Anda di halaman 1dari 21

KONFLIK SOSIAL DI MASYARAKAT

A.pengaruh diferensiasi dan startifikasi social dalam masyarakat.

Diferensiasi dan stratifikasi sosial memberikan pengaruh yang beragam dalam interaksi antarwarga
masyarakat. Diferensiasi sosial yang menggolongkan masyarakat secara horizontal dapat
menimbulkan tumbuhnya semangat primordialisme, lahirnya kelompok-kelompok sosial, dan
terjadinya masyarakat majemuk. Sedangkan stratifikasi sosila yang menggolongkan masyarakat secara
vertikal dapat menyebabkan timbulnya lambang-lambang status sosial, terbentuknya berbagai
hierarki sosial, terjadinya mobilitas sosial, dan penguasaan segmen-segmen besar dalam masyarakat.

Secara umum, diferensiasi dan stratifikasi sosial memberikan pengaruh positif dan negatif pada
masyarakat. Pengaruh positifnya, diferensiasi dan stratifikasi sosial dapat mendorong terjadinya
integrasi sosial, sedangkan pengaruh negatifnya adalah terjadinya disintegrasi sosial.

1. Diferensiasi Sosial

Pengertian diferensiasi sosial adalah perbedaan dalam masyarakat yang dipandang sebagai susunan
yang horizontal (setara). Dalam kajian diferensiasi sosial ini perbedaan bukan dipandang sebagai
masalah sosial, lantaran perbedaan dianggap sebagai naluriah kehidupan yang harus ada dalam
masyarakat.Meskipun bukan masalah sosial, akan tetapi dalam diferensiasi sosial dapat memengaruhi
kehidupan bermasyarakat. Pengaruh tersebut muncul sebagam bentuk reaksi masyarakat terhadap
perbedaan-perbedaan perbedaan sosial.

A.Pengaruh Diferensiasi Sosial dalam Masyarakat

Beberapa pengaruh diferensiasi sosial terhadap kehidupan masyarakat sebagal berikut.

• Etnosentrisme, yaitu pandangan yang cendrung menganggap kelompoknya lebih baikk


dibandingkan kelompok lain.
• Primordialisme, yaitu pandangan atau paham yang menunjukkan sikap benpegang teguh pada
hal-hal yang sejak semula melekat pada din individu. Selengkapnya, baca; Pengertian
Primordialisme, Ciri, Dampak, dan Contohnya
• Politik aIiran/sektarian, yaitu keadaan suatu kelompok atau organisas, tertentu dikelilingi atau
diikuti oleh sejumlah organisasi lain yang memiliki kesamaan pandangan dan ideologi
tertentu.
• Rasisme yaitu pandangan diskriminas, berdasarkan perbedaan fisik seperti perbedaan warna
kulit. Selengkapnya, baca; Pengertian Rasisme, Penyebab, dan Contohnya

2.Stratifikasi Sosial

Pengertian stratifikasi sosial adalah perbedaan dalam masyarakat yang memiliki susunan hirakis
(bertingkat) dalam kehidupa masyarakat. Kriteria bertingkat dalam stratifikasi sosial ini dilandasi pada
status sosial, tingkatan ekonomi, peran, politik, dan lain sebaginya.

A.Pengaruh Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat

Pengaruh stratifikasi sosial dalam kehidupan masyarakat, antara lain adalah sebagai berikut;
• Tempat tinggal. Masyarakat kelas atas biasanya mempunyal tempat tinggal mewah
menyesuaikan status sosialnya. Sebaliknya, masyarakat kelas menengah ke bawah lebih
memilih membangun numah sederhana
• Pendidikan masyarakat lapisan atas memiliki kemampuan mengakses dan meningkatkan
strata pendidikan. Sebaliknya, masyarakat kelas menengah ke bawah memilih pendidikan
yang sesuai dengan kemampuan.
• Pemenuhan kesehatan masyarakat kelas atas memiliki kemampuan ekonomi, untuk
mengakses pelayanan kesehatan terbaik. Adapun masyarakat kelas menengah ke bawah
memiliki kemampuan ekonomi untuk mengakses pelayanan kesehatan yang lebih rendah.
• Gaya hidup, Golongan kelas atas cenderung memiliki gaya hidup mewah. Sebaliknya untuk
golongan masyarakat kelas menengah ke bawah memilik, gaya hidup sederhana.
• Hobi, hobi juga memebrikan pengaruh besar dalam stratifikasi sosial, hobi berbeda dimili oleh
masyarakat kelas atas yang cederung membutuhkan banyak biaya, sedangkan untuk
masyarakat yang berada di garis ekonomi ke bawah menengah hobi yang dilakukan tidak
banyak untuk memakan biaya.
• Rekrreasi, hal yang mempengaruhi stratifikasi sosial dalam masyarakat selanjutnya, adalah
rekreasi. Rekreasi ini memiliki perbedaan yang cukup mencolok, misalnya rekreasi yang
dilakukan masyarakat ekonomi ke atas cederung membuang waktu dan membutuhkan tinggi
akan tetapi untuk masyarakat biasa hanya membutuhkan dana dan tidak membuang waktu.

B.pengertian konflik social menurut pendapat para ahli

1.Soerjono Soekanto

Menurut Soerjono Soekanto, pengertian konflik sosial adalah sebuah proses sosial antar individu atau
kelompok yang berusaha mencapai sebuah tujuan.Untuk mencapai tujuan tersebut, cara yang
dilakukan adalah dengan menantang pihak lawan dan dapat disertai ancaman maupun kekerasan.

2.Lewis A. Coser

Pengertian konflik sosial menurut Lewis A. Coser adalah sebuah perjuangan tentang sebuah nilai,
status, kekuasaan, serta sumber daya yang bersifat langka. Semua hal itu bermaksud untuk
menetralkan, mencederai maupun melenyapkan lawan.

3. Gillin Dan Gillin

Gillin bersaudara berpendapat pengertian konflik sosial adalah bagian dari proses interaksi sosial yang
saling berlawanan. Artinya konflik sosial adalah sebuah proses interaksi sosial yang terjasdi karena
adanya perbedaan fisik, emosi, kebudayaan, serta perilaku.

4. Rafl Dahrendorf

Menurut Rafl Dahrendorf konflik sosial adalah sebuah polarisasi kekuasaan serta wewenang yang
tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini mengakibatkan perbedaan kepentingan antar mereka yang
punya kekuasaan dengan yang tidak punya kekuasaan.

5. De Moor

De Moor berpendapat bahwa terjadinya konflik sosial apabila dalam sebuah sistem terdapat penghuni
yang membiarkan dirinya terbawa oleh tujuan maupun nilai yang bertentangan. Dan hal itu terjadi
secara besar-besaran.
6. Robert M. Z. Lawang

Pengertian konflik sosial menurut Robert M. Z. Lawang adalah sebuah perjuangan untuk memperoleh
hal yang langka seperti status, nilai, atau kekuasaan. Mereka yang berkonflik hanya mengejar satu
tujuan yaitu kemenangan atas pihak lawan. Serta membuat pihak lawan mengakui serta tunduk
kepada pihak yang menang.

7. Robbins

Menurut Robbins, konflik sosial adalah sebuah proses yang akan dimulai jika satu pihak merasa pihak
lain telah memberikan pengaruh negatif. Pengaruh negatif ini di perhatikan dan dirasakan oleh pihak
pertama. Sesuatu tidak akan menjadi konflik apabila sebuah kecocokan tidak dirasakan oleh salah satu
pihak.

8. Fisher

Fisher berpendapat bahwa tidak ada satu masyarakat pun yang belum pernah mengalami konflik antar
anggota maupun dengan kelompok sosial lain. Sebuah konflik akan terjadi apabila hubungan dua pihak
atau lebih sudah mempunyai tujuan yang tidak sejalan.

9. White & Bednar

Mereka berpendapat bahwa konflik sosial adalah sebuah interaksi antara orang atau kelompok yang
saling merasakan adanya tujuan yang saling bertentangan. Hal itu akan mengganggu hubungan satu
sama lain dalam mencapai tujuan masing-masing.

10. Cassel Concise

Cassel Concise berpendapat bahwa pengertian konflik sosial adalah suatu pertarungan, pergulatan,
pertentangan tentang opini dan tujuan, serta penderitaan batin.

C.Faktor-faktor penyebab terjadinya konflik dalam masyarakat.

Menurut Soerjono Soekanto (2006:91-92) ada beberapa faktor penyebab terjadinya konflik, yaitu:

1.Perbedaan Antar Perorangan (individu)

Dalam bermasyarakat, individu satu dengan yang lain tidak selalu sependapat mengenai pandangan
tertentu. Hal ini disebabkan setiap individu mempunyai sifat dan karakter berbeda-beda, sehingga
perbedaan inilah yang menjadi faktor terjadinya konflik di masyarakat.

2.Perbedaan Kebudayaan

Indonesia memiliki perbedaan budaya yang beragam yang dapat mendorong terjadinya konflik.
Pasalnya, perbedaan pola pikir, watak, tabiat, dan tingkah laku dari masing-masing kebudayaan
berbeda. Selain itu, konflik yang diawali dari kebudayaan umumnya dikarenakan tidak ada rasa saling
menghormati satu sama lain.

3. Perbedaan Kepentingan

Kepentingan dapat berarti luas. Perbedaan kepentingan dapat mencakup dari sisi politik, sosial
budaya, ekonomi, keamanan, sumber daya, dan lainnya.Lantaran setiap orang memiliki maksud,
tujuan dan kepentingan tertentu dalam suatu hal sehingga memicu konflik. Selain itu, konflik juga
dipicu rasa saling tidak mau mengalah satu sama lain.
4. Terjadinya Perubahan Sosial Yang Cepat

Kehidupan sosial di masyarakat merupakan hal yang dinamis, artinya selalu mengalami pembaharuan
dan perubahan. Kedinamisan yang terlalu cepat dapat memicu terjadinya disorganisasi serta
ketidaksiapan masyarakat dalam menerimanya. Hal ini akan memantik konflik sosial di lingkungan
masyarakat.

D.bentuk-bentuk konflik yang terjadi dalam masyarakat.

Soerjono Soekanto menyebutkan ada lima bentuk konflik yang terjadi dalam masyarakat. Kelima
bentuk itu adalah konflik pribadi, konflik politik, konflik sosial, konflik antarkelas sosial, dan konflik
yang bersifat internasional.

1.Konflik pribadi

yaitu konflik yang terjadi di antara individu yang disebabkan karena masalah pribadi. Masalah
tersebut terjadi karena adanya perbedaan cara pandang antarindividu terkait persoalan yang sama.
Misalnya dua individu yang sedang adu argumentasi tentang masalah pembagian warisan dalam
keluarga.

2.Konflik politik

yaitu konflik yang terjadi akibat adanya kepentingan atau tujuan politis yang berbeda antara
seseorang atau kelompok. Hal ini bisa dilihat dari perbedaan pandangan antarpartai politik karena
perbedaan ideologi, asas perjuangan, dan kepentingan politik masing-masing. Contoh yang mudah
dilihat adalah konflik antara pendukung partai yang berbeda menjelang pemilu atau pilkada.

3.Konflik rasial

yaitu konflik yang terjadi di antara kelompok ras yang berbeda karena adanya kepentingan dan
kebudayaan yang saling berbenturan. RG Squad bisa mengetahui lebih jauh mengenai hal ini dalam
konflik antara orang-orang kulit hitam dengan kulit putih akibat diskriminasi ras di Amerika Serikat
dan Afrika Selatan.

4.Konflik antarkelas sosial

yaitu konflik yang muncul karena adanya perbedaan kepentingan di antara kelas-kelas yang ada di
masyarakat. Misalnya konflik antara karyawan dengan perusahaannya untuk menuntut kenaikan
upah.

5.Konflik bersifat internasional

yaitu konflik yang melibatkan beberapa kelompok negara karena perbedaan kepentingan masing-
masing negara. Konflik semacam ini sangat terlihat antara Korea Utara dengan Korea Selatan, ISIS dan
negara-negara yang diterornya, dan sebagainya.
Sementara itu, Ralf Dahrendorf mengatakan bahwa konflik dapat digolongkan dalam empat macam,
yaitu:

1.Konflik antara atau yang terjadi dalam peranan sosial, atau biasa disebut dengan konflik peran.
Konflik peran adalah suatu keadaan di mana individu menghadapi berbagai ekspektasi yang
berlawanan dari bermacam-macam peranan yang dimilikinya di masyarakat.

2.Konflik antara kelompok-kelompok sosial.

3.Konflik kelompok-kelompok yang terorganisir dan tidak terorganisir.

4.Konflik antara satuan nasional, seperti antarpartai politik, antarnegara, atau organisasi
internasional.

E.Jenis-jenis teori konflik.

1.Teori Konflik Karl Marx

Pertama, kita akan bahas teori konflik dari pemikiran Karl Marx. Kita tentu tau, bahwa banyak
pemikiran Karl Marx didasari atas perbedaan kelas berdasarkan kepemilikan alat produksi atau aspek
ekonomi. Begitu juga dengan konflik atau masalah sosial.Menurutnya, salah satu penyebab terbesar
dari terjadinya konflik yakni diterapkannya sistem kapitalisme. Dalam sistem ini, kelompok pemilik
modal atau borjuis, mengalami konflik melalui ketimpangan yang terjadi dengan kelompok proletar
atau buruh.Dalam sistem kapitalisme, kelompok borjuis ingin mengambil keuntungan yang sebesar-
besarnya sehingga memicu pertentangan dari kelompok proletar atau buruh yang menuntut keadilan
terhadap upah dan kesejahteraan. Nah disitulah konflik sosial terjadi menurut pandangan Karl Marx.

2.Teori Konflik Gramsci

Pak Gramsci berfokus dengan aspek budaya maupun politik atau kekuasaan. Kata Gramsci, konflik
sosial dapat terjadi karena adanya suatu hegemoni.hegemoni adalah kekuasaan yang dijalankan
dengan jalan kekerasan untuk membangun sebuah ideolog dan kebudayaani yang diinginkan oleh
pihak penguasa. Kalau masih bingung, kita bisa mengambil contoh dari cara kekerasan yang dilakukan
Adolf Hitler untuk membangun ideologi fasis di Jerman, atau ideologi komunis yang tidak bisa
dihilangkan di Korea Utara karena kekerasan dari pemimpin negaranya.

Pertama, pihak penguasa. Dari mulai eksekutif, legislatif, sampai angkatan bersenjata atau militer.
Pihak yang kedua adalah kelompok masyarakat sipil, seperti kelompok-kelompok organisasi
masyarakat atau ormas. Melalui konsep hegemoni Gramsci, kita bisa nih menganalisis kasus konflik
yang melibatkan pemerintah dengan rakyatnya.

Contohnya kayak kasus pembungkaman kebebasan berpendapat kepada orang-orang yang kritis
terhadap kekuasaan. Jadi, lewat hegemoni, si penguasa bisa tuh mempertahankan kekuasaan dengan
cara membungkam kebebasan berpendapat atau kritik terhadapnya. Dari hegemoni itulah, konflik
sosial bisa menghasilkan ketidakadilan terhadap orang-orang yang tidak memiliki kekuasaan.

3.Teori Fungsional Konflik Lewis A. Coser

Menurut Coser, konflik itu dilihat justru punya fungsi bagi masyarakat.Jadi dari pemikiran Pak
Coser, teori tersebut dianggap sebagai fungsional konflik. Yaitu, sebuah cara pandang yang melihat
bahwa konflik bisa bersifat fungsional tapi bisa juga bersifat disfungsional.bersifat fungsional, artinya
konflik bisa memiliki fungsi bagi masyarakat, seperti, memperkuat persatuan kelompok dan juga
sebagai alat untuk melawan ketidakadilan sehingga mendorong terjadinya perubahan. Jadi,
perlawanan yang dilakukan oleh pihak buruh untuk menuntut keadilan upah sebenarnya punya fungsi
nih untuk memperkuat solidaritas di antara kelompok mereka dan juga bisa menjadi upaya untuk
menuntut keadilan. Istilahnya kaya, orang-orang jadi bersatu karna punya musuh bersama.Jadi kalau
misalnya kita lihat banyak kasus korupsi, dan bakal ditindak tegas oleh penegak hukum, harapannya
bisa membawa perubahan baik yakni pemerintah jadi bersih dari praktek korupsi.Sementara itu,
konflik menurut Coser juga dianggap memiliki sisi yang disfungsional, atau justru mengganggu
keharmonisan di dalam masyarakat. Contohnya, seperti pertentangan antar kelompok supporter bola
deh, tentu hal tersebut dalam jangka panjang bisa juga berakibat buruk dalam memecah persatuan di
masyarakat.

F.Dampak dari konflik yang terjadi dalam masyarakat.

Konflik merupakan suatu proses yang menyebabkan ketidakteraturan dalam kehidupan


masyarakat. Namun di sisi lain, konflik juga memiliki fungsi dan dampak positif bagi masyarakat.
Konflik juga dapat didefinisikan sebagai adanya dua hal atau lebih yang berseberangan, tidak selaras,
dan bertentangan. Konflik sendiri sebenarnya dapat memiliki dampak positif maupun negatif.

Dampak positif konflik adalah sebagai berikut:

• Aspek-aspek kehidupan di masyarakat yang belum jelas atau masih belum selesai ditelaah
dapat diperjelas dengan adanya konflik.
• Perkembangan zaman memaksa masyarakat harus beradaptasi dengan perubahan yang ada.
Nah, konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nilai-nilai, serta
hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan dengan kebutuhan individu
atau kelompok.
• Dalam konflik antar kelompok, sebenarnya konflik berfungsi efektif dalam meningkatkan
solidaritas sesama anggota kelompok yang sedang berselisih dengan kelompok lain.
• Adanya konflik membuat setiap individu atau kelompok yang terlibat harus mengandalkan diri
sendiri untuk memenangkan konflik tersebut atas individu atau kelompok lain. Karena itu,
konflik juga merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok.
• Ketika ada perubahan-perubahan sosial di masyarakat, konflik dapat membantu
menghidupkan kembali norma-norma lama maupun menciptakan norma-norma baru agar
tercipta harmoni dan keteraturan dalam masyarakat tersebut.
• Konflik juga dapat berfungsi sebagai alat untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-
kekuatan yang ada di dalam masyarakat yang terlibat.
• Ketika pihak-pihak yang terlibat sama-sama kuat, konflik pun dapat memunculkan sebuah
kompromi baru agar setiap pihak mendapat apa yang diinginkan dengan konsekuensi yang
disepakati bersama.
• Memperjelas aspek kehidupan yang belum tuntas.
• Penyesuaian kembali norma dan nilai.
• Meningkatkan solidaritas.
• Mengurangi ketergantungan antarindividu atau kelompok.
• Penyeimbang kekuatan-kekuatan yang ada.
• Dapat memunculkan kompromi baru.

Sedangkan dampak negatif suatu konflik adalah sebagai berikut:


• Memicu rusaknya hubungan antar individu dan kelompok.
• Memakan korban berupa kerusakan harta benda dan nyawa manusia.
• Berubahnya kepribadian para individu yang terlibat, baik yang mengarah pada hal-hal positif
maupun negatif.
• Menimbulkan dominasi dari kelompok yang menang atas kelompok yang kalah.
• Rusaknya hubungan antarindividu dan kelompok.
• Memakan korban berupa kerusakan harta benda dan nyawa manusia.
• Berubahnya kepribadian para individu yang terlibat.
• Menimbulkan dominasi dari kelompok yang menang atas kelompok yang kalah.

G.Perbedaan antara konflik dengan kekerasan.

Perbedaan konflik dan kekerasan adalah konflik dilakukan secara nyata untuk mencapai tujuan yang
diinginkan kedua belah pihak, sementara kekerasan dilakukan penuh prasangka buruk dan berakibat
merugikan pihak yang lemah.

1. Waktu

Perbedaan konflik dan kekerasan adalah konflik terjadi dalam waktu yang panjang, sementara
kekerasan terjadi dalam waktu yang singkat.

2. Proses

Perbedaan konflik dan kekerasan adalah konflik dalam proses terjadinya diketahui oleh kedua pihak
yang melakukan pertikaian, sementara kekerasan dalam proses terjadinya umumnya tidak diketahui
oleh pihak yang lemah.

3. Niat

Perbedaan konflik dan kekerasan adalah konflik pada praktiknya tidak disertai niat menjatuhkan lawan
dalam pertikaian, sementara kekerasan pada praktiknya memang diniatkan untuk menjatuhkan lawan
yang lemah.

4. Reaksi

Perbedaan konflik dan kekerasan adalah konflik umumnya tidak menimbulkan reaksi yang berlebihan,
sementara kekerasan umumnya menimbulkan reaksi cukup keras karena berhubungan dengan fisik.

