Anda di halaman 1dari 12

TUGAS-2

KODE/SKS/MATAKULIAH : ADPU4217/3SKS/ORGANISASI DAN MANAJEMEN

JURUSAN/SEMESTER/KELAS : ADMINISTRASI NEGARA/II/A

NAMA MAHASISWA/NIM : RANTI NINGSIH/044206865

UPBJJ-UT : PANGKALPINANG

NAMA DOSEN/TUTOR : NITA RYAN PURBOSARI 02001785

SOAL DAN JAWABAN

1.) Ada beberapa macam strategi yang bisa digunakan untuk menyelesaikan konflik kelompok,
berikan contoh strategi yang digunakan dalam penyelesaian konflik yang saat ini terjadi di Negara
Republik Indonesia!

Jawaban :

Strategi yang biasa digunakan untuk menyelesaikan konflik kelompok bermacam-macam,yaitu :

1. Membentuk team gerak cepat (task force)

Walaupun setiap kelompok yang konflik didorong untuk menyelesaikan konflik di antara mereka tetapi tidak mungkin
mereka meneliti secara mendalam apa yang menjadi pangkal perselisihan itu. Untuk keperluan ini biasanya dibentuk suatu
"team task force" yang bertugas untuk mengumpulkan data dan fakta yang mendukung pemecahan masalah kelompok
tersebut. Biasanya anggota-anggota tim ini diambil dari tiap-tiap kelompok supaya kerja kelompok ini sukses.

2. Mengadakan rotasi di antara kelompok

Secara berkala anggota kelompok dipindah-pindahkan dan ditukar-tukar sehingga setiap orang tidak merasa terpaut
secara mendalam kepada satu kelompok saja. Cara ini dapat di lakukan kalau tugas kelompok tidak terpaut dengan
spesialisasi. Tetapi kalau tugas ini memerlukan spesialisasi maka sulit untuk melakukan rotasi di antara kelompok. Dalam hal
ini manajemen tidak dapat seenaknya melakukan rotasi didalam organisasi.

3. Melakukan pengenalan lebih mendalam terhadap saling ketergantungan kelompok

Perselisihan antara kelompok dapat dikurangi dengan cara mengikutsertakan kelompok dalam pertemuan untuk
memecahkan masalah sehingga masing-masing kelompok memahami pula masalah yang ada diluar kelompok mereka. Cara
lain ialah mengirim utusan kelompok untuk bekerjasama dengan kelompok lain dengan dasar sementara. Maksudnya ialah
untuk memberi kesempatan kepada kelompok untuk tukar-menukar pengalaman dan pandangan serta menghilangkan
kesalahpahaman sehingga timbul keyakinan dalam dirinya bahwa kelompok lain juga berperan dan mempunyai sasaran
seperti dia.
4. Menonjolkan musuh bersama

Apabila dua kelompok sedang konflik,lalu menghadapi musuh bersama maka biasanya mereka akan berdamai dan
menyelesaikan masalah mereka supaya dapat bersatu menghadapi musuh mereka. Musuh bersama itu misalnya perusahaan
lain yang sedang mengadakan persaingan dengan perusahaan mereka. Misalnya dua kelompok sedang berdebat sengit
seakan-akan tidak mau mengalah satu sama lain. Apabila saat itu datang orang ketiga menertawakan dan mengejek
tindakan mereka yang tidak mau damai maka kedua kelompok akan beralih menentang orang ketiga tersebut yang telah
mencampuri urusan mereka. Biasanya sepeninggal orang ketiga tersebut,kedua kelompok dapat menyelesaikan konflik
mereka dengan baik.

5. Singkirkan pemimpin kelompok yang tidak disukai kelompok,dan pindahan dia keyengah-tengah pekerja yang
menyukainya sehingga dia dapat mempengaruhi kelompok dengan cara yang positif.

6. Mengubah lingkungan fisik tempat kerja untuk mengurangi tingkat interaksi diantara kelompok.

7. Melakukan latihan kepemimpinan di antara kelompok dengan tujuan untuk meningkatkan komunikasi dalam manajemen,
memperbaiki sistem motivasi organisasi, mengurangi keluhan-keluhan kelompok dan meningkatkan ketergantungan mereka
pada organisasi formal secara keseluruhan.

>CONTOH STRATEGI YANG DIGUNAKAN DALAM PENYELESAIAN KONFLIK YANG TERJADI DI INDONESIA

Contoh-contoh konflik sosial yang terjadi di Indonesia :

Indonesia yang terdiri dari beragam budaya, etnis, bahasa, dan agama rentan mengalami masalah. Jika perbedaan ini tak
disikapi dengan baik, konflik sosial rentan muncul. Berikut ini contoh-contoh konflik sosial di Indonesia dan penyebab
terjadinya.

Susvi Tantoro dalam Sosiologi (2016) menyatakan bahwa konflik sosial ketidaksepakatan tajam atau oposisi atas berbagai
kepentingan, ide, gagasan, pendapat, dan sebagainya. konflik adalah konflik yang ada dengan suatu aspek psikologis, tidak
berdampak pada fisik.

Ketidaksepakatan ini muncul apabila terdapat beberapa orang atau kelompok yang berbeda kepentingan. Karena itu, konflik
sosial dapat terjadi antarindividu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok.

Berdasarkan pengertian di atas, konflik sosial sebenarnya tidak melulu meluluhkan baku fisik atau besar hingga
menimbulkan pertumuhan darah. Pertengkaran suami dan istri juga bisa dikategorikan sebagai konflik sosial dalam taraf
kecil.

Penyebab Konflik Sosial

Terdapat banyak faktor yang memunculkan konflik sosial. Berbagai faktor itu saling terkait sehingga konflik bisa hadir.
Umumnya, konflik sosial adalah suatu gejala sosial yang lazim muncul dalam kehidupan bermasyarakat.
Berikut ini jumlah penyebab terjadinya konflik sosial di masyarakat, sebagaimana dikutip dari laman Kemdikbud .

•Adanya perspektif atau pandangan berbeda tentang hidup dan masalahnya.

•Adanya latar belakang dan karakter yang unik dari masing-masing individu atau kelompok.

•Adanya perbedaan secara kodrati antara laki-laki dan perempuan, namun tidak disikapi dengan baik sehingga muncul
konflik.

•Adanya cara hidup yang berbeda dari individu dan manusia diciptakan dengan banyak perbedaan

Contoh-contoh Konflik Sosial di Indonesia,antara lain :

Berikut ini sejumlah contoh konflik sosial yang pernah terjadi di Indonesia.

1. Pemberontakan PKI Madiun 1948

Pada tanggal 18 September 1948, Partai Komunis Indonesia (PKI) melakukan pemberontakan di Madiun. Hal ini dikarenakan
jumlah pentolan PKI tidak puas dengan pemerintahan pusat. Rencananya, Madiun dijadikan kubu pertahanan dan titik tolak
untuk menguasai seluruh RI.

Peristiwa Madiun 1948 memakan banyak korban jiwa, termasuk Gubernur Jawa Timur RM Suryo, dokter pro-kemerdekaan
Moewardi, serta beberapa petugas polisi dan tokoh agama.

2. Peristiwa Gerakan 30 September PKI 1965

Peristiwa Gerakan 30 September PKI 1965 atau G30S PKI merupakan kasus sejarah kelam bangsa Indonesia.

Kup PKI 1965 ini merupakan 7 petinggi Angkatan Darat (AD), yaitu Letnan Jenderal Ahmad Yani, Walikota Jenderal S.Parman,
Walikota Jenderal Soeprapto, Walikota Jenderal MT. Haryono, Brigadir Jenderal DI Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo
Siswomiharjo, dan Letnan Satu Pierre Andreas Tendean.

Yang lebih kelam lagi adalah peristiwa pasca G30S PKI 1965. Sekitar 500 ribu hingga 1 juta jiwa mengharapkan bantuan PKI
melayang dipersekusi massa dan tentara. Bahkan Sarwo Edhi yang mengomandoi pembunuhan melalui RPKAD menyebut
ada 3 juta korban .
3. Peristiwa Kudatuli atau Kerusuhan 27 Juli 1996

Peristiwa Kudatuli atau Kerusuhan 27 Juli 1996 adalah kasus penyerbuan kantor Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jakarta
Pusat yang menyebabkan lima orang, mengakibatkan 149 orang luka-luka, 136 ditahan, dan 23 orang hilang.

Penyebab kasus Kudatuli adalah dualisme kepemimpinan di tubuh PDI. Massa mendukung Soerjadi, bersama dengan aparat,
menyerbu kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro 58, Jakarta Pusat yang saat itu dikuasai Megawati.

4. Perang Sampit dan Madura 2001

Konflik sosial antara etnis Dayak dan Madura pada akhir 2000 hingga Februari 2001 menelan korban 500 orang Madura,
serta lebih dari 100.000 dari mereka mengungsi keluar Sampit.

5. Konflik Partai Demokrat KLB Deli Serdang

Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang adalah momen kooptasi sekelompok politikus dengan mengesahkan kepemimpinan
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Konflik sosial ini terjadi karena sekelompok politikus atas kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Kubu KLB Deli
Serdang bermaksud menggagalkan kepemimpinan AHY sekaligus mendapatkan legitimasi kepemimpinan Moeldoko. Salah
satu tujuan kooptasi ini adalah memuluskan jalan menuju Pemilu 2024.

Upaya Apa Saja yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah Konflik SARA. Berikut antara lain :

SARA merupakan akronim yang berasal dari kata Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan. Seringkali konflik ini terjadi di
tengah masyarakat Indonesia yang beragam.

Karena itu, sebagai warga negara Indonesia kita harus memahami pencegahan konflik SARA.

Mengapa konflik SARA harus dicegah? Karena ini bisa menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat Indonesia, misalnya:

- Terjadinya perpecahan di tengah masyarakat

- Rusaknya sarana dan prasarana negara- Hilang atau hancurnya harta benda masyarakat.

- Merusak nilai-nilai dan norma di masyarakat.

- Bisa mengakibatkan korban jiwa.


Upaya Pencegahan Konflik yang Bersifat SARA

1. Mendekatkan Diri pada Tuhan

Teman-teman pasti sudah tahu isi sila pancasila pertama, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa. Ini artinya kita harus
mempercayai keberadaan Tuhan.

Tiap agama memiliki ajaran untuk menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi segala hal yang dilarang oleh Tuhan.

Tuhan menciptakan keberagaman bukan untuk menjadikannya penyebab konflik dan perpecahan. Melainkan agar kita
belajar untuk saling menerima, menghargai, dan membantu antarsesama.

2. Memahami Adanya Perlindungan bagi Hak Warga Negara

Sebagai negara hukum, Indonesia juga menjamin akan memberikan perlindungan pada semua hak yang dimiliki warga
negara. Sebagai salah satu contohnya, Indonesia memberikan kebebasan pada masyarakatnya untuk memeluk agama dan
beribadah sesuai kepercayaan dan keyakinan masing-masing.

Hal itu tercatat dalam Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945, pasal 28 E.

Kemudian Indonesia juga menjamin warga negaranya terbebas dari tindakan yang sifatnya diskriminatif dan berhak
mendapat perlindungan.

Hukum itu tercatat dalam UUD 1945 Pasal 28 I Ayat 2.

3. Saling Menghargai dan Menghormati Keberagaman

Ada banyak hal yang menunjukkan sifat menghargai dan menghormati keberagaman, misalnya:

-Menghormati dan menghargai orang yang memiliki suku, budaya, asal daerah, agama, atau golongan yang berbeda dari
kita.

- Bergaul dengan siapa saja tanpa melihat latar belakang suku, budaya, agama, dan golongan.
- Mau mengenal dan mempelajari kebudayaan dan adat dari daerah lain.

4. Tidak Menyimpan Prasangka Buruk pada Orang Lain yang Berbeda

Dalam hidup bermasyarakat kita bisa bertemu dengan banyak orang. Tentunya mereka bisa saja berasal dari latar belakang
yang berbeda.

Meski berbeda, kita tidak boleh memiliki prasangka buruk pada orang atau kelompok yang memiliki perbedaan.

Sebaliknya, kita harus bisa menghargai dan menghormati perbedaan yang ada di antara masyarakat.

5. Mengamalkan Nilai-Nilai Persatuan dan Kesatuan

Berikut adalah contoh perilaku yang mengamalkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan Indonesia, yaitu:

- Menguatkan dan mengembangkan prinsip Bhineka Tunggal Ika.

- Meningkatkan rasa kekeluargaan, kebersamaan, musyawarah, gotong royong, dan lain-lain.

- Menghindari sifat atau pandangan yang bisa memicu konflik, misalnya:

a. Egoisme, yaitu mementingkan diri sendiri atau suat kelompok.

b. Sukuisme, yaitu menganggap sukunya lebih baik dari yang lain.

c. Ekstrimisme, yaitu terlalu kuat meyakini sesuatu dan sudah melewati batas wajar.

d. Primordialisme, yaitu memegang teguh hal yang diajarkan sejak kecil, bisa berupa keyakinan atau adat istiadat.

e. Etnosentrisme, yaitu pandangan yang menganggap budaya kelompoknya yang terbaik, dan merendahkan nilai dari
kelompok lain.

f. Fanatisme, keyakinan yang berlebihan terhadap sesuatu.


g. Tidak memperdulikan orang lain.

SUMBER REFERENSI : BPM ORGANISASI DAN MANAJEMEN/ ADPU4217/3SKS/MODUL 4.KEGIATAN


BELAJAR 3. HALAMAN 4.80-4.81

2.) Ada beberapa karakteristik teori modern yang dapat membedakan dengan model-model lain, Jelaskan karakteristik teori
modern tersebut, serta jelaskan pula organisasi Pemerintah Republik Indonesia sesuai atau tidak dengan karakteristik teori
modern?

Jawaban :

Dalam mengenal Teori Modern ada 9 macam karakteristik yang membedakannya dengan model-model lain yaitu:

1. Titik Pandang Sistem

Teori Modern memandang organisasi sebagai suatu sistem yang terdiri dari lima bagian dasar yaitu input, proses,
output,umpan balik, dan lingkungan. Yang penting dalam teori modern adalah pengawasan, struktur tujuan, proses operasional
sistem,sibernatik,dan bidang-bidang yang berhubungan.

2. Dinamis

Penekanan Teori Modern adalah pada dinamika interaksi yang timbul dalam struktur organisasi. Misalnya manajer
pembelian, produksi, keuangan pemasaran berdiskusi tentang peningkatan mutu produksi yang mana satu sama lain saling
mengeluarkan pendapatnya. Interaksi ini dapat terjadi di dalam struktur yang ada. Ini bertentangan dengan pandangan klasik
yang hanya menekankan pada struktur yang statis. Teori Modern tidak bermaksud menghapus struktur organisasi. Tetapi
menekankan pada proses interaksi yang terjadi dalam struktur organisasi.

3. Multilevel dan Multidimensi

Teori Modern mempertimbangkan setiap tingkat organisasi dan juga organisasi secara keseluruhan. Walaupun
demikian,mereka memahami bahwa organisasi juga mempunyai efek yang "synergistic" yaitu kemauan bagian berbeda dengan
kemauan organisasi keseluruhan. Misalnya bagian produksi menginginkan laba yang lebih besar daripada yang diinginkan
organisasi secara keseluruhan. Tetapi sebagai suatu sistem hal yang demikian tidak mungkin dilakukan karena perubahan dalam
satu unit akan menyebabkan perubahan pula pada unit yang lain. Masalah ini kadang-kadang tidak pernah akan terpecahkan
secara sempurna. Teori Modern telah memberi kesempatan untuk menyelesaikannya dengan mencoba melakukan integrasi
organisasi pada semua tingkat.

4. Multi Motivasi

Manusia bekerja termotivasi untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat ekstrinsik dan intrinsik. Sesuai dengan pendapat
Herzberg (Mitchell & Terence,1978), kebutuhan ekstrinsik adalah pemenuhan kebutuhan yang berasal dari diri manusia seperti
kebutuhan imbalan (gaji atau upah) yang wajar, kebijakan organisasi dan administrasi yang rasional, hubungan kerja yang baik,
kondisi kerja yang menyenangkan, dan keamanan kerja. Sedangkan kebutuhan intrinsik adalah pemenuhan kebutuhan yang
berasal dalam diri manusia sendiri seperti memperoleh kejayaan, pengakuan keberhasilan,mengemban tanggung jawab,dan
kemajuan.

Disamping itu teori modern berbeda dengan terori klasik dalam hal mencapai tujuan organisasi. Teosi klasik berusaha
mencapai tujuan organisasi seperti keuntungan dan semuanya dimanfaatkan untuk kepentingan empunya perusahaan atau
pemegang saham. Tetapi teori modern berusaha mencapai tujuan organisasi yaitu keuntungan, tetapi dimanfaatkan untuk
memenuhi kepentingan yang empunya perusahaan, tenaga kerja,dan masyarakat di lingkungan perusahaan. Dampaknya semua
pihak mendukung keberadaan organisasi sehingga terciptalah perasaan memiliki perusahaan ( A sense of belongingness ).

5. Probabilistik

Teosi klasik dengan Prinsip-prinsip organisasinya adalah pasti. Berbeda dengan Teori Modern cenderung menggunakan
ungkapan-ungkapan seperti mungkin,pada umumnya, biasanya,karena teori ini menganggap bahwa segala sesuatu keadaan
dapat menimbulkan berbagai kemungkinan. Teori Modern mengakui bahwa banyak variabel yang berupa pernyataan yang
bersifat perkiraan dapat dibuat menjadi suatu kepastian. Misalnya kalau hari mendung maka hujan akan turun. Tetapi ini baru
merupakan kemungkinan (probabilitas) siapa tahu mendung itu diusir oleh angin sehingga tidak jadi hujan.

6. Multidisiplin

Teori Modern membahas organisasi dan manajemen secara multidisiplin artinya menggunakan berbagai-bagai ilmu
pengetahuan dalam penganalisian yang dilakukannya. Ilmu-ilmu tersebut misalnya sosiologi, antropologi, politik, ekonomi,
psikologi, statistik,matematik,dan demografi,disamping administrasi.

7. Deskriptif

Teori Modern bersifat deskriptif artinya mencoba menggambarkan karakteristik organisasi dan manajemen. Disamping
itu Teori Modern mencoba memahami fenomena organisasi dan menyerahkan pemilihan tujuan dan metode kepada individu-
individu organisasi.

8. Multivariabel

Teori Modern cenderung mengamsumsi bahwa suatu kejadian disebabkan oleh faktor-faktor yang saling berhubungan
dan saling tergantung satu sama lain. Untuk menjelaskan ini dapat dipakai analisis matrik yang telah dikembangkan untuk
menggambarkan dan menganalisis interaksi-interaksi dan ketergantungan yang kompleks dari banyak variabel.

9. Adaptif

Pandangan Teori Sistem terhadap organisasi adalah sebagai suatu sistem adaptif. Artinya,jika organisasi ingin tetap
hidup dan berkembang dalam lingkungannya maka ia harus secara terus-menerus adaptasi atau menyesuaikan dirinya dengan
perubahan lingkungan. Jadi antara organisasi dan lingkungan saling tergantung. Kedua-duanya merupakan keseimbangan yang
dinamis. Artinya,kalau terjadi perubahan baik organisasi maupun lingkungan akan berusaha menyusun kembali komponen-
komponennya sesuai dengan keadaan.

Dalam pelaksanaan kegiatan yang ada pada organisai pastilah membutuhkan dasar pemikiran yang sering disebut dengan teori.
Teori organisasi merupakan suatu teori yang digunakan untuk menganalisis serta menentukan bagus atau tidaknya pelaksanaan
kegiatan tersebut.

Dalam teori organisasi hal-hal yang dipelajari :

Bagaimana Fungsi organisasi dijalankan.

Upaya perealisasikan visi dan misi organisasi.

Strategi yang saling mempengaruhi satu sama lain

Aliran yang paling besar mempengaruhi perkembangan teori organisasi ilah teori organisasi modern. Teori organisasi modern
disebut juga suatu teori yang memiliki multidisiplin ilmu.

Teori organisasi modern melihat bahwa semua unsur yang ada memiliki satu kesatuan yang utuh serta saling ketergantungan
satu sama lain. Akan tetapi oraganisasi tersebut kebnyakan menganut sistem yang terbuka.

Dalam pendekatan yang dilakukan oleh teori organisasi modern yaitu menganalisis lebih cepat dan tepat dalam suatu
lingkungan atau kondisi tertentu.Sedangkan di dalam teori organisasi modern juga dilandasi oleh dasar-dasar pemikiran teori
lainnya yang meliputi :

•Teori klasik

•Ilmu pengetahuan klasik

•Teori modern

Indonesia sendiri menganut teori organisasi yang sifatnya modern. Organisasi yang ada di Indonesia juga memiliki penekanan
yang spesifik secara analisis dan deskriptif. Selain itu konsep yang diberlakukan bersifat dinamis, hirzontal, dan multidinamis.

Untuk mencapai kesejahteraan yang ada pada setiap komponen perusahaan atau organisasi tentu saja dapat
mengimplementasikan teori tersebut dengan pertimbangan yang matang. Komponen atu insur yang ada pada organisasi sendiri
meliputi :

•Pria

•Kerjasama

•Tujuan bersama

•peralatan
•lingkungan

Tujuan bersama dibentuk serta dirancang sebaik mungkin. Tujuan menggambarkan apa saja yang harus dicapai. Tujuan juga
merupakan titik akhir tentang apa saja yang telah dikerjakan sesuai prosedur, program, dan pola.

SUMBER REFERENSI : BMP ORGANISASI DAN MANAJEMEN/ADPU4217/3SKS/MODUL 5. KEGIATAN BELAJAR 1.


HALAMAN 5.5-5.8

3.) Ada 6 (enam) prinsip model T-Form!, menurut pandangan anda kondisi di Pemerintah Republik
Indonesia sudah sesuai atau tidak dengan prinsip model T-Form?, jelaskan!

Jawaban :

>PRINSIP-PRINSIP MODEL T-FORM SEBAGAI BERIKUT :

1. Tingkat (hierarki) organisasi rendah dan kalau perlu di bawah top eksekutif satu tingkat saja. Dengan menggunakan T.form ini
peranan middle manager tidak diperlukan lagi karena kedudukan mereka sebagai perantara saluran komunikasi dari atas ke
bawah dan sebaliknya sudah diganti dengan IT.

2. Komunikasi antara top eksekutif dengan bawahannya tidak lagi melalui orang dengan orang tetapi diganti melalui IT
(Informational Technology). Berupa internet,atau teleconference,atau video visual. Misalnya kalau seseorang melihat gejala
yang akan merugikan organisasi,dia dapat memberdayakan dirinya dengan mengakses komputernya untuk memberitahukan ke
seluruh jajaran pimpinan tentang masalah yang dihadapi oleh organisasi. Dengan demikian mulai dari atas top eksekutif dan
semua pejabat bawahannya dapat menerima pesan itu dan dapat melihat di layar komputer siapa yang berbicara. Selanjutnya
mereka dapat mengikuti diskusi melalui IT dan dapat pula mengambil tindakan yang akan di lakukan. Dengan demikian melalui
IT orang cepat pula menyebarkan informasi ke semua pihak yang terkait dengan masalah atau gejala yang dihadapi oleh
organisasi. Penyebaran informasi melalui IT ini akan membentuk jaringan komunikasi (network) tidak hanya secara internal
organisasi tetapi juga dengan pihak eksternal yang terkait dengan tindakan yang akan di ambil.

3. Setiap pejabat tidak terikat lagi pada suatu tempat untuk rapat dan berdiskusi tetapi dimana pun mereka berada tidak lagi
menjadi halangan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan mengenai masalah Organisasi. Misalnya manajer produksi
sedang berada diluar negeri, manager marketing terhambat kemacetan lalulintas sehingga dengan mengakses komputernya
mereka dapat terlibat mengikuti rapat dan diskusi dalam jarak jauh.

4. Struktur T.form ini perlu dilengkapi dengan tenaga-tenaga ahli sebagai pemikir organisasi atau staf fungsional.

5. Sebagai tenaga pelaksana, perlu dibentuk kelompok-kelompok kerja di bawah seorang ketua kelompok yang membidangi
tugas-tugas divisi masing-masing.

Menurut pandangan saya, Indonesia sudah sesuai dengan prinsip model T. Form. Namu masih belum sempurna.

Maka dari itu harus nya Indonesia melakukan penetapan T.fom

Di antaranya adalah :

1.Melakukan perubahan sikap aparat birokrasi.

2.Mempersiapkan aparat yang bermutu tinggi.


3.Tidak memberlakukan pelayanan secara terkotak-kotak.

4.Aparat birokrasi dipersiapakan untuk mahir berkomunikasi melalui komputer.

SUMBER REFERENSI : BMP ORGANISASI DAN MANAJEMEN/ADPU 4217/3SKS/MODUL 5 KEGIATAN BELAJAR 4.


HALAMAN 5.79-5.80

Anda mungkin juga menyukai