Anda di halaman 1dari 38

Survei Surveilans

Perilaku Berisiko

Yuliati Amperaningsih, SKM.,M.Kes


Survei Surveilans Perilaku (SSP)
Survei surveilans perilaku terdiri atas:
survei perilaku yang dilakukan berkala pada
kelompok-kelompok masyarakat yg berperan
penting dlm penyebarluasan HIV.

Memantau secara sistematik perubahan-


perubahan pd perilaku-perilaku yg berisiko
tertular PMS & HIV dlm kurun waktu tertentu.

Dianjurkan untuk mengumpulkan data perilaku,


selain data kejadian infeksi PMS/HIV–yg
memantau tingkat epidemi.
Mengapa perlu pemantauan perilaku???
Data perilaku bermanfaat sbg tanda peringatan
awal atau indikator dini terhadap ancaman
potensial epidemi PMS/HIV.

Untuk menginformasikan arahan & rancangan


program pencegahan yg lebih efektif.

Pemantauan perilaku dpt melengkapi hasil


evaluasi program-program pencegahan.

Dgn memahami perubahan perilaku akan


membantu penjelasan terhadap adanya
perubahan prevalensi HIV.
Mengindikasikan kelompok-kelompok yg
berperilaku untuk lebih mudah tertular.

Mengindikasikan kemungkinan perkembangan


epidemi bila tidak ada program intervensi.

Mendokumentasikan tingkat risiko pada


kelompok-kelompok yg membantu penyebaran
infeksi pd masyarakat umum.

Menilai tingkat perilaku berisiko pd masyarakat


umum.
Tujuan Survei Surveilans Perilaku
Mengidentifikasi perilaku-perilaku spesifik yg perlu
diintervensi.

Merencanakan kegiatan-kegiatan intervensi.

Memahami indikator-indikator keberhasilan &


mengidentifikasi jenis masalah yg tetap ada.

Bermanfaat untuk advokasi & kebijakan yg terkait.

Untuk studi perbandingan antar-negara tentang


perilaku berisiko.
Surveilans Perilaku pd Epidemi yg Rendah

Keadaan prevalensi HIV tdk melebihi 5% secara


konsisten pd kelompok-kelompok berisiko tinggi.
(penjaja seks, narkoba, homoseksual), dan juga
mengindikasikan prevalensi yg masih sangat rendah
pd masyarakat umum.
Surveilans perilaku:
- Melakukan pemetaan & riset kualitatif pd kelompok-
kelompok berisiko tinggi.
- Melakukan surveilans pd kelompok-kelompok
berisiko tinggi setiap tahun.
- Surveilans pd masyarakat umum perlu dilakukan
setiap 4-5 thn sekali (sbg indikator dini).
Surveilans Perilaku pada Epidemi yg Terbatas

Bila prevalensi HIV melebihi 5% secara


konsisten pd suatu kelompok (setdk-
tdknya), tetapi prevalensinya–tetap
rendah–dibawah 1% pada kelompok
wanita hamil. Perjalanan epidemik
selanjutnya sangat ditentukan oleh
hubungan yg ada antara sub-kelompok yg
telah terinfeksi dgn masyarakt umum.
Surveilans perilaku:

- Surveilans perilaku pd kelompok berisiko


tinggi/tahun.
- Surveilans perilaku pada kelompok jembatan
(pelanggan penjaja seks)/tahun.
- Surveilans perilaku pd kelompok remaja/2 thn.
- Surveilans perilaku pd kelompok masyarakat
umum setiap 4-5 thn. Untuk menentukan berapa
persen kelompok jembatan & memfokuskan pd
lokasi geografis tempat surveilens HIV.
Surveilans perilaku pd epidemi yg telah meluas

Bila HIV sudah dipastikan menyebar pd


masyarakat umum, serta kelompok berisiko,
atau kelompok jembatan terus berkontribusi
secara tidak proporsional dlm penyebaran HIV.
Prevalensi HIV melebihi 1% secara konsisten pd
masyarakat umum (hsl pengamatan pd
perempuan hamil).
Surveilans perilaku:
- Surveilans perilaku pd kelompok berisiko
tinggi/th.
- Surveilans perilaku pd setiap kelompok
jembatan (pelanggan penjaja) seks/th.
- Surveilans perilaku pd kelompok remaja/2
thn.
- Surveilans perilaku pd kelompok
masyarakat umum setiap 4-5 thn. Untuk
memantau perubahan perilaku yg
membantu program-program intervensi;
Memantau perubahan perilaku bersamaan
dgn melihat kecendrungan kejadian
PMS/HIV.
Langkah-langkah dalam SSP

Mengembangkan kerja-sama & mendapatkan dukungan


dari tokoh-tokoh kunci.
Memiliki kelompok sasaran dan lokasi geografis
Mengembangkan strategi pemilihan sampel yg tepat
(bila perlu membuat peta).
Melakukan uji/ pra studi:
- Bekerja sama dgn LSM
- Jika perlu melakukan penelitian kualitatif eksploratori
- Menseleksi & melatih pewawancara (menggunakan
tenaga lokal)
Mengumpulkan & analisis data
Melakukan riset kualitatif untuk menjelaskan temuan-
temuan
Menyebarkan hasil temuan-temuan.
Surveilans Perilaku pd Kelompok Sasaran

Pemilihan kelompok sasaran didasarkan pd tingkat epidemi


- Rendah
- Terbatas
- Meluas

SSP harus mencakup kelompok-kelompok yg diharapkan


perilakunya berubah.

Kelompok yg kecil akan lebih baik. Studi perilaku dapat


dilakukan pada kelompok-kelompok yg tidak diikutkan pd
SSP.
Survei Umum Vs. Survei Sentinel

Survei Umum

- Bermanfaat untuk menentukan tingkat risiko


pada masyarakat umum & menentukan besar
populasi kelompok jembatan.
- Berbasis rumah tangga
- Dilakukan setiap 4-5 tahun
- Butuh sampel yg besar
- Biaya mahal
Survei sentinel
- Berguna untuk memantau perilaku berisiko pada
kelompok-kelompok yg penting dlm penyebar-
luasan epidemi.
- Tdk berbasis pd rumah tangga, tetapi berbasis
lokasi atau tempat.
- Besar sampel efisien.
- Dilakukan setiap tahun secara sistematik dan
teratur, agar bermanfaat menghasilkan.
informasi bagi perencana program pencegahan
& kebijakan.
Kelompok Sasaran Survei Surveilans Perilaku

Pada segala tingkat epidemi HIV, pemantauan terhadap


kelompok-kelopok inti penting dilakukan:
- Penjaja seks
- Pengguna obat bius suntik
- Pria seks dengan pria
Kelompok-kelompok individu yg kontak teratur dg
kelompok inti & masyarakat umum, disebut sebagai
kelompok jembatan; mis: kaum pria pelanggan penjaja
seks.
Yg perlu diidentifikasi adl kelompok-kelompok pria yg
sering melakukan hubungan seks dg penjaja seks atau
yg mempunyai banyak patner seks.
Contoh Kelompok Sasaran SSP pd Tingkat
Epidemi Terbatas

Penjaja seks
Kelompok inti dgn potensial prevalensi PMS/HIV
yg relatif lebih tinggi.
Pengemudi truk jarak jauh/ pekerja migran
Mobilitas tinggi & potensial melakukan kegiatan
seks dgn penjaja seks.
Remaja/kaum muda
Kelompok rawan untuk terinfeksi, krn kegiatan
seksual yg lebih aktif & cenderung mempunyai
pasangan sksual yg belum tetap.
Contoh Kelompok Sasaran SSP di Kambodia

Kelompok inti
-Perempuan penjaja seks
-Perempuan penjual bir (penjaja seks terselubung)
Kelompok jembatan
-Anggota militer & polisi
Masyarakat umum
-Pekerja perempuan
Kaum muda
-Pengemudi motor (ojek)
-Siswa sekolah kejuruan
Contoh Kelompok Sasaran SSP di Tamil Nadu, India

Kelompok inti
-Perempuan penjaja seks
Kelompok jembatan
-Pengemudi truk & kenek
Masyarakat umum
-Perempuan pekerja pabrik
-Pria pekerja pabrik
Kaum muda
-Mahasiswa pria & perempuan
Definisi & Parameter Kelompok Sasaran

