Anda di halaman 1dari 28

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Statistik Habibullah, SE.,M.E.

MAKALAH

POPULASI DAN SAMPEL

DISUSUN OLEH:

Azwar Maulana (11820514482)

Nisa Alfiah ( 11820520765)

M. Ari Padli ( 11820514763)


Mia Hefrianti (11820524870)

Wardiatun Naimah (11820524928)

Yulisma (11820524950)

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2021

2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur pemakalah hadiahkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan dan menyusun tugas
yang telah diberikan dengan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga selalu terlimpahkan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kejahiliahan
hingga zaman sekarang ini. Pemakalah juga berterimakasih kepada Bapak Habibullah, SE,
ME yang telah memberikan tugas dan membimbing kami, sehingga pemakalah lebih tahu
tentang hal-hal yang terkait dengan sejarah dan perkembangan Statistik. Tugas ini pemakalah
buat dengan tujuan memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Statistik, juga untuk menambah
wawasan kita bersama.

Pemakalah menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah


ini. Oleh karena itu,  kritik dan saran membangun sangat pemakalah harapkan agar
kedepannya menjadi lebih baik.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pekanbaru, 20 April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Populasi...................................................................................................3
B. Teknik pengambilan contoh (Teknik Sampling).......................................................3
C. Cara Melakukan Teknik Sampling ................................................................................5
D. Cara Penentuan Besarnya Anggota Sample............................................................10
E. menghitung besarnya anggota sampel.....................................................................18
F. Kesalahan – kesalahan umum dalam menentukan besar anggota sampel..............21

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................23

B. Saran.......................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui
cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut
merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena
itu, penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah
yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran seseorang.
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi
prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan
yang paling relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian
ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui
pengumpulan dan penganalisaan data atau informasi yang diperolehnya.
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah
menentukan poulasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa
data  keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atas komunitas tertentu. Seorang
peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek
penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut.
Kemudian, peneliti akan mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh
keakuratan penelitian dan penganalisaan data terhadap objek.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan populasi?
2. Apakah yang dimaksud dengan Teknik Sampling?
3. Bagimana Cara Melakukan Teknik Sampling?
4. Bagaimana cara Penentuan Besarnya Anggota Sample?
5. Apakah yang dimaksud Teknik menghitung besarnya anggota sampel?
6. Apa Sajakah Kesalahan – kesalahan umum dalam menentukan besar anggota
sampel?

C. Tujuan Penulisan

1
1. Untuk mengetahui pengertian populasi?
2. Untuk mengetahui Apakah yang dimaksud dengan Teknik Sampling?
3. Untuk mengetahui Cara Melakukan Teknik Sampling?
4. Untuk mengetahui cara Penentuan Besarnya Anggota Sample?
5. Untuk mengetahui menghitung besarnya anggota sampel?
6. Untuk mengetahui Kesalahan – kesalahan umum dalam menentukan besar anggota
sampel?

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Populasi

Populasi ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, Baik
kuantitatif maupun kualitatif, dari pada karakteristik tertentu mengenai sekelompok
objek yang lengkap dan jelas.

Populasi dalam setiap penelitian harus di sebutkan secara tersurat yaitu yang
berkenaan dengan besarnya anggota populasi serta wilayah penelitian yang
disebababkan secara tersurat yaitu yang berkenaan dengan besarnya anggota populasi
serta wilayah penelitian yang dicakup. Tujuan diadakannya populasi ialah agar kita
dapat menentukan besarnya anggota sampel yang diambil dari anggota populasi dan
membatasi berlakunya daerah generalisasi.

Ditinjau dari banyaknya anggota populasi, Maka populasi terdiri atas : (1)
Populasi terbatas (terhingga) dan (2) Populasi tak terbatas (Tak terhingga). Namun
dalam kenyataanya populasi terhingga selalu menjadi populasi yang tak terhingga. Di
tinjau dari sudut sifatnya, Maka populasi dapat bersifat: (1) homogeny dan (2)
heterogen.

Penulisan yang menggunakan seluruh anggota populasinya disebut sampel


total atau sensus. Penggunaan ini berlaku jika anggota populasi relative kecil. Untuk
anggota populasi yang relatif besar, Maka di perlukan mengambil sebagian anggota
populasi yang di jadikan sampel. Pengambilan anggota sampel yang merupakan
sebagian dari anggota populasi tadi harus dilakukan dengan teknik tertentu yang
disebut teknik sampling. Demikian pula untuk menentukan banyaknya anggota
sampel haruslah menggunakan rumus, grafik atau tabel tertentu seperti uraian berikut
ini.

B. Teknik pengambilan contoh (Teknik Sampling)


Dalam statistika terbagi atas dua jenis yaitu statistika deskriptif dan statistika
induktif (Inferensial). Statistika Induktif (Inferensial) ialah suatu proses yang berusaha
untuk menarik kesimpulan tentang keadaan populasi berdasarkan sampel yang di
ambil dengan menggunakan metode tata cara tertentu.

3
Sampel (contoh) ialah sebagian anggota populasi yang di ambil dengan
menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling. Teknik sampling
berguna agar :
1. Mereduksi anggota populasi menjadi anggota sampel yang mewakili populasinya
(refresentatif), sehingga kesimpulan terhadap populasi dapat di pertanggung
jawabkan.
2. Lebih teliti menghitung yang sedikit dari pada yang banyak.
3. Menghemat waktu, tenaga, biaya, menghemat benda coba yang merusak.
Beberapa kriteria yang perlu di perhatikan dalam mengambil sampel adalah
sebagai berikut :
1. Tentukan dulu daerah generalisasinya, Banyak peneliti menurun mutunya karena
generalisasi kesimpulannya terlalu luas. Penyebabnya ialah karena peneliti ingin
agar hasil penelitian berlaku secara meluas dan sampel yang di pilihnya sudah
mewakili populasinya.
2. Berilah batas - batas tegas tentang sifat- sifat populasi. Populasi tidak harus
manusia. Populasi dapat dapat pula berupa benda – benda lainnya. Semua benda –
benda yang akan di jadikan populasi harus di tegaskan batas – batas
karakteristiknya, sehingga dapat menghindari kekaburan dan kebinggungaan.
3. Tentukan sumber - sumber informasi tentang populasi, ada beberapa sumber
informasi yang dapat memberi petunjuk tentang karakteristik suatu populasi.
Umpamanya di dapat dari dokumen – dokumen.
4. Pilihlah teknik sampling dan hitunglah besar anggota sample yang sesuai dengan
tujuan penelitiannya.
5. Rumuskan persoalan yang akan di teliti.
6. Tentukan/cari keterangan mengenai populasi yang akan di teliti.
7. Definisikan unit - unit, istilah yang di perlukan.
8. Tentukan unit sampling yang di perlukan.
9. Tentukan skala pengukuran yang akan di pergunakan.
10. Cari keterangan yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan di bahas.
11. Tentukan ukuran sample yang di analisis.
12. Tentukan prosedur sampling apa yang akan di pergunakan.
13. Tentukan teknik pengumpulan data yang akan di pergunakan.
14. Tentuan metode analisis apa yang digunakan.

4
15. Sediakan sarana dan prasarana yang di perlukan untuk penelitian.1

C. Cara Melakukan Teknik Sampling


Teknik sampling merupakan salah satu bagian krusial dari penelitian sosial. Dalam
riset sosial, kita tidak mungkin meneliti seluruh populasi yang menjadi subjek kajian. Bukan
hanya karena terlalu banyak, tetapi juga karena karakter populasi yang selalu dinamis. Oleh
sebab itu, peneliti menggunakan sampel ketika mengumpulkan data untuk menjawab rumusan
masalah atau pertanyaan penelitian.
Sampel merupakan bagian dari populasi. Dalam penelitian, sampel yang diambil
harus representatif. Proses pengambilan sampel yang representatif dilakukan dengan
penghitungan tertentu. Pengambilan sampel melalui perhitungan tertentu itulah yang
dinamakan teknik sampling. Dalam penelitian sosiologi dan penelitian sosial lainnya, baik
kuantitatif atau pun kualitatif, terdapat dua tipe teknik sampling. Pertama, teknik sampling
yang pengambilannya berbasis probabilitas. Kedua, teknik sampling yang
pengambilannya tidak berbasis probabilitas.
1. Teknik sampling probabilitas (probability sampling technique)
Teknik ini dinamakan probabilitas karena dalam proses pengambilannya
ada peluang yang sama yang dimiliki individu untuk mendapakan kesempatan
menjadi sampel penelitian. Terdapat setidaknya empat macam teknik yang
bisa dilakukan peneliti untuk mendapatkan sampel melalui teknik probabilitas,
antara lain:

 Sampling acak (simple random sampling)


 Sampling sistematik (systematic sampling)
 Sampling terstratifikasi (stratified sampling)

 Sampling klaster (cluster sampling)2

a. Simple random sampling


Teknik sampling ini dianggap sebagai teknik dasar dalam statistik. Untuk
mengumpulkan random sample, pertama-tama peneliti memberi nomor urut
pada setiap populasi dengan cara membuat daftar. Masing-masing individu
memiliki nomor yang berbeda. Setelah semua nomor terkumpul. Peneliti
mengacak secara random nomor berapa saja yang muncul. Individu dengan
1
Husaini Usman, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm 181
2
Bagus Sumargo. Teknik Sampling,(Jakarta, UNJ Press,2020).hlm. 23-27.

5
nomor yang muncul itulah yang menjadi sampel penelitian. Contohnya, misal
seorang peneliti memiliki daftar 100 orang populasi dan ingin memilih 10 orang
untuk menjadi sampel. Pertama, semua orang dalam populasi ditandai dengan
nomor 1-100. Nomor tersebut lalu diacak. Pengacakan bisa meniru model arisan
atau sekarang bisa menggunakan aplikasi acak nomor. 10 individu yang
nomornya keluar menjadi sampel penelitiannya. Teknik ini biasanya digunakan
pada populasi yang homogen. Misal seseorang ingin meneliti tentang proses
belajar di kelas dalam satu kelas. Total muridnya berjumlah 100 orang. Peneliti
tersebut bisa mewawancarai secara mendalam 10 orang sebagai sampel.

b. Systematic sampling

Teknik sampling ini dilakukan secara sistematis dengan proses awal yang
random. Pada mulanya, mirip dengan random sampling, peneliti memberi
nomor seluruh populasi. Daftar nomor populasi tersebut diurutkan, lalu urutan
nomor dalam daftar diacak. Setelah diacak, pada setiap perhitungan tertentu,
satu sampel diambil, dihitung lagi, satu sampel diambil lagi untuk diteliti.
Begitu seterusnya sampai jumlah sampel sesuai dengan rencana awal.

Sebagai contoh, seorang peneliti ingin meneliti pola konsumsi mahasiswa


Fakultas Ekonomi di suatu universitas. Jumlah total populasinya 1000
mahasiswa. Peneliti ingin melakukan survei pada 100 mahasiswa saja. Teknik
sampling yang dilakukan, pertama-tama peneliti merencanakan, misal sampel
yang diambil adalah daftar nomor urut ke 10 dan kelipatannya (20,30,40, dst
sampai 1000), lalu peneliti mengacak daftar 1000 nomor yang semula
berurutan. Setelah diacak, dilihat kembali, mereka yang namanya berada di
urutan nomor 10 dan kelipatannya diambil sebagai sampel.3

c. Teknik Pengambilan Sampel


Secara umum, Teknik Pengambilan Sampel dilakukan dengan cara yang
bermacam-macam, tergantung dari jenis penelitian yang hendak dilakukan.
Secara garis besar, teknik dari pengambilan sampel terbagi menjadi 2 kelompok
yaitu :

 Probability Sampling (Random Sample)

3
Eriyanto. Teknik Sampling Analisis Opini Publik, (Yogyakarta: LKiS.Yogyakarta, 2007). Hlm,18-21.

6
 Non- Probability Sampling (Non-Random Sample).

Nah, dibawah ini terdapat penjelasan dari kedua metode tersebut yaitu sebagai
berikut

1. Probability Sampling
Probability Sampling adalah salah satu metode pengambilan
sampel yang dilakukan secara random atau acak. Dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel ini, maka semua anggota
populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel
dari suatu penelitian.
Secara umum, metode ini masih terbagi lagi menjadi beberapa jenis yang
lebih signifikan, yaitu antara lain sebagai berikut :
a) Simple Random Sampling
Simple Random Sampling adalah sebuah teknik pengambilan
sampel yang dilakukan dengan memberikan kesempatan yang sama bagi
sluruh anggota populasi untuk menjadi sebuah sampel penelitian. Cara
pengambilan dengan metode ini yaitu menggunakan nomor undian.
Namun, terdapat 2 asumsi mengenai metode dari pengambilan
sampel secara Simple Random Sampling. Pendapat pertama mengatakan
bahwa setiap nomor undian yang sudah terpilih harus dikembalikan lagi,
sehingga setiap sampel akan memiliki presentase yang sama.
Sedangkan, pendapat kedua mengatakan bahwa tidak dibutuhkan
pengembalian nomor undian pada pengambilan sampel dengan
menggunakan metode ini. Namun, yang paling sering dipakai adalah
Simple Random Sampling dengan pengembalian.
b) Systematic Random Sampling
Metode Systematic Random Sampling ini menggunakan data
interval didalam memilih sampel penelitian yang akan digunakan.
Misalnya, didalam suatu penelitian membutuhkan 10 sampel dari 100
orang, maka jumlah kelompok intervalnya adalah 100 : 10 = 10. Nah,
selanjutnya responden tersebut dibagi ke dalam masing-masing
kelompok, lalu akan diambil secara acak dari tiap kelompoknya.
Contohnya seperti pengambilan sampel yang dilakukan pada
setiap orang ke-10 yang datang ke puskesmas. Jadi, setiap orang yang

7
datang ke puskesmas di urutan 10, 20, 30 dan seterusnya maka itulah
yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian.

c) Stratified Random Sampling


Metode Stratified Random Sampling adalah salah satu teknik yang
digunakan untuk mengambil sampel dengan berdasarkan pada tingkatan
tertentu. Misalnya seperti melakukan penelitian mengenai motivasi kerja
pada manajer tingkat atas, manajer tingkat menengah dan juga manajer
tingkat bawah. Proses pengacakan tersebut harus diambil dari masing-
masing kelompok.
d) Cluster Random Sampling
Cluster Sampling adalah salah satu teknik yang digunakan untuk
menentukan sebuah sample secara berkelompok. Pengambilan sampel
dari jenis ini dilakukan berdasarkan dengan kelompok atau area tertentu.
Tujuan dari penggunaan metode Cluster Random Sampling ini yaitu
untuk melakukan penelitian mengenai suatu hal terhadap bagian-bagian
yang berbeda di dalam sebuah instansi.
Misalnya seperti, melakukan penelitian terhadap kepuasan pasien
di ruang rawat inap, ruang IGD, dan juga ruang poli di RS A dan lain
sebagainya.
e) Multi Stage Sampling
Multi stage sampling merupakan kombinasi dari teknik yang
digunakan untuk pengambilan sampel yang dilakukan secara acak
bertingkat. Pertama, populasi akan dibagi ke dalam beberapa klaster.
Nah klaster tersebutlah yang nantinya akan dikelompokkan kedalam
strata berdasarkan dengan persamaannya. Didalam satu strata, satu atau
bahkan lebih klaster akan dipilih secara acak. Proses ini akan terus
berlanjut hingga klaster tidak dapat dibagi lagi atau sudah menemukan
hasil akhirnya.
2. Non-probability Sampling Technique
Teknik sampling nonprobabilitas adalah salah satu teknik pengambilan
sample yang ditentukan sendiri oleh seorang peneliti atau berdasarkan dengan
hasil dari pertimbangan seorang pakar. Terdapat beberapa jenis cara
pengambilan sampel secara nonprobabilitas, yaitu sebagai berikut
a) Convenient Sampling

8
Convenient sampling merupakan salah satu teknik pengambilan
sampel yang sangat mudah untuk digunakan, sebab pengambilan sampel
akan dilakukan berdasarkan dengan ketersediaan dari partisipan yang
mau terlibat dalam sebuah penelitian.
Tidak sedikit seorang peneliti yang sangat mengandalkan teknik
ini, hal tersebut dikarenakan pelaksanaannya yang lebih mudah, biaya
yang lebih murah, dan juga tidak memakan waktu yang cukup lama.

b) Quota Sampling

Apabila ingin menggunakan metode quota sampling, maka


seorang peneliti harus menerapkan standard sebelumnya. Sehingga
ia bisa memilih sampel yang akan digunakan untuk
merepresentasikan populasi. Proporsi dari karakteristik yang ada
dalam sampel harus sama dengan populasi yang ada.

c) Purposive Sampling

Dalam teknik ini, seorang peneliti bisa memberikan penilaian


terhadap siapa yang sebaiknya berpartisipasi didalam sebuah
penelitian. Seorang peneliti dapat secara tersirat memilih subjek
yang dianggap representatif terhadap suatu populasi.

Teknik pengambilan sampel jenis ini umumnya digunakan


oleh media ketika akan meminta pendapat dari publik mengenai
suatu hal. Media tersebut akan memilih siapa subjek yang
dianggap dapat mewakili publik.

Kelebihan dari purposive sampling yaitu waktu dan juga


biaya yang digunakan lebih efektif. Sedangkan, kelemahannya
ketika seorang peneliti salah memilih subjek yang representatif.

d) Snowball Sampling

Snowball sampling merupakan salah satu teknik


pengambilan sampel yang sangat sering digunakan ketika populasi
penelitian sangat sulit untuk ditemukan atau langka.

Oleh karena itulah, pengambilan sampel juga akan menjadi


sangat sulit untuk dilakukan. Langkah pertama yang harus

9
dilakukan dalam pengambilan sampel ini yaitu dengan hanya
memilih satu sampel dari populasi.

Tujuan utama dari pengambilan sampel

1) Untuk mendapatkan data yang lebih akurat, namun masih


ada kaitannya dengan populasi yang menjadi sasaran suatu
penelitian.
2) Bertujuan untuk memberikan informasi yang berhubungan
dengan populasi yang ingin diteliti.
3) Dapat dijadikan sebagai pedoman atau acuan didalam
mengambil suatu keputusan.4

D. Penentuan Besarnya Anggota Sample


a. Definisi
Populasi adalah wilayah generalisasi berupa subjek atau objek yang diteliti
untuk dipelajari dan diambil kesimpulan. Sedangkan sampel adalah sebagian dari
populasi yang diteliti.
Dengan kata lain, sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai
perwakilan dari populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari
sampel dapat digeneralisasikan pada populasi.
Penarikan sampel diperlukan jika populasi yang diambil sangat besar, dan
peneliti memiliki keterbatasan untuk menjangkau seluruh populasi maka peneliti
perlu mendefinisikan populasi target dan populasi terjangkau baru kemudian
menentukan jumlah sampel dan teknik sampling yang digunakan.5
b. Ukuran Sampel
Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun
acuan tabel yang dikembangkan para ahli.  Secara umum, untuk penelitian
korelasional jumlah sampel minimal untuk memperoleh hasil yang baik adalah
30, sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah sampel minimum 15 dari
masing-masing kelompok dan untuk penelitian survey jumlah sampel minimum
adalah 100. Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan acuan
umum untuk menentukan ukuran sampel :

4
Muh.Fitrah, Lutfiyah. Metodologi Penelitian. (Bojong Gendeng:cv jejak). Hlm. 162-170.
5
Istijanto. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran,hlm. 122-125.

10
a) Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian.
b) Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan
sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat
c) Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran
sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian
d) Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang
ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil
antara 10 sampai dengan 20.

Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran
tingkat ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal
tingkat kesalahan, pada penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah
5% (0,05). Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel.
Namun yang perlu diperhatikan adalah semakin besar jumlah sampel (semakin
mendekati populasi) maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan
sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel (menjauhi jumlah populasi) maka
semakin besar peluang kesalahan generalisasi. Beberapa rumus untuk
menentukan jumlah sampel antara lain :
1. Rumus Slovin (dalam Riduwan, 2005:65)

n = N/N(d)2 + 1

n = sampel

N = populasi

d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.

Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang


dikehendaki adalah 5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :

N = 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 956

2. Formula Jacob Cohen (dalam Suharsimi Arikunto, 2010:179)

6
Husein Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: PT Gramedia, 2003) hlm. 141.

11
N = L / F^2 + u + 1
Keterangan :
N = Ukuran sampel
F^2 = Effect Size
u = Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian
L = Fungsi Power dari u, diperoleh dari tabel

Power (p) = 0.95 dan Effect size (f^2) = 0.1


Harga L tabel dengan t.s 1% power 0.95 dan u = 5 adalah 19.76
maka dengan formula tsb diperoleh ukuran sampel
N = 19.76 / 0.1 + 5 + 1 = 203,6, dibulatkan 2037

3. Rumus berdasarkan Proporsi atau Tabel Isaac dan Michael


Tabel penentuan jumlah sampel dari Isaac dan Michael memberikan
kemudahan penentuan jumlah sampel berdasarkan tingkat kesalahan 1%,
5% dan 10%. Dengan tabel ini, peneliti dapat secara langsung menentukan
besaran sampel berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang
dikehendaki.
c. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang secara umum
terbagi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling.
Dalam pengambilan sampel cara probabilitas besarnya peluang atau
probabilitas elemen populasi untuk terpilih sebagai subjek diketahui. Sedangkan
dalam pengambilan sampel dengan cara nonprobability besarnya peluang elemen
untuk ditentukan sebagai sampel tidak diketahui. Menurut Sekaran (2006), desain
pengambilan sampel dengan cara probabilitas jika representasi sampel adalah
penting dalam rangka generalisasi lebih luas. Bila waktu atau faktor lainnya, dan
masalah generalisasi tidak diperlukan, maka cara nonprobability biasanya yang
digunakan.
a) Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi sampel. Teknik ini meliputi simpel random sampling, sistematis

7
Ibid, Hlm 138

12
sampling, proportioate stratified random sampling, disproportionate
stratified random sampling, dan cluster sampling
b) Simple random sampling
Teknik adalah teknik yang paling sederhana (simple). Sampel diambil
secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi.
Misalnya :
Populasi adalah siswa SD Negeri XX Jakarta yang berjumlah 500
orang. Jumlah sampel ditentukan dengan Tabel Isaac dan Michael dengan
tingkat kesalahan adalah sebesar 5% sehingga jumlah sampel ditentukan
sebesar 205
Jumlah sampel 205 ini selanjutnya diambil secara acak tanpa
memperhatikan kelas, usia dan jenis kelamin.
c) Sampling Sistematis
Adalah teknik sampling yang menggunakan nomor urut dari populasi
baik yang berdasarkan nomor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti maupun
nomor identitas tertentu, ruang dengan urutan yang seragam atau
pertimbangan sistematis lainnya.
Contohnya : Akan diambil sampel dari populasi karyawan yang
berjumlah 125. Karyawan ini diurutkan dari 1 – 125 berdasarkan absensi.
Peneliti bisa menentukan sampel yang diambil berdasarkan nomor genap
(2, 4, 6, dst) atau nomor ganjil (1, 2, 3, dst), atau bisa juga mengambil
nomor kelipatan (2, 4, 8, 16, dst)
d) Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini hampir sama dengan simple random sampling namun
penentuan sampelnya memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam
populasi.
Misalnya, populasi adalah karyawan PT. XYZ berjumlah 125.
Dengan rumus Slovin dan tingkat kesalahan 5% diperoleh besar sampel
adalah 95. Populasi sendiri terbagi ke dalam tiga bagian (marketing,
produksi dan penjualan) yang masing-masing berjumlah :

Marketing        : 15

Produksi          : 75

13
Penjualan        : 35

Maka jumlah sample yang diambil berdasarkan masing-masinng


bagian tersebut ditentukan kembali dengan rumus n = (populasi kelas / jml
populasi keseluruhan) x jumlah sampel yang ditentukan

Marketing        : 15 / 125 x 95             = 11,4 dibulatkan 11

Produksi          : 75 / 125 x 95             = 57

Penjualan        : 35 / 125 x 95             = 26.6 dibulatkan 27

Sehingga dari keseluruhan sample kelas tersebut adalah 11 + 57 + 27 = 95


sampel.

Teknik ini umumnya digunakan pada populasi yang diteliti adalah


keterogen (tidak sejenis) yang dalam hal ini berbeda dalam hal bidangkerja
sehingga besaran sampel pada masing-masing strata atau kelompok diambil
secara proporsional untuk memperoleh.

e) Disproportionate Stratified Random Sampling


Disproporsional stratified random sampling adalah teknik yang
hampir mirip dengan proportionate stratified random sampling dalam hal
heterogenitas populasi. Namun, ketidakproporsionalan penentuan sample
didasarkan pada pertimbangan jika anggota populasi berstrata namun
kurang proporsional pembagiannya.
Misalnya, populasi karyawan PT. XYZ berjumlah 1000 orang yang
berstrata berdasarkan tingkat pendidikan SMP, SMA, DIII, S1 dan S2.
Namun jumlahnya sangat tidak seimbang yaitu :

SMP    : 100 orang

SMA    : 700 orang

DIII      : 180 orang

14
S1         : 10 orang

S2         : 10 orang

Jumlah karyawan yang berpendidikan S1 dan S2 ini sangat tidak


seimbang (terlalu kecil dibandingkan dengan strata yang lain) sehingga dua
kelompok ini seluruhnya ditetapkan sebagai sampel.

f) Cluster Sampling
Cluster sampling atau sampling area digunakan jika sumber data atau
populasi sangat luas misalnya penduduk suatu propinsi, kabupaten, atau
karyawan perusahaan yang tersebar di seluruh provinsi. Untuk menentukan
mana yang dijadikan sampelnya, maka wilayah populasi terlebih dahulu
ditetapkan secara random, dan menentukan jumlah sample yang digunakan
pada masing-masing daerah tersebut dengan menggunakan teknik
proporsional stratified random sampling mengingat jumlahnya yang bisa
saja berbeda.
Contoh : Peneliti ingin mengetahui tingkat efektivitas proses belajar
mengajar di tingkat SMU. Populasi penelitian adalah siswa SMA seluruh
Indonesia. Karena jumlahnya sangat banyak dan terbagi dalam berbagai
provinsi, maka penentuan sampelnya dilakukan dalam tahapan sebagai
berikut :
Tahap Pertama adalah menentukan sample daerah. Misalnya ditentukan
secara acak 10 Provinsi yang akan dijadikan daerah sampel.
Tahap kedua. Mengambil sampel SMU di tingkat Provinsi secara acak yang
selanjutnya disebut sampel provinsi. Karena provinsi terdiri dari
Kabupaten/Kota, maka diambil secara acak SMU tingkat Kabupaten yang
akan ditetapkan sebagai sampel (disebut Kabupaten Sampel), dan
seterusnya, sampai tingkat kelurahan / Desa yang akan dijadikan sampel.
Setelah digabungkan, maka keseluruhan SMU yang dijadikan sampel ini
diharapkan akan menggambarkan keseluruhan populasi secara keseluruhan.
g) Non Probabilty Sampel
Non Probability artinya setiap anggota populasi tidak memiliki
kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel. Teknik-teknik yang

15
termasuk ke dalam Non Probability ini antara lain : Sampling Sistematis,
Sampling Kuota, Sampling Insidential, Sampling Purposive, Sampling
Jenuh, dan Snowball Sampling.
h) Sampling Kuota
Adalah teknik sampling yang menentukan jumlah sampel dari
populasi yang memiliki ciri tertentu sampai jumlah kuota (jatah) yang
diinginkan.
Misalnya akan dilakukan penelitian tentang persepsi siswa terhadap
kemampuan mengajar guru. Jumlah Sekolah adalah 10, maka sampel kuota
dapat ditetapkan masing-masing 10 siswa per sekolah.
i) Sampling Insidential
Insidential merupakan teknik penentuan sampel secara kebetulan, atau
siapa saja yang kebetulan (insidential) bertemu dengan peneliti yang
dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan akan
dijadikan sampel.
Misalnya penelitian tentang kepuasan pelanggan pada pelayanan Mall
A. Sampel ditentukan berdasarkan ciri-ciri usia di atas 15 tahun dan baru
pernah ke Mall A tersebut, maka siapa saja yang kebetulan bertemu di
depan Mall A dengan peneliti (yang berusia di atas 15 tahun) akan
dijadikan sampel.
j) Sampling Purposive
Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel. Misalnya, peneliti
ingin meneliti permasalahan seputar daya tahan mesin tertentu. Maka
sampel ditentukan adalah para teknisi atau ahli mesin yang mengetahui
dengan jelas permasalahan ini. Atau penelitian tentang pola pembinaan
olahraga renang. Maka sampel yang diambil adalah pelatih-pelatih renang
yang dianggap memiliki kompetensi di bidang ini. Teknik ini biasanya
dilakukan pada penelitian kualitatif.
k) Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah sampel yang mewakili jumlah populasi.
Biasanya dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari 100. Saya
sendiri lebih senang menyebutnya total sampling.

16
Misalnya akan dilakukan penelitian tentang kinerja guru di SMA
XXX Jakarta. Karena jumlah guru hanya 35, maka seluruh guru dijadikan
sampel penelitian.
l) Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan jumlah sampel yang
semula kecil kemudian terus membesar ibarat bola salju (seperti Multi
Level Marketing). Misalnya akan dilakukan penelitian tentang pola
peredaran narkoba di wilayah A. Sampel mula-mula adalah 5 orang Napi,
kemudian terus berkembang pada pihak-pihak lain sehingga sampel atau
responden teruuus berkembang sampai ditemukannya informasi yang
menyeluruh atas permasalahan yang diteliti.Teknik ini juga lebih cocok
untuk penelitian kualitatif.
d. Yang perlu diperhatikan dalam Penentuan Ukuran Sample
Ada dua hal yang menjadi pertimbannga dalam menentukan ukuran sample.
Pertama ketelitian (presisi) dan kedua adalah keyakinan (confidence).
Ketelitian mengacu pada seberapa dekat taksiran sampel dengan
karakteristik populasi. Keyakinan adaah fungsi dari kisaran variabilitas dalam
distribusi pengambilan sampel dari rata-rata sampel. Variabilitas ini disebut
dengan standar error, disimbolkan dengan S-x.
Semakin dekat kita menginginkan hasil sampel yang dapat mewakili
karakteristik populasi, maka semakin tinggi ketelitian yang kita perlukan.
Semakin tinggi ketelitian, maka semakin besar ukuran sampel yang diperlukan,
terutama jika variabilitas dalam populasi tersebut besar.
Sedangkan keyakinan menunjukkan seberapa yakin bahwa taksiran kita
benar-benar berlaku bagi populasi. Tingkat keyakinan dapat membentang dari 0 –
100%. Keyakinan 95% adalah tingkat lazim yang digunakan pada penelitian
sosial / bisnis. Makna dari keyakinan 95% (alpha 0.05) ini adalah “setidaknya ada
95 dari 100, taksiran sampel akan mencerminkan populasi yang sebenarnya”.8

E. Teknik menghitung besarnya anggota sampel


Teknik untuk menghitung besarnya anggota sampel secara umum dapat di
lakukan dengan dua cara yaitu :
a. Proporsi
8
Umrati Hengki Wijaya, Analisis data kualitatif, (Makassar: Sekolah tinggi Theologia Jaffray 2020). Hlm. 65.

17
Perhitungan anggota besarnya sampel dengan menggunakan cara proporsi
dapat menggunakan sejumlah rumus – rumus, namun pada kesempatan ini di
kenal tiga buah rumus untuk menghitung besarnya anggota sampel. Rumus –
rumus dan contoh penggunaannya seperti berikut 9:
z1 /2 α 2
a. n ≥ pq ( )
α

Dimana : n = jumlah anggota sampel minimal


p = Proporsi kelompok pertama

q = Proporsi kelompok kedua = (1- p)

α = Tarafsignifikasi

z 1/ 2 α = Nilai Z tabel, dan


jika α = 0,01, Maka rumus tadi akan menjadi

n ≥ pq ( 2,58
0,01 )
2

Dan jika α =0,05 , makarumus tadi akan menjadi :

n ≥ pq ( 1,98
0,05 )
2

Contoh Soal : Suatu Daerah diketahui anggota populasi penduduknya yang


berstatus sebagai PNS 400.000 orang. Diantaranya 100. 000 orang yang belum
menjalan KB secarsa efektif

Pertanyaannya: Berapa besar anggota sampel yang perlu diteliti dalam rangka
mengungkapkan partisipasi terhadap program KB?

Jawaban: Misalnya α = 0,05, maka didapatkan:

100.000
P=
400.00

= 0,25

9
Husaini Usman, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm 187

18
198
n = 0,25 (1-0,25) ( 0,05 )❑2

= 294 (dibulatkan)

Karna manusia bukan dalam bilangan pecah, maka dibulatkan menjadi 294 orang

x ❑2 NP(1− p)
b. S = 2P(1− p)

d ❑2( N −1 )−x❑

Dimana S = Banyaknya anggota sampel

N = Banyaknya anggota populasi

d = Derajat ketelitian = 1,96

x❑2= Harga table Chi-kuadrat untuk tertentu

Jika rumus tersebut diatas, digunakan untuk populasi tertentu yang sudah
diketahui jumlah anggotanya dan dengan α = 0,5 maka krejcie dan morgan telah
memberikan tabelnya yang dikenal dengan sebuah table krejcie & morgan seperti
yang tercantum dilampiran

b. Ketelitian Estimasi
a) Ketelitian Estimasi

n= ( SES x)❑ 2

Dimana n = banyak sampel

S = standar deviasi (diketahui)

SEx= Standar Eror

b) Rumus Dasar Confidensi Interval


σ
W = 2 z 1/ 2 α
√n

Dimana W = interval estimasi

2 z 1/ 2 α = standar skor untuk tertentu

19
σ = simpangan baku populasi (diketahui)

n = besarnya anggota sampel atau banyak sampel

Contoh soal

Diketahui σ❑2 = 100 w = 5 α = 0, 05

Berapa banyak sampel (n)?

Jawaban:

σ
w = 2 z 1/ 2 α
√n

2 z 1/ 2 α = z 0.025 = 1, 95

2.1,96.10
5 =
√n

2.1,96.10
√n =
5

n = 61

Sebenarnya tidakm ada aturan yang tegas mengenai berapa besarnya angota
sampel yang disyaratkan suatu peneletian. Dekinikan pula batasan apa batasan
bahwa sampel itu kecil atau besar. Yang jelas ialah jika sampelnya besar maka
biaya, tenaga, waktu yang disediakan harus besar pula. Demikian sebaliknya.
Meskipun demikian, mutu suatu penelitian tidaklah ditentukan oleh besarnya
anggota sampel yang digunakan, melainkan oleh kuatya dasar-dasar teori yang
mendukung teknik pengambilan anggota sampel tersebut. Sesungguhnya tidak
ada anggota sampel yang 100% representative, kecuali anggota sampelnya sama
dengan anggota populasinya (Total sampling)10

F. Kesalahan – kesalahan umum dalam menentukan besar anggota sampel


1. Peneliti gagal dalam menetapkan jumlah anggota populasi yang dapat di
percaya.

10
Ibid., hlm 195

20
2. Peneliti menggunakan anggota sampel yang terlalu kecil untuk setiap subgrupnya,
sehingga analisis statistika parameter tidak berlaku, pada populasi sebenarnya
cukup besar.
3. Peneliti tidak menggunakan teknik sampaling startifiet yang di syaratkan untuk
menentukan anggota sampel subgrupnya.
4. Peneliti mengubah prosedur teknik sampling.
5. Peneliti mengubah rumus untuk menghitung besarnya anggota sampel.
6. Peneliti memilih anggota sampel yang tidak sesuai dengan tujuan penelitiannya.
7. Peneliti mengurangi anggota sampel yang telah di tentukan oleh perhitungannya.
8. Peneliti memilih grup eksperimen dan grup kontrol dari populasi yang berbeda.
9. Peneliti yang memakai grup sukarela, lupa atau sengaja tidak membedakannya
grup wajib, akibatnya peneliti gagal dalam menginterpretasikan hasil
penelitiannya.
10. Peneliti tidak memberikan alasan – alasan mengapa rumus dan teknik sampling
tertentu yang ia gunakan di dalam penelitiannya itu.
11. Kekeliruan sampling biasanya terjadi karena pemeriksaan yang kurang teliti dan
lengkap terhadap populasi yang hanya di lakukan terhadap sampel serta penelitian
di lakukan dengan menggunakan prosedur yang sama.
12. Kekeliruan Nonsampling ini bisa terjadi dalam setiap penelitian, apakah itu
berdasarkan sampling atau berdasarkan sensus, penyebabnya adalah
a. Populasi tidak di definisikan sebagai mana mestinya.
b. Penyimpanan populasi tidak di pelajari.
c. Kuesioner tidak di rencakan sesuai dengan keperluan
d. Rumusan istilah tidak di pergunakan sebagai mana mestinya
e. Peneliti kurang memahami isi dari kuesioner sehingga jawaban responden
kurang sesuai dengan keinginan
f. Responden tidak memberikan jawaban yang objektif atau menolak untuk
memberikan jawaban.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang,
tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.

22
Sampel adalah bagian darui populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari
objek yang merupakan sumber data. Secara sederhana sampel dapat dikatakan,
bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi
tersebut.
Jenis-jenis populasi diantaranya Populasi berdasarkan atas jumlah, dibedakan
menjadi: Populasi terbatas (definite), dan Populasi tak terbatas (indefinite). Populasi
berdasarkan atas turunan dari populasi terbatas tetapi dengan ruang lingkupyang
lebih diersempit, yang digolongkan menjadi: Populasi teoritis, dan populasi tersedia.
Populasi berdasarkan atas variasi unsur pembentuk sumber data yaitu: Populasi
bersifat homogen, dan populasi bersifat heterogen.
Cara pengambilan sampel atau teknik sampling secara garis besar dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu  Probabillity Sampling (pengambilan sampel
bardasarkan peluang), dan Nonprobability sampling (pengambilan sampel tidak
berdasarkan peluang).

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Kami sadar makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya. Kami minta maaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan dan isi makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Husaini Usman, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm 181
Bagus Sumargo. Teknik Sampling,(Jakarta, UNJ Press,2020).hlm. 23-27.
Eriyanto. Teknik Sampling Analisis Opini Publik, (Yogyakarta: LKiS.Yogyakarta, 2007).
hlm,18-21.
Muh.Fitrah, Lutfiyah. Metodologi Penelitian. (Bojong Gendeng:cv jejak). Hlm. 162-170.

23
Istijanto. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran,hlm. 122-125.
Husein Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: PT Gramedia, 2003) hlm. 141.
Ibid, hlm.135
Umrati Hengki Wijaya, Analisis data kualitatif, (Makassar: Sekolah tinggi Theologia Jaffray
2020). hlm. 65.
Husaini Usman, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm 187
Ibid, hlm. 195

24

Anda mungkin juga menyukai