Anda di halaman 1dari 26

SIMULASI PATOFLOWDIAGRAM

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
1. BIKA UTAMI 5. SHINTIYA PUTRI BR. TARIGAN
NIM : 160204008 NIM : 160204035
2. NANDA SIMAH BENGI 6. TEUKU HAMDI
NIM : 160204034 NIM : 160204009
3. ENDANG ROTUA PAKPAHAN
NIM : 160204049
4. YULIANA ROMAYANTI
NIM : 160204027

DOSEN PEMBIMBING: Ns.Johansen Hutajulu, AP, S.Kep, M.Kep

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN
TA. 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan Hidayah nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun judul makalah ini kami ambil
adalah SIMULASI PATOFLOWDIAGRAM. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa-
mahasiswa NERS-USM Indonesia.

Kami menyadari atas kekurangan kemampuan kami dalam pembuatan


makalah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi kami apabila
mendapatkan kritikan dan saran yang yang membangun agar makalah ini
selanjutnya akan lebih baik dan sempurna serta komprehensif.
Demikin akhir kata dari kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
pihak dan dapat membantu semua pihak untuk mengetahui sistem metabolisme
tubuh.

Penulis

Kelompok 4
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................... i


Daftar Isi....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULIAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 2


2.1 Konsep stress dan penyakit ................................................................. 2

2.1.1Respon stress .......................................................................................... 2

2.1.2 Predisposisi genetic ..................................................................... 2


2.1.3 Kerentanan organ ........................................................................ 2
2.1.4 Kepribadian dan lingkungan ....................................................... 3
2.2 Penyakit akibat stress .......................................................................... 3
2.2.1 Penyakit kardiovaskular .............................................................. 3
2.2.2 Defisiensi imun ........................................................................... 4
2.2.3 Penyakit pencernaan.................................................................... 4
2.2.4 Kanker ......................................................................................... 4
2.2.5 Efek stress pada sistem lain......................................................... 4
2.3 Edraw Max .......................................................................................... 5

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 6


3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 6
3.2 Saran ................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Patofisiologi adalah Ilmu yang mempelajari perubahan fisiologis yang
diakibatkan oleh proses patofisiologis. Gangguan dalam proses seluler normal
mengakibatkan terjadinya perubahan adaptif atau letal. Perbedaan antara sel yang
sanggup beradapatasi dan sel yang cedera adalah pada dapat atau tidaknya sel itu
mengikuti dann mengatasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
berubah dan merusak itu. Sel cedera menunjukkan perubahan-perubahan yang
dapat mempengaruhi fungsi-fungsi tubuh dan bermanifestasi sebagai penyakit. Sel
adalah struktural dan fungsional dari tubuh yang memberikan dasar untuk
kehidupan. Pemahaman terhadap biologi dari sel manusia penting untuk
mempelajari patofisiologi. Semua proses patofisiologis menunjukkan perubahan
pada fungsi normal seluler(Tambayong,2000:1).
Patoflowdiagram adalah suatu patofisiologi yang dijadikan dalam bentuk
diagram dengan menggunakan aplikasi edraw, dll.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui perjalanan penyakit yang diderita klien secara bertahap
dan perkembangan yang terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Stres dan Penyakit
2.1.1 Respon Stres
Individu sebagai suatu sistem, menghadapi stresor fisiologis, psikososial,
lingkungan, dan stresor lain. Stresor ini dapat menghasilkan respon koping
adaptif, atau stresor ini mengakibatkan perubahan fisik yang menjadi
patofisiologis. Penelitian terhasdap efek stres pada tubuh manusia dipelopori oleh
selye. Ia meneliti respons non-spesifik tubuh terhadap tuntutannya sama. Ia
mendefinisikan stres sebagai sindrom spesifik yang diakibatkan oleh hal tidak
spesifik. Ia juga mendefinisikan stresor sebagai stimuli yang menghasilkan
ketegangan yang secara potensial dapat menyebabkan disekuilibrium. Tingkat
stresor yang dirasakan ini penting dan berbeda-beda diantara
individu.(Tambayong,2000:11)
Banyak penelitian telah dilakukan dalam upaya menghubungkan efek stres
dengan timbulnya penyakit aktual. Stresor psikologi dan fisik telah diteliti untuk
menghubungkan sifat kepribadian, predisposisi genetik dan faktor lingkungan,
emosional, pekerjaan, serta sosial dengan penyakit tertentu. Respon maladaptif
tubuh terhadap stresor meningkatkan risiko terhadap timbulnya
penyakit.(Tambayong,2000:11)
Stresor dengan kekuatan dan intensitas yang cukup dapat menyebabkan
perubahan pada fungsi normal tubuh. Bila seseorang mempunyai kerentanan
genetik atau herediter terhadap stresor, perubahan-perubahan ini dapat
dimanifestasikan sebagai penyakit. (Tambayong,2000:11)

2.1.2 Predisposisi Genetik


Kerentanan genetik mengacu pada berbagai kondisi yang ada dalam
keluarga dan tampak membuat individu bereaksi dalam cara khusus terhadap
stresor tertentu. Contoh umumnya adalah respon alergis yang memprediposisikan
anggota keluarga untuk bereaksi terhadap serbuk. Bila jumlah serbuk pada suatu
saat meningkat, individu ini menderita tipe respons alergis yang berbeda. Pada
contoh ini, stresornya adalah jumlah serbuk, tetapi respons nya diperberat oleh
hiperaktifitas, reaksi imun herediter.
Banyak penyakit lain tampak bersifat familier dan perkembangan penyakit
aktual ini mungkin atau tidak memerlukan stresor tambahan untuk mencetuskan
prosespenyakit. Salah satu contohh adalah awitan (onset) stroke (cedera
serebrovaskuler) pada individu dengan riwayat keluarga stroke yang juga gemu,
kadar kolestrol tinggi karena diet yinggi lemak, dan merokok cerutu. Stresor
tambahan ini dapat merupakan kebiasaan hidup atau perilaku yang tidak sehat.
(Tambayong,2000:11)

2.1.3 Kerentanan Organ


Teori organ lemah berhubungan dengan faktor bawaan. Tidak semua
organ sama tahannya terhadap pengaruh stresor tertentu. Stresor yang sama dapat
menimbulkan akibat berbeda-beda pada orang berbeda. Pada yang satu timbul
gangguan kardiovaskuler, pada yang lain terjadi ulkus peptikum, yang lain lagi
mengalami migrin. Mengapa pada beberapa orang yang menjadi organ sasaran
jantung sedangkan pada orang lain organ sasaran adalah lambung, tidak diketahui.
(Tambayong,2000:12)

2.1.4 Kepribadian dan lingkungan


Yang menarik adalah penelitian mencari hubungan antara sikap dan
kesehatan. Isolasi sosial, seperti pada lansia, berkorelasi dengan meningkatnya
penyakit menahun. Anak-anak yang sejak lahir kurang mendapat cinta kasih dan
perhatian orangtuanya, dikemudian hari sering mendapat macam-macam
gangguan. Sebaliknya, seseorang dengan sejumlah faktor risiko, namun mendapat
perhatian dan dukungan yang memadai, akan sangat kurang terkena penyakit
dibanding golongan tanpa dukukngan. Pengaruh keyakinan dan harapan seseorang
telah dipengaruhi pada pasien dengan kanker, dan ternyata berdampak positif
terhadap hasil pengobatannya, meskipun yang disuntikkan padanya hanya
aquadest. Displasia serviks pada wanita yang penuh harapan akan sembuh.
Kelompok berkepribadian tipe A (yang disebut hurry sickness) lebih banyak
yang menderita hipertensi dan hiperkolestrolemia. (Tambayong,2000:12)
Tabel 2.1 Klasifikasi penyakit akibat stres menurut Selye

1. Hipertensi
2. Penyakit jantung dan pembuluh darah
3. Penyakit ginjal
4. Eklampsia
5. Artitis
6. Radang kulit dan mata
7. Infeksi
8. Penyakit alergi dan hipersensitive
9. Penyakit saraf dan jiwa (mental)
10. Penyimpangan seksual
11. Penyakit pencernaan
12. Penyakit metabolik
13. Kanker
14. Penyakit ketahanan

2.2 Penyakit Akibat Stres


Selye mengacu pada penimbul penyakit sebagai maladaptasi dan
mengkategorikan penyakit akibat stres seperti pada tabel 2.1. hubungan stres
terhadap kardiovaskuler, definisi imun, penyakit pencernaan, kanker, dan kondisi
lain.
Sel adalah unit struktural dan fungsional dari tubuh yang memberikan
dasar untuk kehidupan. Pemahaman terhadap biologis dari sel manusia penting
untuk mempelajari patofisiologis. Semua proses patofisiologis menunjukkan
perubahan pada fungsi normal seluler.

2.2.1 Penyakit Kardiovaskuler


Telah lama diketahui bahwa stres termasuk etiologi dari penyakit jantung
koroner. Stres ini bisa emosional, berkaitan dengan pekerjaan, sosial, kultural,
herediter, dan stresor fisik. Berbagai teori patogenesis penyakit jantung koroner
berasal dari studi yang mencari hubungan antara diet tinggi-lemak, situasi
kehidupan penuh stres, dan perkembangan penyakit. Orang dengan
hiperkolesterolemia mempunyai resiko lebih tinggi menderita penyakit jantung
aterosklerotik dari pada orang dengan kadar normal. Sebaliknya, hasil studi
menunjang adanya sifat protektif dari lipoprotein tertentu yang disebut high-
density lipoprotein(HDL), yang ternyata dapat menghambat atau mencegah
perkembangan aterosklerosis. Kadar HDL serum wanita lebih tinggi dari kadar
pada pria, sesuai dengan hasil studi yang menunjukkan bahwa estrogen berfungsi
menaikkan HDL. Sementara androgen cenderung menurunkan HDL. Selama
stres, kadar kolesterol serum meningkat. Ada penelitian yang menunjukkan
hubungan antara stres menahun dengan tekanan darah. Stres meningkat tekanan
darah, yang pada gilirannya melemahkan dan merusak pelapis pembuluh darah,
menyediakan tempat bagi mengendapnya lipid sehingga terbentuk plak kolesterol.
Akhirnya limen menyempit, tahanan perifer meningkat, dan tekanan darah naik,
ventrikel kiri menebal (hipertrofi) yang memerlukan lebih banyak oksigen. Ada
korelasi bermakna antara penyakit hipertensi dengan penyakit jantung
koroner(Tambayong,2000:14)

2.2.2 Defisiensi Imun


Penurunan respon imun akibat situasi stres agaknya disebabkan
peningkatan sekresi glukokortikoid oleh korteks adrenal. Efek utamanya
ditujukkan pada limfosit-T yang pada gilirannya menurunkan respons imun
seluler,karena terjadinya limfopenia. Pemberian glukokortikoid ternyata
bermanfaat, terutama pada artritis reumatoid, serangan asma akut, keganasan
tertentu, khususnya leukimia. Penurunan imunitas akibat stres penting untuk
pasien kanker. Tidak jarang pasien yang sudah dinyatakan sembuh, kambuh
kankernya setelah mengalami stres akkut, seperti kematian kerabat dekat.
(Tambayong,2000:14)

2.2.3 Penyakit Pencernaan


Telah lama diketahui adanya hubungan stres dengan ulkus peptikum. Stres
akibat iskemia mukosa lambung dan sekresi asam lambung. Akibat lain stres
adalah konstipasi, diare, kolitis ulserativa, dan penyakit Crohn. Pengaruh stresor
terhadap tubuh bersifat perorangan ( tergantung kepribadian orang itu ), dan
tergantung beberapa faktor. Kebanyakan penyakit ada unsur stresnya.
(Tambayong,2000:14)

2.2.4 Kanker
`Kulit adalah organ sasaran terhadap reaktivitas stres, dan bila strs terjadi,
pembuluh dara konstriksi dan aliran darah perifer menurun. Beberapa kondisi
vasopastik, seperti fenomena Raynaud, diakibatkan oleh stres. Gangguan lain
yang dihubungkan dengan stres meliputi ekzem, urikaria, psoriasis, dan jerawat.
(Tambayong,2000:14)

2.2.5 Efek Stres Pada Sistem Lain


Sistem muskuloskeletal menunjukkan efek stres dengan otot yang
menegang secara kronis, menghasilkan sindrom sakit punggung, sakit kepala, dan
spasme kolon. Artritis, khususnya reumatoid artritis, diperberat oleh derajat stres
dan gejala-gejala yang mungkin timbul pada saat ini. (Tambayong,2000:15)
2.3 Edraw Max
Edraw Max memungkinkan siswa, guru, dan profesional bisnis untuk
secara andal membuat dan menerbitkan berbagai jenis diagram untuk mewakili
gagasan apapun. Ini adalah perangkat lunak graphiva semua yang
memungkinkannya untuk membuat diagram akur kerja profesional,
diagramjaringan, bagan organisasi, presentasi bisnis, rencana bangunan, peta
pikiran, desain mode, diagram UML, alur kerja, struktur program, diagram desain
web, teknik elektro diagram dan itu baru permulaan! Ini bekerja dalam bidang
berikut :
- Diagram alir
- Bagan organisasi
- Diagram jaringan
- Formulir
- Peta pikiran
- Alur kerja
- Perangkat lunak
- Infrofgraphics
- Denah lantai
- Diagram pekerjaan listrik
- Dsb.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Patofisiologi adalah Ilmu yang mempelajari perubahan fisiologis yang


diakibatkan oleh proses patofisiologis.
Patoflowdiagram adalah suatu patofisiologi yang dijadikan dalam bentuk
diagram dengan menggunakan aplikasi edraw, dll. Tujuannya untuk mengetahui
perjalanan penyakit yang diderita klien secara bertahap dan perkembangan yang
terjadi.
Adapun untuk membuat patofisiologi dalam bentuk diagram dapat
menggunakan Aplikasi Edraw Max. Aplikasi Edraw Max memungkinkan siswa
maupun mahasiswa, guru, dan profesional bisnis untuk secara andal membuat dan
menerbitkan berbagai jenis diagram untuk mewakili gagasan apapun.
3.2 Saran
Kesadaran diri perawat merupakan dasar utama dalam mengetahui
sebagaimana jauh teknologi yang telah maju pada saat-saat ini terutama dalam
dunia kesehatan. Maka dari itu, perawat juga harus mengerti dalam memanfaatkan
sebaik mungkin sarana dan prasarana yang ada sehingga perawat tidak
ketinggalan tentang informasi keperawatan untuk mempermudah dalam pelayanan
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.edrawsoft.com
Heardman, H et.al. (2012). NANDA international nursing diagnoses:
Definitions & classification 2012-2014. John Wiley & Sons Inc: USA
Idrajit, E (2001). Management System Information and Information
Technology. Jakarta: Gramedia Group
Marquis.B.L and Huston, C. J (2014). Leadership roles and management
function ini Nursing.Philadelpia: Lippincott
Saba, K.., (2001). Essentials of computer for nurses. USA: Mc.Graw-Hill
Comp.
Tribowo, C. (2002). Manajemen Pelayanan Keperawatan Di Rumah Sakit.
CV Trans Info Media: Jakarta
BARBUT

Anda mungkin juga menyukai