5. Penyebab

Perbedaan konflik dan kekerasan adalah konflik penyebabnya bisa karena persaingan antara dua
belah pihak yang melakukan pertikaian, sementara kekerasan penyebabnya bisa karena
kesalahpahaman kedua pihak yang melakukan pertikaian.

6. Perlakuan

Perbedaan konflik dan kekerasan adalah konflik dilakukan secara nyata untuk mencapai tujuan yang
diinginkan kedua belah pihak, sementara kekerasan dilakukan penuh prasangka buruk dan berakibat
merugikan pihak yang lemah.

7. Pelanggaran
Perbedaan konflik dan kekerasan adalah konflik bukan termasuk pelanggaran hukum, sementara
kekerasan termasuk pelanggaran hukum.

8. Pengaruh

Perbedaan konflik dan kekerasan adalah konflik dipengaruhi oleh keinginan untuk menghancurkan
pihak lain, sementara kekerasan dipengaruhi oleh dorongan nafsu saja.

9. Penyelesaian

Perbedaan konflik dan kekerasan adalah konflik bentuk penyelesaiannya dapat dilakukan dengan
akomodasi dan peradilan antara kedua belah pihak, sementara kekerasan bentuk penyelesaiannya
hanya bisa diselesaikan dengan peradilan.

10. Dampak

Perbedaan konflik dan kekerasan adalah konflik dapat memberikan dampak positif berupa perubahan
dalam proses penyelesaiannya, sementara kekerasan justru berisiko meningkatkan kedestruktifan di
masa yang akan datang.

H.Teori tentang kekerasan.

1.Teori Faktor Individual

Tak bisa dihindari memang, tindakan dan perilaku kekerasan sering kali dilakukan dan terjadi
kepada setiap individu, yang mana dilakukan oleh individu lainnya.Begitu juga dalam setiap suatu
kekerasan, kerusuhan yang terjadi di dalam suatu kelompok antar kelompok. Pastinya terjadi karena
ulah individu terlebih dahulu.Dimana adanya tindakan dan perilaku yang agresif seseorang dapat
menyebabkan terjadinya dan timbul suatu kekerasan sosial dalam masyarakat. Dimana memang
faktor penyebab perilaku kekerasan yaitu ada faktor pribadi dan faktor sosial. Nah untuk faktor pribadi
biasanya meliputi kelainan jiwa seseorang.

Sementara pada faktor bersifat sosial seperti adanya konflik rumah tangga, faktor budaya, dan
pengaruh dari faktor media massa.Memang dalam tindakan dan perilaku kekerasan yang dilakukan
individu merupakan suatu agresivitas yang dilakukan individu itu sendirian.Baik yang secara spontan,
atau direncanakan, dan yang dilakukan secara bersama maupun dengan berkelompok.Contohnya
pada kasus tindakan dan perilaku kekerasan pada seorang suporter bola. Dimana para suporter sepak
bola ini awalnya berlangsung aman.Namun, seketika karena adanya ulah oknum suporter yang
memancing keributan dengan suporter tim lawan, misal suporter a dan b.Maka, membuat kekerasan
yang awalnya dilakukan oleh antara individu berujung pada kekerasan yang dilakukan pada kelompok
dari masing masing suporter bola tersebut. Disinilah menurut MacPhail mengatakan kekerasan atau
suatu kerusuhan massal yang terjadi di tempat ramai, yang melibatkan banyak orang.Tetapi, pada
awalnya hanya melibatkan dan dilakukan oleh satu orang saja antara individu yang cekcok tersebut.
Tidak semua pelaku kekerasan atau kerusuhan dalam suporter bola.Yang melakukan tindakan dan
perilaku kekerasan. Melainkan hanya orang orang tertentu saja yang menjadi provokator keributan.

2.Teori Faktor Kelompok

Memang dalam setiap tindakan dan perilaku kekerasan bermula dari tindakan seseorang individu
di dalam masyarakat tersebut. Dimana individu sendiri juga akan cenderung membentuk suatu
kelompok yang memiliki kecenderungan untuk membentuk kelompok.Yang mana berdasarkan
dengan mengedepankan persamaan pada identitas. Misalnya seperti berdasarkan atas persamaan
ras, suku, etnis, agama, dan golongan tertentu lainnya.Disinilah memang identitas kelompok bisa
menjadi kecenderungan suatu tindakan kekerasan sosial terjadi di dalam masyarkaat.Dimana ketika
seseorang melangsungkan interaksi dan komunikasi dengan orang lain, dari kelompok dengan
identitas berbeda juga. Benturan pun tak akan terlepaskan dari adanya identitas kelompok, karena
adanya kesalahpahaman dalam berkomunikasi antar individu dengan individu.Individu yang berada di
dalam suatu kelompok, akan punya identitas, sehingga benturan terjadinya kekerasan tak
terhindarkan.

Dan memang rawan terhadap benturan identitas suatu kelompok yang berbeda, disinilah juga bisa
menjadi faktor penyebab dari kekerasan tersebut di masyarakat.Contohnya dalam hal kekerasan pada
identitas agama a dan agama b di dalam masyarakat. Misalnya dalam hal mendirikan bangunan untuk
tempat ibadah yang kadang terjadi benturan, dan persoalan di masyarakat. Itu juga bisa menjadi
penyebab akan terjadinya kekerasan. Atau pada keributan pada kelompok suporter bola saat ada
pertandingan antar negaranya, atau antar tim sepakbola yang sedang berlaga.Nah disini juga bisa
contoh kekerasan sosial yang bersifat rasial, misalnya terjadi di Afrika Selatan dan pada Amerika
Serikat pada orang kulit hitam.Kemudian ada juga contoh kekerasan sosial yang terjadi akibat
kerusuhan Mei 1998 yaitu pada kekerasan dilakukan terhadap kelompok etnis Tionghoa.

3.Teori Dinamika Kelompok di Masyarakat

Nah terakhir kekerasan sosial juga terjadi dan timbul karena hilangnya rasa saling memiliki satu
sama lainnya terjadi di dalam kehidupan suatu kelompok sosial di dalam masyarakat.Dimana memang
suatu perubahan yang kerap terjadi di masyarakat akibat adanya perubahan sosial masyarakat seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.Sebagian masyarakat tidak bisa menyesuaikan dan
merespon maupun menghadapi perubahan cepat tersebut terhadap nilai dan norma maupun sistem
sosial masyarakat itu sendiri.Contohnya misal bisa kita saksikan pada berbagai perusahaan dan pabrik
atau industri yang masuk ke Indonesia. Dimana perusahaan internasional itu mendirikan pabrik dan
melakukan pemanfaatan sumber daya alam. Misalnya terjadi penambahan timah, gas, emas, di Papua,
atau daerah lainnya di Indonesia. Yang mana perusahaan itu membawa berbagai perlengkapan dan
teknologi untuk mempercepat proses pengambilan sumber daya alam, hingga masyarakat disana
mengalami perubahan pada pekerjaan atau profesinya.

I.Bentuk-bentuk kekerasan yang terjadi dalam masyarakat.

Berikut ini beberapa bentuk kekerasan yang terjadi di dalam masyarakat, yaitu:

1.Kekerasan langsung

Kekerasan langsung merupakan suatu bentuk kekerasan yang dilakukan secara langsung oleh pihak
yang ingin dilukai atau dicederai.Adjarian, kekerasan langsung ini lebih kepada tindakan-tindakan yang
dilakukan secara langsung kepada pihak lain dengan disengaja.Contoh kekerasan langsung seperti
tindakan penganiayaan, tindakan pembunuhan, dan lain sebagainya.

2.Kekerasan Tidak Langsung

Kekerasan tidak langsung merupakan bentuk kekerasan yang dilakukan seseorang kepada orang lain
melalui suatu sarana.bentuk-bentuk kekerasan tidak langsung ini cenderung pada tindakan seperti
meniadakan atau mengurangi hak seseorang, mengekang, memfitnah, mengintimidasi, dan lainnya.
Adanya sebuah tindak kekerasan yang dilakukan oleh anggota masyarakat terhadap masyarakat lain
membuat dalam diri manusia terdapat upaya untuk bertahan.

J.Upaya yang dapat dilakukan untuk pengendalian / penyelesaian konflik dalam masyarakat.

Berikut ini, beberapa cara pengendalian konflik di dalam masyarakat, yaitu:

1.Konsiliasi

merupakan usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang mengalami konflik


agar tercapai tujuan bersama.Konsiliasi akan terwujud apabila ada peranan dari lembaga-lembaga
tertentu dalam masyarakat.Lembaga tersebut harus berfungsi efektif sebagai pengendali konflik, ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh lembaga tersebut, di antaranya:

1.Lembaga harus memiliki sifat otonom dengan wewenang untuk mengambil keputusan tanpa adanya
campur tangan dari lembaga lain.

2.Kedudukan lembaga tersebut harus bersifat monopolistis di dalam masyarakat yang berkonflik

3.Lembaga tersebut harus berperan sebagai pengikat kelompok yang berkonflik, sehingga kelompok
konflik akan merasa terikat pada lembaga.

4.Lembaga harus bersifat demokratis yang memberi kesempatan dan mendengarkan pendapat kedua
pihak sebelum mengambil keputusan.

Maka dari itu, kelompok yang terlibat konflik harus berada dalam kondisi berikut:

• Menyadari bahwa mereka berada dalam kondisi konflik, sehingga perlu dilaksanakan prinsip
keadilan yang jujur bagi semua pihak.

• Mengendalikan konflik hanya mungkin dilakukan apabila berbagai kekuatan sosial saling terlibat
konflik teorganisasi dengan jelas.

• Setiap kelompok yang terlibat di dalam konflik harus mematuhi aturan tertentu yang ditetapkan
lembaga.

2.Mediasi

Mediasi merupakan cara pengendalian konflik dengan jalan meminta bantuan pihak ketiga sebagai
penasihat.Jadi, mediasi adalah usaha berupa kompromi yang tidak dilakukan secara langsung, tetapi
dengan bantuan dari pihak ketiga sebagai penengah konflik.Pihak ketiga di sini mencoba untuk
mempertemukan dan mendamaikan pihak-pihak yang berkonflik.Nah, dalam mediasi ini, pihak ketiga
sifatnya netral dan tugasnya untuk mengusahakan suatu penyelesaian konflik dengan jalan
damai.Dalam menyelesaikan konflik ini, pihak ketiga tidak memiliki wewenang untuk memberikan
keputusan terhadap penyelesaian konflik.Jadi, hanya berperan sebagai penasihat dan nasihat yang
diberikan tidak mengikat pihak-pihak yang terlibat konflik.

3.Arbitrasi

Arbitrasi merupakan bentuk penyelesaian konflik yang menggunakan jasa penengah sebagai pihak
ketiga.Pihak ketiga dalam arbitrasi ini dipilih langsung oleh pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik
itu, Adjarian.Nah, yang membedakan pihak ketiga dalam arbitrasi dengan mediasi yaitu di dalam
arbitrasi pihak ketiga menjadi perantara untuk mempertemukan kehendak dari pihak yang
berkonflik.Jadi, sebagai penengah, pihak ketiga dan kelompok yang berkonflik membuat keputusan
bersama untuk menyelesaikan konflik atas dasar ketentuan yang sudah ada.

4.Adjudikasi

Adjudikasi merupakan cara penyelesaian konflik melalui jalur pengadilan (sidang). Contoh adjudikasi
yakni ketika hakim memutuskan hak asuh anak diberikan kepada sang istri setelah perceraian.

5.Kompromi

Upaya penyelesaian konflik sosial selanjutnya adalah dengan cara kompromi. Kompromi adalah
bentuk penyelesaian konflik dengan adanya upaya masing-masing pihak untuk mengurangi tuntutan.
Contoh kompromi adalah ketika Mia terlibat kecelakaan dengan Diana, lalu mereka pun saling
menuntut ganti rugi. Namun, pada akhirnya mereka saling mengikhlaskannya.

6.Koersi

Koersi merupakan bentuk akomodasi dengan menggunakan ancaman, baik fisik maupun psikologis
agar pihak lain bertindak sesuai yang diharapkan. Contoh koersi yakni ketika polisi menggunakan gas
air mata sebagai upaya menghentikan demonstrasi yang ricuh.

7. Stalemate

Stalemate adalah situasi di mana ketika kedua belah pihak yang berkonflik memiliki kekuatan yang
seimbang sehingga konflik terhenti pada titik tertentu. Contoh stalemate yakni berakhirnya Perang
Dingin antara Amerika Serikat vs Uni Soviet, hingga konflik Korea Utara dan Korea Selatan.

Anda mungkin juga menyukai