Anda di halaman 1dari 30

6TH GRADE

KEPERAWATAN MEDIKA BEDAH I


DISRITMIA
KELOMPOK 5 :

 AMELIANA OKTAVIANA PUTRY


 ERLIN ROSYIDA ISTIROHATI
 HIDAYATUL LAELA
 NADIYAH NURAZIZAH
 RIZKY PUTRI NILAMSARI
PEMBAHASAN
Disritmia (gangguan irama
jantung)
DEFENISI
Disritmia (gangguan irama jantung) yaitu perubahan
Disritmia dinamakan berdassarkan pada tempat
pada pembentukan atau penyebaran eksitasi yang
dan asal impuls dan mekanisme hantaran yang
menyebabkan perubahan urutan eksitasi atrium atau
terlambat. Misalnya, disritmia yang berasal dari
ventrikel atau transmisi atrioventrikulor. Dimana,
lobus sinus (modus SA) dan frekuensinya
gangguan ini dapat mengenai frekuensi, keteraturan,
lambat dinamakan sinus bradikardia.Ada empat
atau tempat pembentukan potensial aksi.
kemungkinan tempat asal disritma: nodus sinus,
Disritmia merupakan gangguan system hantaran
atrial, modus AV atau sambungan, dan ventrikel.
jantung dan bukan struktur jantung. Disritmia
Gangguan mekanisme hantaran yang mungkin
dapat diidentifikasi dengan menganalisa
dapat terjadi meliputi bradikardi, fluter, fibrilasi,
gelombang EKG.
denyut premature, dan penyekat jantung.
(Brunner., Suddart. Keperawatan Medical-Bedah.
Edisi 9, Jakarta: Buku Kedokteran EGC).
ETIOLOGI
Etiologi Disritmia dalam garis besarnya dapat
disebabkan:
1. Peragangan jantung, misalnya demam
reumatik, peradangan miokard (miokarditis
karena infeksi)
2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis
koroner atau spasme arteri koroner, misalnya
iskemia miokard, infark miokard).
3. Karena obat (intoksikasi antara lain oleh
digitalis, quinidin, dan obat- obat anti aritmia
lainnya).
4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia,
hipokalemi)
Lanjutan ….
5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf
autonom yang mempengaruhi kerja dan
irama jantung.
6. Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf
pusat
7. Gangguan metabolik (asidosis,alkalosis)
8. Gangguan
endokrin(hipertiroidisme,hipotiroidisme)
9. Gangguan irama jantung atau gagal jantung
10. Gangguan irama jantung karena
kardiomiopati atau tumor jantung
11. Gangguan irama jantung karena penyakit
degenerasi(fibrosis system konduksi
jantung).
MANIFESTASI KLINIS
Kebanyakan manifestasi klien dengan
aritmia tidak disadari, sehingga terdeteksi pada Adapun penampilan klinis klien sebagai
saat rasa yang tidak nyaman seperti berdebar- berikut:
debar,palpitasi,atau adanya denyut jantung yang 1) Anxietas
berturut-turut bertambah serta adanya irama
denyut yang tidak teratur. keadan ini tidak terlalu 2) Gelisah
membahayakan, jika tidak terjadi gangguan 3) Capek dan lelah serta gangguan aktivitas
hemodinamik. Tetapi manifestasi klinik pada 4) Palpitasi
klien dengan aritmia yang berbahaya adalah klien
5) Nyeri dada
merasakan nyeri dada, pusing, bahkan keadan
yang lebih serius kemungkinan klien ditemukan 6) Vertigo, syncope
meninggal mendadak. Hal itu dikarenakan 7) Tanda dan gejala sesak, crakles
pasokan darah yang mengandung nutrient dan
8) Tanda hipoperfus
oksigen yang dibutuhkan kejaringan tubuh
tidak mencukupi sehingga aktivitas/kegiatan
metabolisme terganggu.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat timbul akibat aadanya disritmia:

1. Infeksi lokal (sepsis atau pembentukan hematoma dapat terjadi di


tempat pemotongan vena atau pada penempatan disritmia di bawah
kulit.
2. Disritmia-aktivitas ektovit ventrikel dapat terjadi akibat iritasi dinding
ventrikel oleh elektroda.
3. Dapat terjadi perforasi miokardium atau ventrikiel kanan olkeh
kateter.
4. Cetusan hilang secara mendadak akibat tingginya ambang vebtrikel.
Malfungsi disritmia dapat terjadi akibat kegagalan satu atau beberapa
komponen system cetusan.
Beberapa Kondisi Atau Penyakit Yang Dapat Menyebabkan Disritmia Adalah:
1. Peradangan jantung, misalnya demam 1. Gangguan metabolic (asedosis,
reumatik, peradangan miokard alkalosis).
(miokarditis karena infeksi). 2. Gangguan endokrin (hipertiroidisme,
2. Gangguan sirkulasi koroner hipotiroidisme).
(aterosklerosis koroner atau spasme atau 3. Gangguan irama jantung akibat gagal
arteri koroner), misalnya iskemia jantung.
miokard, impard miokard. 4. Gangguan irama jantung karena
3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh karniopaki atau tumor jantung.
digitalis, quinudin, dan obat-obat anti 5. Gangguan irama jantung karena penyakit
disritmia lainnya. degenerasi (fibrosis system konduksi
4. Gangguan keseimbangn elektrolit jantung).
(hiperkalemia, hipokalemia).
5. Gangguan paada pengaturan susunan
saraf autonom yang mempengaruhi kerja
dan irama jantung.
6. Gangguan psikoneurotik dan susunan
saraf pusat.
A. KONSEP KEPERAWATAN  Bunyi jantung: irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut
Yang mencakup dasar data pengkajian pasien yaitu: menurun.
 Aktivitas/ istirahat  Kulit: warna dan kelembaban berubah, contoh pucat,
a. Gejala: kelemahan, kelelahan umum dank arena kerja. sianasis, berkeringat (gagal jantung, syok).
b. Tanda: perubahan frekwensi jantung/ TD dengan  Haluaran urin: menurun bila curah jantung menurun berat.
aktivitas/ olahraga.  Integritas ego
a) Gejala: perasaan gugup (disertai takidisritmia), perasaan
 Sirkulasi
terancam. Stressor sehubungan dengan masalah medic.
a) Gejala: riwayat IM sebelumnya/ akut (90%-95%
b) Tanda: cemas, takut, menolak, marah, gelisah, menangis.
mengalami disritmia), kardiomiopati, penyakit
katup jantung, hipertensi.
b) Tanda: perubahan TD, contoh hipertensi atau hipotensi
selama periode disritmia.
 Nadi: mungkin tidak teratur, contoh denyut kuat: pulsus
alternant (denyut kuat teratur/ denyut lemah); nadi
bigeminal (denyut kuat tak teratur/ denyut lemah). Defisit
nadi nadi (perbedaan antara nadi apical dan nadi radial).
 Makanan/ cairan a) Tanda: status mental/ sensori berubah, contoh disorientasi,
a) Gejala: hilang nafsu makan, anoraksia. Tidak toleran terhadap bingung,
a) kehilangan distraksi,contoh
Tanda:Perilaku memori, perubahan pola bicara/ kesadaran,
gelisah.
makanan (karena adanya obat), mual/ muntah, perubahan berat pingsan, koma.  
badan. - Perubahan
Pernafasanperilaku, contoh, menyerang, letargi, alusinasi.
b) Tanda: perubahan berat badan, edema, perubahan pada a)Perubahan
Gejala: pupil (kesamaan
penyakit paru reaksi
kronis,terhadap
riwayatsinar).
atau penggunaan
kelembaban kulit/ turgor, pernafasan krekels. - Kehilangan reflex tendon dalam dengan disritmia yang
tembakau, napas pendek.
 NeuroSensori mengancam hidup (takikardia ventrikel, bradikardi berat).
b) Tanda: perubahan kecepatan/ ke dalam pernafasan selama
a) Gejala: pusing, berdenyut, sakit kepala. 1. Nyeri/ ketidaknyamanan
episode disritmia, bunyi nafas: bunyi tambahan (krekels,
a) Gejala:nyeri dada,ringan sampai berat,dimana dapat atau tidak
  ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikas
bisa hilang oleh obat antiangina
pernafasan, seperti pada gagal jantung kiri (edema paru)
atau fenomena troemboembolitik pulmonal, hemoptisis.
PATOFISIOLOGI

1. Disritmia Nodus Sinus

a. Bradikardi sinus
Bradikardi sinus bisa terjadi karena stimulus vagal,
intoksikasi digitalis, peningkatan tekanan intracranial/
infark miokard. Bradikardi sinus juga dijumpai pada
olahragawan berat, orang yang sangat kesakitan/ orang
yang mendapat pengobatan, pada hipotermia.

