Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II:

“Laporan Praktikum Terapi Konvensional Slow Deep Breathing bagi Pasien Diabetes Melitus
Tipe II”

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

Nama Mahasiswa NPM Nama Mahasiswa NPM


Sarah F Ohoilulin 12114201210177 Rosmyana V Hutabarat 12114201210170
Rindu Noya 12114201210166 Nadila Noya 12114201210139
Rosdiana T Tiwery 12114201210169 Afrilia Tanate 12114201190002
Petrolina Lumapuy 12114201210152 Roy Manduapessy 12114201210171
Sandra D P S Behuku 12114201210175 Renalda A A Aihery 12114201210163
Renolva S Manusiwa 12114201210164 Risa A Boinsera 12114201210167
Paulina Wattimury 12114201210151 Salomina Oratmangun 12114201210173

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan laporan ini
dengan tepat waktu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah II.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna,
dan dalam penulisan ini juga tidak terlepas dari bantuan orang-orang di sekitar kami agar
tulisan ini terselesaikan.

Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang bersifat
membangun dapat diberikan dari segala pihak. Akhirnya, semoga laporan ini bisa
bermanfaat sepenuhnya bagi kelangsungan pendidikan di dunia Keperawatan.

Ambon, 15 Februari 2023

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.........................................................................................................................1

Kata Pengantar............................................................................................................................2

Daftar Isi.....................................................................................................................................3

A. Konsep Penyakit Diabetes Melitus Tipe II..........................................................................4


B. Definisi Terapi Slow Deep Breathing..................................................................................4
C. Tujuan Terapi Slow Deep Breathing ..................................................................................5
D. Indikasi Terapi Slow Deep Breathing..................................................................................5
E. Kontra Indikasi Terapi Slow Deep Breathing......................................................................5
F. SOP Terapi Slow Deep Breathing.......................................................................................6
G. Tabel Mapping Jurnal..........................................................................................................7

Daftar Pustaka...........................................................................................................................11

3
A. Konsep Penyakit Diabetes Melitus Tipe II
Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh
kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas atau gangguan
fungsi insulin (resistensi insulin ), diabetes melitus tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya
sekresi insulin, namun karena sel sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon
insulin secara normal, keadaan ini lazim disebut sebagai resistensi insulin (Fatimah, 2015).
Resistensi insulin banyak terjadi akibat dari obesitas dan kurangnya aktivitas fisik serta
penuaan, pada penderita diabetes melitus tipe 2 dapat juga terjadi produksi glukosa hepatik
yang berlebihan namun tidak terjadi pengrusakan sel-sel B langerhans secara autoimun
seperti diabetes melitus tipe 2 (Fatimah, 2015).
Ketidakefektifan insulin akan mengakibatkan glukosa tetap bersirkulasi dalam darah dan
akan mengakibatkan peningkatan kadar glukosa dalam darah atau dikenal sebagai
hyperglikemia, yang seiring waktu akan menyebabkan kerusakan pada berbagai organ tubuh
dan dapat mengancam jiwa diantaranya, ialah pengembangan komplikasi dari diabetes
seperti penyakit kardiovaskular, neuropati, nefropati, dan penyakit mata, yang menyebabkan
retinopati dan kebutaan (IDF, 2017).
Hiperglikemia pada pasien DM tipe 2 diakibatkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk
merespon insulin, kondisi seperti ini sering disebut dengan resistensi insulin, keadaan
resistensi insulin ini menyebabkan ketidakefektifan dalam penggunaan insulin, sehingga hal
ini dapat mendorong sel beta pankreas untuk produksi insulin, sebagai respon terhadap
peningkatan kadar gula dalam darah, sel beta pankreas lama kelamaan mengalami kelelahan
sehingga timbul DM tipe 2 pada pasien (IDF, 2017).
Penatalaksanaan Diabetes untuk mengendalikan kadar gula di dalam darah ada 4 cara
yaitu dengan pendidikan cara manajemen diabetes mandiri, terapi obat (farmakologi) dan
terapi komplementer (Nonfarmakologi), aktifitas fisik, terapi gizi dan nutrisi. Terapi
komplementer adalah suatu terapi yang sifatnya sebagai pengobatan alami yang dapat
mempercepat penyembuhan untuk tubuh, dan mampu menangani penyebab dari penyakit.
Terapi komplementer juga telah diakui dan mampu digunakan untuk mendampingi terapi
medis/konvensional. Terapi komplementer yang dapat digunakan dalam mengendalikan
kadar gula didalam darah salah satunya yaitu terapi Slow Deep Breathing (SDB).

B. Definisi Terapi Slow Deep Breathing


Slow Deep Breathing ialah salah satu bagian dari latihan relaksasi dengan teknik latihan
pernapasan yang dilakukan secara sadar. Slow Deep Breathing merupakan relaksasi yang
dilakukan secara sadar untuk mengatur pernapasan secara dalam dan lambat. Terapi relaksasi
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat mengatasi berbagai masalah,
misalnya stress, ketegangan otot, nyeri, hipertensi, gangguan pernapasan, dan lain-lain.
Relaksasi secara umum merupakan keadaan menurunnya kognitif, fisiologi, dan perilaku
(Andarmoyo, 2013). Slow Deep Brathing merupakan metode gabungan dari napas lambat
dan napas dalam yang dapat membuat relaksasi meningkat, dan merupakan bentuk terapi
yang dapat digunakan untuk mendampingi terapi konvensional (medis).
Slow deep breathing merupakan tindakan yang disadari untuk mengatur pernapasan
secara dalam dan lambat. Pengendalian pengaturan pernapasan secara sadar dilakukan oleh
korteks serebri, sedangkan pernapasan yang spontan atau automatik dilakukan oleh medulla
oblongata. Napas dalam lambat dapat menstimulasi respons saraf otonom, yaitu dengan
menurunkan respons saraf simpatis dan meningkatkan respons parasimpatis. Stimulasi saraf

4
simpatis meningkatkan aktivitas tubuh, sedangkan respons parasimpatis lebih banyak
menurunkan ativitas tubuh sehingga dapat menurunkan aktivitas metabolik

C. Tujuan Terapi Slow Deep Breathing


Menurut (Smeltzer, 2013) menyatakan bahwa tujuan dari teknik relaksasi nafas dalam (Slow
Deep Breathing) adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas,
mencegah atelektasi paru, Meningkatkan efisiensi batuk mengurangi stress baik stress fisik
maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan. Teknik ini
juga dilakukan dengan tujuan menstabilkan gula darah dalah tubuh. Sedangkan manfaat yang
dapat dirasakan oleh klien setelah melakukan teknik relaksasi nafas dalam adalah dapat lebih
tenang, ketenteraman hati, dan berkurangnya rasa cemas.
Slow deep breathing merupakan tindakan yang disadari untuk mengatur pernapasan
secara dalam dan lambat. Pengendalian pengaturan pernapasan secara sadar dilakukan oleh
korteks serebri, sedangkan pernapasan yang spontan atau automatik dilakukan oleh medulla
oblongata. Napas dalam lambat dapat menstimulasi respons saraf otonom, yaitu dengan
menurunkan respons saraf simpatis dan meningkatkan respons parasimpatis. Stimulasi saraf
simpatis meningkatkan aktivitas tubuh, sedangkan respons parasimpatis lebih banyak
menurunkan ativitas tubuh sehingga dapat menurunkan aktivitas metabolik
Pada pasien DM Tipe II, terapi slow deep breathing digunakan untuk merangsang saraf
parasimpatis yang berespon pada penurunan aktivitas tubuh. Penurunan aktivitas tubuh
tersebut akan menurunkan konsumsi oksigen. Bila konsumsi oksigen menurun, aktivitas
metabolik juga akan menurun. Dengan menurunnya aktivitas metabolisme akan terjadi
penurunan proses glukogenolisis glukoneogenesis, dan glukogenesis. Saat proses tersebut
menurun, kebutuhan akan insulinpun menurun. Jika insulin menurun, maka kadar gula didalam
darah juga ikut menurun (Tombokan, M., Ardi, A. M., Hamka, F., & Dalle, A, 2020).
Selain itu , terapi SDB dapat menjadi terapi relaksasi bagi pasien Diabetes Melitus Tipe 2
dengan gangguan kecemasan. Karena, Tingginya kortisol akibat stres dapat memicu
kenaikan gula darah pada pasien sehingga tubuh mereka makin kurang sensitif terhadap
insulin.

D. Indikasi Terapi Slow Deep Breathing


Terapi slow deep breathing ini dapat dilakukan pada pasien:

- Pasien dengan Nyeri akut ringan sampai sedang sebagai distraksi


- Pasien dengan Diabetes Melitus karena dapat mengontrol gula darah.
- Pasien Hipertensi
- Penderita asma bronkial persisten sedang untuk peningkatan kontrol asma.

E. Kontraindikasi Terapi Slow Deep Breathing


Terapi slow deep breathing tidak boleh dilakukan pada pasien:
- Pasien dengan Nyeri berat
- Pasien dnegan sesak napas berat
- Pasien emergency
- Pasien Koma

5
F. Standar Operasioan Prosedur Terapi Slow Deep Breathing
Slow Deep Breathing adalah salah satu teknik pengontrolan napas dan relaksasi.
Langkah-langkah melakukan latihan Slow Deep Breathing yaitu sebagai berikut:

1. Atur pasien dengan posisi duduk atau berbaring


2. Tangan kanan pasien diletakkan di atas perut dangan kiri diletakkan menyilang pada
dada
3. Anjurkan melakukan napas secara perlahan dan dalam melalui hidung dan tarik napas
selama tiga detik, rasakan perut mengembang saat menarik napas.
4. Tahan napas selama tiga detik
5. Kerutkan bibir, keluarkan melalui mulut dan hembuskan napas secara perlahan
selama enam detik. Rasakan perut bergerak ke bawah.
6. Ulangi langkah 1 sampai 5 selama 15 menit.
Latihan Slow Deep Breathing dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari (Tarwoto,
2015).

6
G. Tabel Mapping Jurnal

JURNAL 1 JURNAL JURNAL 3 JURNAL 4 JURNAL 5


2
Judul Pengaruh Latihan Latihan Pengaruh Upaya Slow Deep
Penelitian Slow Deep Slow Deep SDB (Slow Penurunan Breathing
Breathing Terhadap Breathing Deep Gula Darah Terhadap
Kontrol Kadar dan Kadar Breathing) Dengan
Gula Darah Pada
Perubahan
Gula Darah Terhadap Menggunaka Kadar Glukosa
Pasien Dm Tipe II Penderita Tingkat n Slow Deep Pasien
Di SMC RS Diabetes
Telogorejo Kecemasan Breathing Deabetes
Melitus Tipe Dan Kadar Exercise
2 Mellitus
Glukosa Pada Pasien
Darah Pada Diabetes
Penderita Mellitus Tipe
Diabetes II
Melitus Di RSU UKI
Jakarta
Timur
Penulis Sukesi1, Ismonah2, Tarwoto Agik Priyo Yanti Heny Siswanti1
M. Syamsul Arif3 Nusantoro1, Anggraini , Tri Suwarto2
Kartika Dian
Listyaningsih
2

Jurnal Jurnal Ilmu Jurnal Jurnal Jurnal The 9th


Keperawatan dan Health Maternal Vol. Keperawatan University
Kebidanan (JIKK), Quality 2 , No 4 Dirgahayu Research
Vol 7, No 2. Vol.3 No.2 Volume 3, Colloqium
Nomor 1,
Tahun 2015 2012 2018 2021 2019
Sampel 30 Responden Kuasi Total sampel Besar sampel Jumlah sample
penderita Diabetes eksperimen 40 responden dalam 34 responden
Melitus Tipe II pre post test yang dibagi penelitian ini yaitu 17
dengan menjadi dua
kelompok.
adalah 30 responden
kelompok
Kelompok pasien kelompok
kontrol
Intervensi 20 diabetes intervensi dan
terhadap 20
responden responden mellitus yang 17 responden
diberikan sdb dipilih secara kelompok
kelompok
2 kali dalam random control
intervensi
seminggu
dan 20 sampling.
selama 4
responden minggu,
kelompok sedangkan
kontrol. kelompok

7
kontrol 20
Responden
diobservasi
tanpa diberikan
sdb.
Kelompok 15 responden Kelompok Pada Jenis Pada kelompok
Intervensi penderita Diabetes intervensi kelompok penelitian ini intervensi yang
Melitus Tipe II diberikan intervensi merupakan berjumlah 17
yang diberikan tindakan terjadi orang , rata-
penurunan
penelitian
Terapi Slow Deep SDB. Rata- rata KGD
GDP Eksperimenta
Breathing. Rerata rata kadar sebelum
yang dapat di l dengan
kadar gula darah gula darah diberikan
sebelum dilakukan sebelum lihat dari nilai jenis design
mean One Group terapi SDB
SDB (slow deep intervensi yaitu 178,77
kelompok Pretest-
breathing) adalah SDB pada dengan standar
intervensi
272.40 (SD = kelompok PostTest
sebelum SDB deviasinya
43.66) pada intervensi yaitu 223,75 98,78
kelompok adalah dan sesudah sedangkan
intervensi,sedangka 246,10 SDB yaitu setelah
n setelah dilakukan (SD=82,88) 197,40. diberikan
SDB (slow deep dan setelah
terapi SDB
breathing), rerata intervensi
rata-rata KGD
kadar gula darah SDB
adalah 214.33 (SD didapatkan
menjadi 157,59
= 36.07) pada rata-rata dengan standar
kelompok kadar gula deviasnya
intervensi. darah 88,99
sebesar
226,40
(SD=81,19).
Kelompok 15 Responden Pada Kelompok Tidak ada Pada
Pembandin penderita Diabetes kelompok kontrol kelompok Kelompok
g Melitus Tipe II kontrol tidak terjadi pembanding. kontrol yang
yang tidak dilakukan Peningkatan
diberikan terapi
berjumlah 17
pemberian gdp dengan
Sllow Deep responden,
Terapi Slow nilai mean
Breathing. Rerata Rata-rata KGD
Deep sebelum SDB
kadar gula darah Breathing sebelum
pada kelompok yaitu dilakukan
dapat 215,55 dan
kontrol sebelum terapi SDB
disimpulkan sesudah SDB
dilakukan Slow
bahwa rata- adalah 305,31
Deep Breathing yaitu 231,60.
adalah 248.13 (SD rata kadar dengan Standar
= 32.97) pada gula darah deviasinya
kelompok kontrol, sebelum 61,43 dan
sedangkan setelah intervensi setelah
dilakukan SDB sebesar dilakukan
(slow deep 225,85
Terapi SDB
breathing), rerata (SD=87,81),
adalah 298,90
8
kadar gula darah Setelah dengan standar
pada kelompok intervensi deviasinya
kontrol adalah didapatkan 61,71.
240.87 (SD=36.81) rata-rata
kadar gula
darah
sebesar
243,65
(SD=81,77).
Waktu Slow Deep Tindakan Terapi Intervensi frekuensi
Terapi Breathing Slow Deep dilakukan 2 slow deep kurang dari
dilakukan selama 6 Breathing kali dalam breathing atau sama
hari dengan selama 6 seminggu exercise dengan 10- 15
frekuensi 3x selama hari dengan selama 4 dilakukan menit dengan
10 menit, sebelum frekuensi 2X minggu selama empat fase ekshalasi
makan. selama 15
menit dan hari yang panjang.
pada hari ke
tujuh
dilakukan
pengukuran
kadar gula
darah.
Hasil Hasil penelitian ini Hasil Hasil penelitian Hasil Hasil analisis
Penelitian menunjukkan ada penelitian tingkat penelitian menunjukkan
pengaruh yang diperoleh kecemasan didapatkan ada
diperoleh nilai adanya
signifikan latihan ada p-value
perbedaan pengaruh slow
slow deep perbedaan kelompok gula darah
deep breathing
breathing terhadap yang intervensi sebelumdan
(SDB) secara
kontrol kadar gula bermakna adalah (0,000)< sesudah
darah pada pasien selisih rerata 0,005 dan hasil intervensi signifikan
DM Tipe II, setelah kadar gula uji kelompok Slow Deep dalam
kontrol menurunkan
dilakukan uji darah pada Breathing
diperoleh nilai
independent t test penderita p-value (0,083) Exercise KGD pasien
dengan nilai p Diabetes > 0,05, dengan p- DM Tipe2 di
=0.000 (α <0.05). Melitus Tipe sedangkan value 0,000 Puskesmas
Penelitian ini 2 pada hasil (<0,01). Slow Welahan I
menyimpulkan antara pemeriksaan deep
Glukosa darah kabupaten
bahwa SDB (slow kelompok breathing Jepara. Hasil
pada diperoleh
deep breathing) intervensi exercise
nilai p-value penelitian ini
dapat menurunkan dan kelompok terbukti dapat
dapat menjadi
kadar gula darah kelompok intervensi membantu
pada pasien DM kontrol adanya menurunkan masukan bagi
Tipe II. Latihan setelah penurunan dan kadar gula perawat untuk
hasil uji menjadikan
SDB (slow deep dilakukan darah di dalam
kelompok
breathing) dapat latihan SDB tubuh pasien slow deep
kontrol
dijadikan salah satu (Pv=0,032, diperoleh nilai diabetes brathing (SDB)
intervensi α = 0,05. p-value terjadi mellitus sebagai salah

9
keperawatan dalam Setelah peningkatan selama empat satu intervensi
menurunkan kadar dikontrol tetapi tidak hari dimana keperawatan
gula darah pada dengan sigfikan. latihan ini mandiri dan
pasien DM Tipe II factor dilakukan tiga memasukkan
dan dapat confounding kali sehari.
dalam protap
diaplikasikan dalam ( usia, jenis
penatalaksanaa
pelayanan kelamin,
kesehatan. IMT dan n pasien DM
penyakit Tipe2.
penyerta)
menunjukka
n pengaruh
yang
signifikan
latihan SDB
pada
penderita
Diabetes
Melitus Tipe
2 (Pv =
0,024).

10
DAFTAR PUSTAKA

Agik, P. N., & Kartika, D. L. (2018). Pengaruh Sdb (Slow Deep Breathing) Terhadap Tingkat
Kecemasan Dan Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus. Jurnal Maternal
Vol. 2 , No 4.
Anggraini, Y. (2021). Upaya Penurunan Gula Darah Dengan Menggunakan Slow Deep
Breathing Exercise Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Rsu Uki Jakarta Timur.
Jurnal Keperawatan Dirgahayu Volume 3, Nomor 1, 10-17.
M, R., Umi, R., & Made, N. S. (2022). Implementasi Teknik Relaksasi (Napas Dalam) Untuk
Pasien Dengan Resiko Ketidakstabilan Kadar Gula Darah Di Desa Sidorejo. Jurnal
Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (Pkm) Volume 5 Nomor 9, 2964-2977.
Sukesi, Ismonah, & M Syamsul, A. (2015). Pengaruh Latihan Slow Deep Breathing Terhadap
Kontrol Kadar Gula Darah Pada Pasien Dm Tipe Ii Di Smc Rs Telogorejo. Jurnal Ilmu
Keperawatan Dan Kebidanan (Jikk), Vol 7, No 2., 1-9.
Tarwoto. (2012). Latihan Slow Deep Breathing Dan Kadar Gula Penderita Diabetes Melitus Tipe
Ii. Journal Health Quality Vol 3 No 2, 69-140.
Universitas Esa Unggul. (2017, Agustus 22). Standar Operasional Prosedur (Sop). Retrieved
From Undergraduated Universitas Esa Unggul: Https://Www.Google.Com/Url?
Sa=T&Rct=J&Q=&Esrc=S&Source=Web&Cd=&Cad=Rja&Uact=8&Ved=2ahukewjc45
-9yjr9ahv1alcaha-Kcbyqfnoecawqaq&Url=Https%3a%2f%2fdigilib.Esaunggul.Ac.Id
%2fpublic%2fueu-Undergraduate-13938-
Lampiran.Image.Marked.Pdf&Usg=Aovvaw11mufwp8ghcousux

11

Anda mungkin juga menyukai