Anda di halaman 1dari 18

KONFLIK KEKERASAN

DAN
UPAYA PENYELESAIAN

Guru Pengampu : Marlina Dwi N


Kelompok Terminating
1. Aldania Vicky A
2. M. Keizafa Yusuf A
3. Lutfi Nurul L

KELAS XI IPS 1
MA AL- MUTTAQIEN PANCASILA SAKTI
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas resume Konflik Kekerasan dan
Upaya Penyelesaian ini. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita baginda
Rasulullah SAW, yang telah membawa manusia dari alam jahiliah menuju alam yang berilmu
seperti sekarang ini.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan resume ini.
Namun, kami menyadari bahwa resume tentang Konflik Kekerasan dan Upaya
Penyelesaian ini masih ada hal-hal yang belum sempurna dan luput dari perhatian kami. Oleh
karena itu, dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca sekalian demi perbaikan resume ini ke depannya.
Besar harapan kami resume ini dapat memberikan manfaat untuk para pembaca.
KONFLIK KEKERASAN DAN UPAYA PENYELESAIAN

A. Resume Pengaruh Deferensi Sosial Dan Stratifikasi Sosial


Deferensi sosial dan stratifikasi sosial memberikan pengaruh positif dan negatif.
Pengaruh positifnya yaitu dapat menforong terjadinya di integrasi sosial. Deferensi sosial
dapat mendapatkan/menimbulkan primodialisme etnosentrisme, politik aliran dan
terjadinya konsolidasi.
1. Primodialisme
Pandangan atau paham yang menunjukkan sikap berpegang teguh pada hal-hal
yang sejak semula melekat pada diri individu, seperti suku bangsa, ras, dan agama.
Istilah primodialisme berasal dari kata “prims” yang artinya pertama dan “ordiri”
yang artinya tenunan dan ikatan. Dengan demikian dapat diartikan ikatan utama
seseorang dalam kehidupan sosial dengan hal-hal yang dilakukan sejak lahir.
Primodialisme dapat terjadi karena faktor-faktor berikut:
a. Adanya sesuatu yang dianggap istimewa oleh individu dalam satu
kelompok/perkumpulan sosial tertentu.
b. Adanya suatu sikap untuk mempertahankan keutuhan suatu kelompok
atau kesatuan sosial dari ancaman luar.
c. Adanya nilai-nilai yang terikat dengan sistem keyakinan seperti nilai
keagamaan dan pandangan.
Contoh Primodialisme:
1. Membentuk partai politik berdasarkan paham, ideologi, atau keterikatan pada
faktor-faktor seperti suku bangsa, agama, dan ras.
2. Memberikan preitositas/perilaku istimewa kepada orang-orang yang berasal dari
daerah, suku bangsa/ras tertentu.
2. Etnosentrisme
Adanya suatu sikap menilai kebudayaan masyarakat lain dengan menggunakan
ukuran-ukuran yang berlaku di masyarakat, karena yang dipakai adalah ukuran-
ukuran masyarakat, maka orang-orang akan selalu menganggap kebudayaan
memiliki nilai lebih tinggi dari kebudayaan masyarakat lain. Etnosentrisme dapat
menganggap/menghambat hubungan antara kebudayaan/bangsa dan dapat juga
menghambat proses asimilasi dan integrasi sosial.

1
Etnosentrisme juga memiliki segi-segi positif antara lain:
a. Dapat menjaga keutuhan dan kestabilan budaya.
b. Dapat mempertinggi semangat patriotisme dan kesetiaan pada negara.
c. Dapat memperteguh rasa cinta terhadap kebudayaan suatu bangsa.
Contoh etnosentrisme antara lain:
1. Adanya konflik antara suku Madura dan suku Dayak.
2. Tindakan bullying jika ada teman yang berasal dari luar daerah.
3. Terjadinya perang antara suku Asmat dan suku Dani.
3. Politik Aliran (Sektrian)
Keadaan dimana sebuah kelompok suatu organisasi tertentu dikelilingi oleh
sejumlah organisasi masa (ormas) baik teori tentang formal/informal. Konsep ini
pertama kali dikemukakan oleh Clifford Geertz dalam antropologi di Mojokerto,
Pare, Jawa Timur. Ia mengatakan bahwa ada 3 golongan tersebut memiliki aliran
yang berbeda-beda sehingga dapat curiga satu sama lain. Ia mengambil contoh partai
NU yang diikuti ormas seperti GPA dan IPNU. Dari situlah dapat mengakibatkan
perbedaan-perbedaan aliran yang dapat berpotensi dan menimbulkan konflik jika
tidak diolah dengan baik.
Pengaruh lain dari stratifikasi dan deferensiasi sosial adalah konsolidasi.
Konsolidasi adalah usaha untuk menata kembali atau memperkuat suatu himpunan
yang dinilai terancam perpecahan. Konsolidasi berasal dari kata “consolidation”
yang berarti penguatan atau pengukuhan.
Contoh politik aliran (sektrian):
1. Partai NU yang diikuti organisasi masyarakat (ormas) seperti GPA dan
IPNU yang mengakibatkan perbedaan-perbedaan aliran yang dapat
menimbulkan konflik jika tidak dapat diolah dengan baik.
2. Konflik yang terjadi antara Katholik dan Protestan di Irlandia Utara.

B. Konflik Sosial
Konflik atau pertentangan adalah suatu proses yang berlangsung dengan
melibatkan orang-orang atau kelompok-kelompok yang saling menantang dengan
ancaman atau kekerasan. Konflik dapat terjadi apabila individu atau kelompok berusaha
mencapai tujuan dengan menentang pihak lawan dengan ancaman.
Menurut Robert M.Z. Lavang (1 Maret 2000), konflik adalah perjuangan untuk
memperoleh hal-hal yang langka seperti nilai, status kekuasaan, dan sebagainya, dimana

2
tujuan mereka yang berkonflik itu tidak hanya memperoleh keuntungan saja tetapi juga
untuk menundukkan pesaingnya. Di dalam konflik terjadi suatu benturan antara berbagai
nilai dan kepentingan tertentu.
Menurut Lewis A. Coser berpendapat bahwa konflik adalah sebuah perjuangan
mengenai nilai/tuntutan atas status, kekuasaan dan sumber daya yang bersifat langka
dengan maksud menetralkan, mencederai atau melenyapkan lawan.
Menurut Soerjono Soekanto, konflik sosial merupakan suatu kondisi pertentangan
antara dua pihak untuk berupaya memenuhi tujuan dengan cara menentang pihak lawan.
Menurut Max Weber, konflik sosial merupakan suatu tindakan yang dilakukan
secara sengaja untuk melakukan keputusan satu pihak dengan cara perlawanan ke pihak
lain.
Menurut Lewis Gillm dan John Philip Gillm, melihat konflik sebagai bagian dari
proses interaksi sosial manusia yang saling berlawanan (apposihonal proces) yang
artinya adalah bagian dari sebuah proses interaksi sosial yang terjadi karena adanya
perbedaan fisik, emosi, kebudayaan, dan perilaku.
Contoh konkrit konflik antara lain:
1. Ketidaksamaan pendapat pihak satu dan pihak lainnya dalam membahas tugas.
2. Perbedaan pendapat antara pihak satu dengan pihak lainnya pada saat rapat OSIS
yang membahasa tentang Class Meeting.

Faktor penyebab konflik


Dari pengalaman dan teori, konflik yang ada para ahli menyebut sedikitnya ada 8
faktor penyebab konflik sosial. Kedelapan faktor tersebut sebagai berikut:
a. Perbedaan antar individu
Apabila saat kita melakukan adaptasi atau bahkan pertentangan karena
perbedaan karakter. Inilah yang kemudian dapat menjadi faktor penyebab
konflik sosial.
b. Perbedaan kebudayaan
Adanya perbedaan kebudayaan seharusnya disikapi dengan toleransi. Bila
tidak, hal ini bisa menjadi faktor terjadinya konflik sosial yang berkepanjangan.
c. Perbedaan kepentingan
Setiap manusia memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Perbedaan
inilah yang kemudian dapat menjadikan faktor penyebab konflik sosial.

3
d. Perubahan sosial
Perubahan sosial memang merupakan suatu kelaziman yang terjadi
sebagai dampak sosial dari proses interaksi, akan tercapai adanaya perubahan
sosial di suatu masyarakat kadang kala tidak diterima oleh semua kalangan
masyarakat. Hal ini bisa menjadi pemicu/sebab terjadinya konflik sosial.
e. Persaingan penggunaan sumber daya alam
Dalam hal persaingan dalam penggunaan sumber daya, persaingan inilah
kemudian konflik antar manusia dapat terjadi.
f. Perbedaan agama
Biasanya konflik ini memicu akibat sikat primodialisme, etnosentrisme,
kesenjangan sosial, dan tidak memiliki rasa toleran yang merembet pada agama.
g. Perbedaan nilai dan persepsi
Terkadang saat diperlukan berbeda oleh seseorang. Manusia akan
memiliki persepsi negatif, dianggap diberlakukan tidak adil padahal keadilan
sejatinya bukan berarti sama rata.
h. Perbedaan ras
Di Indonesia sendiri konflik ras sering terjadi akibat kecemburuan sikap
ras tertentu yang minoritas, tetapi memiliki akses ekonomi yang besar dan kuat.

Contoh konkret per-item:


a. Perbedaan antar individu
Perselisihan antara ketua dan skretaris dalam suatu organisasi yang
diantaranya memiliki pendapt yang berbeda.
b. Perbedaan antar budaya
Pengklaiman budaya Indonesia yang dikalim oleh negara Malaysia.
c. Perbedaan antar kepentingan
Akibat kalah saing dalam penjualan, seorang pengusaha menyebarkan
berita tidak benar terkait produk saingannya dengan tujuan agar konsumen
produk beralih mengonsumsi produkmu.
d. Perubahan sosial
Unjuk ras dilakukan oleh sekelompok orang yang menuntut bahwa hukum
yang diberlakukan oleh para koruptor tidak sesuai dengan hukum yang berlaku.
e. Persaingan penggunaan sumber daya alam
Pencurian ikan di wilayah perairan Indonesia Natuna.

4
f. Perbedaan agama
Pembubaran peribadatan di salah satu gereja oleh salah satu otonom,
dikarenakan gereja tersebut belum mengantongi izin membangun tempat
peribadatan.
g. Perbedaan nilai dan persepsi
Demo para buruh pabrik yang menuntut pemilik pabrik untuk menaikkan
upah yang selama ini mereka rasa kurang banyak untuk memenuhi kebutuhan
hidup mereka.
h. Perbedaan ras
Pembunuhan yang dilakukan ras kulit hitam di Amreika adalah sebagai
bentuk protes kekecewaan mereka akibat ras kulit putih menganggap mereka
adalah golongan rendah.

C. Kekerasan
1. Pengertian Kekerasan
Dalam KBBI kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok
yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fiisk
atau barang orang lain atau kekerasan umumnya individu/kelompok yang berinteraksi
mengabaikan norma dan nilai-nilai sosial adalah mencapai tujuan masing-masing. Teori
tentang kekerasan:
1. Faktor individual
Faktor penyebab kekerasan adalah faktor pribadi. Faktor pribadi meliputi
kelainan seperti psikopat, psikonaratif, dan lain-lain. Sedangkan faktor yang
bersifat sosial seperti rumah tangga, budaya dan media sosial/medsos.
2. Faktor kelompok
Beberapa ahli mengemukakan pandangan bahwa sikap individu cenderung
membentuk kelompok dengan mengadakan identitas berdasarkan persamaan ras,
agama/etnis. Bantuan kelompok yang berbeda sering menjadi penyebab terjadinya
kekerasa, contohnya adalah kerusakan dalam pertandingan sepak bola antara 2
kubu suporter.
3. Kekerasan sebagai tindak aktor (individu)/kelompok
Manusia melakukan kekerasan karena adanya faktor bawaaan, seperti
genetik/fisiologis.
4. Kekerasan struktural

5
Kekerasan bukan berasal dari orang tertentu melainkan terbentuk dari orang
tertentu, melainkan terbentuk dalam suatu sistem sosial. Para ahli memandang
kekerasan tidak hanya dilakukan oleh aktor/kelompok, melainkan dipengaruhi oleh
suatu struktur.
5. Kekerasan sebgai kaitan antara aktor dan struktural
a. Kekerasan terbuka (yang dapat dilihat)
b. Kekerasan tertutup (tersembunyi, berupa ancaman)
c. Kekerasan agresif (dilakukan untuk mendapatkan sesuatu, penjambretan)
d. Kekerasan desensif (dilakukan untuk melindungi diri)

2. Jenis-jenis Kekerasan
1) Kekerasan secara umum
a. Kekerasan terbuka (overt)
Kekerasan yang dapat dilihat secara nyata, misalnya perkelahian
individu, perkelahian massal (tawuran), maupun pembunuhan dan
pemerkosaan. Pelaku akan mendapatkan sansi dari masyarakat.
b. Kekerasan tertutuP (covert)
Kekerasan yang tidak terlihat secara langsung, misalnya perilaku
mengancam, ancaman menjadi efektif jika seseorang mendemonstrasikan
untuk mewujudkan ancamannya.
c. Kekerasan menyebrang (aggressive)
Kekerasan menyebrang yang dilakukan tidak untuk perlindungan, tetapi
untuk mendapatkan sesuatu. Misalnya perampokan bersenjata, penjambretan,
pembunuhan dan penganiayaan.
d. Kekerasan bertahan (defensive)
Kekerasan yang dilakukan sebagai perlindungan diri.
e. Terorisme
Terorisme adalah segala jenis kekerasan yang terinspirasi secara politik
dan dilakukan oleh sumber yang tidak resmi. Terorisme dimaksudkan suatu
kebijakan untuk menyeberang dengan teror kepada mereka dengan
menggunakan metode intimidasi.
f. Balas dendam (terenge)
Tindakan yang berkaitan dengan kesalahan di masa lalu. Tindakan ini
merupakan pembalasan dari tindakan individu lain sebelumnya.

6
g. Pembunuhan (homicide)
1) Pembunuhan legal: pembunuhan yang secara hukum dibenarkan karena
tindakan ini dilakukan untuk pembelaan diri/untuk
mempertahankanharta milik.
2) Pembunuhan kriminal: pembunuhan yang dilarang oleh hukum, dibagi
menjadi , yaitu pembunuhan (murder),
pembunuhan berencana (volentary manslaughter),
dan pembunuhan tidak berencana (involentary
manslaughter).
2) Kekerasan berdasarkan bentuknya
a. Kekerasan fisik: kekerasan nyata yang dapat dilihat, dirasakan oleh tubuh.
Contoh: penganiayaan, pemukulan dan pembunuhan.
b. Kekerasan psikologis: kekerasan yang memiliki sasaran pada rohani/jiwa
sehingga dapat mengurangi bahkan menghilangkan
kemampuan norma jiwa.
c. Kekerasan struktural: kekerasan yang dilakukan oleh individu/kelompok
denga
menggunakan sistem hukum, ekonomi/kata kebiasaan
yang ada di masyarakat.f
3) Kekerasan berdasarkan pelakunya
a. Kekerasan individual: kekerasan yang dilakukan oleh banyak individu kepada
satu/lebih individu.
b. Kekerasan kolektif: kekerasan yang dilakukan oleh banyak individu/massa.

3. Contoh kekerasan
 Kekerasan struktural
a. Korupsi c. Pembiaran intoleransi beragama
b. Peredaran narkoba di lapas
 Kekerasan terbuka
a. Perkelahian c. Tindakan pembunuhan
b. Pemukulan dan tendangan
 Kekerasan tertutup
a. Teror bom

7
b. Pengancaman terhadap seseorang dengan menggunakan surat kaleng ataupun
dikatakan secara langsung.
 Kekerasan agresif
a. Penjambretan c. Aksi begal
b. perampokan
 Kekerasan desensif
a. Melawan saat ada penjahat
 Terorisme
a. Bom gereja serentak di malam natal
b. Bom JW Marriot dan Ritz Cartton
 Balas dendam
a. Ingin membalas sakit hati karena orang lain.
b. Ingin melakukan tindak kejahatan karena telah diberi perlakuan yang jahat.
 Pembunuhan berencana
a. Pembunuhan Brigadir Joshua
 Pembunuhan tidak berencana
a. Seseorang menembak burung tetapi meleset dan terkena orang dan
meninggal.
 Kekerasan psikologis
a. Kebohongan c. Ancaman dan tekanan
b. Indoktrinasi
 Kekerasan strutural
a. Korupsi
 Kekerasan individual
a. Penganiayaan c. Pencurian
b. Pemukulan
 Kekerasan kolektif
a. Indra dan warga lainnya terlibat bentrokan dengan geng motor.

D. Pengendalian Konflik
Untuk mendalami perbedaan antara konflik dan kekerasan lebih lanjut akan
diuraikan tentang pengendalian konflik. Berikut ini bentuk-bentuk pengendalian konflik,
yaitu sebagai berikut:

8
a. Mediasi
Mediasi (mediation) yaitu penyelesaian konflik yang dilakukan dengan
menghadirkan pihak ketiga yang akan memberikan nasihat unutk dapat
menyelesaikan konflik tanpa adanya paksaan atau memihak.
Dalam hal ini, mediator akan memberikan saran untuk menyelesaikan
persengketaan tanpa adanya paksaan dari mediator. Akibatnya kedua pihak yang
bersengketa dengan suka rela mengikutinya. Jadi, peran mediator hanyalah
membantu para pihak dengan cara tidak memutus atau memaksakan pandangan
atau penilaiannya atas masalah-masalah selama proses mediasi berlangsung kepada
para pihak.
b. Negosiasi (negosiation)
Negosiasi adalah suatu prose terstruktur yang digunakan oleh pihak yang
berkonflik utnuk melakukan dialog tentang isu-isu dimana masing-masing pihak
memiliki pendapat yang berbeda. Dalam banyak kasus negosiasi berlangsung tanpa
melibatkan pihak ketiga. Tujuannya adalah untuk mencari klarifikasi tantang isu-
isu atau masalah-masalah dan mencoba untuk mencapai kesepakatan tentang cara
penyelesaiannya.
c. Konsiliasi
Konsiliasi merupakan pengendalian yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
tertentu yang memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan pengambilan keputusan-
keputusan diantara pihak-pihak yang berlawanan mengenai persoalan-persoalan
yang mereka pertentangkan.
Oleh karena itu, agar dapat berfungsi secara efektif, lembaga-lembaga
tersebut harus memenuhi sedikitnya empat hal berikut.
1) Lembaga-lembaga tersebut harus merupakan lembaga yang bersifat otonom
dan berwenang untuk mengambil keputusan tanpa campur tangan dari badan-
badan yang ada di luarnya.
2) Kedudukan lembaga-lembaga tersebut didalam masyarakat yang
bersangkutan harus bersifat monopolistis dalam arti hanya lembaga-lembaga
itulah yang berfungsi demikian.
3) Peranan lembaga-lembaga tersebut haruslah sedemikian rupa sehingga
berbagai kelompok kepentingan yang berlawanan satu sama lain merasa
terikat kepada lembaga-lembaga tersebut bersama dengan para anggotanya.

9
4) Lembaga-lembaga tersebut harus bersifat demokratis, yakni setiap pihak
harus didengarkan dan diberi kesempatan untuk menyatakan pendapt-
pendapatnya sebelum keputusan tertentu diambil.
d. Transformasi konflik
Transformasi konflik adalah usaha-usaha jangka panjang yang berorientasi
untuk mendapatkan hasil, proses dan perubahan struktural. Tujuannya
menanggulangi bentuk-bentuk kekerasan berlangsung. Budaya struktural yang
muncul melalui transformasi hubungan sosial dan promosi yang dapat membantu
menciptakan hubungan-hubungan kerja sama.
Manajemen konflik yaitu praktik mengidentifikasi konflik, menangani
konflik secar bijaksana, adil, efisien, dan mencegah konflik agar tidak lepas
kendali.
Ada tiga komponen utama dalam konflik, yaitu:
1) Kepentingan (interest), baik yang bersifat subjektif ataupun objektif.
2) Emosi (emotional), yaitu perasaan seperti kemarahan, ketakutan, dan lain-lain.
3) Nilai (value), yang seringkali sulit terukur dan tertanam pada ide dan perasaan
mengenai benar dan salah dalam mengukur/mengatur perilaku kita.
e. Arbitrasi (arbitration)
Arbitrasi yakni dimana pihak yang berkonflik bersepakat untuk menerima
atau “terpaksa” menerima keputusan pihak ketiga yang membantu mediasi kasus.
Dalam hal ini kedua pihak yang bersengketa, mereka salah satunya merugi harus
menerima keputusan dari pihak ketiga tersebut.

Jenis-jenis pengendalian konflik terebut digunakan sebagai cara pengendalian


konflik dalam skala yang luas, sehingga hal ini diupayakan untuk mengurangi timbulnya
kekerasan. Konflik merupakan hal yang relatif ada didalam masyarakat walaupun
terkadang membawa efek negatif, tetapi jika dikendalikan secara baik akan membwa hal
yang positif.

E. Perdamaian
1. Damai merupakan suatu situasi didalamnya terdapat keadaan yang aman dan
tentram, kelegaan, suka cita, persahabatan, persekutuan, kerukunan, senang dna
sebaginya yang dianggap baik dan indah dalam hidup manusia bahwa semua

10
manusia ingin hidup didalamnya, maka untuk mencapai suasana itu dibutuhkan
perencanaan dan pelaksanaan perdamaian.
2. Asal mula perdamaiandapat terlihat dengna jalinan hubungan antara individu dan
lembaga yang dihargai keragaman nilai dan mendorong pengembangan potensial
manusia yang utuh.
3. Perdamaian sebagai situasi proses
Situasi yang terjadi tidak secara stabil artinya perdamaian yang stabil relative
jarang terjadi banyak yang mengartikan perdamaian sebagai situasi/kondisi yang
tidak mengalami peperangan dan konflik.
Perdamaian yang ditandai dengna tidak adanya perang sering disebut dengan
perdamaian negatif (dingin), yang meliputi semua aspek tentang masyarakat yang
baik.
4. Jenis perdamaian
Perdamaian dibagi menjadi 3, yaitu negatif dan positif. Perdamaian positif
adalah terpenuhinya rasa aman dan keadilan ekonomi dari sistem berperilaku sampai
terhapusnya diskriminasi, etnis dan agama oleh struktur sosial, sedangkan
perdamaian negatif adalah berfokus pada tingkat adanya kekerasan langsung, seperti
perang.
5. Pemetaan konflik
Ada beberapa tujuan dalam pemetaan konflik, yaitu sebagai berikut:
a. Untuk memahami situasi dengan baik.
b. Untuk melihat hubungan diantara berbagai pihak secara jelas.
c. Untuk menjelaskan dimana letak kekuasaan.
d. Untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukan.
e. Untuk mengidentifikasi mulainya intervensi/tindakan dan masih banyak lagi.
Pemetaan konflik, yaitu memahami berbagai aspek yang tekait dengan konflik
secara mendalam. Pemetaan konflik secara mendalam. Pemetaan konflik
multidisipliner dikembangkan oleh sosiologi dari United University for Place, Amr
Abdaila yang berisi tentang pemetaan konflik sebagai berikut:
a. Saurce (sumber konflik)
b. Issues (isu-isu)
c. Praties (pihak)
d. Attitudes/feelings (sikap)
e. Behavior (perilaku)

11
f. Iniervention
g. Outcome (hasil akhir)
Dalam pemetaan konflik terdapat juga dinamika konflik sosial.
Menurut Simon Fisher, konflik meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Prakonflik, yaitu periode saat terdapt suatu ketidaksesuaian sasaran
diantara dua belah pihak.
b. Konfrontasi, yaitu konflik menjadi semakin terbuka.
c. Krisis, yaitu puncak dari konflik.
d. Pasca konflik, yaitu situasi diselesaikan dengan cara mengakhiri berbagai
konforontasi kekerasan.
Adapun berbagai upaya-upaya untuk mengatasi konflik. Upaya mengatasi
konflik dapat dilakukan dengan melakukan hal-hal seperti berikut.
a. Abandoning, yaitu meninggalkan konflik.
b. Avoiding, yaitu menghindari konflik.
c. dominating, yaitu menguasai konflik.
d. Abilinging, yaitu melayani konflik.
e. Getting help, yaitu menawari bantuan.
f. Humour, yaitu bersikap humoris.
g. Dan lain-lain
Sikap konflik yaitu menggambarkan rangkaian kejadian yang membuat siklus,
mencakup tahap kegiatan sebagai berikut:
a. Kondisi-kondisi yang mendasari
b. Manifestasi
c. Ekshalasi
d. De-eklasi
e. Terminasi
f. Hasil dan spiral
Menurut Fisher dalam konflik terdapat isu-isu krisi seperti kekuasaan, budaya,
identitas gender, hak.
a. Penyebab konflik
Ada beberapa teori penyebab konflik, yaitu:
1) Teori hubungan masyarakat
2) Teori negosiasi prinsip
3) Teori kebutuhan manusia

12
4) Teori identitas
5) Teori kesalahpahaman antar budaya
6) Teori transformasi konflik
b. Faktor penyebab konflik
Dalam konflik ada faktor-faktor yang dapat menyebabkan konflik
seperti perbedaan antar individu, kebudayaan, kepentingan, perubahan
sosial, persaingan penggunaan sumber daya, perbedaan agama, nilai dan
presesi, ras.
c. Tingkat konflik
1) Konflik intrapresonal adalah konflik internal yang terjadi dalam diri
seseorang.
2) Konflik intragup adalah konflik antar anggota dalam satu kelompok.
3) Konflik intergrup adalah konflik antar kelompok.
4) Konflik intraorganisasi adalah konflik antara bagian dalam satu
organisasi.
d. Pencegahan terjadinya konflik
Agar tidak terjadi konflik/percekcokan kita dapat perlakuan
pencegahan dengan cara seperti disiplin, melakukan pertimbangan
pengalaman dalam tahap kehidupan, berkomunikasi, mendengarkan secara
aktif. Teknik/keahlian untuk mengelola konflik.
Dalam penyelesaian konflik kita dapat menggunakan strategi-strategi
tertentu yaitu kompetisi, akomodasi, sharing, kolaborasi, dan
penginderaan.
e. Resolusi konflik
1) Dalam penyelesaian konflik terdapat beberapa tahap, tahap pertama
adalah mencari de-ekralasi, tahap kedua adalah interview kemausiaan
dan negosiasi politik, tahap ketiga adalah problem solving appean, dan
tahap keempat adalah peace building.
2) Jenis resolusi konflik
Resolusi konflik memiliki jenis-jenis seperti:
a) Dialog
b) Negosiasi
c) Mediasi
d) Peace building

13
3) Pelaksanaan resolusi konflik
a) Commitment to negotiation
b) Misperception to understanding
c) Strong ractics to cooperative tactics
d) Upwors to downword conflict spirals
e) Many to one
f) Anger to cimposore

F. Peran Mediasi Dan Pihak Ketiga Dalam Menyelesaikan Konflik Dan


Menumbuhkan Perdamaian
Salah satu bentuk akomodasi penyelesaian adalah mediasi. Mediasi merupakan
penyelesaian sengketa melalui proses perundingan/mufakat. Ciri utama mediasi adalah
perlindungan yang esensinya sama dengna proses musyawarah/konsensus. Mediasi
merupakan upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang netral
(mediator), yang tidak memiliki kesewenang-wenangan dalam mengambil keputusan dan
membantu pihak-pihak yang bersengketa untuk mencapai solusi/penyelesaian yang dapat
diterima oleh kedua pihak yang berkonflik untuk satu orang, terdapat juga 2 orang, 3
orang, atau kelompok yang lebih besar.
1. Unsur mediasi
Mediasi merupakan penyelesaian sengketa antar dua pihak melalui
perundingan/mufakat.
Unsur esensial:
a. Mediasi merupakan penyelesaian sengketa melalui perundingan berdasarkan
pendekatan mufakat/konsensus para pihak.
b. Para pihak meminta bantuan pihak lain yang bersifat tidak memihak yang
disebut mediator.
c. Mediator tidak memiliki kewenangan memutus.
2. Prinsip-prinsip pokok pendekatan
a. Mediator menjadi terlibat dan terikat dengan kedua belah pihak.
b. Kedua belah pihak harus secara sukarela sepakat untuk berpartisipasi.
c. Mediator harus bersedia bekerja dengan kedua belah pihak.
d. Penekanan pada mediasi adalah tidak berusaha untuk mendapatkan kebenaran
objektif.
e. Mediator memandu dan mengendalikan.

14
f. Berbagai pilihan untuk menyelesaikan konflik harus dari kedua belah piohak.
3. Keuntungan mediasi dalam penyelesaian sebuah konflik
a. Penyelesaian bersifat normal.
b. Pihak yang menyelesaikan sengketa adalah pihak sendiri.
c. Jangka waktu penyelesaian.
d. Biaya ringan.
e. Tidak perlu aturan pembuktian.
f. Proses penyelesaian bersifat konfidensial.
g. Hubungan para pihak bersifat kooperatif.
h. Komunikasi dan fokus penyelesaian.
i. Hasil yang dituju sama menang.
j. Bebas emosi.
4. Proses mediasi
a. Mediator melakukan beberapa langkah, yaitu membangun kepercayaan diri
menghubungi para pihak, menggali dan memberi informasi awal mediasi, dan
lain-lain.
b. Tahap pelaksanaan mediasi, yaitu pihak yang bertikai sudah berhadapan satu
sama lain.
c. Tahap implementasi hasil mediasi, yaitu tahap dimana para pihak hanyalah
menjalankan hasil-hasil kesepakatan yang telah mereka tuangkan bersama
dalam suatu perjanjian tertulis.

15
LEMBAR PENGESAHAN

Bismillahirrohmanirrohim
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Marlina Dwi Nindriatmi, S.Sos.
Jabatan : Guru Mata Pelajaran Sosiologi
Nama Madrasah : MA Al-Muttaqien Pancasila Sakti
Alamat Madrasah : Sumberejo Wangi, Troso, Karanganom, Klaten, Jawa Tengah

Menerima dan mengesahkan hasil resume kelompok Terminating.

Klaten,
Guru Pengampu

Marlina Dwi Nindriatmi, S.Sos.

16

Anda mungkin juga menyukai