b. Takikardi sinus
Takikardi sinus (denyut jantung cepat)
dapat disebabkan oleh demam,
kehilangan darah akut, anemia, syok,
latihan, gagal jantung kongestif, nyeri,
kecemasan, simpatomimetika/
pengobatan parasimpatoliktik.
NEXT
2. Disritmia Atrium 4. Asistole Ventrikel
Kontraksi premature atrium 3. Abnormalitas
dapat disebabkan oleh Hantaran Tidak akan terjadi
iritabilitas otot atrium kompleks QRS. Tidak
karena kafein, alcohol, • Penyekat AV derajat- ada denyut jantung,
nikotin, miokardium atrium satu denyut nadi dan
yang teregang seperti pada • Penyekat AV derajat- pernafasan. Tanpa
gagal jantung kongestif, dua penatalaksanaan segera,
stress atau kecemasan, • Penyekat AV derajat- asistole ventrikel sangat
cedera, infark, atau keadaan tiga fatal.
hipermetabolik.
NEXT
SIFAT OTOT JANTUNG

• Sifat otot jantung memiliki sifat fisioligis yang mencakup:


Eksitabilitas adalah kemampuan sel miokardium untuk
merespon stimulus. Otomatisitas memungkinkan sel
mencapai potensial ambang dan membangkitkan impuls
tanpa adanya stimulus dari sumber lain. Konduktifitas
mengacu pada kemampuan otot untuk menghantarkan
impuls dari satu sel ke sel lain. Kontraktilitas
memungkinkan otot untuk memendek pada saat terjadi
stimulasi.
KLASIFIKASI DISRITMIA
 Pada umumnya disritmia dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu:

1. Gangguan pembentukan impuls, terdiri dari: c. Pembentukan impuls di penghubung AV (aritmia


a. Gangguan pembentukan impuls di sinus penghubung)
1). Takikardia sinus 1). Ekstrasistol penghubung AV
2). Bradikardia sinus 2). Takikardia penghubung AV
3). Aritmia sinus 3). Irama lolos penghubung AV
4). Henti sinus
d. Pembentukan impuls di ventrikuler (aritmia ventrikuler)
b. Gangguan pembentukan impuls di atria 1). Ekstrasisitol ventrikuler
(aritmia atrial) 2). Takikardia ventrikuler
1). Ekstrastistol atrial 3). Gelepar ventrikuler
2). Takikardia atrial 4). Fibrilasi ventrikuler
3). Gelepar atrial 5). Henti ventrikuler
4). Fibrilasi atrial 6). Irama lolos ventrikuler
5). Pemacu kelan atrial
2. Gangguan hantaran impuls
a. Blok sinus atrial
b. Blok atrio ventrikuler
c. Blok intraventrikuler
Beberapa kondisi atau penyakit yang dapat
menyebabkan disritmia adalah:
1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan
miokard (miokarditis karena infeksi).
2. Gangguan sirkulasi koroner , misalnya iskemia miokard,
infark miokard.
3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin,
dan obat- obat anti aritmia lainnya.
4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia,
hippokalemia).
5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf otonom yang
mempengaruhi kerja dan irama jantung.
6. Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat
7. Gangguan metabolic (asidosis, alkalosis(.
8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme).
9. Gangguan irama jantung akibat gagal jantung.
10. Gangguan irama jantung karena karmiopati atau tumor
jantung.
11. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi
(fibrosis system konduksi jantung).
PENYEBAB
Penyebab dari DISRITMIA
aritmia jantung biasanya satu atau gabungan
dari kelainan berikut ini dalam system irama-konduksi jantung, yaitu:
1. Irama abnormal dari pacu jantung
2. Pergeseran pacu jantung dari nodus sinus ke bagian lain dari jantung
3. Blok pada tempat-tempat yang berbeda sewaktu menghantarkan impuls
melalui jantung.
4. Jalur hantaran impuls yang abnormal melalui jantung\
5. Pembentukan yang spontan dari impuls abnormal pada hamper semua
bagian jantung.
 Adapun factor-faktor yang dapat mencetuskan disritmia yaitu:

1. Obat-obatan, terutama obat-obat kelas IA (quinidin, disopiramid,


prokaninamid) dan IC (flekanid, profapenon), digitalis, antidepresan
trisiklik, teofilin.
2. Gangguan keseimbangan elektrolit dan dan gas darah terutama hipo dan
hiperkalemia, asidosi.
3. Payah jantung kongestif akibat terjadinya aktifasi neurohumoral
4. Kelainan jantung dan aritmogenik 
5. Gangguan ventilasi, infeksi, anemia, hipotensi dan renjatan: bisa terjadi
takikardia superventrikuler.
6. Tirotoksitosis menimbulkan fibrilasi dan flutter atrium.
PROSEDUR DIAGNOSTIC
1. EKG: menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan tipe/sumber disritmia dan
efek ketidak seimbangan elektrolit dan obat jantung.\
2. Monitor holder: gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan dimana disritmia
disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (dirumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi
fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.
3. Foto dada: dapat menunjukan pembesaran bayang jantung sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau
katup.
4. Skan pencitraan miokardia: dapat menunjukan area iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi
konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa.
5. Tes stress latihan: dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan yang menyebabkan disritmia.
6. Elektrolit: peningkatan atau penurunan kalium, kalsium, dan magnesium dapat menyebabkan disritmia.
7. Pemeriksaan obat: dapat menyebabkan toksisitas abat jantung, adanya obat jalanan, atau dugaan obat
intraksi, contoh digitalis, quinidin, dll.
8. Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penurunan kadar tiroid serum dapat menyebabkan/meningkatkan
disritmia
9. Laju sedimentasi: peninggian dapat menunjukan proses inflamasi akut/aktif, contoh endokarditis sebagai
factor pencetus untuk disritmia.
10. GDA/ nadi oksimetri : hipoksimia dapat menyebabkan/ mengeksasernasi disritmia.
PENATALAKSANAAN MEDIK
Pada prinsipnya tujuan terapi disritmia adalah Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)
(1) Mengembalikan irama jantung yang normal Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang
(2) Menurunkan frekwensi denyut jantung Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)
Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia
. (3) Mencegah terbentuknya bekuan darah.
Terapi sangat tergantung pada jenis aritmia. Selain itu 2. Kardioversi
dapat juga dilakukan dengan: Mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan
disritmia yang memiliki kompleks QRS, biasanya merupakan
1. Terapi medis
prosedur elektif. Pasien dalam keadaan sadar dan diminta
 Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
persetujuannya.
 Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker Kelas 1 A
Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi 3. Defibrilasi
Defibrilasi adalah cardioversi asinkronis yang digunakan pada
pemeliharaan untuk mencegah berulangnya atrial fibrilasi
keadaan gawat darurat. Biasanya terbatas penatalaksanaan
atau flutter. Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol fibrilasi ventrikel apabila tidak ada irama jantung yang
atrial fibrilasi dan aritmi yang menyertai anestesi. terorganisasi. Defibrilasi akan mendepolarisasi secara lengkap
 Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang semua sel miokard sekaligus, sehingga memungkinkan nodus
Kelas 1 B sinus memperoleh kembali fungsinya sebagai pacemaker.
Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard,
4. Terapai Pacemaker
ventrikel takikardia.
 Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT Merupakan alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus
listrik berulang otot jantung untuk mengontrol frekwensi
Kelas 1 C
jantung. Alat ini akan memulai dan mempertahankan
Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi : frekwensi jantung ketika pacemaker aritmia jantung tak mampu
 Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade). lagi memenuhi fungsinya. Pacemaker biasanya di gunakan bila
Atenolol, Metoprolol, Propanolol : indikasi aritmi jantung, pasien mengalami gangguan hantaran atau loncatan gangguan
angina pektoris dan hipertensi. hantaran yang mengakibatkan kegagalan curah jantung.
ASUHAN KEPERAWATAN
 Pengkajian
Pengkajian secara terpisah tidak dapat mengungkapkan adanya perubahan
curah jantung; maka, perawat harus membandingkan secara berulang
pengamatan dari waktu ke waktu untuk mengetahui perubahan sedikit saja.

a. Prioritas keperawatan
 Tidak terjadi penurunan cardiac output
 Menghilangkan/mengontrol nyeri
 Mencegah/meminimalkan terjadinya komplikasi
 Membagikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan
pengobatan.
b. Tujuan Pemulangan
 Irama jantung normal
 Meningkatkan kebutuhan tingkat aktivitas memenuhi kebutuhan
perawatan
 Bebas komplikasi
 Proses penyakit/prognosis dan program terapeutik dipahami
1. Diagnosa Lanjutan...
a Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
gangguan konduksi eliktrikal, penurunan kontraktilitas miokardial.
b Kurangnya pengetahuan tentang penyebab/kondisi pengobatan berhubungan
dengan kurang informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi;
tidak mengenal sumber informasi; kurang mengungat.
c Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan
d Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/kelelahan
e Resiko terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan inadekuat
suplay oksigen ke jaringan.
INTERVENSI
 Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
denyut jantung ekstra, penurunan nadi.
berhubungan dengan gangguan konduksi Rasional :Disritmia khusus lebih jelas terdeteksi dengan
eliktrikal, penurunan kontraktilitas miokardial. pendengaran dari pada dengan palpasi. Pendengaran
terhadap bunyi jantung ekstra atau penurunan nadi
Intervensi dan rasional :
membantu mengidentifikasi disritmia pada ppasien tak
 Raba nadi (radial, carotid, femoral, doralis pedis) catat
terpantau.
frekuensi, keteraturan, amplitude (penuh/kuat) dan  Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi

simetris. Catat adanya pulsus alternan, nadi bigemal, jaringan. Laporkan variasi penting pada TD/frekuensi nadi,
kesamaan, pernafasan, perubahan, pada warna kulit/suhu,
atau deficit nadi.
tingkat kesadaran/sensori, dan hakuaran urine selama episode
Rasional : Perbedaan frekuensi, kesamaan dan disritmia.
keteraturan nadi menujukkan efek gangguan Rasional :Meskipun tidak semua disritmia mengancam
hidup, penanganan cepat untuk mengakhiri disritmia
curah jantung pada sirkulasi sistemik/perifer.
diperlukan pada adanya gangguan curah jantung dan
perfusi jaringan.
Next…..
• Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk
 Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
membatasi aktivitas selama fase akut.
Rasional :Penurunan rangsang dan Rasional :Meingkatkan jumlah oksigen
penghilangan stress akibat katekolamin, yang
untuk miokard yang menurunkan iritabilitas
menyebabkan/meningkatkan disritmia dan
vasokonstriksi serta meningkatkan kerja yang disebabkan oleh hipoksia.
miokardia.
 Siapkan/bantu penanaman otomatik kardioverter
• Demonstrasikan/dorong penggunaan perilaku
pengaturan stress, contohnya teknik relaksasi, atau defribilator (AICD) bila diindikasikan.
bimbingan imajinasi, nafas dalam.
Rasional :Alat ini melalui pembedahan
Rasional :Meningkatkan partisipasi pasien
dalam mengeluarkan beberapa rasa kontrol ditanam pada pasien dengan disritmia
dalam situasi penuh stress.
berulang yang mengancam hidup meskipun
• Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai
indikasi. diberi obat terapi secara hati – hati.
Rasional :Terjadi disritmia yang mengancam,
hidup memerlukan upaya intervensi untuk
mencegah kerusakan iskemia/kematian.
b. Kurangnya pengetahuan tentang  Jelaskan/tekankan masalah disritmia khusus dan
penyebab/kondisi pengobatan
berhubungan dengan kurang tindakan terapeutik pada pasien/orang terdekat.
informasi/salah pengertian kondisi
Rasional :Informasi terus – menerus / baru dapat
medis/kebutuhan terapi; tidak mengenal
sumber informasi; kurang mengungat. menurunkan cemas sehubungan dengan
 Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi ketidaktahuan dan menyiapkan pasien/orang
eliktrikal. terdekat. Pendidikan pada orang terdekat
Rasional :Memberikan dasar mungkin penting bila pasien lansia, mengalami
pengetahuan untuk memahami variasi gangguan pengelihatan atau pendengaran, atau
individual dan memahami alasan tak mampu/tak minat belajar/mengikuti
intervensi terapeutik. instruksi. Penjelasan berulang mungkin
diperlukan, karena kecemasan dan/atau
hambatan informasi baru dapat
menghambat/membatasi belajar.
Next….
 Bantu pemasangan/mempertahankan
 Dorong pengembangan latihan rutin,
fungsi pacu jantung.
menghindari latihan berlebihan.
Rasional :Pacu sementara mungkin
Identifikasi tanda/gejala yang
perlu untuk meningkatkan
memerlukan aktivitas cepat, contoh
pembentukan impuls atau
pusing, silau, dispnea, nyeri dada.
menghambat takidisritmia dan
Rasional :Bila disritmia ditangani
aktivitas ektopik supaya
dengan tepat, aktivitas normal harus
mempertahankan fungsi
dilakukan. Program latihan berguna
kardiovaskuler sampai pacu spontan
dalam memperbaiki kesehatan
diperbaiki atau pacuan permanen
kardiovaskuler.
dilakukan.
Next….  Berikan lingkungan yang tenang tindakan
kenyamanan misalnya : perubahan posisi,
c. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan
massage punggung, hkompres hangat dingi,

 Kaji skala nyeri yang komprehensif meliputi dukungan emosional.

lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, Rasional :Untuk menurunkan

intensitas atau keparahan nyeri, dan faktor ketidaknyaman fisik dan emosional pasien.

presipitasinya.  Berikan aktivitas hiburan yang tepat.

Rasional :Nyeri secara khas terletak subternal Rasional :Mengarahkan perhatian,

dan dapat menyebar ke leher dan punggung. memberikan distraksi dalam tingkat

Namun ini berbeda dari iskemia infark miokard. aktivitas individu.

Pada nyeri ini dapat memburuk pada inspirasi  Berikan obat – obatan sesuai indikasi nyeri.

dalam, gerakan atau berbaring dan hilang dengan Rasional :Untuk menghilangkan nyeri dan

duduk tegak/membungkuk. respon inflamasi.


 
Next….
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
 Pertahankan tirah baring selama periode demam
kelemahan/kelelahan.
dan sesuai indikasi.
 Kaji respon pasien terhadap aktivitas.
Rasional :Meningkatkan resolusi inflamasi
Rasional :Dapat mempengaruhi aktivitas
selama fase akut dari
curah jantung.
perikarditis/endokarditis.
 Pantau frekuensi jantung, TD, pernapasan
 Bantu pasien dalam program latihan aktivitas.
setelah aktivitas.
Rasional :Saat inflamasi/kondisi dasar
Rasional :Membantu menentukan derajat
teratasi, pasien mungkin mampu
kompensasi jantung dan pulmonal,
melakukan aktivitas yang diinginkan.
penurunan TD, takikardi, disritmia dan
takipneu adalah indikatif dari kerusakan
toleransi terhadap aktivitas.
Next…
 Observasi ekstremitas terhadap edema, eroitema
e. Resiko terhadap perubahan perfusi
Rasional :Ketidakatifan/tirah baring lama
jaringan berhubungan dengan inadekuat
mencetuskan statis vena, meningkatkan
suplay oksigen ke jaringan.
resiko pembentukan trombosit vena.

 Selidiki nyeri dada, dispnea tiba – tiba yang  Observasi hematuri

disertai dengan takipnea, nyeri pleuritik, Rasional :Menandakan emboli ginjal.

sianosis pucat.  Perhatikan nyeri abdomen kiri atas.

Rasional :Emboli arteri, mempengaruhi Rasional :Menandakan emboli splenik.

jantung dapat terjadi sebagai akibat


penyakit katup dan disritmia kronis.
Implementasi Evaluasi

Merupakan tindakan-tindakan yang Tahap penilaian atau evaluasi adalah


perbandingan yang sistematis dan
dilakukan untuk mengatasi keluhan
terencana tentang kesehatan pasien
pasien berdasarkan intervensi yang
dengan tujuan/kriteria hasil yang telah
telah dibuat. Implementasi
ditetapkan, dilakukan dengan cara
dilakukan sesuai dengan intervensi berkesinambungan dengan melibatkan
yang dibuat dan dicatat dalam tabel tenaga medis yang lain agar mencapai
implementasi. tujuan/kriteria hasil yang telah
ditetapkan.
Disritmia merupakan kelainan denyut jantung yang meliputi
Kesimpulan
gangguan frekwensi atau irama atau keduanya. Dengan kata lain
disritmia merupakan perubahan pada pembentukan dan/ atau
penyebaran eksitasi yang menyebabkan perubahan urutan eksitasi
atrium atau ventrikel atau transmisi atrioventrikular. Gangguan ini
dapat mengenai frekwensi, keteraturan, atau tempat pembentukan
potensial aksi. Disritmia dapat di identifikasi dengan menganalisa
gelombang EKG. Disritmia di namakan berdasarkan pada tempat dan
asal impuls dan mekanisme hantaran yang terlibat. Misalnya, disritmia
yang berasal dari nodus sinus (nodus SA) dan frekwensinya lambat
dinamakan sinus bradikardia. Ada 4 kemungkinan tempat asal
CREDITS: This presentation template was
disritmia, seperti nodus sinus, atria, nodus AV, atau smbungan, dan created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
ventrikel. Gangguan mekanisme hantaran yang mungkin dapat terjadi and infographics & images by Freepik

meliputi bradikardi, takikardi, flutter, fibrilasi, denyut premature, dan


penyekat jantung..
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai