Anda di halaman 1dari 16

Tugas Sosiologi

“Konflik Sosial”

Oleh :
Devi Monika Oktaviona Rumahorbo
XI IPA 2
1. Indicator apa saja yang kalian gunakan mengenai konflik
social? Jelaskan!
A. Pengaruh diferensiasi social dan sratifikasi social
Dari indicator ini bisa kita simpulkan bahwa diferensiasi
dan stratifikasi social memberikan pengaruh positif dan
negative pada masyarakat. Pengaruh positifnya dapat
mendorong terjadinya integrase social namun pengaruh
negative nya adalah terjadinya disintegrasi social.
Diferensiasi social ini dapat menimbulkan
primordialisme,etnosentrisme,politik aliran,dan terjadinya
proses konsolidasi. Primordialisme adalah pandangan atau
paham yang menunjukkan sikap berpegang teguh pada hal
hal yang sejak semula melekat pada diri individu atau yang
dibawanya sejak ia lahir, seperti suku, bangsa, ras dan
agama. Contohnya, sebuah perusahaan atau organisasi yang
dipimpin oleh seseorang dari suku bangsa tertentu
menempatkan orang orang yang berasal dari suku bangsa
yang sama dengannya sebagai orang kepercayaannya.
Etnosentrisme adalah suatu sikap menilai kebudayaan
masyarakat lain dengan menggunakan ukuran ukuran yang
berlaku di masyarakat, maka orang akan selalu menganggap
kebudayaannya memiliki nilai lebih tinggi daripada
kebudayaan masyarakat lain. Contohnya, di afrika selatan
masyarakat kulit putih beranggapan mereka lebih tinggi
derajatnya ditimbang masyarakat kulit hitam.
Politik aliran (sectarian) adalah keadaan ketika suatu
kelompok atau organisasi tertentu dikelilingi oleh sejumlah
organisasi massa(ormas),baik formal ataupun informal.
Contohnya, partai politik PKB yang berkaitan dengan
sejumlah organisasi massa(ormas) dari NU. Konsolidasi
adalah usaha untuk menata kembali atau memperkuat suatu
himpunan atau organisasi yang dinilai terancam
perpecahan.
B. Konflik, kekerasan dan perdamaian
Dari indicator ini dapat kita ketahui bahwa konflik dapat
diartikan sebagai suatu proses social antara dua orang atau lebih
(atau juga keompok)yang berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Sebagaimana telah kita ketahui, sebuah konflik selalu disertai
dengan luapan perasaan tidak suka, benci,dan amarah. Dari
luapan perasaan tersebut,timbul keinginan untuk menghancurkan
lawan atau pihak lain. Apabila itu terwujud maka pada saat itulah
terjadi kekerasan. Secara sosiologi, kekerasan umumnya terjadi
saat individu atau kelompok yang berintekasi mengabaikan
norma atau nilai nilai social dalam mencapai tujuan masing
masing. Menurut teori dinamika kelompok, kekerasan timbul
karena adanya deprivasi relative (kehilangan rasa memiliki) yang
terjadi dalam kelompok atau masyarakat. Kondisi social akibat
suatu konflik jelas merupakan kondisi yang tidak menyenangkan
bagi salah satu pihak, terutama bagi pihak yang kalah. Hal ini
menyebabkan adanya perdamaian, dalam hal itu perdamaian
merupakan usaha untuk mengelola konflik identitas ataupun
kepentingn yang dilakukan secara jangka Panjang. Hal ini
ditandai dengan tidak adanya lagi konflik dan kekerasan,
munculnya saling memahami atau menghormati perbedaan,serta
adanya keadilan social.
C. Pemetaan konflik
Pemetaan konflik ini adalah cara untuk menggambarkan konflik
secara grafis, yaitu dengan menghubungkan antara pihak yang
bermasalah dengan pihak lain. Adapun pengelompokkan konflik
itu dapat ditregaskan secara source(sumber
konflik),issues(isu),parties(pihak),attitudes(sikap),behaviour(per
ilaku/tindakan),intervention (campur tangan pihak
lain),outcome(hasil akhir). Ahli Ralf Dahrendorf membedakan
konflik atas empat macam,yaitu sebagai berikut:konflik antar
peran peran social atau profesi,konflik antar kelompok kelompok
social,knflik antara satuan nasional. Soerjono seokanto
menyebutkan lima bentuk khusus konflik atau pertentangan yang
terjadi dalam masyarakat yaitu:
I. konflik pribadi atau individu
terjadi anatara dua individua tau lebih karena adanya
perbedaan pandangan dan sebagainya,biasanya juga timbul
karena soal persoalan saling membenci
II. konflik ras
timbul karena adanya perbedaan perbedaan ras,seperti
perbedaan ciri badan, kepentingan maupun kebudayaan.
Biasanya terjdi pda kelompok mayoritas. Contohnya di
afrika selatan adanya perbedaan ras kulit hitam dan putih.
III. Konflik antar kelas kelas social
Adanya perbedaan kepentingan yaitu misalnya, perbedaan
kepentingan buruh dan majikan.
IV. Konflik politik
Adanya kepentingan atau tujuan tujuan politis seseorang
atau kelompok contohnya, konflik antara partai politik.
V. Konflik internasional
Awalnya karena adanya perbedaan kepentingan yang dapat
berpengaruh pada kedaulatan negara.
Adapun hakikat konflik berupa: konflik dengan orang tua,anak
anak sendiri,keluarga,orang lain,suami dan istri,sekolah, dalam
pemilihan pekerjaan,agama dan pribadi
D. Akar masalah dan sebab sebab terjadinya konflik
Adanya perbedaan antarindividu, kebudayaan,kepentingan dan
perubahan social. Dampak positif suatu konflik yaitu, konflik
memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma norma,nilai
nilai serta hubungan hubungan social, konflik menngkatkan
solidaritas sesame anggota kelompok, jalan untuk mengurangi
ketergantungan antarindividu,sebagai sarana untuk mencapai
keseimbangan antara kekuatan kekuatan dan memunculkan
sebuah kompromi yang baru. Dampak negative nya yaitu,
keretakan antar individu, kerusakan harta benda,berubahnya
sikap kepribadian,munculnya dominasi kelompok pemenang atas
kelompok yang kalah.
E. Resolusi konflik
a) Menemukan solusi terbaik dan mencari pendapat
agar konflik dapat terpecahkan
b) Solusi yang telah diberikan disetujui untuk
dilakukan
c) Kedua belah pihak sama- sama setuju terhadap solusi
yang akan digunakan untuk memecahkan konflik
Akhir dari resolusi konflik adalah ending atau penyelesaian
apakah menyetujui untuk dilakukan atau tidak di antara
kedua pihak yang berkonflik.
Menurut Johan Galtung ada tiga tahap dalam penyelesaian
konflik, yaitu sebagai berikut.
i. Peacekeeping, yaitu proses resolusi konflik dengan cara
menghentikan atau mengurangi aksi kekerasan melalui
intervensi militer yang menjalankan peran sebagai pihak
yang mendamaikan yang netral tidak berpihak pada
siapapun.
ii. Peacemaking, yaitu proses resolusi konflik yang bertujuan
mempertemukan atau merekonsiliasi sikap politik dan
strategi dari pihak yang bertikai melalui mediasi, negosiasi,
arbitrasi terutama pada level elit pemimpin.
iii. Peacebuilding, yaitu proses implementasi perubahan atau
rekonstruksi social, politik, dan ekonomi demi tercapainya
perdamaian yang abadi. Melalui proses ini diharapkan
masyarakat merasakan adanya keadilan social,
kesejahteraan secara ekonomi, dan keadilan secara politik.
Adapun berbagai bentuk pengendalian konflik social yaitu
Mediasi adalah upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan
pihak ketiga yang netral, yang tidak memiliki kewenangan
mengambil keputusan yang membantu pihak-pihak yang
bersengketa mencapai penyelesaian (solusi) yang diterima oleh
kedua belah pihak. Negosiasi merupakan perundingan antara dua
pihak atau lebih, yang didalamnya terdapat proses memberi,
menerima dan tawar menawar untuk mencapai suatu kesepakatan
bersama. Konsiliasi Merupakan pengendalian yang dilakukan
oleh lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan tumbuhnya
pola diskusi dan pengambilan keputusan-keputusan di antara
pihak-pihak yang berlawanan mengenai persoalan-persoalan
yang mereka pertentangkan. Transformasi konflik adalah usaha
jangka panjang yang berorientasi untuk mendapatkan hasil,
proses dan perubahan struktural. Arbitrasi Yakni di mana pihak
yang berkonflik bersepakat untuk menerima atau “terpaksa”
menerima keputusan pihak ketiga yang membantu mediasi kasus.
2. Jelaskan sebab-sebab terjadinya konflik!
1) Perbedaan antar individu
Perbedaan ini dapat berupa perbedaan perasaan, pendirian, atau
pendapat. Hal ini mengingat bahwa manusia adalah individu yang
unik atau istimewa, karena tidak pernah ada kesamaan yang baku
antara yang satu dengan yang lain.
Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat menjadi salah satu penyebab
terjadinya konflik sosial, sebab dalam menjalani sebuah pola
interaksi sosial, tidak mungkin seseorang akan selalu sejalan dengan
individu yang lain.
2) PerbedaanKebudayaan
Perbedaan kebudayaan memengaruhi pola pemikiran dan tingkah
laku perseorangan dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan.
Selain perbedaan dalam tataran individual, kebudayaan dalam
masing-masing kelompok juga tidak sama. Setiap individu
dibesarkan dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda.
Dalam lingkungan kelompok masyarakat yang samapun tidak
menutup kemungkinan akan terjadi perbedaan kebudayaan, karena
kebudayaan lingkungan keluarga yang membesarkannya tidak sama.
Contohnya adalah seseorang yang berasal dari etnis A yang
memiliki kebudayaan A, pindah ke wilayah B dengan kebudayaan
B. Jika orang tersebut tetap membawa kebudayaan asal dengan
konservatif, tentu saja ia tidak akan diterima dengan baik di
wilayah barunya. Dengan kata lain meskipun orang tersebut
memiliki pengaruh yang kuat, alangkah lebih baik jika tetap
melakukan penyesuaian terhadap kebudayaan tempat tinggalnya
yang baru.
3) Bentrokan Kepentingan
Bentrokan kepentingan dapat terjadi di bidang ekonomi, politik,
dan sebagainya. Hal ini karena setiap individu memiliki kebutuhan
dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan
sesuatu. Demikian pula halnya dengan suatu kelompok tentu juga
akan memiliki kebutuhan dan kepentingan yang tidak sama dengan
kelompok lain.Misalnya kebijakan mengirimkan pemenang Putri
Indonesia untuk mengikuti kontes ‘Ratu Sejagat’ atau ‘Miss
Universe’. Dalam hal ini pemerintah menyetujui pengiriman
tersebut, karena dipandang sebagai kepentingan untuk promosi
kepariwisataan dan kebudayaan. Di sisi lain kaum agamis menolak
pengiriman itu karena dipandang bertentangan dengan norma atau
adat ketimuran (bangsa Indonesia).
4) Perubahan Sosial yang Terlalu Cepat di dalam Masyarakat
Perubahan tersebut dapat menyebabkan terjadinya disorganisasi
dan perbedaan pendirian mengenai reorganisasi dari sistem nilai
yang baru. Perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat dan
mendadak akan membuat keguncangan proses-proses sosial di
dalam masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap
semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan
kehidupan masyarakat yang telah ada.Sebenarnya perubahan
adalah sesuatu yang wajar terjadi, namun jika terjadinya secara
cepat akan menyebabkan gejolak sosial, karena adanya
ketidaksiapan dan keterkejutan masyarakat, yang pada akhirnya
akan menyebabkan terjadinya konflik sosial.
3. Contoh konflik yang terjadi (kasus) disertai gambar !
1) Konflik dengan orang tua sendiri
Contohnya : seorang anak tidak mau mengikuti kehendak orang
tuanya untuk masuk fakultas kedokteran dan lebih memilih
fakutlas hukum yang disukainya.
Kasus:
Akhir-akhir ini kita sering melihat kasus konflik orang tua dan
anak di berita TV maupun infotainmen, seperti halnya kasus
Marshanda.Konflik orang tua dan anak seperti kasus Marshanda
mungkin saja menimpa keluarga ataupun orang terdekat kita,
walaupun mungkin tidak se-ekstrim Marshanda yang dikabarkan
mengalami gangguan jiwa.
Berita Marshanda menggelitik kami untuk mengulas bagaimanakah kita
sebaiknya menempatkan diri dan bersikap sebagai orangtua ataupun sebagai
anak.

2) Konflik anak-anak sendiri


Contoh : menghukum anak dan mengurangi hak hak mereka karena
mereka telah melakukan perlawanan atau pembangkangan terhadap
orang tuanya.
Kasus :
Ibu Tega Hilangkan Nyawa Anak Kandung di Grobogan

Pembunuhan sadis kembali terjadi di Grobogan, Jawa Tengah.


Bocah berusia balita yang diketahui bernama M Azka, tewas di
tangan ibunya.Bocah laki-laki yang diduga korban pembunuhan ibu
kandung itu pertama kali diketahui sang ayah, Sukimin. Saat itu
lelaki berusia 40 tahun tersebut pulang ke rumah di Dusun Semen,
Desa Tambakselo, Kecamatan Wirosari, usai bekerja di sawah.

Sukimin mengaku, tidak pernah berpikir anaknya menjadi korban


pembunuhan Umi Nurhidayah yang tidak lain istrinya sendiri.
"Pulang ke rumah sekitar pukul 07.00 WIB. Anak saya (M Azka)
sudah diseret istri saya," ucap dia saat ditemui di Grobogan, Minggu
4 Desember 2016.Saat ia melihat lebih dekat, ternyata anak
keduanya itu sudah dalam keadaan tidak bernyawa. "Dalam keadaan
leher sudah tergorok, mungkin sudah meningggal. Alat yang
digunakan untuk menggorok sudah dibuang," tutur Sukimin yang
sempat teriak histeris, sehingga mengundang kerumunan warga.

Kasat Reskrim Polres Grobogan AKP Eko Adi mengungkapkan,


saat ini tengah menyelidiki kasus pembunuhan yang diduga
dilakukan oleh ibu kandung korban.

"Kita sedang melakukan penyelidikan. Tim Inafis Grobogan dan


dokter Puskesmas sudah di lokasi kejadian. Dari hasil pemeriksaan,
di leher korban terdapat luka sepanjang 10 cm," kata AKP Eko.

3) Konflik dengan keluarga


Contoh :seoraang menantu yang berkonflik dengan mertua atau
keluarga suami/istri yang dipandang terlalu ikut campur dalam
kehidupan pribadi dan keluarganya.
Kasus:
Pertengahan tahun 2017 ini diwarnai sejumlah pembunuhan sadis
yang terjadi di beberapa daerah. Terbilang sadis karena pelakunya
masih memiliki hubungan darah dengan korban.

Sebut saja, kasus pembunuhan sadis yang baru saja terjadi pada
awal September ini di Cirebon, Jawa Barat. Agus Supriyatna (38)
diduga hendak menghabisi nyawa seluruh keluarganya sendiri.
Belum diketahui motif pelaku tega menusuk anggota keluarganya
secara membabi buta hingga menewaskan ibu dan istrinya.

Sementara itu, seorang pegawai Badan Narkotika Nasional (BNN)


diduga dibunuh suaminya ketika warga sekitar kediamannya di
Bogor, Jawa Barat, tengah menjalankan salat Idul Adha. Motif
sementara diketahui karena cekcok rumah tangga lantaran korban
menuntut dibelikan rumah dan mobil kepada terduga pelaku.

Kemudian, akhir Agustus, pasangan suami istri (pasutri) siri,


Komariah (44) dan Ahmad Wiyono (50) tewas dibunuh suami
Komariah, Saiman, yang sakit hati karena tidak ikhlas melepaskan
pasangannya kepada lelaki lain.

Kembali ke bulan April 2017, pembantaian satu keluarga


menggegerkan warga Medan. Andi Lala, pelaku utama
pembunuhan sadis itu menjelaskan motif dia dan rekan-rekannya
tega menghabisi nyawa Riyanto (40) sekeluarga.
4) Konflik dengan orang lain
Contoh : adanya masalah kesalah pahaman antara tetangga sekitar.
Kasus :
Di Pekanbaru, seorang bidan, Susanti, harus berurusan dengan
pengadilan karena masalah pagar seng. Bahkan telah sampai ke
pengadilan tertinggi, Mahkamah Agung (MA).
Kisah ini bermula saat Susanti merasa terganggu ulah tetangganya
Wan Syamsul Herman yang membuat pagar seng di depan
rumahnya. Syamsul memagari tanahnya dengan seng dan kayu
seadanya. Pemagaran ini dinilai menganggu mata pencaharian
Susanti.

Sebab gara-gara pagar tersebut, orang enggan datang ke praktik


sang bidan. Akibatnya, Susanti menebas seng dan membabat tiang
pancang pagar dengan menggunakan parang dan kapak. Tidak
terima pagar sengnya dirusak, Syamsul pun mempolisikan Susanti.
Pada Februari 2009, PN Pekanbaru menjatuhkan vonis 8 bulan
dengan masa percobaan 15 bulan. Putusan ini bertahan hingga
kasasi MA.
5) Konflik dengan suami/istri
Contoh : pertentangan mengenai masalah ekonomi yang akan
mereka jalani dan bahkan pertentangan ttg cara mendidik anak
yang baik.
Kasus :
Ribuan Istri di Malang Minta Cerai karena Masalah Ekonomi.

Angka perceraian di Kota Malang pada tahun 2013 ini terbilang


tinggi. Bahkan, sampai akhir September, sudah terdapat 1.591
kasus perceraian.

Kepala Humas PA Kota Malang Munasik mengatakan, dari total


angka perceraian itu, ada kasus cerai gugat sebanyak 1.110
perkara, dan cerai talak sebanyak 481 perkara.

Angka tersebut meningkat tajam dibandingkan angka perceraian


pada 2008 yang hanya 120 perkara. "Dalam kurun waktu lima
tahun ini, angka percerain terus meningkat. Paling banyak cerai
gugat yang diajukan oleh pihak perempuan," kata Munasik, Rabu
(16/10/2013).

Ia menjelaskan, perkara cerai tersebut kebanyakan alasan ekonomi.


Menurutnya, banyak istri yang menggugat cerai suaminya karena
sudah tidak mendapatkan nafkah ekonomi dari suami. "Alasan
perceraian lainnya, yakni, perselingkuhan, kekerasan dalam rumah
tangga, dan faktor orang tua," ujarnya.

Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat
(BKBPM) Kota Malang, Atfiah El Zam-Zami, menyebutkan
peningkatan jumlah perceraian dan permohonan dispensasi kawin
dipicu oleh masalah perekonomian.
Menurutnya, keluarga dengan pendapatan yang kurang, ataupun
keuangan yang tidak transparan memicu munculnya percekcokan
dan berujung dengan perceraian.

"Pengajuan dispensasi kawin juga muncul dari keluarga dengan


ekonomi menengah ke bawah. Para orang tua merasa tidak mampu
menyekolahkan anaknya. Akhirnya, setelah lulus SMP anak-
anaknya sudah dinikahkan," katanya.

Dikatakannya, pada wilayah perkotaan, nikah di bawah umur


banyak dipicu oleh kasus hamil di luar nikah. Pergaulan bebas dan
akses terhadap berbagai hiburan di internet menjadi penyebab
utama hamil di luar nikah.

6) Konflik di sekolah
Contoh : tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik, tidak dpat
mengikuti ujian, konflik hubungan antara guru dan siswa, atau
konflik tentang kedudukan dianatar teman teman sekelas.
Kasus:
Tawuran antar pelajar selalu menjadi agenda perbincangan setiap
tahunnya, masalah ini bukan perkara baru, dan jangan dianggap
perkara yang remeh. Padahal kalau kita kaji masalah tawuran antar
pelajar akan membawa dampak panjang, bukan hanya bagi pelajar
yang terlibat, namun juga untuk keluarga, sekolah serta lingkungan
masyarakat di sekitarnya.

Tawuran antara pelajar saat ini sudah menjadi masalah yang sangat
mengganggu ketertiban dan keamanan lingkungan di sekitarnya.
Saat ini, tawuran antar pelajar sekolah tidak hanya terjadi di
lingkungan atau sekitar sekolah saja, namun terjadi di jalan-jalan
umum, tak jarang terjadi pengrusakan fasilitas publik.
Penyimpangan pelajar ini menyebabkan pihak sekolah, guru dan
masyarakat yang melihat pasti dibuat bingung dan takut bagaimana
untuk mererainya, sampai akhirnya melibatkan pihak kepolisian.

7) Konflik dalam pemilihan pekerjaan


Contoh : pekerjaan yang membosankan atau terllau berat
Kasus :
Pekerjaan Membosankan, Pegawai Ini Tuntut Bos ke Pengadilan

Frederic Desnard dari Paris, Perancis menuntut mantan atasannya


di perusahaan Interparfums ke pengadilan lantaran pekerjaannya
terlalu membosankan. Desnard meminta ganti rugi sebesar 360.000
euro atau 415.000 dollar AS atas kerugian yang dideritanya.
Desnard yang berusia 44 tahun bekerja di perusahaan tersebut
antara tahun 2010 hingga 2014. Ia mengklaim pekerjaannya amat
membosankan hingga keluar 18 bulan lalu, serta menderita
masalah kesehatan dan gangguan emosional serius. "Ia menderita
depresi kritis dan pernah mengalami kecelakaan lalu lintas karena
terserang gangguan epileptik. Ia menderita koma dan mengambil
cuti sakit," kata Montasser Charni, kuasa hukum Desnard. Gaji
bulanan Desnard mencapai 3.500 euro atau 4.000 dollar AS namun
tak melakukan apa-apa. Jabatan resminya adalah General Service
Director namun atasannya malah menyuruh Desnard melakukan
pekerjaan bersih-bersih hingga yang bersifat personal seperti
menjemput anak dari les olahraga.
8) Konlik agama
Contoh : pertentangan ttg tujuan hidup, aturan, dan perilaku yang
bertentangan dengan agama, pindah agama, dan pernikahan beda
agama
Kasus :
Kasus Jonas-Asmirandah: Antara Pernikahan, Agama dan
Keluarga.

9) Konflik pribadi
Contoh :adanya minat yang berlawanan, tidak adanya semngt
hidup.

10) Konflik rasial


Kasus :

Kasus HAM khusus apartheid (perbedaan ras dan warna kulit)


terjadi sekitar tahun 1960, ketika rezim apartheid yang didominasi
orang-orang kulit putih berhasil menguasai pemerintahan di Afrika
Selatan.Mereka kemudian melakukan kebijakan-kebijakan yang
merugikan warga kulit hitam, hingga menimbulkan banyak korban
jiwa.

11) Konflik antara kelas kelas social


Dikenal dengan konflik vertikal, merupakan konflik yang
terjadi karena adanya benturan kepentingan dan kebutuhan
antara dua kelas sosial yang berbeda.
Contoh : Demo buruh yang meminta kenaikan upah
kepada pengusaha tempat ia bekerja.

12) Konflik politik


Konflik politik pilkada dan Liberalisasi politik

salah satu implementasi dari undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang


pemerintahan Daerah adalah dilaksanakannya pemilihan kepala daerah secara
langsung.Konsep otonomi daerah yang dianut oleh indonesia telah memberikan
kemungkinan bagisetiap daerah untuk melaksanakan pemilihan kepala daerah
dan menentukan pemerintahannya masing-masing. Di satu sisi ruang pilkada ini
merupakan liberalisasi politik yang bertujuan agar efisiensi danefektititas
penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu ditingkatkan dengan
lebihmemperhatikan aspek-aspek hubungan antar susunan pemerintahan dan
antar pemerintahandaerah, potensi dan keanekaragaman daerah, peluang dan
tantangan persaingan global denganmemberikan ketenangan yang seluas-
luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak dan kewajiban
menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan
pemerintahan negara. Namun di sisi lain, pilkada ini justru menimbulkan
polemik dan konflik yang cukup rumit penyelesaiannya.terjadinya konflik dan
polemik ini dinilai diakibatkan oleh ketidaksiapan masyarakatindonesia
menghadapi liberalisasi politik mengingat watak masyarakat yang pada
umumnyamasih bersifat primordial dan feodalistis. Ditambah lagi tidak
jelasnya peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dari pilkada ini
sehingga menimbulkan ketidakpastian hukum.telah banyak konflik yang telah
terjadi di negeri ini, sebut saja konflik pilkada sulsel danmaluku. merupakan
suatu kepastian bahwa dalam setiap pertarungan politik, khususnya di
pilkada,akan banyak kepentingan yang bermain di dalamnya. mulai dari
kepentingan borjuasiinternasional, kepentingan borjuasi nasional, hingga
kepentingan rakyat (pekerja) tentunya.sehingga konfilk bukan hal yang tabu
lagi untuk dijumpai. Di tulisan ini tidak akan dibahasmengenai persolan apa,
siapa dan bagaimana para kepentingan menginterfensi politik di pilkada
sehingga menimbulkan konflik. tapi akan dibahas tentang bagaimana mengolah
isukonflik untuk menjadi suatu pembelajaran politik bagi rakyat untuk
mengahadapi pertarungan bebas di kancah pertarungan pilkada (liberalisasi
politik)

13) Konflik internasional


Konflik Indonesia dan Malaysia

terdengar suatu yang biasa namun sebagai warga Negara Kesatuan republik
indonesia pasti dapat merasakan suatu pemicu perang dingin yang dibuat oleh
indonesia,semua berasal dari malaysia. mulai dari perebutan ambalat, malaysia
meng-klaim kesenian reog ponorogo sebagai kesenian asli malaysia, malaysia
memasukkan tari pendet dalam iklan pariwisatanya, penganiayaan dan
pembunuhan TKI, kasus manohara, dan pencurian sumber daya alam baik itu
pulau maupun lautan merupakan penyebab konflik kedua negara
ini.penghadangan dinas kelautan yang baru kali ini terjadipun telah membuat
panas hubungankedua negara, ditambah lagi pelemparan kotoran manusia ke
gedung Kedutaan besar malaysia di indonesia.

Anda mungkin juga menyukai