c) Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial. Sebagai alat
menyaring para warga golongan karya ("fungsional") yang akhirnya akan
menghasilkan pembagian kerja yang efektif.
Persaingan yang dilakukan secara positif akan menghasilkan sesuatu yang
positif pula. Bentuk persaingan yang biasa terjadi dalam interaksi sosial
diantaranya, persaingan ekonomi, persaingan kebudayaan, persaingan
kedudukan, ataupun persaingan ras.
2) Kontraversi (Contravertion)
Kontraversi adalah proses sosial yang berada di antara persaingan dan
pertentangan. Pada kontraversi, proses sosial pertentangan terjadi pada tataran
konsep dan wacana, dan pertentangan tersebut telah memasuki klasifikasi
tindakan kekerasan dalam prosesnya. Kontraversi ditandai dengan adanya gejala
ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak
suka yang disembunyikan. Tipe-tipe kontraversi antara lain, kontraversi
antarmasyarakat setempat, antagonisme keagamaan, kontraversi intelektual, dan
oposisi moral. Bentuk kontraversi menurut Leopald von Wiese dan Howard
Becker ialah:
a) Kontraversi umum, misalnya perbuatan penolakan, perlawanan, atau protes.
b) Kontraversi sederhana, seperti menyangkal pernyataan orang lain di depan
umum, memaki melalui selebaran, dan memfitnah.
c) Kontraversi intensif, berupa penghasutan atau menyebarkan desas-desus.
d) Kontraversi rahasia, misalnya perbuatan khianat, membuka rahasia pihak lain.
e) Kontraversi taktis, seperti mengganggu, mengejutkan atau membingungkan
pihak lain.
3) Konflik (Conflict)
Konflik adalah proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaan yang
dimiliki antarindividu ataupun antarkelompok. Misalnya perbedaan dalam ciri
badaniah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, prinsip, politik,
ideologi maupun kepentingan dengan pihak lain. Perbedaan ciri tersebut dapat
mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan. Dari
pertentangan yang terjadi timbul ancaman dan kekerasan fisik.