Himpunan norma-norma di atas, memberikan arahan atau petunjuk bagi tingkah laku
seseorang dalam berperilaku yang hidup dalam suatu masyarakat. Setiap tingkat
menunjukkan pada kekuatan yang lebih besar yang digunakan oleh masyarakat untuk
memaksa anggotanya supaya mentaati norma-norma yang terkandung didalamnya.
Dengan demikian, kebiasaan lebih mengikat daripada cara, tata kelakuan lebih
mengikat daripada kebiasaan, adat lebih mengikat daripada tata kelakuan. Kekuatan
suatu norma dapat dilihat dari kuat dan lemahnya sangsi yang dikenakan pada para
pelanggarnya. Disamping itu, dalam kehidupan masyarakat orang mempunyai
berbagai kebutuhan pokok sepeti makanan, perkawinan, perumahan, pendidikan,
keamanan, keindahan, keturunan, dan sebagainya, sehingga menimbulkan keragaman
lembaga sosial diberbagai bidang. Dari penelaahan di atas, pengertian lembaga sosial
adalah kesatuan dari adat istiadat yang dengan norma-normanya menguasai sejumlah
tindakan dan kegiatan orang-orang atau kelompok sosial. Lembaga sosial merupakan
tata abstraksi yang lebih tinggi dari kelompok, organisasi, maupun sistem sosial
lainnya. Wujud kongkrit dari lembaga sosial adalah asosiasi (assosiation), contohnya
universitas adalah lembaga sosial, maka UI, UGM, UNPAD, UNEJ, dan sebagainya
adalah assosiasi. Dalam hal ini, ada yang beranggapan baik lembaga maupun asosiasi
sebagai bentuk-bentuk organisasi sosial, yaitu sebagai kelompok-kelompok, hanya
lembaga lebih universal sifatnya dibandingkan dengan asosiasi yang lebih spesifik.
Ada juga yang berpendapat bahwa lembaga sebagai kompleks peraturan serta peranan
sosial secara abstrak, sedangkan asosiasi sebagai bentuk organisasi secara kongkrit.
Tujuan dari lembaga sosial adalah untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia.
Adapun fungsi dari lembaga sosial menurut Soerjono (2003) adalah:
1. Memberikan pedoman pada para anggotanya, bagaimana mereka harus bertingkah
laku atau bersikap dalam menghadapi masalah dalam masyarakat, terutama dalam
rangka memenuhi kebutuhankebutuhan pokok mereka.
2. Menjaga keutuhan masyarakat.
3. Meberikan pegangan pada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian
sosial (social control), artinya sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku
anggotanya.
2. ekonomi (produksi, mengumpulkan dan mendistribusikan hasil produksi, dan lainlain), antara lain mencakup pertanian, peternakan, berburu, industri, perbankan,
koperasi, dan sebagainya,
3. Pendidikan, yaitu yang menyangkut pengasuhan anak, berbagai jenjang
pendidikan, pemberantasan buta huruf, perpustakaan umum, pers, dan sebagainya.
4. Ilmu pengetahuan, meliputi pendidikan, penelitian, metodologi ilmiah, dan
sebagainya,
5. Keindahan dan rekreasi, menyangkut berbagai cabang kesenian, olah raga,
kesusateraan, dan sebagainya,
6. Agama, menyangkut peribadatan, upacara, semedi, penyiaran agama, doa, kenduri,
ilmu gaib, ilmu dukun, dan sebagainya,
7. Kekuasaan, menyangkut pemerintahan, kepartaian, demokrasi, ketentaraan dan
sebagainya,
8. Kesehatan atau kenyamanan, menyangkut kecantikan dan kesehatan, kedokteran,
pengobatan tradisional, dan sebagainya.
Penggolongan tersebut di atas tentu belum lengkap, karena di dalamnya belum
tercakup semua jenis lembaga kemasyarakatan yang mungkin terdapat dalam suatu
masyarakat. Hal-hal seperti kejahatan, prostitusi, banditisme, dan lain-lain, juga
merupakan lembaga kemasyarakatan. Disamping itu juga ada lembaga
kemasyarakatan yang memiliki sangat banyak aspek, sehingga mereka juga dapat
ditempatkan di dalam lebih dari satu golongan . Feodalisme, yang menciptakan suatu
sistem hubungan antara pemilik tanah dan penggarap, yang sebenarnya menyebabkan
terjadinya produksi dari hasil bumi, , dapat dianggap sebagai lembaga ekonomi; tetapi
sebagai suatu sistem hubungan antara pihak yang berkuasa dengan fihak yang
dikuasai, feodalisme dapat diangga sebagai lembaga politik. Selain itu dalam suatu
masyarakat terdapat banyak lembaga yang tidak secara khusus tumbuh dari dalam
adat-istiadat masyarakat yang bersangkutan, melainkan yang secara tidak disadari
ataupun secara terencana diambil dari masyarakat lain, seperti misalnya demokrasi
parlementer, sistem kepartaian, koperasi, perguruan tinggi, dan lainnya. Lembaga
asing itu pada umumnya anya dapat bertahan apabila lembaga-lembaga itu dapat
diselaraskan dengan lembaga-lembaga yang ada, kecuali apabila kegunaannya dapat
disadari dan difahami sepenuhnya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
Fungsi-fungsi diatas menyatakan bahwa apabila seseorang hendak mempelajari kebudayaan dan
masyarakat tertentu maka harus pula diperhatikan secara teliti lembaga-lembaga kemasyarakatan
di masyarakat yang bersangkutan. (soerjono soekanto,1990)
Lembaga kemasyarakatan berfungsi sebagai pedoman perilaku atau sikap tindak manusia dan
merupakan salah satu sarana untuk memelihara dan mengembangkan integrasi di dalam
masyarakat. Namun demikian, tidak semua norma di dalam masyarakat dengan sendirinya
menjadi bagian dari suatu lembaga sosial tertentu. Hal ini tergantung pada proses pelembagaan
dari norma-norma tersebut sehingga menjadi bagian dari suatu lembaga sosial tertentu.
( Soekanto dan Taneko, 1984)
Fungsi-fungsi Lembaga Sosial
Dengan melihat dua tujuan lembaga sosial, yaitu mengatur ketertiban dan pemenuhan
kebutuhan masyarakat maka untuk mewujudkan fungsi dari lembaga-lembaga sosial harus dapat
dilaksanakan. Menurut Soerjono Soekanto, lembaga sosial memiliki fungsi-fungsi sebagai
berikut:
1. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang bagaimana bertingkah laku
atau bersikap dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya.
Contoh:
1. Lembaga ekonomi memberikan aturan-aturan produksi, distribusi dan hubungan kerja.
2. Lembaga agama memberikan aturan tentang halal dan haram, baik dan buruk dan tata
cara peribadatan yang harus dilakukan oleh anggotanya.
3. Lembaga pendidikan memberikan akses bagi masyarakat untuk memperoleh pendidikan,
sesuai dengan apa yang menjadi tujuan mereka
4. Lembaga keluarga memberikan pendidikan dasar tentang norma dan aturan dasar
sosialisasi sehingga, individu mempunyai pengetahuan dasar bagaimana hidup dalam
kelompok yang lebih besar sesuai dengan tujuan masing-masing.
Jadi pada intinya, lembaga sosial berfungsi untuk mengatur kehidupan anggota-anggotanya agar
mereka dapat hidup dengan tenang, damai, dan sejahtera dengan tercapainya tujuan-tujuan
mereka.
Secara umum fungsi lembaga sosial dapat dibedakan atas dua bentuk yaitu:
1.
Fungsi manifes (nyata) adalah fungsi lembaga sosial yang disadari dan menjadi harapan
banyak orang. Contoh lembaga keluarga berfungsi sebagai tempat sosialisasi dan internalisasi
nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Lembaga ekonomi berfungsi
mengatur sistem produksi, distribusi, dan konsumsi barang yang dibutuhkan oleh anggota
masyarakat.
2.
Fungsi laten adalah fungsi lembaga sosial yang tidak disadari dan bukan menjadi tujuan
utama banyak orang. Dengan kata lain, fungsi laten adalah fungsi yang tidak tampak di
permukaan dan tidak diharapkan masyarakat, tetapi ada. Contoh dalam lembaga keluarga
perkawinan dijadikan sarana untuk menutup rasa malu dari anggapan yang mengatakan bahwa
orang yang tidak menikah berarti tidak laku. Dalam lembaga politik pemilu dijadikan sarana
untuk mendapat kekuasaan semata karena dengan ekuasaan seseorang dapat menumpuk
kekakayaan sebanyak-banyaknya.
2. Peranan Mikro
Dalam rangka aktualisasi peran sosial LSM, peranan mikro yang dapat dilakukan
antara lain memfasilitasi kelompok-kelompok masyarakat miskin dan lemah
dalam mengembangkan kemampuan, memecahkan masalah dan mengelola
sumberdaya disekitarnya menuju kemandirian ekonomi mereka. Cara-cara
tersebut dapat melalui antara lain : Kelompok ekonomi lemah terutama usaha
rakyat, buruh dan sektor informal dalam kaitannya dengan globalisasi ekonomi
dikhawatirkan tidak siap menghadapi hal ini. Mereka secara klasik memiliki
persoalan yang terkait dengan soal keuangan, 6 manajemen, teknologi dan
kelemahan pasar. Untuk itu kelompok ini harus menjadi perhatian khusus LSM.
Yang sering muncul bagi usaha kecil/pelaku ekonomi lemah adalah ungkapan
bahwa menghadapi persaingan antar pengusaha/pelaku ekonomi dalam negeri saja
sudah mengalami kesulitan, lebih-lebih bersaing dengan pengusaha/pelaku
ekonomi luar negeri yang lebih besar.
Beberapa hal yang bisa diusahakan LSM, antara lain :
1. Mengembangkan daya saing. Para pelaku ekonomi rakyat dibantu agar
mampu menghasilkan produk dan jasa dengan daya saing yang tinggi,
sehingga harus berkualitas.
2. Membantu pelaku ekonomi rakyat melepaskan diri dari isolasi. Mereka harus
masuk dalam jaringan pasar yang lebih luas dan untuk ini diperlukan kesiapan
sumberdaya manusia yang mempunyai keberanian dan percaya diri. Agar
terwujud dua hal diatas, maka LSM perlu ikut mengupayakan adanya peningkatan
sumberdaya manusia, serta perbaikan iklim usaha dan bekerja yang mampu
menunjang kegiatan profesionalitas pelaku ekonomi rakyat tersebut. Upaya
peningkatan SDM tersebut dapat dibebankan pengembangannya kepada
perusahaan besar dan pemerintah, dimana LSM menjadi jembatan antara mereka
dengan pelaku ekonomi rakyat. Ada baiknya bagi setiap perusahaan besar
diwajibkan mengadakan pelatihanpelatihan sebagai bagian dari kewajiban
pengembangan dan peningkatan SDM suatu perusahaan bagi masyarakat di
sekitarnya. Arah pelatihan terutama meliputi salah satu atau keseluruhan dari
penguasaan teknologi, aset dan permodalan, peluang pasar, dan peningkatan
penting juga karena mempunyai norma-norma yang harus dihormati dalam usaha orang
beribadat berdasarkan kepercayaan masing-masing agama. Lembaga keuangan penting
seperti bank dalam rangka mengatur lalu lintas keuangan. Lembaga pendidikan sangat
penting dalam upaya mencerdaskan masyarakat. Lembaga-lembaga kenegaraan penting
dalam rangka mengatur penggunaan kekuasan, pemerintahan, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
https://katahatimutiara.files.wordpress.com/2012/09/bab-03.pdf
https://ikaribajuwanita.files.wordpress.com/2012/05/lembaga-sosial.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30601/3/Chapter%20II.pdf
http://si.uns.ac.id/profil/uploadpublikasi/Kegiatan/195707071981031006ra
vik_5.pdf