadi perilaku masyarakat yang disebut tata kelakuan atau adat istitadat.
Perilaku perorangan

Proses Proses
Institusionalisasi Kebiasaan Hibitualisa
si
(Habit/falksways)

Proses
Tata kelakuan, adat istiadat
Tipifikasi
(Tipe)

Dari gambar diatas terjadi :


1. Proses Habitualisasi, yaitu proses menjadikan suatu perilaku manusia menjadi
kebiasaan (kebiasaan orang perorang). Perilaku tersebut diulang-ulang karena
menguntungkan bagi pelakunya. Karena diulang-ulang, perilaku itu akhirnya
memiliki pola tertentu sehingga mudah diketahui dan dibayangkan.
2. Proses tipifikasi, yaitu proses penerimaan atau pembenaran suatu kebiasaan
oleh sejumlah orang tertentu. Bila kebiasaan mendapat mengakuan dari
sekelompok orang tertentu maka terbentuklah tipe yaitu kebiasaan yang
berlaku untuk sekelompok orang tertentu. Tipe inilah yang disebut dengan
lembaga kemasyarakatan.

Timbulnya institusi social dapat terjadi melalui 2 cara yaitu :

1. Secara Tidak Terencana


2. Secara Terencana

 Secara Tidak Terencana


Secara tidak terencana maksudnya adalah institusi itu lahir secara bertahap dalam
kehidupan masyarakat, biasanya hal ini terjadi ketika masyarakat dihadapkan pada
masalah atau hal-hal yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang
sangat penting.

Contohnya adalah dalam kehidupan ekonomi , dimasa lalu , untuk memperoleh suatu
barang orang menggunakan system barter , namun karena dianggap sudah tidak
efisien dan menyulitkan , maka dibuatlah uang sebagai alat pembayaran yang diakui
masyarakat, hingga muncul lembaga ekonomi seperti bank dan sebagainya.

 Secara Terencana
Secara terencana maksudnya adalah institusi muncul melalui suatu proses perncanaan
yang matang yang diatur oleh seseorang atau kelompok orang yang memiliki
kekuasaan dan wewenang. Contohnya lembaga transmigrasi yang dibuat oleh
pemerintah sebagai cara untuk mengatasi permasalahan kepadatan penduduk.

Singkat kata bahwa proses terbentuknya lembaga social berawal dari individu
yang saling membutuhkan . Saling membutuhkan ini berjalan dengan baik kemudian
timbul aturan yang disebut norma kemasyarakatan. Norma kemasyarakatan dapat
berjalan baik apabila terbentuk lembaga social.

Para ilmuan sosial hingga saat ini masih berdiskusi tentang penggunaan istilah yang
berhubugnan dengan ”seperangkat aturan/ norma yang berfungsi untuk anggota
masyarakatnya”. Istilah untuk menyebutkan seperangkat aturan/ norma yang
berfungsi untuk anggota masyarakatnya itu, terdapat dua istilah yang digunakan,
yaitu ”social institution” dan ”lembaga kemasyarakatan”. Mana yang benar? Tentu
semunya tidak ada yang salah, semuanya benar.

Ciri-ciri Lembaga Kemasyarakatan :


Sebuah lembaga memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Formalitas, merupakan ciri lembaga sosial yang menunjuk kepada adanya


perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan,
prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
2. Hierarkhi, merupakan ciri lembaga yang menunjuk pada adanya suatu pola
kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang
tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih
tinggi daripada anggota biasa pada lembaga tersebut.
3. Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya lembaga sosial
memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak
langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
4. Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu lembaga lebih
lama daripada keanggotaan orang-orang dalam lembaga itu.

Menurut Gillin dan Gillin lembaga kemasyarakatan mempunyai beberapa ciri umum,
antara lain :
1. Suatu lembaga kemasyarakatan adalah suatu organisasi pola-pola pemikiran
dan pola-pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas
kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.
2. Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri semua lembaga
kemasyarakatan
3. Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu
4. Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan
5. Lambang biasanya merupakan ciri khas lembaga kemasyarakatan
6. Suatu lembaga kemasyarakatan mempunyai suatu tradisi tertulis atau yang tak
tertulis.
Tipe-tipe Lembaga Kemasyarakatan :
Tipe-Tipe Lembaga Sosial adalah sebagai berikut:

 Berdasarkan Perkembangannya dalam masyarakat:

1. Crescive Institution : Tidak sengaja tumbuh dalam masyarakat melainkan


karena adat istiadat masyarakat tertentu. contohnya lembaga perkawinan.
2. Enacted Institution : Sengaja dibentuk dalam masyarakat. contohnya
lembaga pendidikan.

 Berdasarkan kepentingannya dalam masyarakat

1. Basic Institution : lembaga sosial yang penting keberadaannya dalam


masyarakat. contohnya lembaga pendidikan dan lembaga keluarga.
2. Subsidiary Institution : lembaga sosial yang tidak terlalu penting. contohnya
rekreasi.

 Berdasarkan penerimannya dalam masyarakat

1. Approved/ Sanctioned Institution : diterima masyarakat. contohnya lembaga


pendidikan.
2. Unsanctioned Institution : tidak diterima masyarakat. contohnya pelacuran.

 Berdasarkan popularitasnya

1. General Institution : dikenal dunia secara luas. contohnya lembaga agama.


2. Restricted Institution : dikenal hanya oleh kalangan tertentu saja. contohnya
lembaga agama Islam, Kristen, Hindu dll.

 Berdasarkan tujuannya

1. Operative Institution : didirikan untuk tujuan tertentu. contohnya lembaga


industri.
2. Regulative Institution : didirikan untuk mengawasi masyarakat. contohnya
lembaga hukum dan kejaksaan.

Jenis-Jenis Lembaga Sosial


Setelah membahas tentang tipe-tipe lembaga sosial, selanjutnya akan dibahas lagi
tentang jenis-jenis lembaga sosial secara mendalam sebagai berikut :

 Lembaga Keluarga
Lembaga keluarga adalah merupakan lembaga yang penting. Di masyarakat mana pun
keluarga merupakan kebutuhan manusia yang universal dan menjadi pusat terpenting
dari kegiatan dalam kehidupan individu. Lembaga keluarga juga dapat digolongkan
menjadi lembaga primer, karena para anggotanya saling mengadakan kontak langsung
dan adanya keintiman dari para anggotanya.
Lembaga keluarga memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Fungsi pengaturan keturunan


2. Fungsi sosialisasi atau pendidikan
3. Fungsi ekonomi atau unit produksi
4. Fungsi pelindung atau proteksi
5. Fungsi penentuan status
6. Fungsi pemeliharaan
7. Fungsi afeksi.

 Lembaga Agama
Lembaga agama adalah merupakan salah satu lembaga penting yang mengatur
kehidupan manusia. Menurut Durkheim (1966) agama adalah suatu sistem terpadu
yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci.
Kepercayaan dan praktik tersebut mempersatukan semua orang beriman ke dalam
suatu komunitas moral yang dinamakan umat.

Lembaga Agama berfungsi sebagai berikut :

1. Sumber pedoman hidup bagi Individu maupun kelompok.


2. Mengatur tata cara hubungan manusia dengan manusi dan manusia dengan
tuhan.
3. Merupakan tuntutan tentang prinsip benar ataub salah untuk menghindari
perilaku menyimpang.
4. Pedoman untuk mengungkapkan rasa kebersamaan yang mewajibkan untuk
selalu berbuat baikdengan sesamanya dan lingkungannya.
5. Pedoman perasaan keyakinan.
6. Pedoman keberadaan.
7. Pengungkapan keindahan.
8. Pedoman reaksi dan hiburan.
9. Memberikan identiras kepada manusia sebagai bagian dari suatu agama.

 Lembaga Ekonomi
Lembaga ekonomi adalah sarana yang distandarisasi untuk memlihara ketertiban
dalam proses produksi dan distribusi barang serta jasa. Menurut Jonathan M. Turner,
yang dimaksud lembaga ekonomi adalah sekelompok status sosial, norma umum dan
peran relatif stabil dan saling berhubungan di sekitar pengumpulan sumber-sumber
daya produksi dan distribusi barang serta jasa.

Secara umum fungsi manifes (nyata) lembaga ekonomi adalah mengatur hubungan
antar pelaku ekonomi dan meningkatkan produktivitas ekonomi semaksimal mungkin.
Lembaga ekonomi juga berfungsi untuk mengatur distribusi serta pemakaian barang
dan jasa yang diperlukan bgi kelangsungan hidup manusia. Selain fungsi yang telah
disebutkan di atas.

lembaga Ekonomi juga memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Memberi pedoman untuk mendapatkan bahan pangan.


2. Memberi pedoman untuk melakukan pertukaran barang/barter.
3. Memberi pedoman tentang harga jual beli barang.
4. Memberi pedoman untuk menggunakan tenaga kerja.
5. Memberi pedoman tentang cara pengupahan.
6. Memberi pedoman tentang cara pemutusan hubungan
7. Memberi identitas diri bagi masyarakat.

 Lembaga Politik
Aristoteles menyebut lembaga politik sebagai polis atau asosiasi politik yang
diartikannya sebagai asosiasi politik yang diartikannya sebagai asosiasi yang paling
berdaulat yang mampu memenuhi kebutuhan sendiri. Dengan demikian istilah
lembaga pemerintahan, politik, negara, maksudnya sama dan disebut sebagai lembaga
politik, karena dalam istilah politik sudah tercakup istilah pemerintah,
negara,kekuasaan, kebijaksanaan, dan sebagainya.

Lembaga politik pada dasarnya selalu memiliki empat fungsi, yaitu :


1. Fungsi pemaksaan norma (enforcement norms).
2. Fungsi merencanakan dan mengarahkan ( planning and direction).
3. Fungsi menengahi pertentangan kepentingan (arbitration of conflicting
interest)
4. Fungsi melindungi masyarakat dari serangan musuh dari luar.

 Lembaga Pendidikan
Kebutuhan akan intensitas pengetahuan atau pendidikan pada tiap masyarakat tertentu
berbeda, pada msyarakat sederhana, pengetahuan dan keterampilan seseorang cukup
di dapat atau diperoleh dari keluarga atau kerabatnya. Namun sejalan dengan
perkembangan zaman, kebutuhan manusia bertambah pula. Dikenalnya pembagian
kerja yang menuntut keahlian tertentu dalam berbagai proses produksi mendorong
masyarakat untuk memperdalam pengetahuannya. Sehingga dibentuklah lembaga
pendidikan formal sebegai pelengkap lembaga pendidikan non-formal.

Fungsi lembaga pendidikan ialah sebagai berikut :


1. Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
2. Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan prbadi dan bagi
kepentingan masyarakat.
3. Melestarikan kebudayaan.
4. Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.

Dan fungsi laten dari lembaga pendidikan adalah sebagai berikut :

1. Mengurangi pengendalian orang tua.


2. Menyediakan sarana untuk pembangkangan.
3. Mempertahankan sistem kelas sosial.
4. Memperpanjang masa remaja.

Cara mempelajari Lembaga Kemasyarakatan :


1. Analisis histories, bertujuan meneliti sejarah timbulnya dan perkembangan
suatu lembaga kemasyaraktan tertentu.
2. Analisis komparatif, bertujuan menelaah suatu lembaga kemasyarakatan
tertentu dalam pelbagai masyarakat berlainan ataupun pelbagai lapisan social
masyarakat tersebut.
3. Analisis fungsional. Menalisa hubungan antara lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang terdapat dalam suatu masyarakat tertentu dengan
penekanan pada fungsionalnya.
KELOMPOK KEMASYARAKATAN
“Group” (kelompok) di definisikan sebagai sejumlah orang yang berinterksi
bersama-sama dan memiliki kesadaran keanggotaan yang didasarkan pada kehendak
perilaku yang disepakati.
Dalam mempelajari kelompok para sosiolog telah mengidentifikasi tiga tipe
pokok, yaitu :
1. Memandang kelompok sebagai orang-orang yang berkumpul secara fisik.
2. Sejumlah orang yang memiliki kesamaan karakteristik tertentu
3. Sejumlah orang yang memiliki pola inteaksi tertentu yang berlangsung terus
menerus dan melembaga.
Manusia memiliki naluri untuk hidup bersama dengan orang lain yang disebut
dengan gregariousness dan karena itu manusia disebut sebagai social animal ( hewan
social). Didalam hubungan manusia dengan manusia lainnya yang paling penting
adalah reaksi yang timbul akibat dari hubungan-hubungan tadi. Manusia sejak
dilahirkan mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu :
1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya
(masyarakat).
2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Untuk dapat menysesuaikan diri dengan keinginan-keinginan tadi maka manusia
menggunakan fikiran, perasaan dan kehendaknya. Manusia bekerja dan mencapai apa
yang diinginkan bersama dengan manusia lain. Kesemuanya itu pada akhirnya akan
menimbulkan kelompok-kelompok social atau social group yang merupakan
himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama.
Apakah setiap suatu kesatuan manusia dapat dikatakan sebagai suatu kelompok?
Untuk itu diperlukan beberapa persyaratan tertentu, antara lain :
1. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari
kelompok yang bersangkutan
2. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang
lainnya.
3. Ada suatu factor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antara mereka
bertambah erat.
4. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
5. Bersistem dan berproses.
TIPE-TIPE KELOMPOK SOSIAL :
Tipe kelompok social dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut atau dasar pelbagai
criteria ukuran. Georg Simmel mengambil ukuran besarnya jumlah anggota kelompok,
bagaimana individu mempengaruhi kelompoknya, serta interaksi social dalam
kelompok tersebut. Hal ini dimulai dengan ukuran terkecil yaitu satu orang sebagai
focus hubungan social yang dinamakan monad, kelompok yang terdiri dari dua orang
atau dyad, kelompok yang terdiri dari tiga orang atau triad yang selanjutnya pada
kelompok yang lebih besar.
Sebagai ukuran lainnya diambil derajat interaksi social atau
kepentingan-kepentingan dalam kelompok tersebut, selanjutnya dilihat juga dari
kepentingan wilayah. Kelompok-kelompok social terdiri dari kelompok yang
terorganisir dengan baik ada pula yang hampir-hampir tidak terorganisi sama sekali.

Adakalanya dasar untuk membedakan kelompok social adalah factor-faktor


sebagai berikut :
1. Kesadaran akan jenis yang sama
2. Adanya hubungan social
3. Orientasi pada tujuan yng sudah ditentukan

Tipe-tipe kelompok social yang muncul :


1. Kategori statistik adalah pengelompokan atas dasar ciri tertentu yang sama,
misalnya kelompok umur.
2. Katagori social meruapakan kelompok individu yang sadar akan ciri-ciri yang
dimiliki bersama, misalnya IDI
3. Kelompok social, misalnya keluarga
4. Kelompok tidak teratur, yakni berkumpulnya orang-orang di satu tempat pada
waktu yang sama, karena pusat perhatian yang sama, misalnya orang-orang
yang antri tiket
5. Organisasi formal, yaitu setiap kelompok yang dibentuk untuk mencapai
tujuan tertentu, dan telah ditentukan terlebih dahulu, misalnya birokrasi.

Dalam kasus-kasus tertentu seseorang boleh memilih kelompok dimana dia ingin
menjadi anggotanya. Keadaan seperti ini bisa dinamakan kelompok sukarela. Namun
pada suatu saat seseorang mungkin didudukkan sebagai anggota kelompok tertentu
tanpa diberi kesempatan untuk memilih sendiri. Keadaan demikian dinamakan
kelompok paksaan. (tidak berdasarkan atas kesukarelaan).

KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL DIANTARANYA :


KELOMPOK SOSIAL YANG TERATUR :
In group dan out group :
Dalam proses sosialisasi orang mendapatkan pengetahuan antara “kami’
dengan “mereka”. Dan kepentingan suatu kelompok social serta sikap-sikap yang
mendukungnya terwujud dalam pembedaan kelompok-kelompok social tersebut yang
dibuat individu. Kelompok social dimana individu mengidentifikasikan dirinya
merupakan in-group nya. In Group ini terdiri dari sejumlah orang yang dalam
kehadirannya membuat seseorang merasa serasi seperti berada ditempat sendiri. Rasa
ke”kita”an yang berkembang umumnya merupakan hasil pengalaman-pengalaman
yang sama-sama dimiliki. Batasan-batasan yang membedakan antara anggota dan non
anggota bisa bersifat formal ataupun non formal. Sikap dalam in-group pada
umumnya didasarkan pada factor simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat
dengan anggota kelompok.
Out group terdiri dari sejumlah orang dimana masing-masing orang tersebut
merasa kurang memiliki kepentingan yang sama, bahkan ada kemungkinan bahwa
orang-orang ini tidak merasa sebagai anggota kelompok. Anggota-anggota kelompok
luar sering bersifat stereotype (klise). Out Group sering ditandai dengan suatu
kelainan yang berwujud antagonisme atau antipati.

Primary Group dan secondary group


Menurut Charles Horton Cooley, kelompok primer adalah kelompok yang
ditandai dengan ciri-ciri kenal mengenal antara anggota-anggotanya serta kerja sama
yang erat yang bersifat pribadi. Sebagai hasil hubungan yang erat dan bersifat pribadi
adalah peleburan individu-individu ke dalam kelompok, sehingga tujuan inividu
menjadi tujuan kelompok., misalnya keluarga.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa kelompok pimer adalah kelompok kecil
yang bersifat agak langgeng dan berdasarkan saling kenal mengenal secara pribadi
antar sesama anggotanya.
Ciri pokok dari kelompok primer adalah meliputi kontak yang bersifat langsung,
intim, tatap muka diantara anggotanya, ikatan perasaan yang kuat, ikatan kasih sayang
yang tetap, bertahan dan kuat.
Kelompok sekunder adalah kelompok besar yang terdiri dari banyak orang,
hubungannya tak perlu berdasarkan kenal mengenal secara pribadi, dan sifatnya juga
tidak begitu langgeng, misalnya suatu bangsa.
Kelompok sekunder pasti di dahului dengan kelompok primer dan memiliki
beberapa ciri kelompok primer yaitu factor tujuan dan derajat kelanggengan tertentu.
Ciri kelompok sekunder adalah sedikit sekali ikatan perasaan antar anggotanya, non
permanen, sering diadakan rapat bagi tujuan-tujuan praktis tertentu, dan hampir tidak
ada hubungan tatap muka diantara anggotanya.

Gemeinschaft (Paguyuban) dan Gesellschaft (Patembayan)


Seorang sosiaolog Jerman , Ferdinand Tonnies mengemukakan konsep
“Gemeinschaft” dan “Gesellschaft” untuk membedakan dua jenis hubungan
kemasyarakatan yang berlainan.
Istilah “Gemeinschaft” dianggap sebagai pengganti “Community” suatu
hubungan yang ditandai dengan ikatan yang dekat, intim dan interpersonal, saling
berkepentingan secara tulus terhadap kesejahteraan satu sama lain, serta saling
percaya satu sama lain dan kerja sama. Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan
bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan
bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan
rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Kehidupan tersebut juga bersifat
nyata dan organis. Di dalam Gemeinschaft terdapat suatu kemauan bersama, ada suatu
pengertian serta juga kaidah-kaidah yang timbul dengan sendirinya dari kelompok
tersebut. Bentuk hubungan Gemeinschaft terutama dapat dijumpai dalam keluarga,
Rukun tetangga dsb. Suatu Paguyuban (Gemeinschaft) mempunyai beberapa ciri
pokok, yaitu :
1. Intimate, hubungan menyeluruh yang mesra
2. Private, Hubungan yang bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang
saja.
3. Exclusive, hubungan tersbut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk
orang-orang lain diluar “kita”

Ada tiga tipe paguyuban, yaitu :


1. Paguyuban karena ikatan darah (Gemeinschaft by blood) yaitu paguyuban
yang merupakan ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau keturunan.
2. Paguyuban karena tempat (Gemeinschaft of place ) yaitu suatu paguyuban
yang terdiri dari orang-orang yang berdekatan tempat tinggal, sehingga dapat
saling tolong menolong.
3. Paguyuban karena jiwa-fikiran (Gemeinschaft of mind) merupakan suatu
paguyuban yang terdiri dari orang-orang yang walaupun tak mempunyai
hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, tetapi mereka
mempunyai jiwa dan fikiran yang sama, ideologi yang sama.

Hubungan “Gessellschaft” adalah hubungan yang ditandai oleh persaingan,


kepentingan pribadi, efisiensi, kemajuan dan spesialisasi. Hubungan Gesellschaft
merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat
sebagai suatu bentuk dalam fikiran belaka. Serta struktunya bersifat mekanis. Bentuk
Gesellschaft terutama terdapat dalam hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan
timbal balik.

Formal Group dan informal group

Formal Group adalah kelompok yang mempunyai peraturan yang tegas dan dengan
sengaja diciptakan oleh para anggotanya untuk mengatur hubungan antara
anggota-anggotanya.

Informal group tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau pasti.
Kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan yang berulang kali dan itu
menjadi dasar bagi bertemunya kepentingan dan pengalaman yang sama.
Contoh Klik (clique) suatu kelompok kecil tanpa struktur formal yang sering timbul
dalam kelompok besar.

Membership Group dan Reference Group


Membership Group merupakan kelompok dimana setiap orang secara fisik
menjadi anggota kelompok tetapi ada batasan-batasan yang tidak dapat dilaksanakan
secara mutlak.

Reference Group adalah kelompok social yang menjadi acuan bagi seseorang
(bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. H.H.Kelley
dkk mengemukakan adanya dua type umum dari reference group, yaitu :
1. Tipe normatif (normative type) yang menentukan dasar-dasar kepribadian
seseorang
2. Tipe perbandingan (comparation type) yang merupakan pegangan bagi
individu didalam menilai kepribadian.

Reference Group dianggap penting bagi seseorang sebagai model untuk membuat
ketetapan dan evaluasi tentang dirinya. Antara membership group dan reference
group tidak bisa dipisahkan secara mutlak.

Kelompok Therapeutik dan Encounter :


Kelompok therapeutic terdiri dari orang-orang yang memiliki penderitaan atau
persoalan yang sama dan bersatu untuk memperoleh santuan atau bantuan berharga
dalam usahanya mengatasi persoalan tersebut.
Kelompok encounter adalah kelompok yang terdiri dari orang-orang yang
memiliki banyak jenis kebutuhan yang berbeda yang mendorong perhatian mereka
kepada peningkatan pengetahuan lahir dan batin. Tujuan mereka adalah untuk
memahami diri mereka sendiri dengan derajat obyektifitas yang ditingkatkan,
mempertinggi kesadaran diri dan rasa saling percaya, sehingga akan merasa lebih
enak bila sedang berinteraksi dengan orang lain.

KELOMPOK SOSIAL YANG TIDAK TERATUR ;


Kerumunan (Crowd):
Berkumpulkan sejumlah orang di suatu tempat berkenaan dengan suatu obyek
atau suasana tertentu. Misalnya orang yang sedang menonton sepak bola.
Pada suasana tersebut terdapat suasana bahwa mereka bergerak sesuai dengan
kepentingannya sendiri, tujuan yang satu terlepas dari yang lain, kesamaan mereka
hanya secara kebetulan belaka.
Ukuran adanya kerumunan adalah kehadiran orang-orang secara fisik, bila
orang-orang dalam kerumunan tersebut bubar maka bubar pula kerumunan tersebut.
Jadi pada dasarnya kerumunan merupakan kelompok social yang bersifat sementara
(temporer), tidak terorganisasi, interaksi di dalamnya bersifat spontan dan tidak
terduga. Orang-orang yang hadir dan berkumpul mempunyai kedudukan social yang
sama.
Publik :
1. Publik merupakan kelompok yang bukan kesatuan.
2. Interaksi di dalamnya terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat
komunikasi ataupun pembicaraan pribadi yang berantai.
3. Jumlahnya sangat besar
4. Setiap aksi publik diprakarsai oleh kepentingan individu.
5. Lebih sadar pada kedudukan social individu
6. Lebih mementingkan kepentingan individu

MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN


Istilah community dapat diterjemahkan sebagai masyarakat setempat, istilah mana
menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku atau bangsa. Unsur-unsur perasaan
komuniti
1. Seperasaan
2. Sepenanggungan
3. Saling memerlukan

Tipe-tipe masyarakat setempat


Dalam mengadakan klasifikasi masyarakat setempat dapat digunakan empat
criteria yang saling bertautan :
1. Jumlah penduduk
2. Luas, kekayaaan dan kepadatan penduduk setempat
3. Fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat
4. Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan

Masyarakat pedesaan :
Yang dimaksud dengan masyarakat pedesaan adalah penduduk masyarakat
pedesaan yang mempunyai ciri :
1. Warga masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih
mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan
lainnya.
2. Sistem kehidupan biasanya berleompok atas dasar system kekeluargaan
3. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian.
4. Bersifat gotong royong
5. Orang tua memegang peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat

Masyarakat perkotaan
Yang dimaksud dengan masyarakat perkotaan atau urban community adalah
masyarakat kota yang tidak tertentu jumlah penduduknya. Tekanan pada “kota”
terletak pada sifat serta ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan :
1. Kehidupan keagamaan kurang dibandingkan dengan kehidupan agama di
pedesaan.
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung
pada orang lain.
3. Pembagian kerja diantara warga kota lebih tegas dan mempunyai batas-batas
nyata
4. Kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan lebih besar
5. Interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daraipada
factor pribadi
6. Lebih menghargai waktu
7. Lebih terbuka terhadap pengaruh dari luar
EVALUASI :
1. Apa yang dimaksud dengan lembaga kemasyarakatan (lembaga sosial)?
Bagaimana proses pertumbuhan lembaga sosial kemasyarakatan?
2. Bagaimana sistem pengendalian sosial terhadap lembaga kemasyarakatan?
Apa ciri-ciri umum lembaga kemasyarakatan? Bagaimana tipe-tipe lembaga
kemasyarakatan?
3. Bagaimana cara mempelajari lembaga kemasyarakatan? Bagaimana dengan
conformity dan deviation dalam lembaga kemasyarakatan?
4. Jelaskan fungsi dan manfaat lembaga sosial bagi masyarakat menurut anda,
berikan contoh
5. Apa yg di maksud dengan kelompok kemasyarakatan dan berikan contohnya
6. Dalam masyarakat akan tercipta kelompok-kelompok sosial, ada yang teratur
dan ada yang tidak teratur. Apa yang dimaksud dengan kelompok sosial yang
teratur dan kelompok sosial yang tidak teratur. Jelaskan dan sebutkan
macamnya serta berikan contoh.
7. Dalam hubungannya dengan kebudayaan, kelompok sosial memiliki peran dan
fungsi yang besar. Apa yang dimaksud dengan pernyataan tersebut!
8. Menurut anda apakah kelompok kemasyarakatan bermanfaat bagi individu?
Jelaskan jawaban anda.
9. Mengapa kelompok minoritas mendapat perlakuan eksploitatif dan
diskriminataif dan kelompok mayoritas, jelaskan
10. Apakah perbedaan In group dan out group ; Gemeinschaft (Paguyuban)
dan Gesellschaft (Patembayan), jelaskan dan berikan contoh masing-masing
kelompok

Anda mungkin juga menyukai