Anda di halaman 1dari 23

TUGAS ESSAY KEPERAWATAN ANAK

Dosen Pengampu : Siti Kistimbar, S.Kep, Ns, M.Kes

Disusun Oleh :
DWI NUR INTAN LIANA
2-B/59
P1337420421118

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BLORA PROGRAM DIPLOMA


TIGA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SEMARANG
TAHUN 2023
KEPERAWATAN ANAK DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP FAMILY CENTER
CARE (FCC)

Orang tua merupakan salah satu objek yang berperan penting dalam keberlangsungan
kehidupan anak. Tanpa adanya orang tua, anak akan kesulitan dalam menjalani setiap fase
kehidupan. Karena anak masih dalam tanggungan orang tua. Dalam lingkup terkecil kehidupan,
suatu sistem yang terdiri atas anak dan orang tua disebut sebagai keluarga. Keluarga juga
disebut-sebut sebagai unit terkecil dalam suatu kehidupan. Memang benar adanya, karena dalam
keluarga terdiri atas beberapa anggota keluarga yang hidup dan berperan sesuai dengan
peranannya masing-masing. Sehingga dalam perawatan anak, keluarga dinilai mempunyai
peranan yang dominan dan konstan dimana diwujudkan dalam lingkup keperawatan anak bahwa
keluarga dapat dijadikan sebagai pusat dalam perawatan anak atau Family Center Care (FCC).
Keluarga sebagai FCC mempunyai beberapa benefit diantaranya, dapat dilibatkan dalam
berbagai kolaborasi keluarga dengan tenaga kesehatan dalam penyampaian pesan dan edukasi,
keluarga juga yang akan memberikan keputusan dalam setiap tindakan keperawatan yang akan
ditentukan karena anak belum bisa untuk melakukannya.

Dalam konsep penerapan family center care, kebutuhan dalam keluarga tidak cukup
hanya dipenuhi dan dipertimbangkan tetapi juga diperlukan adanya penguatan yang diwujudkan
dalam bentuk elemen. Memasukkan pemahaman ke dalam kebijakan dan praktik bahwa keluarga
bersifat konstan dalam kehidupan anak, sementara sistem pelayanan dari personal pendukung di
dalam sistem tersebut berubah-rubah.Dalam keluarga juga menjadi tempat kolaborasi yang baik
antara perawat dengan anak dalam proses pelayanan asuhan keperawatan anak. Keluarga
menjadi tempat yang mampu dijadikan sebagai sarana dalam memberikan edukasi serta
pengarahan dalam menjalani proses keperawatan yang optimal karena tidak dimungkinkan jika
dalam proses perawatan anak dilakukan hanya dengan seorang perawat tanpa bantuan dan
sentuhan tangan dari keluarga khususnya orang tua. Karena anak akan lebih nyaman jika dirawat
langsung oleh orang tua nya, dengan catatan dalam pengawasan seorang perawat dan tenaga
kesehatan lainnya.

Setiap elemen dalam family center care tersebut dalam perwujudannya harus dilandasi
dengan berbagai prinsip dalam upaya pelayanan asuhan keeprawatan anak yang optimal. Anak
merupakan makhluk hidup yang masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Dari segi
fisik nampak akan lebih kecil daripada orang dewasa dengan proposi tubuh yang jauh lebih
besar. Walaupun demikian, hubungan antara keluarga dan anak atau dengan tenaga kesehatan
hendaknya harus saling menghormati dan menghargai antara satu sama lain. Perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada anak menghormati anak dan keluarga sebagai subjek
perawatan. Perawat menghormati anak dan keluarga memiliki pilihan yang terbaik bagi
perawatan mereka. Prinsip selanjutnya adalah dalam family center care perawat memberikan
kebebasan kepada keluarga dalam menentukan fasilitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
kehendak dan keinginan nya dengan menghargai pilihan dan mendukung keluarga.

Memberikan dan menjamin dukungan formal dan informal untuk anak dan keluarga.
Memfasilitasi pembentukan support grup untuk anak dan keluarga, melakukan pendampingan
kepada keluarga, menyediakan akses informasi support grup yang tersedia dimasyarakat.
Berkolaborasi dengan anak dan keluarga dalam penyusunan dan pengembangan program
perawatan anak di berbagai tingkat pelayanan kesehatan. Melibatkan keluarga dalam
perencanaan program perawatan anak, meminta pendapat dan ide keluarga untuk pengembangan
program yang akan dilakukan. Mendorong anak dan keluarga untuk menemukan kelebihan dan
kekuatan yang dimiliki, membangun rasa percaya diri, dan membuat pilihan dalam menentukan
pelayanan kesehatan anak. Petugas kesehatan berupaya meningkatkan rasa percaya diri keluarga
dengan memberikan pengetahuan yang keluarga butuhkan dalam perawatan anak (American
Academy of Pediatric, 2003).

Family center care sangat berperan besar dan memiliki banyak manfaat. Dengan adanya
family center care maka akan memperkuat hubungan antara tenaga kesehatan dengan anak dan
keluarga yang akan meningkatkan derajat kesehatan anak dan perkembangan anak secara
optimal. Dengan pemberian informasi karena penyaluran yang lebih mudah, akan membuat
pengambilan keputusan oleh keluarga lebih terarah dan terencana dengan adanya kolaborasi dan
penyampaian informasi secara lengkap dan jelas. Penggunaan sumber-sumber pelayanan
kesehatan dan waktu tenaga profesional lebih efisien dan efektif (mengoptimalkan manajemen
perawatan di rumah, mengurangi kunjungan ke unit gawat darurat atau rumah sakit jika tidak
perlu, lebih efektif dalam menggunakan cara pencegahan). Sehingga akan mempertinggi
kepuasan Mempertinggi kepuasan anak dan keluarga atas pelayanan kesehatan yang diterima.
PRESPEKTIF KEPERAWATAN BAYI DAN ANAK (MORTALITY DAN MORDIBITY)

Anak sebagai klien dipandang sebagai makhluk unik yang memiliki kebutuhan spesifik
dan berbeda dengan orang dewasa. Tindakan yang dilakukan dalam melakukan asuhan
keperawatan anak berlandaskan pada prinsip atraumatic care (asuhan keperawatan yang
terapeutik). Prinsip dasar yang dipahami dalam melaksanakan asuhan keperawatan adalah
perspektif keperawatan anak. Perspektif keperawatan anak merupakan landasan berfikir bagi
seorang perawat anak dalam melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun
keluarganya. Perspektif keperawatan anak mencakup perkembangan keperawatan anak, falsafah
keperawatan anak, dan peran perawat anak.

Mortalitas/mortality/angka kematian menggambarkan angka kejadian yang dalam waktu


tertentu. Angka tersebut dinyatakan per 100.000 penduduk. Angka kematian bayi adalah angka
kematian per bayi hidup selama satu tahun. Penyebab kematian bayi adalah : kelainan
konginetal, suddent infant death syndrome, BBLR, sindroma gagal nafas, pneumonia, bayi lahir
dengan komplikasi kehamilan, kecelakaan, infeksi perinatal, bayi lahir berhubungan dengan
komplikasi plasenta, dan beberapa penyebab lain. Angka kematian anak adalah angka kematian
pada anak dengan umur lebih dari satu tahun. Beberapa faktor penyebab kematian pada anak
adalah kecelakaan, kelainan konginetal, kanker, pembunuhan, heart disease, HIV. Berbagai
program dan upaya telah dilakukan pemerintah untuk senantiasa meningkatkan taraf hidup anak,
begitu pula di sektor kesehatan. Meski demikian, angka kematian neonatus (AKN) masih
tergolong tinggi yakni 19/1000 kelahiran dalam 5 tahun terakhir, sementara untuk angka
kematian pasca neonatal (AKPN) terjadi penurunan dari 15/1000 menjadi 13/1000 kelahiran
hidup, dan angka kematian anak balita juga turun dari 44/1000 menjadi 40/1000 kelahiran hidup.
Penyebab kematian tersering pada kelompok perinatal adalah intra uterine fetal death (IUFD),
yakni sebanyak 29,5% dan berat bayi lahir rendah (BBLR) sebanyak 11,2%. Pada 2012
dilaporkan terdapat 150 ribu anak Indonesia yang meninggal. Bila tidak ada tindakan yang
diambil terprediksi pada 2028 akan terdapat >35 juta anak di Indonesia yang meninggal. Salah
satu upaya yang bisa dilakukan adalah meningkatkan peran keluarga. Keluarga memiliki peran
penting dalam peningkatan taraf hidup anak hingga mengurangi jumlah kematian anak di
Indonesia.
Maka peran perawat dalam membantu pendampingan guna mencegah adanya kenaikan
angka kematian sangatlah penting. Penyebab utama kematian balita adalah masalah neonatal
(asfiksia, berat badan lahir rendah, dan infeksi neonatal), penyakit infeksi (utamanya diare dan
pneunonia) serta terkait erat dengan masalah gizi (gizi buruk dan gizi kurang). Masalah lain
adalah disparitas angka kematian neonatal, kematian bayi dan angka kematian balita yang cukup
tinggi, antarprovinsi. Kondisi ini disebabkan oleh masalah akses dan kualitas pelayanan
kesehatan, masalah sosial ekonomi dan budaya, pertumbuhan infrastruktur serta kerterbukaan
wilayah tersebut akan pembangunan ekonomi dan pendidikan. Upaya membaiknya tingkat
kesehatan anak dipengaruhi oleh meningkatnya cakupan pelayanan yang diterima sejak anak
berada dalam kandungan melalui: pelayanan pemeriksaan kehamilan yang berkualitas, persalinan
oleh tenaga kesehatan utamanya di fasilitas kesehatan, pelayanan neonatal (melalui kunjungan
neonatal), cakupan imunisasi utamanya cakupan imunisasi campak, penanganan neonatal, bayi
dan balita sakit sesuai standar baik di fasilitas kesehatan dasar dan fasilitas kesehatan rujukan
dan meningkatnya pengetahuan keluarga dan masyarakat akan perawatan pada masa kehamilan,
pada masa neonatal, bayi dan balita, serta deteksi dini penyakit dan care seeking behaviour ke
fasilitas kesehatan.

Morbidity / morbiditas / angka kesakitan adalah angka yang mengambarkan kejadian


sakit yang spesifik per 1000 penduduk. Angka kesakitan anak adalah angka yang
menggambarkan kejadian sakit yang spesifik per 1000 anak.Kesakitan yang banyak terjadi
adalah sakit akut dan infeksi terutama infeksi saluran pernafasan.kelompok anak dengan resiko
peningkatan angka kesakitan adalah anak jalanan/ gelandangan, anak dengan tingkat sosial
ekonomi orang tua rendah, anak diadopsi orang asing, anak ditempat penampungan.

Berbagai upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kesehatan anak


Indonesia, yakni melalui continuum of care berdasarkan siklus hidup, continuum of care
berdasarkan pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif), continuum of
care pathway sejak anak di rumah, di masyarakat (pelayanan posyandu dan poskesdes), di
fasilitas pelayanan kesehatan dasar, dan di fasilitas pelayanan kesehatan rujukan. Upaya
percepatan penurunan kematian balita fokus pada penyebab kematian. Mengingat 56 persen
kematian bayi terjadi pada masa neonatal dan 46 persen kematian balita terjadi di periode
neonatal maka dalam upaya percepatan penurunan angka kematian bayi dan balita fokus utama
pada peningkatan akses dan kualitas pelayanan neonatal, menurunkan prevalensi dan kematian
yang disebabkan oleh diare dan pneumonia, mengurangi dan menanggulangi gizi kurang dan gizi
buruk serta meningkatkan cakupan imunisasi campak.

Upaya menurunkan angka kematian neonatal dilakukan dengan meningkatkan persalinan


oleh tenaga kesehatan dan utamanya di fasilitas kesehatan, meningkatkan pelayanan kunjungan
neonatal oleh tenaga kesehatan menjadi 3 kali (6-48 jam setelah persalinan, hari ke-3 sampa 7
serta hari ke-8 sampai ke-28), ketersediaan pelayanan obstetrik neonatal emergensi dasar di
Puskesmas PONED (minimal 4 Puskesmas PONED per kabupaten/kota), serta pelayanan
obstetrik neonatal emergensi komprehensif di RS PONEK (minimal 1 RS PONEK
perkabupaten/kota). Sejak tahun 2010 pemerintah mencanangkan program Jampersal (jaminan
persalinan nasional) merupakan salah satu terobosan untuk percepatan menurunkan kematian ibu
dan neonatal. Jaminan persalinan bertujuan melindungi dan menyelamatkan ibu hamil, bersalin,
nifas, dan bayi baru lahir dari komplikasi dan resiko kematian. Jaminan persalinan ini
memberikan jaminan pelayanan pemeriksaan kehamilan, persalinan, pelayanan ibu nifas dan
bayi baru lahir bagi semua ibu dan bayi baru lahir yang belum memiliki jaminan kesehatan.
Untuk mengendalikan kasus dan kematian karena diare sebagai penyebab terbanyak kematian
setelah masalah neonatal maka ketersedian dan distribusi oralit dan zinc yang merata baik di
level masyarakat maupun fasilitas pelayanan kesehatan menjadi penting disamping keberhasilan
ASI Eksklusif, ketersediaan air bersih, ketersediaan jamban keluarga, hygiene dan sanitasi serta
tatalaksana diare sesuai standar. Untuk mengendalikan kasus dan kematian karena pneumonia
sebagai penyebab ketiga kematian pada bayi dan balita maka ketersedian dan distribusi
antibiotika di fasilitas pelayanan kesehatan menjadi penting disamping keberhasilan ASI
Eksklusif, imunisasi dasar lengkap, hygiene dan sanitasi, mencegah indoor dan outdoor polution
serta tatalaksana pneumonia sesuai standar.

MODEL-MODEL KEPERAWATAN ANAK

Dalam penerapan pelayanan pada asuhan keperawatan anak, model keperawatan pada
anak telah dicetuskan oleh beberapa ahli yang kemudian dari hasil penelitian dan pemikiran
tersebut dituangkan dalam bentuk teori model keperawatan pada anak. Teori ini digunakan
sebagai acuan dalam pelayanan asuhan keperawatan anak karena dinilai efektif. Yang pertama
adalah teori menurut kathryn E. Barnard dr. Barnard PCI (Parent Child Interaction) bahwa
hubungan interaktif antara orang tua dan anak secara langsung mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan kognitif. Menurut model ini orang tua dan anak terus bertanggung jawab untuk
menetapkan "komunikasi isyarat" atau akurat mengirim dan menerima isyarat dalam lingkungan
mereka. Interaksi yang sesuai dan tepat waktu respon antara kedua belah pihak merupakan
komponen penting dari dialog. Untuk mendukung teori dan mengidentifikasi resiko berkeluarga,
terdapat skala penilaian Nursing Cared Assesement Feeding Scaled (NCAFS) dan Nuraing
Child Assesment Teaching Scale (NATS) untuk mengukur perilaku antara orang tua dan anak
secara akurat. Skala ini telah teruji untuk langkah penelitian dan hasil kelompok untuk beresiko
termasuk rendah bayi sosial-ekonomi, prematur, dan bayi ibu remaja. Model ini juga banyak
diterapkan dalam disiplin ilmu lain yang mengamati antara hubungan orang tua dan anak. Teori
ini awalnya digunakan untuk mengatasi tahun pertama kehidupan seorang anak untuk
menyertakan penilaian hingga anak usia tiga tahun. Dalam teori ini model keperawatan pada
asuhan anak sangat menekankan pada komunikasi antara orang tua dengan anak.

Yang kedua ada namanya teori caring kristen swanson dimana terdapat 5 dimensi caring
mendasar. Caring sendiri merupakan bentuk dari definisi bagaimana cara untuk merawat dan
peduli akan anak. Sehingga teori ini diciptakan tetap relevan dengan pola atau model dalam
keperawatan anak. Dimensi yang pertama, maintaining believe artinya adanya kepercayaan dan
keyakinan seseorang dalam melalui proses kehidupan dan masa transisi dalam hidupnya untuk
menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan, menumbuhkan sikap optimisme, memaknai
arti dan mengambil hikamah dari setiap pertiwa serta selalu ada dalam situasi dan kondisi
apapun. Dalam teori model keperawatan anak ini memiliki makna dan jika diimplementasikan
maka akan memberikan sentuhan dalam asuhan keperawatan yang optimal. Tujuan dari model
keperawatan ini adalah untuk membantu orang lain dalam batas-batas kehidupannya sehingga
dapat menemukan makna dan mempertahankan sikap yang penuh harapan. Memelihara dan
mempertahankan keyakinan nilai hidup seseorang adalah dari caring dalam praktek keperawatan.

Elemen yang kedua adalah knowing. Berusaha mengerti kejadian-kejadian yang


memberikan makna dalam kehidupan klien. Mempertahanakan kepercayaan adalah dasar dari
caring keperawatan, knowing dianggap suatu pembelajaran terhadap pengalaman hidup klien
dengan mengesampingkan asumsi perawat yang mengetahui kebutuhan klien, dengan menggali
dan mencari tau informasi klien secara detail, peka terhadap bahasa verbal dan nonverbal, fokus
pada suatu tujuan keperawatan, serta melibatkan orang yang memberi asuhan dan orang yang
diberi asuhan serta menyalurkan presepsi antara perawat dengan klien. Dimensi yang ketiga,
being with. Bukan hanya hadir secara menyeluruh tetapi juga saling berkomunikasi bertujuan
untuk berbagi apa yang dirasakan klien, secara emosional memberikan dukungan dn
kenyamanan serta memantau klien baik fisik maupun emosional. Dimensi yang keempat, doing
for. Melakukan suatu tindakan kepada klien dengan mengantisipasi kebutuhan yang diperlukan,
kenyamanan, serta menjaga privasi dan martabat klien. Dimensi kelima, enablings. Memberikan
kemudahan atau memberdayakan klien, memfasilitasi klien agar dapat melewati masa transisi
dalam hidupnya dan melewati setiap peristiwa dalam hidupnya yang belum pernah dialami
dengan memberi informasi, menjelaskan, mendukung dengan fokus masalah yang relevan,
berfikir melalui masalah dan menghasilkan alternatif pemecahan masalah sehingga
meningkatkan penyembuhan klien atau klien mampu melakukan tindakan yang tidak biasa
dengan memberikan dukungan, memvalidasi perasaan dan memberikan umpan balik/feedback.

Ternyata banyak sekali model teori keperawatan anak yang telah dicetuskan oleh para
ahli. Dalam teori tersebut kita dapat mempelajari atau bahkan menginterpretasikan dalam konsep
asuhan keperawatan pada anak yang seharusnya dipelajari dan dipahami terlebih dahulu oleh
seorang perawat. Dalam teori kenyamanan kolcaba, terdapat tiga tipe yakni relief, ease dan
trancendance. Tipe yang ketiga merupakan keadaan dimana seorang individu mampu mengatasi
masalah dari ketidaknyamanan yang terjadi. Kenyamanan merupakan kebutuhan dasar manusia
dan manusia sebagai mahluk holistik meliputi kenyamanan fisik, psikolospiritual, sosiokultural
dan lingkungan. Kenyamanan fisik berhubungan dengan mekanisme sensasi tubuh dan
homeostasis, meliputi penurunan kemampuan tubuh untuk merespon suatu penyakit atau
prosedur invasif. Beberapa alternatif untuk memenuhi kebutuhan fisik adalah memberikan obat,
merubah posisi, backrub, kompres hangat atau dingin dan semtuhan terapeutik.

Aplikasi dari beberapa teori tersebut menurut beberapa ahli, terutama pada teori menurut
E. Barnard merupakan yang lebih dominan. Teori ini bermula dan berfokus pada interaksi pada
ibu, bayi dan lingkungannya. Menurut teori ini karakteristik individu dipengaruhi oleh interaksi
antara ibu, bayi dan lingkungannya.
TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN ANAK

Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, tren juga
dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang
biasanya sedang popular di kalangan masyarakat. Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan
oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta. Issu adalah suatu peristiwa atau
kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang
menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam,
hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis.Issu adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh
banyak namun belum jelas faktannya atau buktinya. Trend dan Issu Keperawatan adalah sesuatu
yang sedang d.bicarakan banyak orang tentang praktek/mengenai keperawatan baik itu
berdasarkan fakta ataupun tidak, trend dan issu keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek
legal dan etis keperawatan.

Ada banyak contoh issue dan trend keperawatan anak. Diantaranya ada imunisasi
kecanduan gadget, HIV/AIDS, dan lain sebagainya. Imunisasi adalah upaya pencegahan
penyakit infeksi dengan menyuntikkan vaksin kepada anak sebelum anak terinfeksi. Anak yang
diberi imunisasi akan terlindung dari infeksi penyakit-penyakit .Yang dapat menyebabkan
infeksi sebelum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatanuntuk menyerang tubuh kita.
Dengan imunisasi tubuh kita akan terlindungi dari infeksi begitu pula orang lain. Karena tidak
tertular dari kita. Namun, banyak orang tua dari anak yang kurang teredukasi terkait perihal
pemberian imunisasi. Padahal penggolongan imunisasi sudah diberikan ketika anak masih bayi.
Dan imunisasi pun beragam jenisnya. Tujuan dari imunisasi adalah memberikan kekebalan atau
imunitas pada bayi. Namun, jika ibu tidak aktif, tanggap dan sigap pada anak dengan
mengabaikan pentingnya imunisasi maka akan berdampak buruk pada kualitas kesehatan anak
nantinya.

Trend issue keperawatan yang kedua adalah terkait fenomena kecanduan gadget pada
anak. Dehgan adanya kemajuan dan kecanggihan teknologi yang ada, hampir semua manusia
mempunyai salah satu alat teknologi yang bernama gadget. Hampir tiap hari manusia
menghabiskan waktunya untuk bermain gadget. Oleh karena itu, fenomena yang terjadi tidak
kaget jika banyak orang tua yang ingin anaknya tidak rewel dengan memberinya gadget. Gaya
hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang menggambarkan seberapa besar nilai moral
orang tersebutdalam masyarakat di sekitarnya dan bagaimana cara orang tersebut hidup. gaya
hidup masa kini yaitu dengan penggunan smarthphone atau biasa disebut gadget.Orang
dewasa,remaja saat ini menggandrungi gadget-nya dengan bermain social media. Dengan
berbagai jenis dan gadget yang mereka gunakan mampu mengakses informasi infirmasi up to
date tanpa harus susah payah mencari, lebih efisien, dan efektif. Namun selain itu bermain
gadget akan menimbukan dampak negative yaitu kecanduan dan ketergantungan media social,
sehingga mereka melupakan tugas dan kewajibannya.

Fenomena kecanduan gadget tidak hanya dialami oleh dewasa dan remaja saja, tetapi
anak-anak pun juga. Umumnya anak-anak bermain di luar rumah bersama teman-temannya
menghabiskan waktu dengan bermain bola, bersepeda, atau yang lainnya. Anak menghabiskan
waktu dengan bermain gadget akan berefek buruk pada perkembangan psikis maupun fisik.
Banyak anak-anak usia dibawah 5 tahun yang sudah begitu akrab dengan gadgetnya,ini juga
merupakan factor dari orang tua yang tidak mau repot mengurusi anaknya yang selalu rewel atau
tidak mau ditinggal beraktifitas akhirnya orangtua yang seperti itu membiarkan anaknya untuk
hanya sekedar bermain game di gadget agar anaknya tenang, tidak rewel sehingga orangtuanya
mampu beraktifitas atau bekerja. Tetapi keadaan seperti itu anak akan mengalami kecanduan dan
susah diatur karena lebih memilih gadgetnya. Anak akan menjadi berontak bila gadgetnya
diambil,disita atau hanya sekedar dipinjam. Sehingga anak akan enggan untuk bersosialisasi
dengan lingkungan, malas belajar, makan atau minum, tidak mengerjakan tugas sekolahnya, pola
tidur terganggu. Disitulah peran orangtua dan orang-orang penting dalam menagani hal tersebut.

Trend issue yang selanjutnya adalah HIV/AIDS. Infeksi HIV/AIDS (Human immuno
Deficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrom) pertama kali dilaporkan di Amerika
pada tahun 1981 pada orang dewasa homoseksual, sedangkan pada anak tahun 1983. Enam tahun
kemudian (1989), AIDS sudah termasuk penyakit yang mengancam anak di Amerika. Di seluruh
dunia, AIDS menyebabkan kematian pada lebih dari 8.000 orang setiap hari saat ini, yang berarti
1 orang setiap 10 detik, karena itu infeksi HIV dianggap sebagai penyebab kematian tertinggi
akibat satu jenis agen infeksius. AIDS pada anak pertama kali dilaporkan oleh Oleske,
Rubbinstein dan Amman pada tahun 1983 di Amerika Serikat. Sejak itu laporan jumlah AIDS
pada anak di Amerika makin lama makin meningkat. Kejadian HIV 3,2 juta anak hidup dengan
HIV 240 ribu anak terinfeksi baru, 190 ribu anak meninggal karena AIDS, 660 anak terinfeksi
HIV setiap harinya, 530 anak meninggal karena AIDS setiap harinya dan baru 24% anak dengan
HIV yang mendapatkan terapi ARV. Sedangkan di Indonesia, Jumlah anak yang terinfeksi pada
tahun 2010 sebanyak 795 anak, kemudian pada tahun 2013 mencapai 1.075 anak dan pada tahun
2014 mencapai hingga 1.388 anak. Perkembangan epidemi HIV-AIDS di dunia telah
menyebabkan HIV-AIDS menjadi masalah global dan merupakan salah satu masalah Kesehatan
masyarakat Indonesia. Transmisi penularan HIV pada anak disominasi. Ban Ki Moon dalam
UNAIDS (2016) menyatakan bahwa dunia telah berkomitmen untuk menghentikan epidemi
AIDS. Sekarang kita harus berkomitmen untuk mengakhirinya pada tahun 2030 sebagai bagian
dari Sustainable Goal Development (SDG’s). Menurut UNAIDS (2016), walaupun kita sedang
berproses sejak beberapa program telah diluncurkan pada tahun-tahun sebelumnya, ada beberapa
fakta yang tidak bisa dihindari bahkan sampai tahun 2016 ini.

Diagnosis ini sangat penting untuk anak-anak sebagai kemajuan HIV ke AIDS sangat
cepat pada masa bayi. Diagnosis awal pada minggu pertama kehidupan dan inisiasi segera
pengobatan dapat menjadi perbedaan antara hidup dan mati. Tidak berhenti sampai di situ,
pelayanan kesehatan secara teratur harus lebih proaktif dalam pencarian kasus HIV di lapangan.
Telah ada peningkatan dramatis dari akses pengobatan untuk anak-anak (0-14) yang hidup
dengan HIV dari hampir tidak ada pada tahun 2000 dan meningkat setengahnya pada tahun
2015. Tapi kita harus bekerja lebih cepat untuk mencapai semua anak-anak yang membutuhkan
pengobatan.

ASPEK LEGAL DAN ETIS LINGKUP KEPERAWATAN ANAK

Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang


baikbagikelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip
bagiperbuatanyang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidakbaik
dandengan kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan untukperbuatanatau
tidakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsipmoralitaskarena etika
mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etikberarti tidak memiliki prilaku
yang baik dan tidak memiliki moral yang baik.Etikabisa diartikan juga sebagai, yang
berhubungan dengan pertimbangankeputusan, benaratau tidaknya suatu perbuatan karena tidak
ada undang-undangatau peraturan yangmenegaskan hal yang harus dilakukan. Etika berbagai
profesi digariskan dalam kodeetik yang bersumber dari martabat dan hak manusia ( yang
memiliki sikap menerima)dan kepercayaan dari profesi.

Profesi menyusun kode etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasiindividu
yang dilayani, Kadang-kadang perawat dihadapkan pada situasi yangmemerlukan
keputusanuntuk mengambil tindakan. Perawat memberi asuhan kepada klien, keluarga dan
masyarakat, menerimatanggung jawab untuk membuat keadaan lingkungan fisik,sosial dan
spiritual yangmemungkinkan untuk penyembuhan dan menekankan pencegahan penyakit
sertameningkatkan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan,Karena beberapa fenomena diatas
sebagai seorang perawat yang profesional wajib mengetahui fungsi dan perannyasebagai
seorang perawat, dan juga mengenal etika-etika dan konsep hukum yangberlaku
dalam prosfesinya supayadapat terhindar dari tindakan-tindakan yangmenyalahi etika
profesinya yang akan berujung kepada malpraktik atau kelalaian yangmerugikan klien, perawat
itusendiri dan profesinya.

Aspek legal keperawatan adalah aspek aturan Keperawatan dalam memberikan Asuhan
Keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan
termasuk hak dan kewajibannya. Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan
kesehatan tidak saja membutuhkan kesabaran.

Peran legal perawat memiliki hak dan tanggung jawab diantaranya memberikan asuhan
keperawatan, sebagai pekerja, dan sebagai warga negara. Perawat mungkin memgalami konflik
kepentingan antara hak dan tanggung jawab ini. Penilaian keperawatan profesional memerlukan
perawatan profesional memerlukan pemeriksaan yang teliti dalam asuhan keperawatan,
kemungkinan konsekuensi tindakan keperawatan, dan alternatif yang mungkin dilakukan
perawat. Masalah legal dalam praktek keperawatan dapat terjadi bila tidak tersedia tenaga
keperawatan yang memadai tidak tersedia standar praktek dan tidak ada kontrak kerja. Perawat
profesional perlu memahami aspek legal untuk melindungi diri dan melindungi hak-hak pasien
dan memahami batas legal yang mempengaruhi praktek keperawatan. Pedoman legal undang-
undang praktek Kepmenkes nomor 1239 dan hukum adat.

Ada tiga prinsip yg harus dipenuhi. Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan
ini harus dijalankan berdasarkankewajiban. Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung
pada tercapainya tujuan dari tindakanitu melainkan tergantung pada kemauan baik yang
mendorong seseorang untukmelakukan tindakan itu, berartikalaupun tujuan tidak
tercapai, tindakan itu sudahdinilai baik. Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini,
kewajiban adalah hal yang niscaya daritindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada
hukum moral.Hukum Moral ini dianggapnya sebagai perintah tak bersyarat (imperatif kategoris)
ygberarti hukum moral ini berlaku bagisemua orang pada segala situasi dan tempat. 3. Aspek
Legal dalam Praktik Keperawatan. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tindakan dengan
aman, perawat profesionalharus memahami batasan legal dan implikasinya dalam praktik
keperawatan sehari-hari.Asuhan keperawatan yang legal diartikan sebagai praktik keperawatan
yang bermutu dan taatpada aturan,hukum, serta perundang-undangan yang berlaku.Pertimbangan
pembuatan keputusan benar tidaknya suatu perbuatan dalam keperawatan anakmerupakan
model perilaku & standar yang diharapkan dalam memberikan asuhankeperawatan
anak.

SCOPE OF PEDIATRIC NURSING

Keperawatan anak berfokus pada perlindungan, promosi, dan optimalisasi kesehatan dan
kemampuan untuk anak-anak dari usia baru lahir hingga dewasa muda. Memanfaatkan
pendekatan perawatan yang berpusat pada pasien dan keluarga, perawat anak berusaha untuk
mencegah penyakit dan cedera, memulihkan kesehatan, dan memaksimalkan kenyamanan dalam
kondisi kesehatan dan di akhir kehidupan, melalui diagnosis, pengobatan, dan pengelolaan
kondisi anak dan advokasi dalam pengasuhan anak dan keluarga. perawatan kesehatan yang
saling bergantung, berkolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya untuk memberikan
layanan perawatan kesehatan kepada anak-anak. Pada tahun 2004, National Association of
Pediatric Nurse Practitioners memperluas ruang lingkup praktek PNP untuk memasukkan
penyediaan perawatan untuk anak-anak yang sakit akut, kronis dan kritis dan mengembangkan
ujian sertifikasi khusus.

Fokus perawat anak adalah untuk merawat bayi dan anak-anak (hingga usia 18 tahun)
dengan masalah kesehatan akut dan kronis di berbagai rumah sakit dan pengaturan praktik
berbasis komunitas.Tujuan perawat anak adalah promosi dan pemeliharaan kesehatan, dengan
menerapkan asuhan keperawatan di seluruh rangkaian perawatan, termasuk perawatan fisik,
pertumbuhan, dan perkembangan, perawatan psikososial, spiritual, pendidikan, perawatan
paliatif, dan rehabilitasi. Seorang perawat anak menerapkan perawatan individual sehubungan
dengan jenis kelamin, usia, tingkat perkembangan, ras, perbedaan budaya, individualitas, etnis,
keyakinan spiritual, Seorang perawat anak mengadopsi perawatan yang berpusat pada keluarga,
pendekatan perawatan perkembangan, perawatan traumatis, dan humanisme sebagai konsep
sudut dalam penyediaan perawatan.

Standar domain profesional meliputi kinerja, pengetahuan dan penelitian, kolaborasi dan
hubungan interpersonal, masalah etika dan hukum, dan kepemimpinan dan pemanfaatan sumber
daya.Perawat apediatrik memberikan perawatan berkualitas tinggi, berbasis bukti, terkini, dan
aman dalam lingkungan perawatan kesehatan yang terus berubah karena teknologi dandievaluasi
terus menerus. Perawat apediatrik bertanggung jawab untuk mempraktikkan bimbingan,
kepemimpinan, dan pengelolaan lingkungan praktik, dan meningkatkan praktik keperawatan
melalui penerjemahan penelitian, pemanfaatan, dan penerapan bukti penelitian terbaik.

Perawat pediatrik adalah perawat terdaftar yang dipersiapkan secara pendidikan dalam
keperawatan untuk bekerja dengan bayi, anak-anak, dan remaja dan memiliki lisensi untuk
praktik di Yordania. Tingkat praktik dibedakan oleh persiapan pendidikan, kompleksitas praktik
klinis, dan pelaksanaan tugas dan fungsi keperawatan tertentu. Menurut JNC Nursing
Specialization and Career Ladder Bylaw for Nursing. Dasar dari perawat spesialis anak dan
spesialis lanjut adalah tingginya tingkat pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang
diterapkan dalam hubungan perawat-klien untuk mencapai hasil yang optimal. Hal ini dilakukan
melalui keterampilan canggih analisis kritis, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan
yang akurat untuk merawat bayi, anak-anak, dan keluarga mereka. Ruang lingkup praktik
membutuhkan kemampuan kognitif, integratif, dan teknis dalam kinerja, prosedur, protokol
praktik, dan pedoman yang aman secara etis dan budaya. Seorang perawat anak mengadopsi
perawatan yang berpusat pada keluarga, pendekatan perawatan perkembangan, perawatan
traumatis, dan humanisme sebagai konsep sudut dalam penyediaan perawatan.

Standar inti untuk perawat anak dalam domain praktik. Menilai anak dengan penyakit
akut dan kronis dengan menilai riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan mental, dan
penilaian risiko kesehatan.Mengidentifikasi dan mendiagnosis masalah kesehatan aktual
dan potensial serta respon keluarga dan anak terhadap masalah kesehatan tersebut.
Mengembangkan rencana asuhan keperawatan individual yang menentukan intervensi
untuk mencapai hasil yang diharapkan. Menyampaikan dan melakukan intervensi
keperawatan berbasis bukti melalui perawatan pasien langsung dan manajemen masalah
kesehatan. Mengevaluasi kemajuan anak dan keluarga sehubungan dengan masalah
kesehatan.
Standar praktik adalah pernyataan tentang tingkat kinerja yang harus dicapai oleh
perawat anak dalam praktik mereka untuk memberikan layanan perawatan kesehatan
demi kepentingan terbaik anak dan keluarga mereka. Standar praktik mengacu pada
fungsi keperawatan profesional yang dilakukan oleh perawat praktik lanjut selama proses
keperawatan. Standar praktik keperawatan anak meliputi standar utama penyediaan
perawatan yang berpusat pada anak dan keluarga dan enamkation, perencanaan.
implementasi dan evaluasi. Memenuhi standar praktik keperawatan pediatrik akan
memastikan bahwa asuhan keperawatan komprehensif, sistematis, dan diprioritaskan
untuk mencapai hasil kesehatan yang relevan, berkualitas tinggi, berdasarkan informasi
bukti. Bukti termasukinformasi yang dikumpulkan melalui akses dan interpretasi yang
efektif sumber komunikasi. Untuk memberikan asesmen, perawatan, dan pengobatan,
perawat anak harus menyesuaikan komunikasinya dengan kebutuhan anak dan keluarga
terkait dengan kebutuhan mereka. kompetensi perawat untuk menilai dan mendukung
kebutuhan anak-anak melalui penyediaan perawatan yang berpusat pada anak dan
keluarga selama pengalaman perawatan kesehatan akut, kronis, dan kritis mereka sejak
bayi hingga usia 18 tahun.

PRINSIP KEPERAWATAN ANAK

Setiap anak mempunyai karakter atau sifat yang berbeda-beda atau unik. Perawat harus
mengetahui kebutuhan anak sesuai dengan tahap perkembangannya Tindakan keperawatan pada
anak harus berorientasi pada pencegahan dan peningkatan kesehatan. Perawat anak tidak bisa
menggantikan peran dokter, sehingga tidak untuk mendiagnosis atau mengobati anak yang sakit.
Perawat anak harus mempunyai ilmu pengetahuan yang didapatkan secara formal seperti di
perguruan tinggi. Perawat anak harus mempunyai tanggung jawab penuh yang komprehensif
selama memberikan pelayanan keperawatan kepada anak. Perawat anak mempunyai kontrak
kepada anak dan keluarga dalam meningkatkan kesejahteraan yang berlandaskan pada proses
keperawatan sesuai dengan moral (etik) dan aspek hukum (legal). Pada masa yang akan datang
kecenderungan keperawatan anak berfokus pada ilmu tumbuh kembang sebab ilmu tumbuh
kembang ini yang akan mempelajari aspek kehidupan anak

Tujuan keperawatan pada anak untuk meningkatkan maturasi atau kematangan dan
berfokus pada pertumbuhan dan perkembangan anak.Dalam memberikan asuhan keperawatan
pada anak tentu berbeda dibandingkan dengan orang dewasa. Banyak perbedaan-perbedaan yang
diperhatikan dimana harus disesuaikan dengan usia anak serta pertumbuhan dan perkembangan
karena perawatan yang tidak optimal akan berdampak tidak baik secara fisiologis maupun
psikologis anak itu sendiri. Perawat harus memperhatikan beberapa prinsip. Perawat harus
memahami dan mengingat beberapa prinsip yang berbeda dalam penerapan asuhan keperawatan
anak. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik, artinya bahwa tidak
boleh memandang anak dari segi fisiknya saja melainkan sebagai individu yang unik yang
mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proses kematangan. Anak adalah
sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai tahap perkembangannya. Sebagai
individu yang unik, anak memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain
sesuai tumbuh kembang. Kebutuhan fisiologis seperti nutrisi dan cairan, aktivitas, eliminasi,
tidur dan lain-lain, sedangkan kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang akan terlihat sesuai
tumbuh kembangnya. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit
dan peningkatan derajat kesehatan yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian pada anak mengingat anak adalah penerus generasi bangsa. Keperawatan anak
merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan anak sehingga perawat
bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Dalam
mensejahterakan anak maka keperawatan selalu mengutamakan kepentingan anak dan upayanya
tidak terlepas dari peran keluarga sehingga selalu melibatkan keluarga.

Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk mencegah,
mengkaji, mengintervensi dan meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses
keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum (legal).Tujuan
keperawatan anak dan keluarga adalah untuk meningkatkan maturasi atau kematangan yang
sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga
dan masyarakat. Upaya kematangan anak adalah dengan selalu memperhatikan lingkungan yang
baik secara internal maupun eksternal dimana kematangan anak ditentukan oleh lingkungan yang
baik. Pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak berfokus pada ilmu tumbuh
kembang, sebab ini yang akan mempelajari aspek kehidupan anak.

PERBEDAAN KEPERAWATAN ANAK DAN DEWASA

Di Indonesia anak dipandang sebagai pewaris keluarga, yaitu penerus keluarga yang
kelak akan melanjutkan nilai – nilai dari keluarga serta dianggap sebagai seseorang yang bisa
memberikan perawatan dan perlindungan ketika kedua orang tua sudah berada pada tahap lanjut
usia ( jaminan hari tua ) . Anak masih dianggap sebagai sumber tenaga murah yang dapat
membantu ekonomi keluarga. Keberadaan anak dididik menjadi pribadi yang mandiri

Anak baik sebagai individu maupun bagian dari keluarga merupakan salah satu sasaran
dalam pelayanan keperawatan. Untuk dapat memberikan pelayanan keperawatan yang tepat
sesuai dengan masa tumbuh kembangnya. Terdapat perbedaan dalam memberikan pelayanan
keperawatan antara orang dewasa dan anak sebagai sasarannya. Perbedaan itu dapat dilihat dari
struktur fisik, dimana secara fisik anak memiliki organ yang belum matur sepenuhnya. Sebagai
contoh bahwa komposisi tulang pada anak lebih banyak berupa tulang rawan, sedangkan pada
orang dewasa sudah berupa tulang keras.

Proses fisiologis juga mengalami perbedaan, kemampuan anak dalam membentuk zat
penangkal anti peradarangan belum sempurna sehingga daya tahan tubuhnya masih rentan dan
mudah terserang penyakit. Pada aspek kognitif, kemampuan berfikir anak serta tanggapan
terhadap pengalaman masa lalu sangat berbeda dari orang dewasa, pengalaman yang tidak
menyenangkan selama di rawat akan di rekam sebagai suatu trauma, sehingga pelayanan
keperawatan harus meminimalisasi dampak traumatis anak.

Dalam memberikan pelayanan keperawatan anak selalu diutamakan, mengingat


kemampuan dalam mengatasi masalah masih dalam proses kematangan yang berbeda dibanding
orang dewasa karena struktur fisik anak dan dewasa berbeda mulai dari besarnya ukuran hingga
aspek kematangan fisik. Proses fisiologis anak dengan dewasa mempunyai perbedaan dalam hal
fungsi tubuh dimana orang dewasa cenderung sudah mencapai kematangan. Kemampuan
berpikir anak dengan dewasa berbeda dimana fungsi otak dewasa sudah matang sedangkan anak
masih dalam proses perkembangan.

Demikian pula dalam hal tanggapan terhadap pengalaman masa lalu berbeda, pada anak
cenderung kepada dampak psikologis yang apabila kurang mendukung maka akan berdampak
pada tumbuh kembang anak sedangkan pada dewasa cenderung sudah mempunyai mekanisme
koping yang baik dan matang.Anak sama seperti orang dewasa atau orang tua, yang mana anak-
anak berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang disesuaikan dengan kebutuhannya.
Pelayanan kesehatan pada anak dapat disesuaikan dengan usianya, berikut kelompok usia anak
berdasarkan masa tumbuh kembangnya. Berbeda dengan layanan kesehatan home care untuk
orang dewasa atau lansia. Pelayanan keperawatan pada anak harus memperhatikan struktur fisik
anak, yang mana fisik pada anak belum sepenuhnya matur dan masih dalam proses pertumbuhan.

Sehingga perawatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang benar-benar menguasai
ilmu keperawatan pada anak. Saat ini, telah banyak layanan kesehatan yang berfokus untuk
memberikan pengasuhan serta perawatan kepada anak.Yaitu home care perawat anak.
MHomecare sebagai perusahaan jasa pelayanan kesehatan terbaik di Indonesia memastikan
setiap layanan home care adalah yang terbaik sesuai dengan kebutuhan setiap pasien, tidak
terkecuali anak-anak. Perawat anak adalah tenaga kesehatan yang mempunyai latar belakang
pendidikan D3 atau S1 Kebidanan.Tidak hanya sebatas pendidikan, tenaga kesehatan perawat
anak juga harus mengikuti pelatihan atau training yang dilakukan oleh perusahaan home care
sebelum akhirnya dapat merawat anak, bayi atau pendampingan ibu pasca melahirkan. Setiap
perawat anak mempunyai ruang lingkup atau batasan dalam memberikan pelayanan keperawatan
pada anak.Beberapa pakar berpendapat jika lingkup praktik keperawatan anak hanya diberikan
pada Bayi Baru Lahir (BBL) sampai anak usia 12 tahun.Dalam memberikan perawatan atau
pengasuhan kepada anak meliputi stimulasi mental (ASAH), kasih sayang (ASIH), dan
pemenuhan kebutuhan fisik (ASUH). Jadi, dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan,
antara anak dengan orang dewasa tentu akan diberikan sebuah asuhan keperawatan yang optimal.
Namun, di sini dalam pemberian pelayanan keperawatan anak, anak akan diberikan perhatian
lebih mengingat dan menimbang antara anak dan orang dewasa mempunyai perbedaan yang
cukup signifikan. Anak membutuhkan sentuhan lebih dari seorang perawat dibandingkan orang
dewasa. Karena anak masih sangat bergantung dalam mengurus diri kepada orang lain,
sementara orang dewasa sudah mampu untuk mengurus dirinya sendiri.

PERAN PERAWAT ANAK

Pada dasarnya setiap tenaga kesehatan mempunyai pengetahuan yang sama dalam
melakukan perawatan, namun hal ini tetap harus diseragamkan sehingga pelayanan benar-benar
sesuai dengan standar atau SOP. Anak sama seperti orang dewasa atau orang tua, yang mana
anak-anak berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang disesuaikan dengan kebutuhannya.
Berbeda dengan layanan kesehatan home care untuk orang dewasa atau lansia. Pelayanan
keperawatan pada anak harus memperhatikan struktur fisik anak, yang mana fisik pada anak
belum sepenuhnya matur dan masih dalam proses pertumbuhan.Sehingga perawatan harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang benar-benar menguasai ilmu keperawatan pada anak. Saat
ini, telah banyak layanan kesehatan yang berfokus untuk memberikan pengasuhan serta
perawatan kepada anak.

Pelayanan kesehatan pada anak dapat disesuaikan dengan usianya. Penyeragaman


pelayanan pada layanan kesehatan perawat anak sepenuhnya diatur dan disesuaikan untuk klien
atau pasien. Perawat merupakan anggota dari tim pemberi asuhan keperawatan anak dan orang
tuanya. Perawat dapat berperan dalam berbagai aspek dalam memberikan pelayanan kesehatan
dan bekerjasama dengan anggota tim lain, dengan keluarga terutama dalam membantu
memecahkan masalah yang berkaitan dengan perawatan anak. Perawat merupakan salah satu
anggota tim kesehatan yang bekerja dengan anak dan orang tua. Perawat berperan sebagai
pendidik, baik secara langsung dengan memberi penyuluhan/pendidikan kesehatan pada orang
tua maupun secara tidak langsung dengan menolong orang tua/anak memahami pengobatan dan
perawatan anaknya. Kebutuhan orang tua terhadap pendidikan kesehatan dapat mencakup
pengertian dasar penyakit anaknya, perawatan anak selama dirawat di rumah sakit, serta
perawatan lanjut untuk persiapan pulang ke rumah. Tiga domain yang dapat dirubah oleh
perawat melalui pendidikan kesehatan adalah pengetahuan, keterampilan serta sikap keluarga
dalam hal kesehatan khususnya perawatan anak sakit.
Suatu waktu anak dan keluarganya mempunyai kebutuhan psikologis berupa
dukungan/dorongan mental. Sebagai konselor, perawat dapat memberikan konseling
keperawatan ketika anak dan keluarganya membutuhkan. Hal inilah yang membedakan layanan
konseling dengan pendidikan kesehatan. Dengan cara mendengarkan segala keluhan, melakukan
sentuhan dan hadir secara fisik maka perawat dapat saling bertukar pikiran dan pendapat dengan
orang tua tentang masalah anak dan keluarganya dan membantu mencarikan alternatif
pemecahannya. Dengan pendekatan interdisiplin, perawat melakukan koordinasi dan kolaborasi
dengan anggota tim kesehatan lain dengan tujuan terlaksananya asuhan yang holistik dan
komprehensif. Perawat berada pada posisi kunci untuk menjadi koordinator pelayanan kesehatan
karena 24 jam berada di samping pasien. Keluarga adalah mitra perawat, oleh karena itu
kerjasama dengan keluarga juga harus terbina dengan baik tidak hanya saat perawat
membutuhkan informasi dari keluarga saja, melainkan seluruh rangkaian proses perawatan anak
harus melibatkan keluarga secara aktif.

Perawat dituntut untuk dapat berperan sebagai pembuat keputusan etik dengan
berdasarkan pada nilai normal yang diyakini dengan penekanan pada hak pasien untuk mendapat
otonomi, menghindari hal-hal yang merugikan pasien dan keuntungan asuhan keperawatan yaitu
meningkatkan kesejahteraan pasien. Perawat juga harus terlibat dalam perumusan rencana
pelayanan kesehatan di tingkat kebijakan. Perawat harus mempunyai suara untuk didengar oleh
para pemegang kebijakan dan harus aktif dalam gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan anak. Perawat yang paling mengerti tentang pelayanan keperawatan anak. Oleh
karena itu perawat harus dapat meyakinkan pemegang kebijakan bahwa usulan tentang
perencanaan pelayanan keperawatan yang diajukan dapat memberi dampak terhadap peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan anak.Sebagai peneliti perawat anak membutuhkan keterlibatan
penuh dalam upaya menemukan masalah-masalah keperawatan anak yang harus diteliti,
melaksanakan penelitian langsung dan menggunakan hasil penelitian kesehatan/keperawatan
anak dengan tujuan meningkatkan kualitas praktik/asuhan keperawatan pada anak. Pada peran ini
diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam melihat fenomena yang ada dalam layanan asuhan
keperawatan anak sehari-hari dan menelusuri penelitian yang telah dilakukan serta menggunakan
literatur untuk memvalidasi masalah penelitian yang ditemukan. Pada tingkat kualifikasi tertentu,
perawat harus dapat melaksanakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
praktik keperawatan anak.

KONSEP FAMILY CENTER CARE (FCC)

Konsep dasar keperawatan anak mempunyai landasan berpikir yang dituangkan dalam
sebuah paradigm antara lain terdiri dari empat komponen. Komponen yang pertama adalah
manusia yang diwujudkan dalam bentuk anak. Definisi dari anak sendiri secara umum adalah
seseorang yang berusia kurang dari 18 tahun yang masih mengalami masa pertumbuhan dan
perkembangan. Definisi lain mengatakan bahwa anak merupakan individu dengan rentan
perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Tentu saja pertumbuhan dan
perkembangan dari setiap anak berbeda. Dalam proses berkembang anak memiliki ciri fisik,
kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial. Perbedaan mendasar antara anak dan
dewasa dapat diamati baik daei bentuk fisik dan juga kematangan dalam berpikir. Dalam
pelayanan keperawatan anak, tentu saja sangat diutamakan dan pasti memerlukan peran dari
orang dewasa mengingat dan menimbang anak belum bisa sepenuhnya memegang dan mengatur
kendali atas dirinya sendiri baik secara fisiologis, biologis maupun sosial.

Komponen yang kedua yaitu rentang sehat sakit. Rentang ini suatu alat ukur dalam
menilai status kesehatan yang dinamis dalam setiap waktu. Perawatan anak tentu tidak hanya
dilakukan ketika sakit, namun ketika sehat pun perawatan pada anak akan tetap dilakukan.
Komponen yang ketiga adalah lingkungan. Lingkungan terdiri dari lingkungan internal yang
berupa bawaan dari anak misalnya ketika anak baru lahir dengan kelainan bawaan maka hal
tersebut akan mengganggu dan menjadi perubahan ststus kesehatan menjadi sakit dikemudian
hari, sedangkan lingkungan eksternal contohnya seperti peran orang tua, saudara, masyarakat,
gizi buruk, status kesehatan , dan lain sebagainya. Komponen yang terkahir adalah keperawatan.
Komponen ini merupakan bentuk pelayanan yang diberikan oleh seorang perawat kepada anak
secara optimal dalam pendampingan fase pertumbuhan dan perkembangan.

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak tentu akan sangat berbeda
dibandingkan dengan asuhan keperawatan pada orang dewasa. Oleh karena itu, perawat harus
memahami prinsip dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan. Anak tidak bisa dipandang
dari segi fisik karena anak bukan sebuah miniature, namun fisiknya masih dalam proses tumbuh
dan berkembang. Anak merupakan individu unik yang mempunyai kebutuhan dalam setiap
fasenya, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, sosial, dan spiritual. Anak sebagai
generasi penerus bangsa hendaknya diberikan pelayanan seoptimal mungkin dalam
meningkatkan derajat kesehatan dan mencegah tingginya angka kematian.

Peran perawat diwujudkan dalam berbagai bentuk. Perawat sebagai pendidik, baik secara
langsung dengan memberikan edukasi/penyuluhan kepada orang tua anak dalam masa
pendampingan perawatan anak. Tiga domain yang dapat dirubah oleh perawat melalui
pendidikan kesehatan adalah pengetahuan, keterampilan serta sikap keluarga dalam hal
kesehatan khususnya perawatan anak sakit. Selain sebagai pendidik, perawat juga sebagai
konselor yang dapat dijadikan teman curhat dan membantu dalam menyelesaikan problematika
orang tua dan anak. Perawat berperan aktif hampir 24 jam dalam upaya pendampingan pasien,
sehingga perlu adanya kolaborasi antara perawat dengan tenaga kesehatan lain atau dengan
keluarga anak.

Dalam fase pendekatan antara perawat dan keluarga, orang tua anak juga harus dilibatkan
karena anak mungkin belum terbiasa dengan perawat karena anggapan bahwa perawat adalah
orang asing. Sehingga peran orang tua juga sangat penting dalam perawatan anak. FCC ( Family
Center Care) atau perawatan yang berpusat pada keluarga mengakui keluarga sebagai konstanta

dalam kehidupan anak. Intervensi keperawatan dengan menggunakan pendekatan FCC


menekankan dalam pembuatan kebijakan, perencanaan program perawatan, perencanaan fasilitas
kesehatan, dan interaksi srhari-hari antara klien dengan tenaga kesehatan harus melibatkan
keluarga. Fami ly Center Care memiliki banyak sekali manfaat. Hubungan tenaga
kesehatan dengan keluarga semakin menguat dalam meningkatkan kesehatan dan perkembangan
tiap anak. Keluarga lebih mampu dalam meningkatkan pengambilan keputusan klinis
berdasarkan informasi . Dalam family center care kebutuhan semua anggota keluarga tidak
hanya harus dipertimbangkan, namun juga harus mengacu pada beberapa elemen. Memasukkan
pemahaman ke dalam kebijakan praktek bahwa keluarga bersifat konstan dalam kehidupan anak,
sementara sistem pelayanan dari personal pendukung di dalam sistem tersebut berubah-ubah.
Family Center Care juga memfasilitasi kolaborasi keluarga/ professional pada semua tingkat
pelayanan keperawatan di rumah sakit, rumah, dan di masyarakat. Perawatan anak secara
individual, pengembangan implementasi dan evaluasi program serta pembentukan kebijakan.
Elemen FCC yang lain diantaranya bisa saling bertukar informasi yag lengkap dan jelas antara
anggota keluarga dan professional dalam hal dukungan dan dalam supportif setiap saat. Selain
itu, penggabungan dan pemahaman juga sangat penting terhadap berbagai perbedaan yang ada
seperti keanekaragaman suku, ras, spiritual, sosial, ekonomi, bidang pendidikan dan geografi ke
dalam kebijakan praktek.

Dalam penerapan family center care, juga ditetapkan beberapa prinsip. Menghormati
anak dan keluarga. Hal ini merupakan hal basic dalam sebuah kehidupan yakni saling
menghormati dan menghargai. Sehingga dalam menjalin sebuah komunikasi dan kolaborasi akan
berlangsung dengan baik. Prinsip yang kedua adalah saling menghormati perbedaan yang ada.
Keanekaragaman itu indah, sehingga tidak perlunya ada sebuah perbandingan baik buruk antar
perbedaan yang ada. Keluarga juga diharapkan mampu mengenali kekuatan serta kelemahan
yang ada dalam lingkup intenalnya. Kelebihan yang ada dikembangkan sedangkan untuk
kekurangan sebisa mungkin untuk diperbaiki menuju kea rah yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai