KEPERAWATAN
KETERPAPARAN DAN KERENTANAN PENYAKIT
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
ANGGOTA:
3. Husdayanti P07120420068
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan kuasa-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang KETERPAPARAN DAN
KERENTANAN PENYAKIT
Penulis berusaha sebaik mungkin untuk dapat menyelesaikan makalah ini secara
sistematis, dan mengacu pada sumber yang ada, dengan tujuan agar memudahkan
mahasiswa dalam memahami isi materi yang dijelaskan.
Penyususnan makalah ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada teman – teman
mahasiswa yang telah ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini
Tulisan ini belum sempurna untuk itu kritik dan saran sangat membangun kearah
penyempurnaan Makalah ini, kami terima dengan senang hati. Kami sadar bahwa segala
bantuan yang diterima tidak dapat kami balas, oleh karena itu dengan rendah hati kami
serahkan semuanya kepada Yang Maha Kuasa. Semoga segala budi baik mereka mendapat
rahmat yang melimpah.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................
A. Latar belakang.............................................................................................
B. Rumusan masalah........................................................................................
C. Tujuan ..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
1. Pengertian penyakit.....................................................................................
2. Pengertian sehat sakit..................................................................................
3. Hubungan antara derajat keterpaparan dan kerentanan.......................
4. Keterpaparan................................................................................................
5. Kerentanan...................................................................................................
6. Peranan faktor keterpaparan dan kerentanan.........................................
A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keterpaparan dalam bahasa Inggris diambil dari kata exposure, yang diambil dari
jelas’; ‘mengatur sinar saat memotret’, dan ‘memamerkan’. Dari kata expose ini
terbentang’. Masalahnya dalam bahasa Indonesia justru ada istilah paparan, yang
bermakna “dasar laut yang datar dan dangkal”, yang maknanya jauh. Dari sini
dikenal istilah Paparan Sunda, dan paparan-paparan laon. Berbeda dengan itu
meskipun ia bisa digunakan untuk konteks lain, sebagai salah satu sebab bencana
kondisi terbukanya orang atau masyarakat yang berada dalam pengaruh atau
digunakan dan dihubungkan dengan bakteri, racun, nyamuk, dan sejenisnya yang
Unsur terpenting mengenali keterpaparan adalah jenis penyebab, jangka waktu dan
penyebaran. Jangka waktu menentukan sejauh mana sebuah racun, bakteri, dan
mampu menimbulkan penyakit bagi masyarakat atau orang. Ada jangka waktu
tertentu masyarakat terpapar oleh racun atau bakteri tertentu, yang ini tidak sama
dialami masyarakat atau orang, tergantung seberapa kuat imunitas dan kekebalan
masyarakat dalam merespon racun dan bakteri itu. Kalau kondisi masyarakat itu
lemah dan mengalami penurunan, baik psikis atau fisik, dengan sendirinya jangka
waktu keterpaparannya lebih pendek di banding dengan mereka yang cukup kuat
terpapar oleh bakteri, racun atau mikroba tertentu di dalam dirinya. Dalam jangka
waktu tertentu, maka keterpaparan bakteri, racun dan mikroba tertentu, akan
menjalar ke dalam masyarakat atau orang. Bisa berdaya jangkau kecil, sedang, dan
masyarakat dan individu dalam merespon racun, bakteri dan mikroba tertentu yang
menjadi penyebab penyakit; dan sejauh mana penanganan yang dilakukan. Masing-
masing masyarakat dan orang akhirnya tidak sama dalam menderita sakit meskipun
jenis sakitnya sama, misalnya malaria, karena kondisi masyarakat dan orang, serta
berbeda-beda.
masyarakat dan orang yang rentan, akan mudah mengalami bahaya, baik sakit atau
terkena bencana. Dalam kaitannya dengan sakit, kerentanan masyarakat atau orang
yang ditimbulkan oleh malnutrisi, lingkungan yang tidak sehat, cara hidup yang
tidak sehat, dan nihilnya kesiapsiagaan dalam merespon gejala sakit, akan mudah
terserang penyakit. Kapasitas dan imunitas dalam diri masyarakat dan orang akan
akan masuk dalam diri mereka lewat keterapaparan bakteri atau virus tertentu.
masuk dalam diri masyarakat atau orang yang menjadi penyebab keracunan,
menurunnya imunitas tubuh masyarakat dan orang. Menjaga keseimbangan dan
selektif dalam memilih apa yang akan dikonsumsi, sesuai dengan asas kebutuhan
tubuh, akan menjadi pelindung yang terbaik dari keterpaparan sebuah bakteri,
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui deskripsi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. PENGERTIAN PENYAKIT
Ada beberapa pengertian mengenai penyakit antara lain menurut Gold Medical
Dictionary penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk
bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada
fungsi struktur, bagian, organ atau sistem dari tubuh.
Sedangkan menurut Arrest Hofte Amsterdam, penyakit bukan hanya berupa kelainan
yang terlihat dari luar saja, tetapi juga suatu keadaan terganggu dari keteraturan fungsi dari
tubuh. Dari kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyakit adalah suatu
keadaan gangguan bentuk dan fungsi tubuh sehingga berada didalam keadaan yang tidak
normal.
Beberapa definisi penyakit menurut para ahli adalah sebagai berikut :
a). Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi
secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada
fungsi/struktur dari bagian organisasi atau sistem dari tubuh (Gold Medical Dictionary).
b). Penyakit adalah suatu keadaan di mana proses kehidupan tidak lagi teratur atau
terganggu perjalanannya (Van Dale‟s Woordenboek der Nederlandse Tel ).
c). Penyakit bukan hanya berupa kelainan yang dapat dilihat dari luar saja, akan tetapi
juga suatu keadaan terganggu dari keteraturan fungsi-fungsi dalam dari tubuh (Arrest
Hofte Amsterdam).
Menurut Parson, sakit adalah keadaan dimana adanya ketidakseimbangan fungsi
normal pada tubuh manusia, termasuk sejumlah sistem biologis dan kondisi
penyesuaiannya. Selain itu menurut Bauman, ada tiga kriteria penentu keadaan sakit, yaitu
adanya gejala, persepsi mengenai keadaan sakit yang dirasakan, dan menurunnya
kemampuan untuk beraktivitas sehari-hari.
Menurut Natoadmodjo (2003) Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan
(berpindah dari orang yang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun melalui
perantara).
Penyakit Menular [comunicable Diseasse] adalah penyakit yang disebabkan oleh
transmisi infectius agent/produk toksinnya dari seseorang/reservoir ke orang
lain/susceptable host. Segitiga epidemiologi (trias epidemiologi) merupakan konsep dasar
dalam epidemiologi yang menggambarkan hubungan antara tiga faktor utama yang
berperan dalam terjadinya penyakit atau masalah Konsep Epidemiologi Penyakit Menular
3 keshatan yaitu host (tuan rumah/penjamu), agen (penyebab), dan environtment.
Timbulnya penyakit terjadi akibat ketidak seimbangan ketiga faktor tersebut.
Hubungan ketiga faktor ini dapat menjelaskan kondisi yang dialami oleh manusia meliputi
Interaksi pertama dikatakan berada pada equilibrium (keseimbangan antara, Host, Agent,
dan Environtment), individu dalam kondisi ini dapat disebut sehat yang kedua Agen
menperoleh Kemudahan Menimbulkan Penyakit Interaksi ini dapat dikatakan bahwa agen
mendapat kemudahan untuk menimbulkan penyakit pada host. Agen memberatkan
keseimbangan sehingga batang pengungkit miring kearah agen.
Contohnya ada mutasi virus influenza sehingga muncul jenis yang baru seperti flu
burung (H5N1) atau Flu Babi (H1N1) dimana masyarakat belum memiliki kekebalan
tubuh untuk melawan virus tersebut. Kondisi ketiga yaitu Host Peka Terhadap Agent pada
kondisi ini Interaksi ketiga host lebih peka terhadap agent. Host memberatkan
keseimbangan sehingga pengungkit miring kea rah host.
Contoh apabila disuatu daerah yang penduduk berusia balita besar, maka sebagian
besar populasi rentan terkena penyakit. Selanjutnya terjadi Pergeseran Lingkungan yang
Menyebabkan Agen Mendapat Kemudahan Menimbulkan Penyakit Interaksi ini terjadi
pergeseran lingkungan, sehingga memudahkan agen memasuki tubuh host dan
menimbulkan penyakit.
Contohnya ketika banjir air kotor mengandung kuman (Agen) yang kontak dengan
Masyarakat (Host), sehingga agen lebih mudah menimbulkan penyakit dan yang kondisi
yang terakhir adalah terjadinya Pergeseran Lingkungan yang menyebabkan host peka
terhadap penyakit Interaksi ini terjadi karena adanya pergeseran kuliatas lingkungan
sehingga host memberatkan keseimbangan.(host peka terhadap agent).
Contoh terjadi pencemaran udara dengan SO2 yang menyebabkan saluran udara paru
menyempit (agar tidak banyak racun), namun mengkibatkan sehingga paru-paru
kekurangan oksigen sehingga host jadi lemah dan timbul kelainan paru.
4. KETERPAPARAN
Keterpaparan adalah Suatu keadaan di mana pejamu berada pada pengaruh atau
berinteraksi dengan unsur penyebab primer maupun sekunder atau dengan unsur
lingkungan yang dapat mendorong proses terjadinya penyakit. Dengan demikian untuk
menilai tingkat keterpaparan, harus selalu dihubungkan dengan sumber dan sifat unsur
penyebab, keadaan pejamu yang mengalami keterpaparan tersebut serta cara
berlangsungnya proses keterpaparan.
Adapun faktor yang berhubungan erat dengan unsur penyebab antara lain:
Adapun keterpaparan yang berhubungan erat dengan unsur pejamu antara lain sifat
karakteristik pejamu secara perorangan individu serta sifat karakteristik kelompok sosial
tertentu. Sedangkan sifat kekebalan tiap pejamu secara perorangan dalam masyarakat, akan
sekaligus memenuhi kedua sifat tersebut tadi, karena tingkat kekebalan perorangan yang
membentuk suatu kelompok masyarakat tertentu akan menentukan tingkat kekebalan
masyarakat tersebut.
Faktor lainnya yang erat hubungannya dengan derajat keterpaparan antara lain:
sifat keterpaparan, yakni apakah prosesnya hanya terjadi satu kali saja, atau
beberapa kali, ataukah proses keterpaparan tersebut berlangsung terus
menerus dalam suatu jangka waktu yang cukup panjang.
Faktor tempat sangat erat hubungannya dengan lingkungan di mana unsur penyebab
berinteraksi/mempengaruhi pejamu, sedangkan konsentrasi dari unsur penyebab akan
sangat mempengaruhi derajat keterpaparan dari pejamu.
5. KERENTANAN
Kerentanan adalah keadaan di mana pejamu mempunyai kondisi yang mudah
dipengaruhi/berinteraksi dengan unsur penyebab sehingga memungkinkan timbulnya
penyakit. Pada umumnya, dalam proses kejadian penyakit, tampak bahwa tidak satu pun
penyakit yang memiliki nilai yang terbatas walau bagaimanapun sederhananya proses
kejadiannya.
Peranan kerentanan sangat berpengaruh dalam hasil akhir suatu proses kejadian
penyakit, apakah proses tersebut akan berakhir sebagai penderita, meninggal, atau tidak
ada perubahan yang jelas.
Dengan demikian, peranan kerentanan individu yang berbeda dalam masyarakat dapat
menimbulkan keadaan yang sering disebut dengan “fenomena Gunung es” (iceberg
phenomena). Keadaan demikian ini bukan hanya berlaku pada penyakit menular/infeksi,
tetapi dapat juga pada penyakit non-infeksi serta pada penyakit gangguan perilaku sosial.
Pada penyakit infeksi/menular, hasil akhir dari suatu proses kejadian penyakit dapat
berapa: • penderita meninggal;
penderita dengan gejala klinis ringan, atau gejala yang tidak jelas/tidak
spesifik untuk penyakit tertentu atau dengan gejala samar-samar sehingga
sulit/tidak dapat ditentukan/didiagnosis secara klinis; dan
Sedangkan pada penyaki non-infeksi, akan terjadi hasil akhir yang kemungkinan dalam
bentuk:
penderita meninggal;
penderita sakit berat/sakit dengan gejala yang berat atau sampai mengalami
cacat;
penderita yang tanpa gejala sama sekali dan tidak mengalami perubahan
baik secara struktural/anatomis, maupun secara faal/filosofis.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan
resultansi dari masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah
buatan manusia, sosial budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika dan
sebagainya.
Pengertian sakit menurut etiologi natiralistik dapat di jelaskan dari segi
impersornal dan sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan suatu keadaan
atau suatu hal yang di sebabkan oleh gangguan terhadap sistem tubuh
manusia.
Keterpaparan adalah Suatu keadaan di mana pejamu berada pada pengaruh
atau berinteraksi dengan unsur penyebab primer maupun sekunder atau
dengan unsur lingkungan yang dapat mendorong proses terjadinya penyakit.
Dengan demikian untuk menilai tingkat keterpaparan, harus selalu
dihubungkan dengan sumber dan sifat unsur penyebab, keadaan pejamu
yang mengalami keterpaparan tersebut serta cara berlangsungnya proses
keterpaparan.
Kerentanan adalah keadaan di mana pejamu mempunyai kondisi yang
mudah dipengaruhi/berinteraksi dengan unsur penyebab sehingga
memungkinkan timbulnya penyakit. Pada umumnya, dalam proses kejadian
penyakit, tampak bahwa tidak satu pun penyakit yang memiliki nilai yang
terbatas walau bagaimanapun sederhananya proses kejadiannya. Peranan
kerentanan sangat berpengaruh dalam hasil akhir suatu proses kejadian
penyakit, apakah proses tersebut akan berakhir sebagai penderita,
meninggal, atau tidak ada perubahan yang jelas. Dengan demikian, peranan
kerentanan individu yang berbeda dalam masyarakat dapat menimbulkan
keadaan yang sering disebut dengan “fenomena Gunung es” (iceberg
phenomena). Keadaan demikian ini bukan hanya berlaku pada penyakit
menular/infeksi, tetapi dapat juga pada penyakit non-infeksi serta pada
penyakit gangguan perilaku sosial.
B. SARAN
Kami yakin makalah ini banyak kekurangannya maka dari itu kami sangat
mengharapkan saran dari teman-teman dalam penambahan untuk kelengkapan
makalah ini,karna dari saran yang kami terima dapat mengkoreksi makalah yang
kami buat ini.atas saran dari teman-teman kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA