Anda di halaman 1dari 23

TUGAS KEPERAWATAN ANAK I

Disusun Oleh :

Nama : Rosdiana Tisye Tiwery


NPM : 12114201210169
Kelas : Keperawatan C

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA MALUKU
AMBON

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materi.

Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi saya dan pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Ambon, 03 Februari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Sampul

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang
B. Tujuan

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab III Penutup

A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan anak merupakan fenomena yang secara umum menjadi bagian
dalam kehidupan anak maupun orang tua. Supartini (2004) memaparkan bahwa dalam
perkembangan zaman, keperawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat
mendasar. Anak sebagai pasien tidak lagi dipandang sebagai miniature orang dewasa,
melainkan sebagai makhluk unik yang memilki kebutuhan spesifik dan berbeda dengan
orang dewasa. Demikian juga keluarga, tidak lagi dipandang sebagai pengunjung bagi
anaknya yang sedang sakit, akan tetapi sebagai mitra dalam menentukan kebutuhan anak
dan pemenuhannya. Prosedur tindakan yang diberikan kepada pasien anak harus
berdasarkan prinsip atraumatic care atau asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien lebih mengarah kepada aspek yang tidak membuat efek trauma pada pasien.
Perawat sangan perlu memahami perspektif keperawatan sehingga dalam pemberian
asuhan keperawatan pada anak akan selalu berpegang pada prinsip atraumatic care.
Masa anak-anak merupakan masa penting pada masa tumbuh dan kembang anak
mendatang. Masa-masa yang dilaluinya akan menjadi memori ingatan yang diingat anak.
Dengan mengawali masa usia anak, lingkungan anak lebih memahami prinsip dan konsep
tumbuh kembang, gambaran umum tahapan tumbuh kembang anak, urgensi imunisasi
dan kebutuhan nutrisi anak, gambara dan permasalahan dalam tumbuh kembang pada
masa anak-anak, penilaina pertumbuhan fisik dan perkembangan anak, peran pihakpihak
terkait dalam tumbuh kembang anak serta evidabce-based practice dalam tumbuh
kembang anak.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aspek penting bagi kehidupan
manusia, terutama pada anak-anak, hal ini merupakan persyaratan mendasar dalam
menilai normalitas dan abnormalitas pada masa kanak-kanak. Tumbuh kembang anak
merupakan hasil dari proses interaksi factor keturunan, konstitusi, herediter dengan factor
lingkungan di tahap prenatal ataupun tahap post natal. Pertumbuhan dan perkembangan
terjadi secara bersamaan.
Bermain merupakan kegiatan menyenangkan yang dilakukan dengan tujuan
bersenang-senang, yang memungkinkan seorang anak dapat melepaskan rasa frustasi.
(Santrock,2007). Menurut Wong, 200, bermain merupakan kegiatan anak-anak yang
dilakukan berdasarkan keinginannya sendiri untuk megatasi kesulitan, stress dan
tantangan yang ditemui setra berkomunikasi untuk mencapai kepuasan dalam
berhubungan dengan orang lain

B. Tujuan

4
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK DALAM KELUARGA


1. Mortality, Morbidity
 Mortalis/Mortality.
Mortalis/Mortality/angka kematian, menggambarkan angka kejadian yang
dalam waktu tertentu. Angka tersebut dinyatakan per 100.000 penduduk.
Angka kematian anak adalah angka kematian pada anak dengan umur lebih
dari satu tahun. Beberapa factor penyebab kematian pada anak adalah
kecelakaan, kalainan, konginetal, kanker, prmbunuhan, heart disease, HIV.
 Morbiditas/Morbidity.
Morbiditas/Morbidity/angka kematian adalah angka yang mengambarkan
kejadian sakit yan spesifik per 1000 penduduk. Angka kesakitan anak adalah
angka yang mengambarkan kejadian sakit yang spesifik per 1000 anak.
Kesakitan yang banyak terjadi adalah sakit akut dan infeksi terutama infeksi
saluran pernafasan. Kelompok anak dngan resiko peningkatan angka
kesakitan adalah anak jalanan/gelandangan, anak dengan tingkat social
ekonomi orang tua rendah, anak diadopsi orang asing, anak di tempat
penampuangan.

2. Filosofi Dan Paradigma Keperawatan Anak


 Filosofi keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang
dimiliki perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada anak
yang berfokus pada : Keperawatanan anak berfokus pada keluarga (Family
Center Care), Pencegahan terhadap trauma (Atraumatic Care), Manajemen
kusus (Case Management)
 Paradigma Keperawwatan Anak
Paradigma keperawatan anak merupakan landasan berfiki dalam penerapan
ilmu keperawatan anak, dimana landasan berfikir tersebut terdiri atas empat
komponen.

5
a. Anak
Dalam keperawatan anak yang menjadi individu atau klien adalah anak-
anak yang diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari delapan
belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik
kebutuhan fisik, psikologis, social dan spiritual. Masa anak-anak
merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulasi dari bayi
(0-1 tahun), usia bermain/toddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun),
usia sekolah (5-11 tahun), remaja (11-18 tahun)
b. Sehat - Sakit
Rentang sehat sakit adalah suatau kondisi anak berada dalam status
kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit kronis
dan meniggal. Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan
yang bersifat dinamis dalam setiap waktu, selama dalam batas rentang
tersebut anak membutuhkan bantuan perawatan baik secara langsung
maupun tidak langsung, seperti apabila anak berada pada rentang sehat
maka upaya perawatan untuk meningkatkan derajat kesehatan sampai
mencapai taraf sejahtera baik fisik, social maupun spiritual.
c. Lingkungan
Lingkuang dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah
lingkungan eksternal maupun internal yang berperan alam status kesehatan
anak.
 Lingkungan internal : Genetic, kematangan biologis, jenis
kelamin, intelektual, emosi dan adanya presdisposisi atau
resistensi terhadap penyakit.
 Lingkungan eksternal : Status nutrisi, peran orang tua, saudara
kandung, kelompok/geng, disiplin yang ditanamkan orang tua,
agama, budaya, status sosialekonomi, iklim, cuaca sekitar dan
lingkungan fisik/biologis baik rumah maupun sanitasi di
sekelilingnya. Perkembangan anak sangat dipengaruhi rangsangan
terutama dari lingkungan eksternal, yaitu lingkungan yang aman,
peduli, dan penuh kasih sayang
d. Keperawatan
Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara
optimal dengan melibatkan keluarga seperti adanya dukungan, pendidikam
kesehatan dan upaya dalam merujukan ke tenaga kesehatan dalam progam
perawatan anak. Focus utama dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan
adalah peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan falsafah
yang utama, yaitu asuhan keperawatan yang berpusat pada keluarga dan
perawatan yang terapetik. Bentuk intervensi utama yang diperlukan anak
dan keluarga dalah pemberian dukungan, pemberian pendidikan kesehatan
6
dan upaya rujukan kepada tenaga kesehatan lain yang berkompeten sesuai
dengan kebutuhan anak

3. Konsep FCC (Family Center Care) Dan Atraumatic Care


 FCC ( Family Canter Care)
FCC ( Family Canter Care)/perawatan berfokus pada keluarga, dalam hal ini
keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat anak
bagian dari keluarga. Dalam pemberian askep diperlukan keterlibatan
keluarga karena anak selalu membutuhkan orang tua di rumah sakit seperti
aktivitas bermain atau program perawatan lainnya. Pentingnya keterlibatan
keluarga ini dapat mempengaruhi proses kesembuhan anak. Program terapi
yang telah di rencanakan untuk anak bias saja tidak terlaksana jika perawat
selalu membatasi keluarga dalam memberi dukungan terhadap anak yang
dirawat, hal ini hanya akan meningkatkan stress dan ketidaknyamananmpada
anak. Perawat dengan menfasilitasi keluarga dapat membantu proses
penyembuhan anak yang sakit selama dirawat. Kebutuhan keamanan dan
kenyamanan bagi orang tua pada anak selama perawatan merupakan bagian
yang penting dalam mengurangi dampak psikologis anak sehingga rencana
keperawatan dengan berprinsip pada aspek kesejahteraan anak akan tercapai.
 Atraumatic Care
Atraumatic Care/pencegahan terhadap trauma adalah perawatan yang tidak
menimbulkan trauma pada anak dan keluarga. Atraumatic care sebagai bentuk
perawatan terapeutik dapat diberikan kepada anak dan keluarga dengan
mengurangi dampak psikologis dari tingkatan keperawatan yang diberikan
dengan melihat prosedur tindakan atau aspek lain yang memungkinkan
berdampak adanya trauma untuk mencapai perawatan tersebut beberapa
prinsip yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain :
a. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada
anak, karena dapat meningkatkan kemandirian anak dan anak dapat
bersikap waspada dalam segala hal
b. Mencegah atau mengurangi cedera atau injuri dan nyeri dampak
psikologis. Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bias di hilangkan
secara cepat akan tetapi dapat dikurangi memalui berbagai teknik
misalnya distraksi, relaksasi, dan imaginary. Apabila tindakan pencegahan
tidak dilakukan maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama pada anak
sehingga dapat menganggu pertumbuhan dan perkembangan anak
c. Menurunkan atau mencegah dampak perpicahan dari keluarga, dampak ini
akan menyebabkan kecemasan pada anak sehingga menghambat proses
penyebuhan dan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak

7
d. Tidak melakukan kekerasan pada anak karena dapat menimbulkan
gangguan psikologis yang sangat berarti dalam kehidupan anak, yang
dapat menghambat proses kematangan dan tumbuh kembang anak
e. Modifikasi lingkungan yang bernuansa anak dapat meningkatkan
keceriaan dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu
berkembang dan merasa nyaman dilingkungan

4. Peran Perawat Anak


 Pemberian Perawatan
Merupakan peran perawata utama yaitu memberikan pelayanan keperawatan
kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai dengan masalah
yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai yang
kompleks. Contoh peran perawat sebagai pemberian perawatan adalah peran
ketika perawat memenuhi kebutuhan dasar seperti memberi makan, membantu
pasien malakukan ambulasi dini.
 Sebagai Advocate Keluarga
Sebagai elient advocate, perawat bertanggung jawab untuk membantu klien
dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan dan informasi yan diperlukan untuk mengambil persetujuan atau
inform concent atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Peran
perawat sebagai advocate keluarga dapat ditunjukan dengan memberikan
penjelasan tentang prosedur operasi yang akan dilakukan sebelum pasien
melakukan operasi.
 Pendidik
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidik dan pengajaran ilmu
keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan
lainnya. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan adalah
aspek pendidikan, karena perubahan tingka laku merupakan salah satu sasaran
dari pelayanan keperawatan. Perawat harus bias berperan sebagai pendidik
bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Memberikan penyuluhan
kesehatan tentang penangan diare merupakan salah satu contoh peran perawat
sebagai pendidik (health educator).
 Konseling
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahanpola interaksi klien
terhadap sehat sakitnya. Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan dasar
dalam perencanaan tindakan keperawatan.konseling diberikan kepada
individu, keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan
pengalaman masa lalu. Pemecahan masalah difokuskan pada masalah
keperawatan, mengubah perilaku idup sehat atau perubahan pola interaksi

 Kolaborasi
8
Dalam hal ini perawat dan klien, keluarga tim kesehatan lain berupaya
mengidentifikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar
pendapat terhadap pelayanan yang diperlukan klien, pemberian dukungan,
paduan keahlian dan ketramplan dari berbagai professional pemberi pelayanan
kesehatan. Sebagai contoh, perawat berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan diet yang tepat pada anak dengan nefrotik syndrome. Perawat
berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan dosis yang tepat untuk
memberikan antibiotic pada anak yang menderita infeksi
 Peneliti
Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu atau innovator dalam
ilmu keperawatan karena ia memiliki krativitas, inisiatif, cepat tanggkap
terhadap rangsangan dari lingkungannya. Kegiatan ini dapat diperoleh melalui
penelitian. Penelitian pada hakekatnya adalah melakukan evaluasi, mengukur
kemampuan, menilai dan mempertimbangkan sejauh mana efektifitas tindakan
yang telah diberikan. Dengan hasil penelitian perawat dapat menggerakan
orang lain untuk berbuat sesuai yang berdasarkan kebutuhan, perkembangan
dan aspirasi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Oleh karena itu
perawat dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan memanfaatkan media
massa atau media informasi lain dari berbagai sumber. Selain itu perawat
perlu melakukan penelitian dalam rangka mengembangan ilmu keperawatan
dan meningkatkan praktek profesi keperawatan.

5. Trend Dan Issue Keperawatan Anak


 Imunisasi
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan
vaksin kepada anak sebelum anak terinfeksi. Anak yang diberi imunisasi akan
terlindung dari infeksi penyakit-penyakit .Yang dapat menyebabkan infeksi
sebelum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatanuntuk menyerang
tubuh kita. Dengan imunisasi tubuh kita akan terlindungi dari infeksi begitu
pula orang lain. Karena tidak tertular dari kita Tujuan dari imunisasi adalah
untuk menguranggi angka penderitaan suatupenyakit yang sangat
membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkankematian pada
penderitanya. Macam-Macam Imunisasi :
a. Imunisasi Aktif.
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seorang karena tubuh yangsecara
aktif membentuk zat antibodi, contohnya: imunisasi polio ataucampak .
Imunisasi aktif juga dapat di bagi dua macam:Imunisasi aktif alamiah dan
Imunisasi aktif buatan

b. Imunisasi Pasif

9
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seseorang yang zat
kekebalantubuhnya di dapat dari luar.Contohnya Penyuntikan ATC (Anti
tetanusSerum).Pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Imunisasi
pasif ini dibagi yaitu: Imunisasi pasif alamiah dan Imunisasi pasif buatan
 Terapi pijat anak-anak maupun bayi
a. Pijat pada bayi
Pijat bayi sangat membantu dalam meningkatkan fisik bayi, emosional,
perkembangan mental dan sosial. Bayi cenderung banyak menangis
karena satu-satunya cara mereka mengekspresikan diri selama tahap awal
masa bayi. Sebuah pijatan lembut dapat menenangkan bayi yang menangis
dan juga meringankan setiap penyakit kolik, peredaran darah dan
pencernaan. Selain itu, membantu orang tua baru menjadi nyaman dengan
anak mereka sehingga merupakan situasi win-win untuk semua orang.
Pijat sesi tiga puluh menit untuk bayi harus menjadi bagian dari rutinitas
harian setiap orangtua.
b. Pijat pada anak-anak
Pijat anak berbeda dari bayi dalam banyak cara dan menawarkan banyak
manfaat. Perhatian-deficit hyperactivity disorder juga dikenal sebagai
ADHD, adalah gangguan kejiwaan yang cepat meningkat di kalangan
anak-anak. Perkiraan umum menempatkan 3-7% dari semua anak usia
sekolah dan remaja sebagai penderita ADHD. Studi telah membuktikan
terapi pijat sebagai alat yang efektif untuk melawan gangguan ini. Sebuah
penelitian baru mengungkapkan bahwa remaja laki-laki yang menerima
10-15 menit terapi alternatif pijat setiap hari menunjukkan peningkatan
fokus dan terlalu kelelahan. Mereka juga dinilai sendiri lebih bahagia dan
menunjukkan tandatanda luar biasa dari mood positif
 Perawatan Berfokus Pada Keluarga
Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat anak
bagian dari keluarga. Dalam Pemberian Askep diperlukan keterlibatan
keluarga karena anak selalu membutuhkan orang tua di Rumah Sakit seperti
aktivitas bermain atau program perawatan lainnya. Pentingnya keterlibatan
keluarga ini dapat mempengaruhi proses kesembuhan anak. Program terapi
yang telah direncanakan untuk anak bisa saja tidak terlaksana jika perawat
selalu membatasi keluarga dalam memberikan dukungan terhadap anak yang
dirawat, hal ini hanya akan meningkatkan stress dan ketidaknyamanan pada
anak. Perawat dengan menfasilitasi keluarga dapat membantu proses
penyembuhan anak yang sakit selama dirawat. Kebutuhan keamanan dan
kenyamanan bagi orang tua pada anaknya selama perawatan merupakan
bagian yang penting dalam mengurangi dampak psikologis anak sehingga

10
rencana keperawatan dengan berprinsip pada aspek kesejahteraan anak akan
tercapai.
 Atrumatic Care
Atrumatic care adalah perawatan yang tidak menimbulkan trauma pada anak
dan keluarga. Atraumatik care sebagai bentuk perawatan terapeutik dapat
diberikan kepada anak dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis
dari tindakan keperawatan yang diberikan., seperti memperhatikan dampak
psikologis dari tindakan keperawatan yang diberikan dengan melihat prosedur
tindakan atau aspek lain yang kemungkinan berdampak adanya trauma untuk
mencapai perawatan tersebut beberapa prinsip yang dapat dilakukan oleh
perawat antara lain:
a. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga Dampak
perpisahan dari keluarga akan menyebabkan kecemasan pada anak
sehingga menghambat proses penyembuhan dan dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak.
b. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada
anak. Kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak
dapat meningkatkan kemandirian anak dan anak akan bersikap waspada
dalam segala hal.
c. Mencegah atau mengurangi cedera (injuri) dan nyeri (dampak psikologis
Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan secara cepat
akan tetapi dapat dikurangi melalui berbagai tenik misalnya distraksi,
relaksasi dan imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan
maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama pada anak sehingga dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
d. Tidak melakukan kekerasan pada anak Kekerasan pada anak akan
menimbulkan gangguan psikologis yang sangat berarti dalam kehidupan
anak, yang dapat menghambat proses kematangan dan tumbuh kembang
anak.
e. Modifikasi lingkungan Melalui modifikasi lingkungan yang bernuansa
anak dapat meningkatkan keceriaan dan nyaman bagi lingkungan anak
sehingga anak selalu berkembang dan merasa nyaman dilingkungan.
 Pelayanan kesehatan bagi balita
a. Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS (Kartu Menuju Sehat)
KMS untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat
digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Manfaat
KMS adalah :
1. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan
balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan,
pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul

11
vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan
Pendamping ASI.
2. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak
3. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk
menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
b. Pemberian Kapsul Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat
diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat
melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya
tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak,
diare dan infeksi lain.
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
1. Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang
berusia 6- 11 bulan satu kali dalam satu tahun
2. Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita
c. Pelayanan Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan
guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita
mencakup: 1. Penimbangan berat badan
2. Penentuan status pertumbuhan
3. Penyuluhan
4. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan,
imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan,
segera ditunjuk ke Puskesmas.
d. Manajemen terpadu balita sakit
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of
Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang
terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada
kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. Kegiatan
MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:
1. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus
balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula
memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah dilatih).
2. Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak
program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS).

12
3. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di
rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan
pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan)

B. KONSEP TUMBUH KEMBANG


1. Pengertian Tumbuh Kembang
Pertumbuhan mengacuh pada peningkatan fisik dalam beberapa kuantitas dari waktu
ke waktu. Ini termasuk perubahan dalam hal tinggi badan, berat badan, proposi tubuh
dan penampilan fisika secara umum, pertumbuhan merupakan sebagian perubahan
kuantitatif. Sementara pertumbuhan merupakan proses peningkatan jumlah dan
ukuran sel saat mereka membela dan mensintesis protein baru, menghasilkan
peningkatan ukuran dan berat seluruh atau sebagian tubuh.
Perkembangan merupakan suatau perubahan kontinum seorang secara luar biasa
selama masa nenatus, periode bayi baru lahir, dan masa bayi awal. Pada masa ini
banyak sekali tantangan baik bagi anak, orang tua, maupun keluarga tanpa disadari
anak memasuki masa remaja dan dewasa. Perkembangan mengacu pada perubahan
kualitatif seluruh organisme dan merupakan proses yang berkelanjutan dimana terjadi
perubahan fisik, emosional, dan intelektual
2. Pola Dan Prinsip Tumbuh Kembang
 Pola tumbuh kembang anak
1. Directional trends
a. Cephalocaudal
Kepala mengalami perkembangan pertama, lebih besar dan bersifat
kompleks. Semakin kearah tubuh bagian bawah semakin kecil
terbentuk pada tahap selanjutnya. Misalnya bayi terlebih dulu bias
mengontrol kepalanya dari pada ekstremitasnya
b. Proximodistal
Perkembangan dimulai dari pusat tubuh(midline) kebagian yang
menjahui tubuh (perifer)
c. Differentiation
Perkembangan dari yang sederhana ke fungsi dan aktifitas yang lebih
kompleks. Perkembangan ini mencakup fisik, mental, sosial dan
emosional
2. Sequential trends
Perkembangan ini sesuai dengan prinsip dan kontinyu dimana anak akan
memulai tahap perkembangan. Setiap tahapan awal akan mempengaruhi
tahapan berikutnya. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan motoric.
Misalnya bayi akan belajar mengarak sebelum berdiri dan berjalan.

3. Development pace
13
Kecepatan perkembangan setiap anak berbeada. Perkembangan paling
cepat sebelum dan sesudah larih sampai dengan easrly childhood, kmudian
akan meningkatkan kembali masda adloesense dan berhenti pada masa
early adulthood
4. Sensitive periods
Periode dimana individu lebih mudah dipengaruhi oleh hal-hal baik yang
positif ataupun negative dari lingkungan. Misalnya pada masa
perkembangan fetus dimana fisiologinya akan mudah dipengaruhi oleh
berbagai factor

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kemabang


Kualitas tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh dua factor yaitu factor yang berasal
dari dalam (internal) dan factor yang berasal dari luar (eksternal)
(Depkes RI, 2006)
 Faktor Internal
1. Ras/etnik atau bangsa
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki
faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.
2. Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek,
gemuk atau kurus.
3. Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun
pertama kehidupan dan masa remaja.
4. Jenis kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada
laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-
laki akan lebih cepat.
5. Genetik Genetik (heredokonstitusional)
Bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khas. Kelainan
kromosom Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan
pertumbuhan seperti pada sindroma Down‟s dan sindroma Turner‟s.
 Faktor luar (eksternal)
1. Faktor Prenatal
a. Gizi
Nutrrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuhan janin.

b. Mekanis

14
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital
seperti club foot.
c. Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomide dapat
menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.
d. Endokrin
Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali,
hiperplasia, adrenal.
e. Radiasi
Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada
janin seperti mikroseli, spina bifida, retardasi mental dan deformitas
anggota gerak, kelainan kongenital mata, kelainan jantung.
f. Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,
Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan
kelainan pada janin, katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental
dan kelainan jantung kongenital.
g. Kelainan imunologi
Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara
janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel darah
merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah
janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya
mengakibatkan hierbilirubinemia dan kern ikterus yang akan
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
h. Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta
menyebabkan pertumbuhan terganggu.
i. Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental
pada ibu hamil dan lain-lain.
2. Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
3. Faktor pasca salin
a. Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
b. Penyakit kronis/kelainan kongenital Tuberculosis, anemia, kelainan
jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.

c. Lingkungan fisik dan kimia

15
Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup
yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider).
Sanitasi lingkungan yang krang baik, kurangnya sinar matahari,
paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll)
mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
d. Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki orangtuanya atau anak yang selalu tertekan, akan
mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
e. Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan
menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
f. Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
lingkungan yan jelek dan ketidaktahuan akan menghambat
pertumbuhan anak.
g. Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sanga mempengaruhi
tumbuh kembang anak.
h. Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam
keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, ketertiban
ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
i. Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang
terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi
hormone pertumbuhan.

1. Tumbuh Kembang Anak Berdasarkan Tingka Usia (neonatus s.d remaja)


 Perkembangan Physiological
 Perkembangan Psikoseksual
 Perkembangan Psikososial
 Perkembangan Kognitif
 Perkembangan Moral
2. Masalah Perkembangan Pada Anak Setiap Tingkat Usia
3. Antipactary Quidance
4. Health Promotion
5. Sex Edukasi
16
C. KONSEP BERMAIN PERAN BERMAIN DALAM PERKEMBANGAN
1. Klasifikasi Bermain
 Berdasarkan isinya
1. Bermain Afektif Sosial (Social Affective Play)
Permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang menyenangkan
antara anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan mendapat kesenangan dan
kepuasan dari hubungan yang menyenangkan dengan orang tua dan orang
lain. Permainan yang biasa dilakukan adalah ‘ciluba’, berbicara sambil
tersenyum/tertawa atau sekedar memberikan tangan pada bayi untuk
menggenggamnya tetapi dengan diiringi berbicara sambil tersenyum dan
tertawa.
2. Bermain Untuk Senang-Senang (Sense Of Pleasure Play)
Permainan ini menggunakan alat yang bias menimbulkan rasa senang pada
anak dan biasanya mengasyikkan. Misalnya dengan menggunakan pasir,
anak akan membuat gunung-gunung atau benda-benda apa saja yang dapat
dibentuk denganpasir. Biasa juga dengan menggunakan air anak akan
melakukan bermacam-macam permainan seperti memindahkan air ke
botol, bak atau tempat lain.
3. Permainan Ketrampilan (Skill Play)
Permainan ini akan menimbulkan ketrampilan anak, ksususnya motoric
kasar dan halus.misalnya, bayi akan terampil akan memegang benda-
benda kecil, memindahkan benda dari sau tempat ke tempat lain dan anak
akan terampil naik sepeda. Jadi keterampilan tersebut diperoleh melalui
pengulangan kegiatan permainan yang dilakukan
4. Permainan Simbolik Atau Pura-Pura (Dramatic Play Role)
Permainan anak ini yang memainkan peran orang lain melalui
permainannya. Anak berceloteh sambil berpakaian meniru orang dewasa.
Misalnya ibu gur, ibunya, ayahnya, kakanya sebagai yang ingin ia tiru.
Apabila anak bermain dengan temannya, akan terjadi percakapan antara
mereka tentang peran orang yang akan mereka tiru. Permainan ini penting
untuk memproses/mengidentifikasi anak terhadap peran tertentu.

 Berdasarkan Jenis Permainan


1. Permainan (Games)

17
Permainan adalah jenis permainan dengan alat tertentu yang menggunakan
perhitungan atau skor. Permainan ini bias dilakukan oleh anak sendiri atau
dengan temannya. Banyak sekali jenis permainan ini yang dimulai dari
sifat tradisional maupun modern seperti ular tangga, congklak, puzzle dan
lain-lain
2. Permainan Yang Hanya Memperhatikan Saja (Unoccupied Behavior)
Pada saat tertentu anak sering terlihat mondarmandir, tersenyum, tertawa,
jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja, atau apa saja yang
ada di sekelilingnya. Anak melamun, sibuk dengan bajunya atau benda
lain. Jadi sebenernya anak tidak memainkan alat permainan tertentu dan
situasi atau objek yang ada di sekelilingnya yang digunakan sebagai alat
permainan. Anak memusatkan perhatian pada segala sesuatu yang menarik
perhatiannya. Peran ini berbad dengan onlooker, dimana anak aktif
mengamati aktivitas anak lain
 Berdasarkan Karakteristik Sosial
1. Solitary Play
Dimulai dari bayi (toddler) dan merupakan jenis permainan sendiri atau
independen walaupun ada orang lain disekitarnya. Hal ini karena
keterbatasan sosial, ketrampilan fisik dalam kognitif
2. Parallel Play
Dilakukan ole suatu kelompok anak balita atau persekolah yang masing-
masing mempunyai permainan yang sam tetapi satu sama lainnya tidak
ada interaksi dan tidak saling tergantung. Dan karakteristik khusus pada
usia toddler
3. Associative Play
Permainan kelompok dengan tanpa tujuan kelompok. Yang mulai dari usia
toddler dan dilanjutkan sampai usia prasekolah dan merupakan permainan
dimana anak dalam kelompok dengan aktivitas yang sama tetapi belum
teroganisir secara formal.
4. Cooperative Play
Suatu permainan yang terorganisir dalam kelompok, ada tujuan kelompok
dan ada memimpin yang dimulai dari usia prasekolah. Permainan ini
dilakukan pada usia sekolah dan remaja
5. Onlooker Play
Anak melihat atau mengobservasi permainan orang lain tetapi tidak ikut
bermain, walaupun anak dapat menynyakan permainan itu dan biasanya
dimulai pada usia toddler

6. Therapeutic Play
Merupakan pedoman bagi tim tenaga kesehatan, khususnya untuk
memenuhi kebutuhan fisik dan psikologs anak selama hospitalisasi. Dapat
18
membantu mengurangi stress, memberikan instruksi dan perbaikan
kemampuan fisiologis. Permainan dengan menggunakan alat-alat medic
dapat menurunkan kecemasan dan untuk pengajaran perawatan diri.
Pengajaran dengan melalui permainan dan harus diawasi seperti:
menggunakan boneka sebagai alat peraga untuk melakukan kegiatan
bermain seperti memperagakan dan melakukan gambar-gambar seperti
pasang gips, injeksi, memasang infus dan sebagainya.

2. Fungsi Bermain
Dunia akan tidak dapat dipisahkan ari kegiatan bermain. Diharapkan dengan bermain,
anak mendapatkan stimulus yang mencukupi agar dapat berkembang secara optimal.
Adapun fungsi bermain pada anak yaitu :
 Perkembangan sensorik-motorik: aktivitas sensorik-motorik merupakan
komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting
untuk perkembangan fungsi otot
 Perkembang intelektual: anak melakukan eksplorasi dan manipulasi
terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal
warna, bentuk, ukuran, tekstur, dan membedakan objek. Misalnya anak
bermain mobil-mobilan, kemudian bannya terlepas dan anak dapat
memperbaikinya maka anak telah belajar memecahkan masalahnya melalui
eksplorasi alat mainnyan dan untuk mencapai kemampuan ini, anak
menggunakan daya pikir dan imajinasinya semaksimal mungkin. Semakin
sering anak melakukan eksplorasi, akan melatih kemampuan intelektualnya.
 Perkembangan sosial: perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan
berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui kegiatan bermain anak akan
belajar memberikan dan menerima. Bermain dengan orang lain akan
membantu anak untuk mengembangkan hubungan sosial dan belajar
memecahkan dari hubungan tersebut. Saat melakukan aktivitas bermain, anak
belajar berinteraksi dengan teman, memahami lawan bicara, dan belajar
tentang nilai sosial yang ada pada kelompoknya. Hal ini terjadi terutaman
pada anak usia sekolah dan remaja
 Perkembangan kreativitas: bekreasi adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu dan mewujudkannya ke dalam bentuk objek atau kegiatan yang
dilakukannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar dan mencob untuk
merealisasikan ide-idenya.

 Perkembangan kesadaran diri: melalui bermain, anak anak


mengembangakan kemampuannya dalam mengatur tingkah laku. Anak akan
juga belajar mengenal kemampuannya dan membandingkannya dengan orang

19
lain dan menguji kemampuannya dengan mencoba peran-peran baru dan
mengetahui dampak tngkah lakunya terhadap orang lain. Dalam hal ini, peran
orang tua sangat penting untuk menanamkan nilai moral dan etika, terutama
dalam kaitannya dengan kemampuan untuk memahami dampak positif dan
negative dari perilaku orang lain. Nilai-nilai moral: anak mempelajari nilai
benar dan salah dari dari lingkungannya terutama dari orang tua dan guru.
Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan mendapatkan kesempatan
untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapa diterima di
lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan kelompok
yang ada dalam lingkungannya.
 Bermain sebagai terapi. Pada saat anak dirawat di rumah sakit, anak akan
mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan seperti:
marah, takut, cemas, sedih dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak
dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor
yang ada di lingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan
anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan, anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya (distraksi)

3. Mainan

20
21
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/37458177/makalah_perspektif_keperawatan_anak

https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=PCWjEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR15&dq=perspektif+keperawatan+anak
+dalam+keluarga&ots=0wj5O-
ygXp&sig=F2cBDNOEfKBBx9a7vLpDrDMet00&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

https://www.academia.edu/10367011/
KONSEP_DASAR_DAN_PERSPEKTIF_KEPERAWATAN_ANAK#:~:text=FILOSOFI
%20KEPERAWATAN%20ANAK%20Perawat%20dalam%20memberikan%20asuhan
%20keperawatan,dengan%20memperhatikan%20dampak%20dari%20setiap
%20tindakan%20yg%20diberikan.

(DOC) KONSEP DASAR DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK | laila maharani - Academia.edu

http://repository.stikeshusadajbg.ac.id/79/1/MODUL%20PEMBELAJARAN%20ANAK
%20II.pdf

https://repository.poltekkes-tjk.ac.id/id/eprint/768/6/6.%20BAB%20II.pdf

https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=eLBFDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR1&dq=klasifikasi+bermain+anak&ots=
gnfHP6dBvT&sig=Oj64FOoeIAYqsU4vdBvZBjLH-
W8&redir_esc=y#v=onepage&q=klasifikasi%20bermain%20anak&f=false

22
23

Anda mungkin juga menyukai