Tergantung kepada target populasi yg


ingin diwakili
Mis:
-Penjaja seks: lokalisasi & non lokalisasi
-Kaum muda: yg bersekolah, tidak
bersekolah, basis rumah tangga
Kelompok Sasaran Pemantauan
Perilaku Vs. Surveilans HIV
Kelompok sasaran untuk surveilans HIV tdk selalu tepat
untuk surveilans perilaku
Mis:
- Pengunjung klinik ibu hamil: kelompok yg sering
digunakan untuk memantau tingkat epidemi PMS/ HIV di
masyarakat umum; Tetapi kelompok tersebut tdk tepat
untuk memantau perubahan perilaku berisiko.
- Penderita PMS: PMS sangat terkait dgn perilaku berisiko,
sehingga pengukuran perubahan perilaku berisiko,
sehingga pengukuran perubahan perilaku tdk bisa
diintervensi.
- Pengunjung klinik, penghuni lembaga permasyarakatan:
tdk mewakili siapapun.
Indikator yg Dipantau dalam SSP
Tujuannya adl untuk membantu perilaku yg
penting untuk membatasi perluasan epidemi
- Menunda kegiatan seks pertama (untuk kaum
muda)
- Mengurangi/ membatasi jumlah pasangan
seksual
- Penggunaan kondom pada kelompok yg
mempunyai seks partner banyak

Tantangannya adl bagaimana cara terbaik untuk


mengukur perubahan perilaku individu-individu
tersebut.
Bagaimana mendefinisikan pasangan seksual yg tdk
regular atau tdk tetap?
- Hubungan seks yg butuh bayaran?
- Hubungan seks dgn seseorang yg dikenal kurang
dari setahun?
- Hubungan seks dgn bukan istri atau dgn orng yg tdk
hidup bersama?

Bagaimana mendefinisikan penggunaan kondom?


- Penggunaan kondom dgn pasangan seks yg mana?
- Penggunaan kondom pd saat hubungan seks
terakhir?
- Penggunaan kondom pg setiap hubungan seks
(konsisten)?
Indikator pencegahan: persentase responden yg
melaporkan punya pasangan seks tdk tetap setahun yg
lalu. Indikator ini sangat lemah karena tdk spesifik, tdk
memotret perubahan yg diperlukan, mis.responden yg
berubah jumlah patner seks dari 10 menjadi 5 setahun
yg lalu.

Indikator pencegahan: persentase responden yg


melaporkan penggunaan kondom pd saat hubungan
seks terakhir dgn patner tdk tetap. Indikator ini tdk
spesifik & tdk stabil, juga tdk mengindikasikan
konsistensi penggunaan kondom.

Kesulitan pemilihan indikator yg baik diatasi dgn


menyusun set atau kumpulan indikator.
Indikator untuk dewasa:
- Jumlah pasangan seks dgn jenisnya (komersial, tidak
tetap, tetap)
- Pengguna kondom terakhir seks & konsisten pd setiap
hubungan seks dgn pasangan seks komersial & atau
pasangan seks tdk tetap.

Indikator untuk kaum muda:


- Pernah melakukan hubungan seks
- Umur pertama melakukan hubungan seks
- Jumlah pasangan seks dgn jenisnya (komersial, tidak
tetap, tetap)
- Pengguna kondom terakhir seks & konsisten pd setiap
hubungan seks dgn pasangan seks komersial & atau
pasangan seks tdk tetap.
Indikator untuk penjaja seks:
- Penggunaan kondom terakhir & konsisten dgn
pelanggan baru, pelanggan teratur, pacar atau
pelanggan yg tdk bayar.

Indikator untuk pria seks dgn pria:


- HUbungan seks dgn jenis pasangan seks
- Penggunaan kondom terakhir & konsisten pd seks anal.

Indikator pd pengguna obat bius suntik:


- Penggunaan jarum bersama
- Penggunaan cairan pembersih jarum
- Penggunaan kondom dgn pasangan seks tdk tetap
Indikator-indikator yg terkait, baik
indikator perilaku maupun bkn prilaku yg
sangat relevan untuk dipantau:
- Pengetahuan tentang PMS/ HIV
- Uji HIV sukarela
- Gejala-gejala PMS
- Pola pencarian pengobatan PMS
Strategi Pemilihan Sampel pd SSP
Beberapa pertimbangan:
- Data yg diperoleh diharapkan dpt memantau
program-program pencegahan & pengendalian
HIV/AIDS.
- Pemilihan sampel random menghasilkan estimasi
yg kurang bias.
- Berusaha maksimal menghindari pemilihan
sampel yg tidak random.
- Sampel random sering kali tdk mungkin krn
kesulitan melakukan enumerasi populasi.
- Surveilans serologik HIV umumnya tdk
menggunakan sampel random.
Sampel kluster
- Melakukan listing lokasi atau sentinel yg lengkap
- Pemilihan random lokasi atau sentinel, baik dgn
metode probability proportional to size atau
equal probability.
- Pemilihan random responden sasaran dari setiap
sentinel; Jumlah tetap untuk setiap sentinel atau
pilih semua responden yg ada.
Dlm melakukan listing sentinel yg lengkap, perlu
memperhatikan hari kegiatan dlm seminggu,
waktu kegiatan di hari-hari itu, pengaruh
perubahan musim, & penyebaran secara
geografis.
Set Sampel Kelompok Sasaran

Penjaja seks: langsung & tdk langsung, terdaftar &


tdk terdaftar, lokalisasi & jalanan, biaya tinggi &
murah
Pria seks dgn pria: komersial & non komersial
Pengguna obat bius: injeksi & non injeksi, kelompok
dgn berbagai pola injeksi (tua & muda)
Kaum muda: masy. Umum yg distratifikasi
berdasarkan umur (15-19, 20-24), dlm sekolah & di
luar sekolah, pengangguran muda, remaja
bekerja(pedagang kecil, kenek truk, dsb)
Pelanggan: anggota militer & polisi, pekerja migran,
pengemudi angkutan antar kota & dlm kota, dsb
Besar Sampel
Besar sampel dihitung berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan:
Indikator penting yg akan diukur
Angka dasar (baseline) dari indikator yg
akan diukur
Besar perubahan yg akan dideteksi
Sub-set kelompok sasaran pd
denominator
Peningkatan Validitas
Ditekankan pd pemilihan sampel yg tdk
bias dari sentinel yg representatif
Memperhatikan masalah penjagaan mutu
sebelum & selama survei
Menggunakan berbagai metode
triangulation.
Peran Penjagaan Mutu

Uji Kuesioner
Uji kuesioner secara terpisah pd masing-
masing kelompok sasaran.
Lakukan verifikasi bahwa pertanyaan jelas
& dpt dipahami oleh responden.
Yakinkan bahwa respon yg akurat dpt
diperoleh dari responden.
Pewawancara & Kelompok Sasaran

Bekerja sama dgn organisasi lokal yg memahami


kelompok sasaran
Membangun hubungan baik saling percaya dgn
kelompok sasaran
Lakukan pemilihan pewawancara dgn cermat
Melatih pewawancara dgn intensif & melakukan
desensitisasi dgn baik
Mempertahankan kerahasiaan & privasi
responden
Melakukan supervisi terhadap pewawancara dgn
intensif
Multipel Method Triangulation

Memanfaatkan hasil studi kualitatif sebelum


survei untuk lebih memahami terhadap
kelompok sasaran

Memanfaatkan informasi kualitatif dlm


menginterpretasi temuan-temuan

Memanfaatkan data biologis untuk memvalidasi


data perilaku
Beberapa Isu Surveilans Perilaku

Surveilans perilaku bertujuan untuk mengevaluasi


intervensi.
- Surveilans tdk mengevaluasi program intervensi tertentu
(spesifik).
- Perubahan perilaku yg teramati dlm surveilans tdk
mungkin dijelaskan sebagai dampak intervensi tertentu.

Penggunaan sentinel kontrol


- Penggunaan sentinel kontrol dlm program intervensi di
masy. sangat sulit & sering kali tdk mungkin
dilaksanakan, antara lain krn kesulitan mengisolasi
kontrol terhadap program intervensi & kendala masalah
etika penelitian
Kecendrungan prilaku tdk dpt diprediksi & tdk
terduga hasilnya.
- Kekeliruan kita ialah menetapkan tujuan
perubahan perilaku sampai tingkat tertentu.

Surveilans perilaku tdk mampu menjawab semua


issu yg berkaitan dgn perilaku. Penelitian-
penelitian lain, terutama kualitatif sangat
diperlukan untuk menjawab kenapa terjadi
fenomena perilaku-perilaku tertentu.
Mengintegrasikan Surveilans Biologis & Perilaku

Mungkinkah menggabung sistem surveilens yg


berbeda?
- Seringkali mencakup kelompok sasaran yg
sama?
- Mendiskusikan kerangka sampel & metode
pemilihan sampel.

Disarankan agar pengumpulan data perilaku


dilakukan di area yg sama tempat surveilans
dilakukan, karena itu kecendrungan dari lokasi
yg sama bisa dilihat dlm kurun waktu yg
berbeda.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai