Jawaban:
1. Contoh laporan Barang Persediaan Periode Januari 2022
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PERWAKILAN PROVINSI BANGKA BELITUNG
Jalan Jenderal Sudirman Nomor 10 Pangkal Pinang 28282
Telepon (0761) 857400-39414,39415 Sentral 37362 Faksimile 35001
Nomor : LGIAT-128/PW04/1/2022
Hal : Laporan Barang Persediaan Periode Januari 2022
di Tempat
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional perkantoran. Barang persediaan
yang dikelola oleh Sub Bagian Umum Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Bangka
Belitung saat ini ada tiga macam barang persediaan berupa Alat Tulis Kantor (ATK),
obat dan alat kebersihan. Untuk mewujudkan tertib pengolahan persediaan maka
diperlukan adanya penatausahaan yang baik terhadap barang persediaan tersebut
yaitu meliputi pemeriksaan dan penerimaan barang, penyimpanan persediaan,
pengamanan dan pemeliharaan, pendistribusian, inventarisasi, penilaian, dan
penghapusan. Berikut disampaikan laporan bulanan barang persediaan periode
Januari 2022.
3. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup laporan ini meliputi semua tranksaksi atas barang persediaan baik
barang masuk dan permintaan barang keluar selama periode Januari 2022.
B. Dasar Pelaksanaan
Nota Dinas dari Kepala Subbagian Umum pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Bangka
Belitung Nomor ND-82/PW04/1/2021 tanggal 28 Januari 2022.
C. Pelaksanaan
1. Waktu dan Tempat
Transaksi atas barang persediaan diinput di aplikasi SIMAK Persediaan setiap hari dan
di akhir bulan dilakukan opname fisik terhadap barang persediaan tersebut.
2. Metode Pelaksanaan
a. Koordinasi antara pengelola barang persediaan dengan Petugas barang
persediaan dan perawat serta dokter.
b. Lalu menginput barang persediaan masuk dan keluar ke aplikasi SIMAK
Persediaan berdasarkan data dari kartu gudang yang sudah di catat oleh petugas
barang persediaan
c. Stok opname bersama antara pengelola barang dan petugas barang persediaan
untuk menguji kesesuaian antara pembukuan persediaan dengan kuantitas dan
kualitas fisik yang dilaksanakan dalam rangka akuntabilitas penatausahaan
persediaan.
D. Hasil Pelaksanaan
Hasil dari pelaksanaan opname fisik barang persediaan sampai dengan periode Januari
2022 dan rekap persediaan masuk dan keluar terlampir.
Rincian Barang Masuk (Pembelian) yaitu:
No Akun Rupiah
Total 6.443.000,00
No Uraian Rupiah
E. Penutup
Demikian Laporan Bulanan Barang Persediaan Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Bangka
Belitung periode bulan Januari 2022 disusun dalam rangka meningkatkan tertib
administrasi dan operasional dalam penatausahaan persediaan dan mencegah terjadinya
penyimpangan dalam penatausahaan persediaan
Nama
NIP
2. Arsip merupakan alat pengingat, baik bagi organisasi maupun bagi pimpinan. Oleh sebab
itu, setiap organisasi mengatur dan memelihara arsip dengan sebaik mungkin agar
memudahkan dalam penemuan kembali arsip apabila dibutuhkan sewaktu-waktu dengan
cepat dan tepat ini merupakan hal yang sangat penting, baik terhadap kehidupan organisasi
mapun untuk membutuhkan tugas pimpinan. Pemberkasan arsip adalah penempatan naskah
dalam suatu himpunan yang tersusun secara sistematis dan logis sesuai dengan konteks
kegiatannya sehingga menjadi satu berkas karena memiliki hubungan informasi, kesamaan
jenis atau kesamaan masalah dari suatu unit kerja. Pemberkasan arsip dilakukan untuk
memudahkan dalam penemuan kembali arsip dengan cepat dan tepat sehingga perlu dikelola
dengan baik. Adapun prosedur dalam pemberkasan dan penyimpanan arsip aktif, yaitu:
a. Pemeriksaan berkas. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan baha setiap arsip yang
akan diberkaskan autentik, utuh dan lengkap pada setiap proses kegiatan dan sudah
diregistrasi dan didistribusikan atau siap untuk disimpan
b. Menentukan indeks. Menentukan kata tangkap dengan membaca isi informasi arsip
untuk menentukan indeks atau judul berkas. Indeks dapat berupa nama orang, nama
lembaga/organisasi, subjek (masalah), kurun waktu.
c. Menentukan kode pemberkasan dilakukan sesuai dengan fungsi, kegiatan dan transaksi
yang dilaksanakan oleh unit kerja sesuai dengan kode klasifikasi
d. Pembuatan tunjuk silang, digunakan apabila:
- Arsip memiliki informasi dari satu pelaksanaan fungsi
- Arsip memiliki keterkaitan informasi dengan berkas lainnya yang berbeda media
seperti: peta, CD, foto, dan media lain
- Terjadi perubahan nama orang atau pegawai atau lembaga
e. Pelabelan dilakukan dengan menuliskan tanda pengenal dari berkas menggunakan
kertas label yang dilekatkan pada tab folder
f. Daftar arsip aktif meliputi daftar berkas dan daftar isi berkas
Daftar berkas berisi unit pengolah, nomor berkas, kode klasifikasi arsip, uraian
informasi arsip, kurun waktu, jumlah, dan keterangan.
Sedangkan daftar isi berkas berisi unit pengolah, nomor berkas, nomor item berkas,
kode klasifikasi, tanggal, jumlah, keterangan.
Efisiensi adalah suatu asas dasar tentang perbandingan terbaik antara suatu usaha dengan
hasilnya. Perbandingan ini dapat dilihat dari 2 segi yaitu:
1. Segi Usaha
Suatu kegiatan dapat dikatakan efisien apabila suatu hasil tertentu tercapai dengan usaha yang
sekecil-kecilnya. Pengertian “usaha” dapat dikembalikan pada 5 unsur yang dapat juga disebut
sumber-sumber kerja, yakni:
a. Pikiran
b. Tenaga
c. Waktu
d. Ruang
e. Benda, termasuk uang
Usaha huruf C adalah yang efisien karena memberikan perbandingan yang terbaik dilihat dari
sudut usaha, yaitu paling sedikit mengeluarkan 5 sumber kerja untuk mencapai hasil tertentu
yang diharapakan.
2. Segi Hasil
Suatu kegiatan dapat disebut efisien kalau dengan suatu usaha tertentu memberikan hasil yang
sebanyak-banyaknya, baik yang mengenai mutunya ataupun jumlah satuan hasil itu.
Usaha huruf C adalah yang efisien karena menunjukakan perbandingan yang terbaik ditinjau dari
sudut hasil, yaitu memberikan hasil yang paling besar mengenai jumlah atau mutunya.
Konsepsi tentang efisiensi sebagai perbandingan terbaik antara suatu usaha dengan hasilnya itu
dapat diterapkan dalam berbagai bidang, dari kehidupan pribadi yang bersifat perorangan sampai
lapangan pekerjaan yang luas. Apabila diterapkan dalam bidang kerja apapun, maka terdapatlah
efisiensi kerja.
Penelaahan dan aktivitas untuk mecapai efisiensi kerja telah lazim di sebut work simplication
(secara harfiah berarti penyederhanaan kerja) dalam kepustakaan dunia Barat. Usaha mencapai
efisiensi kerja atau work simplication di dunia Barat itu berdasarkan ide pokok bahwa “selalu
terdapat suatu cara yang lebih baik untuk melaksanakan suatu pekerjaan”. Tokoh pelopornya
antara lain seorang insinyur perindustrian Amerika bernama Allan H. Mogensen. Tokoh ini
secara sederhana merumuskan pengertian work simplification sebagai “penggunaan akal sehat
secara teratur untuk menemukan cara-cara yang lebih mudah dan lebih baik dalam melaksanakan
pekerjaan”. Dalam perkembangan selanjunya work simplication diterapakn pula pada
pelaksanaan pekerjaan tatausaha di kantor-kantor sehingga kini dikenal pula istilah “paperwork
simplication” (secara harfiah berarti penyederhanaan pekerjaan kertas). Segenap usaha
penyederhanaan dalam bidang tatausaha itu cukup kiranya dicakup dalam pengertian efisiensi
perkantoran.
Efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu kerja dengan hasil yang dicapai
oleh kerja itu. Selanjutnya bilamana sesuatu keja dianalisis, dapatlah dibedakan dalam 2 segi,
yaitu intinya dan susunannya. Intinya ialah, rangakaian aktivitas-aktivitas itu sendiri yang
wujudnya mengikuti tujuan yang hendak dicapai, sedang yang dimaksud dengan susunannya
ialah cara-cara rangkaian aktivitas itu dilakukan. Jadi, setiap kerja tertentu mencakup suatu cara
tertentu dalam melakukan setiap aktivitas, apapun tujuan dan hasil yang ingin dicapai dengan
kerja itu.
Dengan tak mengabaikan faktor-faktor lainnya yang ikut mempengaruhi suatu kerja, maka
perbandingan terbaik antara usaha dan hasilnya dalam kerja itu terutama ditentukan oleh cara
melakukan aktivitas yang bersangkutan. Jadi, efisiensi kerja pada umumnya merupakan,
perwujudan dari cara-cara kerja yang memungkinkan tercapainya perbandingan terbaik antara
usaha dan hasil, yaitu cara-cara bekerja yang efisien.
Sebagaimana yang telah disebut di awal, bahwa pengertian “usaha” dalam konsepsi tentang
efisiensi mencakup 5 unsur atau sumber kerja, yaitu pikiran (tenaga rohani), tenaga jasmani,
waktu, ruang dan material (termasuk uang).
Uang tidak dijadikan sebagai suatu unsur usaha tersendiri karena pada dasarnya uang adalah
suatu alat pengukur nilai dari benda-benda yang ada di dunia ini. Kalau diliaht uangnya itu
sendiri terlepas dari fungsinya sebagai alat pengukur dan alat penukar, maka wujudnya adalah
suatu benda juga berupa lembaran kertas atau kepingan logam.
Namun, walaupun uang dimasukkan dalam unsur benda dari sesuatu usaha, uang itu tetap
penting sebagai alat pengukur nilai setiap benda. Dalam memperbandingkan pemakaian
sejumlah benda yang berlainan dalam berbagai usaha, maka penjabaran nilai benda-benda itu
dalam jumlah harganya yang dicerminkan oleh mata uang merupakan suatu kelaziman dalam
masyarakat modern dewasa ini. Jadi, dalam membandingkan mana diantara dua usaha yang
efisien dilihat dari segi penggunaan materialnya, maka penghitungan jumlah harganya masing-
masing akan lebih memudahkan penilaian itu. Cara inilah yang kini lebih banyak dipakai
terutama dalam rangka menentukan ada atau tidaknya penghematan.
Pemakaian Pikiran
1) Pekerjaan mental yang memakai banyak pikiran sedapat-dapatnya diubah menjadi
pekerjaan semi mental atau pekerjaan yang semata-mata dapat diselesaikan dengan tenaga
jasmani saja.
Contoh:
Untuk pekerjaan-pekerjaan menghitung yang berulang kembali seperti misalnya upah buruh
harian atau harga pembelian bahan bangunan hendaknya disiapkan tabel-tabel jumla atau
perkalian sehingga tinggal membacanya dan tidak usah setiap kali menghitung. Ini akan
menghemat pikiran dan mengurangi kemungkinan membuat kesalahan di sampingnya
pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat.Pekerjaan yang terdiri dari banyak kegiatan
visual hendaknya memakai sarana yang memudahan pembacaan atau penangkapan mata itu.
Pemakai Tenaga
Gerak-gerak tangan atau tubuh lainya yang berlebih-lebihan dalam melaksanakan suatu
pekerjaan jasmani hendaknya dihindarkan.
1.Bagi setiap pekerjaan sedapat-dapatnya diusahakan agar dilakukan dengan kedua tangan
berbarengan dengan arah yang berlawanan dan setangkup.
Contoh:
Dalam menghimpun lembaran-lembaran stensil hendaknya lembaran itu tidak dijejerkan
secara memanjang diatas meja, melainkan disusun dalam bentuk setengah lingkaran di muka
pegawai dan kemudian setiap kali diambil berbarengan dengan tangan kanan maupun kiri
dari sebelah luar terus kea rah tengah sehingga kedua tangan bertemu.
2 Pada pekerjaan yang memakai jari-jari tangan, beban kerja hendaknya dibagi secara tepat
diantara masing-masing jari itu sesuai dengan kekuatannya.
Contoh:
Mengetik dengan 10 jari membagi beban kerja secara lebih merata diantara jari-jari tangan.
3. Benda dan alat kerja yang setiap stas taluaat dipakai hendaknya ditaruh dalam lingkungan
bidang kerja yang dicapai oleh tangan dengan tidak usah menggerakkan badan.
Contoh:
Potlot, jepitan keras, dan benda-benda lainnya yang sering dipakai hendaknya ditaruh dalam
kotak kecil diatas meja untuk memudahkan pemakaiannya. Demikian pula karet penghapus
dapat diikar dengan seutas tali yang ujung satu nya ditambatkan pada mesin tik sehingga
setiap kali diperlukan tidak usah mencari-cari kemana-mana. Pesawat telepon hendaknya
ditaruh diatas meja dalam batas jarak yang dapat diraih oleh tangan pejabat yang
bersangkutan dengan tidak usah berdiri atau memutarkan tubuhnya.
Pemakaian Waktu
Hari, bulan dan tahun hendaknya direncanakan pemakaiannya dengan sebaik-baiknya
sehingga tidak ada pekerjaan yang tertunda, terlambat, atau terbengkalai.
Waktu kerja hendaknya selalu produktif, yaitu tidak ada waktu yang hampir tanpa
memberikan suatu hasil kerja betapa pun kecilnya.
Contoh:
Setiap pejabat hendaknya menyusun acara dan jadwal kerja untuk setiap hari, setiap minggu
atau setiap bulan ataupun jangka waktu yang lebih panjang. Umpamanya merencanakan
setiap pagi pada satu jam yang pertama setelah tiba dikantor mempelajari persoalan-
persoalan/urusan-urusan yang sulit, 1 jam terakhgir menandatangi surat-surat, minggu
pertama dari setiap bulan menyusun laporan, akhir bulan mengadakan pemeriksaan atau
melakukan perhitungan. Dengan demikian, waktu kerja dipakai dengan sebaik-baiknya.
Pemakaian Ruang
Lalulintas warkat dalam kantor hendaknya diusahakan menempuh jarak yang terpendek
dengan menghapuskan perjalanan yang tak perlu atau mengubah letak perabotan kantor
sesuai dengan urut-urutan penyelesaian warkat itu.
Alat-alat perlengkapan kantor hendaknya ditaruh dekat pegawai-pegawai yang paling sering
mempergunakannya untuk mengurangi jarak mondar-mandir yang banyak.
Contoh:
Lemari, mesin tik dan peralatan lainnya hendaknya diletakkan terdekat dengan pegawai-
pegawai yang paling banyak memakianya untuk memelihara jarak yang paling pendek.
CONTOH-CONTOH KASUS :
1.Karyawan bernama Ranti setiap harinya datang lebih cepat dari jam masuk kantor,ia juga telah
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik setiap harinya. Iya juga merapikan dan menyiapkan
meja kerjanya, berdiskusi dengan rekan kerja yang lain serta telah menyiapkan rencana kerja hari
ini seperti membuat jurnal aktivitas semua sebelum jam kerja dimulai sehingga saat jam kerja
dimulai,Ranti dapat langsung memulai pekerjaannya.
Efisiensi Waktu
1. Contoh:
Pada Sebuah perusahaan X di berlakukan aturan jadwal masuk kerja jam 09.00 WIB. Bagian
management menugaskan 2 karyawannya untuk menuntaskan laporan hasil kerja dan pekerjaan
rutin lainnya dalam ruang lingkup yang sama. 2 karyawan ini mempunyai jarak yang sama yaitu
5 km untuk menempuh perjalanan ke perusahaan X menggunakan kendaraan dinas perusahaan.
-Karyawan yang bernama Syaref datang lebih cepat yaitu sekitar jam 07.45. Dan ia telah
menyelesaikan laporan hasil kerjanya,pekerjaan rutin tiap hari serta ia juga telah membaca koran,
berbincang dengan rekan kerja yang lain (bersosialisasi) dan telah membuat rencana kerja
-Karyawan yang bernama putra datang tepat waktu dan ia telah menyelesaikan laporan hasil
kerjanya dan pekerjaan rutin tiap harinya.
Pembahasan :
Management waktu adalah hal yang penting pada efsiensi kerja. Karyawan yang bernama
syaref bekerja lebih efisiensi dari putra,karena selain menyelesaikan tugas pokoknya.Ia juga
dapat berinteraksi dan membuat rencana kerja esok. Syaref merupakan karyawan yang
memanfaatkan waktu dilihat dari jam ia masuk kerja dan cara ia menghasilkan pekerjaannya dan
hal lain yang dilakukan selama ia berada di kantor. Padahal diantara syaref dan putra memiliki
jarak tempuh dan kendaraan perusahaan yang sama.
Efisiensi Biaya
1. Contoh
Seorang dosen mata kuliah PPE menugaskan mahasiswanya untuk mencari contoh kasus
efisiensi Waktu, Biaya, dan Tenaga dengan tempo waktu 2 minggu . Untuk menyelesaikan tugas
ini, berbagai cara di lakukan mahasiswanya. Ada mahasiswa yang menyelesaikan tugas nya
tersebut dengan menggunakan fasilitas internet, buku, dan ada juga yang merupakan hasil
pemikiran sendiri.
Pembahasan :
Mahasiswa yang pintar dan memiliki daya fikir yang mampu di gunakan pada saat yang tepat
ialah mahasiswa yang dapat berfikir sesuai nalarnya sendiri. Mereka tidak akan membuang uang
untuk membeli kuata internet atau memesan kopi untuk memanfaatkan internet. Karena soal
yang di berikan hanya merupakan contoh kasus yang terjadi di sekitar dan sudah di terangkan
sebelumnya. Mahasiswa yang menyelesaikan tugas ini dengan pemikiran sendiri ini sangat
berpengaruh pada Efisiensi biaya.
Efisiensi Tenaga
1.Contoh
Sebuah Perusahaan membuka sebuah lowongan pekerjaan di bidang akutansi. Pada tahap
penerimaan, perusahaan akan melakukan tes tulis, hitung dan wawancara. Pada tahap tes
menghitung dipersilahkan untuk 2 pelamar yang berijazah akutansi untuk masuk ke ruang tes
lalu membuat laporan keuangan dengan peralatan yang telah di persiapkan yaitu 2 laptop dengan
fasilitas yang boleh digunakan hanya word dan excel, soal yang sama, kalkulator dan waktu 30
menit.Hasil kerja yang di berikan yaitu :
- Pelamar A telah mampu membuat laporan keuangan sampai 4 bulan dengan hanya
menggunakan fasilitas excel.
- Pelamar B hanya mampu membuat laporan keuangan untuk 2 bulan dengan fasilitas yang di
gunakan kalkulator dan microsoft word.
Pembahasan :
Pada kasus ini, jelas Pelamar A sangat efisien dalam menggunakan tenaga nya, ia lebih banyak
menghasilkan laporan karena ia mengerti ilmu akutansi dan excel. Pelamar A tidak membuang-
buang tenaga untuk memencet kalkulator. Pada kasus ini,kita juga dapat menilai efektifitas
pelamar. Ia menggunakan cara atau ilmu yang tepat untuk menyelesaikan pekerjaannya