Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP DASAR PATOLOGI PATOFISIOLOGI DAN

ADAPTASI DAN PENUAAN SEL

Dosen pengampuh : HASMA S.Kep.,Ners.,M.M

Di susun oleh : kelompok 2

1) ARITA DWI (42010230)

2) FIRA YUNIAR (42010230)

3) LD. NAWAL ABY ZAFRAN (4201023061)

4) MAHARANI SABRIANTI MANGILE (4201023013)

5) RISKAJOL (420123020)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) IST BUTON

2024
KATA PENGANTAR

PujisyukurkehadiratTuhanYangMahaEsaatassegalalimpahanRahmat,Taufikda
nHidayahnya,sehinggakamidapatmenyelesaikanpenyusunanmakalahinidalambentukm
aupunisinyayangsederhana.Semogamakalahinidapatdipergunakansebagaisalahsatuacu
anmaupunpedomanbagipembacadenganjudul“ Konsep dasar Patologi & Patofisiologi
serta Adaptasi dan PenuaanSel”dalammatakuliahIlmuDasarKeperawatan .

Harapankamisemogamakalahinimembantumenambahpengetahuandanpengalamanbag
iparapembaca,sehinggakamidapatmemperbaikibentukmaupunisimakalahinikedepanny
adapatlebihbaik.

Makalahinikamiakuimasihbanyakkekurangankarenapengalamanyangkamimilikisanga
tkurang.Olehkarenaitu,kamiharapkankepadaparapembacauntukmemberikanmasukan-
masukanyangbersifatmembangununtukkesempurnaanmakalahini.

Bau-bau,31 Maret2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB 1..............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar belakang.........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
C. Tujuan.....................................................................................................................................5
BAB 2..............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
A. Patologi...................................................................................................................................6
1) Pembagian patologi.....................................................................................................6
2. Pembagian patologi menurut beberapa ahli................................................................7
3. Teknik pemeriksaan patologi........................................................................................8
B. PATOFISIOLOGI.................................................................................................................10
1. Patologi pada kelainan jantung..................................................................................10
2. patofisiologi terjadinya tukak pada lambung.............................................................11
C. Adaptasi Sel...........................................................................................................................11
1. Pengertian..................................................................................................................11
2. Tipe - Tipe Adaptasi Sel..............................................................................................12
D. Penuaan sel............................................................................................................................14
1. Pengertian..................................................................................................................14
2. Penyebab Penuaan Sel...............................................................................................15
3. Proses Penuaan Sel....................................................................................................15
BAB 3............................................................................................................................................16
PENUTUP......................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................18

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Patologiadalahsalahsatudasarilmukedokteran,danmemilikiperananyang
sangatfundamental.Seringkalidiagnosispastisuatupenyakitditegakkandenganpa
tologi(histopatologi).SedakanangkanpengertianPatologidalamartiyangluasadal
ahbagiandariilmukedokteranngyangmengamatisebabdanakibatdariterjadinyap
enyakitataukelainanpadatubuh.Namunpengertianpatofisiologisendiriadalahrea
ksifungsitubuhterhadapsuatupenyakityangmasukkedalamtubuh.

Mekanismeadaptasiselterdiridariorganisasiselyaituunitkehidupan,kesat
uanlahiriahyangterkecilmenunjukkanbermacam-
macamfenomenayangberhubungandenganhidup.danselaluberbuhungandengan
karakterristikmakhlukhidupyaitu:bereproduksi,tumbuh,melakukanmetabolism
edanberadaptasiterhadapperubahaninternaldaneksternal.

Regenerasiadalahprosespertumbuhandanperkembanganselyangbertuju
anuntukmengesiruangtertentupadajaringanataumemperbaikibagianyangrusak.
Nekrosisadalahkematianyangutama.Selyangmengalamikematiansecaranekrosi
sumumnyadisebabkanolehfactordariluarsecaralangsung,misalnya:kematiansel
dikarenakankecelakaan,infeksivirus,radiasisinarradioaktifataukeracunanzatki
mia.Tanpaadanyatekanandariluar,seltidakakandapatmatisecaranekrosis.

Sel normal merupakan mikroorganisme yang berdenyut tanpa henti.


Secara tetap mengubah struktur dan fungsinya untuk memberi reaksi terhadap
tantangan dan tekanan yang selalu berubah. Bila tekanan atau rangsangan
terlalu berat, struktur dan fungsi sel cenderung bertahan dalam jangkauan yang
relative sempit.

Penyesuaian sel mencapai perubahan yang menetap, mempertahankan


kesehatan sel meskipun tekanan berlanjut.Tetapi bila batas kemampuan
adaptasi tersebut melampaui batas maka akan terjadi jejas sel atau cedera sel
bahkan kematian sel. Dalam bereaksi terhadap tekanan yang berat maka sel
akan menyesuaikan diri, kemudian terjadi jejas sel atau cedera sel yang akan
dapat pulih kembali dan jika tidak dapat pulih kembali sel tersebut akan
mengalami kematian sel. Dalam makalah ini akan membahas tentang adaptasi
dan kematian sel.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud patologi?

2. Bagaimanakah pembagian patologi?

3. Bagaimana pemeriksaan patologi?

4. Apa yang dimaksud patofisiologi?

5. Apa Pengertian Adaptasi dan Penuaan Sel ?

6. Apa Penyebab Adaptasi dan Penuaan Sel ?

7. Bagaimana Proses Adaptasi dan Penuaan Sel ?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui konsep dasar patologi dan patofisiologi

2. Agar mahasiswa mengetahui pemeriksaaan patologi maupun patofisiologi

3. Mengetahui Pengertian Adaptasi dan Penuaan Sel

4. Mengetahui Penyebab Adaptasi dan Penuaan Sel

5. Menjelaskan Proses Adaptasi dan Penuaan Sel


BAB 2
PEMBAHASAN

A. Patologi
Patologi adalah salah satu dasar ilmu kedokteran, dan memiliki peranan yang sangat
fundamental. Sering kali diagnosis pasti suatu penyakit ditegakkan dengan patologi
(histopatologi). Sedangkan pengertian Patologi dalam arti yang luas adalah bagian
dari ilmu kedokteran yang mengamati sebab dan akibat dari terjadinya penyakit atau
kelainan pada tubuh. Namun pengertian patofisiologi sendiri adalah reaksi fungsi
tubuh terhadap suatu penyakit yang masuk ke dalam tubuh.

Patologi adalah kajian dan diagnosis penyakit melalui pemeriksaan organ, jaringan,
cairan tubuh, dan seluruh tubuh (autopsi).

Patologi juga meliputi studi ilmiah terkait proses penyakit, disebut patologi umum.
Patologi umum, juga disebut investigasi patologi, eksperimental patologi atau teoretis
patologi, merupakan luas dan kompleks lapangan ilmiah yang berusaha untuk
memahami mekanisme cedera sel dan jaringan, seperti tubuh sarana untuk
menanggapi dan memperbaiki cedera.

1) Pembagian patologi
a) Patologi anatomi

Ilmu patologi yang mempelajari dan mendiagnosa penyakit berdasarkan hasil


pemeriksaan sel, organ atau jaringan tubuh. Sebagai contoh dalam mendiagnosa
penyakit tumor yang diderita pasien, maka dilakukan pemeriksaan patologi anatomi
terhadap sel tumor sehingga diketahui apakah tumor tersebut jinak atau tumor ganas.
Adapun jenis pemeriksaan yang dilakukan dalam Patologi anatomi terdiri
pemeriksaan:

Histopatologimempelajari dan mendiagnosa penyakit berdasarkan hasil pemeriksaan


jaringan tubuh. Sebagai contoh yaitu pemeriksaan jaringan dengan cara biopsi
sehingga diperoleh diagnosa definitif.
b) Sitopatologi

Bagian ilmu patologi anatomi yang mempelajari dan mendiagnosa penyakit


berdasarkan hasil pemeriksaan sel tubuh yang didapat atau diambil. Sebagai contoh
adalah pemeriksaan sel neoplasma untuk mengetahui tipe sel tersebut termasuk ganas
atau jinak.

2) Patologi klinik

Ilmu patologi yang mempelajari dan mendiagnosa penyakit berdasarkan hasil


pemeriksaan biokimia tubuh sehingga bahan pemeriksaannya berupa urine, darah dan
cairan tubuh lainnya Sebagai contoh dalam menentukan diagnosa penyakit gagal
ginjal maka pemeriksaan patologi klinik yang dilakukan menggunakan bahan urine
pasien.

3) Patologi forensik

mempelajari dan menemukan sebab kematian pada kondisi tertentu. Sebagai contoh
menentukan penyebab kematian korban yang diduga bunuh diri. Pemeriksa akan
mempelajari apakah benar korban bunuh diri atau dibunuh terlebih dahulu kemudian
direkayasa seperti bunuh diri.

4) Patologi molekuler

mempelajari dan mendiagnosa penyakit berdasarkan hasil pemeriksaan struktur


kimiawi molekul. Sebagai contoh dalam mendiagnosa penyakit sickle cell yaitu
penyakit dimana kondisi molekul haemoglobin dalam keadaan abnormal.

2. Pembagian patologi menurut beberapa ahli

Beberapa ahli memberikan pembagian yang lebih praktis dalam mempelajari patologi
yaitu bahwa patologi dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut:
1) Patologi umum

Ilmu patologi yang mempelajari dan mendiagnosa penyakit berdasarkan mekanisme


dan karakteristik bentuk dari suatu penyakit. Sebagai contoh yaitu mempelajari
kelainan kongenital, radang dan tumor.

2) Patologi sistemik

mempelajari dan menjelaskan suatu penyakit tertentu berdasarkan pengaruhnya


terhadap organ tersebut. Sebagai contoh penyakit kanker paru yang akan berpengaruh
terhadap organ paru-paru. Pengetahuan dan teknik pemeriksaan penyebab penyakit
terus berkembang dengan penggunaan teknologi.

3. Teknik pemeriksaan patologi


1) Patologi makroskropik

Penggunaan mata telanjang dalam mempelajari suatu penyakit sebelum mikroskop


digunakan dalam patologi merupakan teknik yang hingga saat ini masih digunakan.
Kelainan-kelainan makroskopik dari berbagai penyakit sangat khas sehingga bila
diinterpretasikan oleh ahli patologi yang berpengalaman akan diperoleh kesimpulan
berupa diagnosa yang tepat. Salah satu pemeriksaan patologi makroskopik yang
masih digunakan hingga saat ini seperti pemeriksaan otopsi. Pemeriksaan otopsi
adalah pemeriksaan bedah mayat berasal dari bahasa Yunani yang berarti "lihat
dengan mata kepala sendiri". Otopsi terdiri dari dua jenis yaitu:

a) Otopsi klinis

Dilakukan untuk tujuan pembelajaran dan riset mencari penyebab medis kematian
juga untuk kasus kematian yang tidak diketahui atau tidak pasti.

b) Otopsi forensik

Dilakukan atas permintaan penegak hukum ketika penyebab kematian mungkin


menjadi masalah pidana.

2) Mikroskop cahaya
Pemeriksaan patologi yang lebih tepat saat ini dilakukan dibanding dengan
pemeriksaan makroskopik adalah pemeriksaan dengan menggunakan mikroskop
cahaya. Diperlukan jaringan yang dipotong tipis sehingga cahaya mampu
menembusnya dan bilamana diperlukan dilakukan pengecatan untuk memperjelas
perbedaan dari bagian jaringan atau sel yang akan diamati.

3) Histokimiawi

Histokimiawi adalah ilmu yang mempelajari kondisi kimiawi sebuah jaringan setelah
mendapatkan perlakuan menggunakan reagen khusus. Dengan teknik ini secara
mikroskopik berbagai keadaan jaringan dan sel terlihat.

4) Mikroskop elektron

Penggunaan mikroskop elektron saat ini membuat pemeriksaan patologi menjadi


lebih luas. Pemeriksaan dapat dilakukan hingga tingkat organel serta menemukan
adanya virus dalam jaringan pun dapat dilakukan.

5) Teknik biokimia

Salah satu teknik patologi yang sering dilakukan adalah pemeriksaan biokimia
dengan tujuan untuk mempelajari jaringan tubuh dan cairan tubuh. Sebagaimana
diketahui bahwa berbagai penyakit mempunyai dampak ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit. Dengan pemeriksaan biokimia akan tergambar kondisi keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh pasien sehingga terapi lebih tepat dapat diberikan.

6) Teknik hematologi

Pemeriksaan ini ditujukan untuk mempelajari kelainan darah mulai dari teknik yang
sederhana yaitu hitung sel sampai dengan pemeriksaan terkini dengan peralatan
elektronik untuk memeriksa faktor koagulasi darah.
7) Kultur sel

Berbagai media untuk melakukan kultur telah dikembangkan sehingga cakupan


pemeriksaan patologi semakin meluas. Pemeriksaan kultur banyak dilakukan karena
mudahnya memonitor respons sel pada berbagai media.

8) Mikrobiologi medis

Pemberian antibiotik yang tepat pada pasien yang mengalami infeksi akan mudah
dilakukan dengan bantuan pemeriksaan mikrobiologi medis. Organisme seperti
jamur, bakteri, virus dan parasit akan mudah dikenali di bawah mikroskop setelah
bahan pemeriksaan dicat secara khusus seperti pada nanah. Pemeriksaan dilakukan
untuk mengetahui sensitivitas bakteri terhadap bermacam macam obat sehingga
diketahui obat mana yang paling tepat diberikan pada pasien.

B. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari aspek dinamik dari proses penyakit.
Patofisiologi juga disebut ilmu yang mempelajari proses terjadinya perubahan atau
gangguan fungsi tubuh akibat suatu penyakit. Sebagai contoh patofisiologi udema
pada penderita gagal jantung adalah akibat dari proses terjadinya gangguan
keseimbangan cairan dalam bentuk retensi air dan natrium karena aliran darah balik
ke jantung yang terhambat.

1. Patologi pada kelainan jantung


Untuk memahami patofisiologi udema pada penderita gagal jantung berikut ini
penjelasannya. Ketika terjadi kelemahan kontraksi jantung maka efektivitas alairan
darah menurun yang menyebabkan tubuh melakukan respons berupa:

a.Peningkatan sekresi renin Adanya peningkatan sekresi renin menyebabkan


terjadinya peningkatan sekresi aldosteron sehingga ginjal melakukan reabsorpsi
natrium di tubulus distal.

b. Sekresi hormon ADH (anti diuretik hormon) meningkat. Peningkatan sekresi


hormon ADH menyebabkan peningkatan reabsropsi airoleh ginjal di tubulus distal
meningkat.
c.Vasokontriksi di ginjal Vasokonriksi pembuluh darah ginjal mengakibatkan
glomerulo filtration rate/laju filtrasi glomerulus menurun sehingga reabsorpsi
natrium dan air di tubulus proksimal ginjal meningkat. Berdasarkan ketiga respons
di atas maka dapat dimengerti bahwa akan terjadi retensi air dan natrium oleh
ginjal. Sebagai akibatnya adalah meningkatnya volume plasma darah yang
selanjutnya terjadi transudasi cairan keluar sel dan berakhir dengan terjadinya
udema.

2. patofisiologi terjadinya tukak pada lambung


Para penderita diketahui menderita stres maka tukak lambung yang terjadi pada
pasien diketahui antara lain dari adanya riwayat peningkatan asam lambung dan
konsumsi alkohol yang menyebabkan:

Sel epitel lambung hancur Kondisi ini merangsang dikeluarkannya histamin oleh
sel epitel lambung yang hancur.

Vasodilatasi vascular di lambung Dikeluarkannya histamin akan merangsang


pembuluh darah di lambung mengalami

Peningkatan permeabilitas vascular Akibat pelebaran pembuluh darah maka terjadi


peningkatan permeabilitas pembuluh darah tersebut yang berujung pada kebocoran
plasma. Hal ini merupakan salah satu penyebab perdarahan lambung.

Sekresi pepsin Sel epitel lambung yang hancur akan menyebabkan jaringan mukosa
lambung hancur dan hal tersebut merangsang dikeluarkannya pepsin.

Peristaltik lambung meningkat Pepsin yang banyak dikeluarkan akan merangsang


peningkatan gerakan lambung sehingga perdarahan lambung menjadi lebih parah.

Disisi lain pepsin juga akan menghancurkan vena dan kapiler dilambung yang
mendukung terjadinya perdarahan lambung berlanjut.

Akhirnya terjadi tukak lambung karena mukosa lambung hancur juga terjadi
perdarahan.

C. Adaptasi Sel
1. Pengertian
Adaptasi menurut Lamarck adalah penyesuaian diri makhluk hidup terhadap
perubahan alam yang terjadi baik secara fisiologis dan morfologis. Namun dalam
pembahasan ini yang dimaksud dari adaptasi sel adalah kemampuan dimana sel
mampu mengatur dirinya dengan cara mengubah struktur dan fungsinya sebagai
respons terhadap berbagai kondisi fisiologis maupun patologis.

Adaptasi ini bisa dibagi menjadi dua yaitu adaptasi fisiologik dan adaptasi
patologik. Adaptasi fisiologik merupakan reaksi sel terhadap stimulus normal oleh
hormone atau bahan kimia endogen, seperti pembesaran kelenjar mammae dan
induksi laktasi pada kehamilan. Adaptasi patologik merupakan adaptasi sel
terhadap stimulus abnormal. Jadi, adaptasi merupakan tahap antara sel normal dan
sel yang sakit.

2. Tipe - Tipe Adaptasi Sel


Terdapat 4 tipe adaptasi sel yaitu :

a) Atrofi

Atrofi adalah proses adaptasi sel dimana terjadi perubahan ukuran sel dari normal
menjadi lebih kecil akibat berkurangnya substansi sel sehingga jaringan yang
disusun oleh sel tersebut menjadi lebih kecil. Sel yang mengalami atrofi akan
mengalami penurunan fungsi sel tetapi sel tidak mati. Atrofi dapat disebabkan oleh
penurunan beban kerja, hilangnya intervasi saraf, berkurangnya vaskularisasi,
nutrisi yang tidak adekuat, hilangnya stimulus endokrin, dan usia lanjut.

Atrofi Fisiologik adalah atrofi yang merupakan proses normal pada manusia.
Misalnya pada atrofi senilis, organ tubuh individu usia lanjut akan mengalami
pengecilan. Atrofi senilis juga dapat disebut atrofi menyeluruh (general) karena
terjadi pada seluruh organ tubuh. Atrofi menyeluruh juga terjadi pada keadaan
kelaparan (starvation). Penyebab atrofi senilis adalah hilangnya rangsangan tubuh,
berkurangnya vaskularisasi darah akibat arteriosklerosis, dan berkurangnya
rangsang endokrin. Vaskularisasi berkurang akibat arteriosklerosis akan
menyebabkan kemunduran pada otak sehingga menimbulkan kemunduran
kejiwaan yang disebut demensia senilis. Begitu pula dengan rangsangan endokrin
yang berkurang pada periode menopause, menyebabkan payudara menjadi kecil,
ovarium dan uterus menjadi tipis dan kriput.
Atrofi patologik, contohnya, Atrofi disuse adalah atrofi yang terjadi pada organ
yang tidak beraktivitas dalam jangka waktu lama, misalnya otot tungkai yang oleh
suatu sebab harus difiksasi (digips) sehingga tidak dapat digerakkan untuk jangka
waktu lama. Bila fiksasi dilepas maka tungkai akan menjadi lebih kecil daripada
tungakai sisi lainnya. Begitu pula dengan atrofi pada otot karena hilangnya
persarafan pada penyakit poliomielitis. Atrofi ini terjadi akibat hilangnya impuls
tropik yang dinamakan atrofi neurotropik.

b) Hipertrofi

Hipertrofi adalah bertambah besar ukuran sel sehingga jaringan atau organ
yang disusun oleh sel tersebut menjadi lebih besar pula. Pada organ yang
mengalami hipertrofi tidak dijumpai sel-sel yang baru, hanya sel yang menjadi
lebih besar. Sel menjadi lebih besar bukan karena penambahan cairan intraselular
seperti pada degenerasi albumin , melainkan karena sintesis komponen atau
struktur sel bertambah. Secara umum, hipertrofi disebabkan oleh permintaan fungsi
yang meningkat dan stimulus hormon spesifik. Hipertrofi dapat dikelompokkan
menjadi fisiologik dan patologik.

Hipertrofi fisiologik contohnya adalah hipertrofi otot rangka atau tungkai pada
pengemudi becak, dan hipertrofi otot rangka pada binaragawan. Hepertrofik otot
lurik ini disebabkan oleh kerja otot yang berlebihan (permintaan fungsi yang
meningkat).

Hipertrofi patologik disebabkan oleh keadaan patologik seperti pada penderita


hipertensi dan stenosis mitralis atau stenosis aorta sehingga otot jantung menjadi
lebih besar.

c) Hiperplasia

Hiperplasia adalah kenaikan absolute jumlah sel pada sebuah jaringan atau organ
yang menyebabkan pembesaran jaringan atau organ tersebut disertai dengan
peningkatan fungsi organ atau jaringan tersebut. Pada hiperplasia terjadi
pembelahan sel atau mitosis. Sering kali hiperplasia dan hipertropi terjadi
bersamaan dan saling berhubungan erat.

Hiperplasia dapat dikelompokkan menjadi fisiologik dan patologik. Hiperplasia


fisiologik terjadi karena sebab yang fisiologis atau normal dalam tubuh.
Hiperplasia ini di bagi menjadi hiperplasia hormonal dan hiperplasia kompensasi.
Contoh hiperplasia hormonal, epitel kelenjar mammae pada wanita pubertas
mengalami hiperplasia sehingga terjadi pembesaran buah dada, uterus pada wanita
hamil akan mengalami hiperplasia dan hipertrofi. Contoh hiperplasia kompensasi ,
jika dilakukan parsial hepatektomi akan menyebabkan aktivitas mitosis sel
hepatosit meningkat. Contoh lain pada penyembuhan luka , terjadi proliferasi sel
fibroblas dan pembuluh darah yang dipicu oleh faktor pertumbuhan (growth facto).

Hiperplasia patologik disebabkan oleh stimulus hormonal yang berlebihan atau


efek berlebihan dari hormon pertumbuhan pada sel sasaran. Contoh hiperplasia
karena rangsang hormonal endometrium menyebabkan hiperplasia glandularis
kistika endometrium. Perlu diperhatikan bahwa hiperplasia patologik dapat
berkembang menjadi tumor ganas. Pada penderita hiperplasia endometrium
memiliki resiko tinggi menjadi adenokarsinoma endometrium. Faktor pertumbuhan
yang memicu terjadinya hiperplasia juga dapat menimbulkan keadaan patologik ,
contoh pada kutil yang disebabkan infeksi virus seperti virus jenis papiloma.
Kemampuan tiap sel tubuh untuk mengadaka hiperplasia tidak sama. Sel yang
mudah melakukan daya hiperplasia adalah sel epitel kulit, sel epitel usus halus, sel
hepatosit, fibroblas dan sel sumsum tulang . sel yang masih memiliki daya
hiperplasia walaupun rendah adalah sel tulang, sel tulang rawan dan sel otot polos.
Sedangkan sel yang tidak memiliki daya hiperplasia adalah sel saraf , sel otot
jantung, dan sel otot rangka.

d) Metaplasia

Adaptasi metaplasia adalah perubahan sel matur jenis tertentu menjadi sek
matur jenis lain. Sebagai contoh sel epitel torak pada saluran pernafasan seorang
perokok yang dapat bersekresi diganti dengan sel epitel gepeng berlapis yang tidak
dapat bersekresi. Kondisi ini sangat merugikan karena lender yang merupakan alat
proteksi saluran pernafasan terhadap bakteri atau benda asing tidak terbentuk
sehingga saluran pernafasan mudah mengalami infeksi.

D. Penuaan sel
1. Pengertian
Dalam beberapa aspek fisiobiologis, penuaan selular adalah kompensasi yang
menguntungkan dalam menanggapi kerusakan yang mempercepat penuaan ketika
jaringan kehilangan kapasitas regeneratif mereka. Mengingat kompleksitas ini,
beberapa peneliti memperdebatkan peristiwa ini apakah penuaan sel memenuhi
kriteria yang ideal untuk ketiga definisi ciri khas penanda penuaan. Peningkatan
dari tumor supresor protein terbukti dapat memperpanjang umur panjang (Mathieu
et al., 2007, 2009), dan pada saat yang sama, dengan menghilangkan sel yang
mengalami penuaan (senescence cell) dalam eksperimen model hewan progeria
dapat menunda keadaan patologi terkait usia (Baker et al., 2013). Oleh karena itu,
dua intervensi yang secara konseptual berlawanan dapat memperpanjang usia.

2. Penyebab Penuaan Sel


Karena aktifitas sel menurun -Stress oksidatif di dalam sel merupakan penyebab
proses aging -Mitokondria yang menghasilkan ROS (reactive oxygen spescies)
memegang peranan dalam proses aging suatu organisme.

Superoksida dgn konsentrasi tertentu dapat menurunkan daya tahan hidup


organisme invertebrata -Pada mamalia, pemberian antioksidan, terbukti dapat
mencegah disfungsi organ2.

Penurunan aktifitas OXPHOS (Oxydative Phosphorylation) menyebabkan penuan


sel Akumulasi mutasi mtDNA yg meningkat sejalan dengan bertambahnya umur,
juga dapat mempercepat penuaan sel.

3. Proses Penuaan Sel


Selama penuaan terjadi perpendekan telomer pada berbagai jaringan.Hal ini di
modulasi oleh adanya stres oksidatif akibat terakumulasinya radikal bebas di dalam
sel.

Telomer merupakan elemen berulang yg berlokasi pada tiap ujung kromosom dari
sel eukariota.

Fungsi dari telomer adalah untuk menutup ujung kromosom, sehingga mencegah
DNA “terbuka”, yang dapat menyebabkan kerusakan DNA, bersatunya kromosom2
dan ketidakstabilan kromosom

Disebabkan oleh “ end-replication problem” dari DNA polimerase, telomer


memendek 50 – 100 pb pada tiap pembelahan sel.

Ketika telomer mencapai panjang yg kritis, menyebabkan fungsi dari telomer tidak
optimal. Hal ini menginduksi penuaan sel, yang ditandai oleh adanya gangguan
pertumbuhan secara permanen
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Patologi adalah ilmu yang mempelajari sebab dan akibat terjadinya penyakit atau
kelainan pada tubuh, melalui pemeriksaan organ, jaringan, cairan tubuh, dan seluruh
tubuh. Pembagian patologi meliputi patologi anatomi, sitopatologi, patologi klinik,
patologi forensik, dan patologi molekuler.

2. Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari proses dinamik dari proses penyakit
dan perubahan atau gangguan fungsi tubuh akibat suatu penyakit. Contoh
patofisiologi termasuk reaksi tubuh terhadap kondisi seperti gagal jantung dan tukak
lambung.

3. Adaptasi Sel adalah kemampuan sel untuk mengubah struktur dan fungsinya
sebagai respons terhadap kondisi fisiologis atau patologis. Jenis-jenis adaptasi sel
meliputi atrofi, hipertrofi, hiperplasia, dan metaplasia.

4. Penuaan Sel adalah proses di mana sel-sel mengalami penurunan aktivitas dan
fungsi seiring bertambahnya usia. Penyebab penuaan sel termasuk stress oksidatif,
perubahan pada mitokondria, dan akumulasi mutasi pada DNA. Proses penuaan sel
ditandai oleh perpendekan telomer dan gangguan pertumbuhan yang permanen.

Kesimpulannya, pemahaman tentang patologi, patofisiologi, adaptasi sel, dan


penuaan sel sangat penting dalam memahami berbagai proses penyakit dan respons
tubuh terhadap kondisi yang berubah.

B. Saran

1. Pembagian Patologi

- Penting untuk memahami pembagian patologi seperti patologi anatomi,


sitopatologi, patologi klinik, patologi forensik, dan patologi molekuler. Ini membantu
dalam memahami berbagai teknik pemeriksaan dan diagnosis penyakit.

2. Teknik Pemeriksaan Patologi


- Mengenali teknik pemeriksaan patologi seperti patologi makroskopik, mikroskop
cahaya, histokimiawi, mikroskop elektron, teknik biokimia, hematologi, kultur sel,
dan mikrobiologi medis. Memahami teknik-teknik ini membantu dalam diagnosa
penyakit yang lebih tepat.

3. Patofisiologi

- Memahami patofisiologi dari berbagai kondisi penyakit seperti udema pada gagal
jantung dan terjadinya tukak pada lambung. Ini penting dalam memahami mekanisme
terjadinya gangguan fungsi tubuh akibat penyakit.

4. Adaptasi Sel

- Mengetahui tipe-tipe adaptasi sel seperti atrofi, hipertrofi, hiperplasia, dan


metaplasia. Ini penting untuk memahami bagaimana sel tubuh beradaptasi terhadap
kondisi fisiologis dan patologis.

5. Penuaan Sel

- Memahami proses penuaan sel dan faktor-faktor penyebabnya seperti stress


oksidatif, akumulasi mutasi mtDNA, dan penurunan aktifitas OXPHOS. Hal ini
penting untuk memahami mekanisme penuaan sel dan upaya pencegahannya.

Dengan memahami konsep-konsep di atas, Anda dapat mengembangkan pemahaman


yang lebih mendalam tentang ilmu patologi, patofisiologi, adaptasi sel, dan proses
penuaan sel dalam konteks kedokteran dan ilmu biologi.
DAFTAR PUSTAKA

Sriyanti,cut.2016.”modul bahan aja keperawatan patologi”.jakarta

Kimball, John W. 1998. BiologiEdisiKelimaJilid 2. Jakarta :Erlangga.

Anna,Budi Setyawan.Yani.2020.Patofisiologi Untuk Mahasiswa


Keperawatan.Purwokerto.Pena Persada
Cut,Sriyanti.2016.Patologi.Jakarta.PPSDM Kemenkes RI.
Sri,Endahsatriani.2014.Jejas sel dan adaptasi sel.
https://baixardoc.com/documents/jurnal-adaptasi-sel-5c817f6804144 ( diakses
pada selasa,2 Maret 2021. Pukul 14.30)
http://academicjournal.yarsi.ac.id/index.php/jurnal-fk-yarsi/article/download/309/205
(diakses pada selasa, 2 maret, pukul 20.30 )

Anda mungkin juga menyukai