DISUSUN OLEH
NIM : PO5303203200686
TINGKAT : 2A
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan
perlindungannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Seminar yang berjudul
Penyakit Colitis ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Frambusia
bagi pembaca maupun penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen Ineke Noviana, S.Tr.Kep.,M.Tr.Kep
Selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan ilmunya dalam
pembuatan makalah ini. Sehingga, makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terliat dalam pembuatan
makalah in sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Saya menyadari, makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL.................................................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................
1.2 Tujuan...............................................................................................................
1.3 Manfaat.............................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................................
2.1 Pengertian.........................................................................................................
2.2 Etiologi.............................................................................................................
2.3 Tanda dan Gejala..............................................................................................
2.4 Patofisiologi......................................................................................................
2.5 Pathway............................................................................................................
2.6 Pemeriksaan Penunjang....................................................................................
2.7 Penatalaksanaan Medis.....................................................................................
2.8 Pendidikan Kesehatan.......................................................................................
BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN.................................................................
3.1 Pengkajian........................................................................................................
3.2 Diagnosa Keperawatan.....................................................................................
3.3 Intervensi..........................................................................................................
3.4 Implementasi....................................................................................................
3.5 Evaluasi............................................................................................................
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................
4.2 Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Kolitis Ulseratif (KU) termasuk salah satu penyakit peradangan usus yang menahun
yaitu Inflammatory Bowel Disease (IBD) / penyakit inflamasi usus. Penyakit ini merupakan
penyakit yang belum diketahui penyebabnya dengan prevalensi berkisar 10 -20 x, terjadi
pada usia muda (umur 25-30 tahun) wanita dan pria sama tetapi ada perbedaan dalam
geografis dan sosial ekonomi tinggi. KU merupakan jenis kolitis yang sering ditemukan di
daerah tropik dan negara industri. Faktor imunitas dan stress oksidatif mempunyai peran
penting pada KU. Distribusi penyakit ini tersebar diseluruh dunia, didapatkan 6 – 12 per
100.000 populasi dengan prevalensi 76 – 150 per 100.000 populasi. Pada penelitian yang
dilakukan di RSCM kasus KU didapatkan antara 5 – 10 kasus pertahun. Data dimasyarakat
mungkin lebih tinggi daripada data yang ada di RS, mengingat sarana endoskopi belum
tersedia secara merata di pusat pelayanan kesehatan di Indonesia. Dengan mengetahui data
diatas dapat diketahui bahwa dari tahun ke tahun prevalensi KU meningkat
(Chudachman,1998). KU dapat diinduksi pada hewan coba dengan sulfated polysaccharides
yaitu carrageenan, amylopectin sulfate, dan dextran sulfate (Kim HS, 1992). Penelitian pada
mencit dengan pemberian Dextran Sulfate Sodium (DSS) secara oral akan menginduksi
terjadinya KU. Pemeriksaan histopatologi pada mencit yang diinduksi DSS memiliki
kemiripan dengan KU yang terjadi pada manusia. Radikal bebas adalah molekul yang
memiliki elektron tidak berpasangan sehingga menjadi komponen yang tidak stabil dan
sangat reaktif. Radikal bebas dapat berasal dari dalam tubuh maupun dari lingkungan. Faktor
lingkungan juga dapat meningkatkan radikal bebas seperti polusi udara, radiasi sinar matahari
(ultraviolet), zat kimia, asap rokok, asap kendaraan bermotor, dan masih banyak lagi yang
lainnya. Pada awalnya radikal bebas dianggap tidak banyak merugikan kesehatan manusia,
namun berdasarkan penelitian ilmiah ternyata radikal bebas 2 dapat merusak sel-sel manusia.
Lambat laun kerusakan akan merambat pada jaringan tubuh sehingga kerusakan tersebut
dapat mengakibatkan gangguan pada organ tubuh (Sadhonohadi, 2008). Antioksidan
merupakan substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir dan mencegah kerusakan
yang ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel normal. Ada dua macam antioksidan yaitu
Antioksidan internal (Antioksidan Primer) yaitu antioksidan yang diproduksi oleh tubuh
sendiri seperti Super Oxide Dismutase (SOD), Gluthation Peroxidase (GPx), dan Catalase
(Cat). Dan Antioksidan eksternal (Antioksidan Sekunder) yang tidak dihasilkan oleh tubuh
tetapi berasal dari makanan seperti Vitamin A, beta karoten, Vitamin C, Vitamin E,
Selenium, Flavonoid, dan lain-lain (Aditya Baria, 2008). Stroberi (Fragaria vesca L.) mulai di
kenal di Indonesia pada pertengahan tahun 1990-an di Rancabali, Bandung. Buah stroberi
memiliki kandungan manfaat yang berguna bagi manusia. Salah satunya stroberi digunakan
sebagai tanaman obat karena sangat kaya dengan vitamin C, sumber folat dan potasium.
Stroberi juga mengandung fitokimia yang berfungsi sebagai antioksidan yang ampuh untuk
mengikat radikal bebas, sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit. Stroberi dapat
mengurangi kadar kolesterol, membantu melumpuhkan kerja aktif kanker karena asam
ellagik yang juga dikandungnya. Stroberi juga mampu meredam gejala stroke serta
mengandung zat antialergi dan zat antiradang (Irma, 2008). KU merupakan penyakit yang
disebabkan oleh proses stress oksidatif, sedangkan buah stroberi memiliki efek anti oksidan,
dengan alasan ini maka dilakukan penelitian untuk mengetahui efek Ekstrak Air Buah
Stroberi (EABS) sebagai anti oksidan pada gambaran histopatologik kolon serta anti diare
pada mencit jantan galur Swiss Webster yang diinduksi DSS
Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh obat alternatif dan komplementer
untuk mengatasi kolitis ulseratif yang lebih optimal. Tujuan penelitian ini adalah menilai 1.
pengaruh ekstrak etanol biji alpukat dalam memperbaiki gambaran histopatologik kolon
dengan parameter hilangnya kripta pada mencit galur Swiss Webster yang diinduksi DSS. 2.
pengaruh ekstrak etanol biji alpukat dalam memperbaiki konsistensi feses pada mencit galur
Swiss Webster yang diinduksi DSS.
1.3 Manfaat
TINJAUAN TEORI
Kolitis ulseratif atau ulcerative colitis adalah peradangan pada usus besar (kolon) dan bagian
akhir usus besar yang tersambung ke anus (rektum). Kondisi ini sering kali ditandai dengan diare
yang terus menerus, disertai darah atau nanah pada tinja
Kolitis (radang usus) adalah penyakit peradangan pada lapisan usus besar. Peradangan
yang mengganggu sistem pencernaan ini bisa disebabkan oleh infeksi, penyakit tertentu yang
menyerang fungsi usus, atau reaksi alergi.
Usus besar berbentuk seperti tabung berongga yang dipenuhi oleh otot-otot polos. Bagian
usus ini berfungsi untuk mengolah makanan dari usus kecil, menyerap air, dan menyaringnya
hingga benar-benar menjadi feses.
Peradangan yang terjadi pada usus besar menyebabkan pembentukan luka berlubang yang
disertai dengan berbagai gejala menyakitkan.
2.2 Etiologi
Gejala umum berupa demam,di saringan atau malah tidak muncul jika penyakit
menyebar ke usus besar, lebih lunak dan penderita buang air besar sebanyak 10-20 kali/hari.
Penderita sering mengalami keram perut yang berat,kejang pada rektum yang terasa nyerih,
di sertai keinginan untuk buang air besar yang sangat.pada malam haripun gejala ini tidak
berkurang.tinja tampak encer dan mengandung nanah,darah dan lendir. Yang paling sering di
temukan adalah tinja yang hampir seluruhnya berisi darah dan nanah. Penderita bisa
demam,nafsu makannya menurun dan berat badannya berkurang. Tinja tampak encer dan
mengandung nanah,darah dan lendi. Yang paling sering di temukan adalah tinja yang hampir
seluruhnya berisi darah dan nanah. Penderita bisa demam,nafsu makannya menurun dan berat
badannya berkurang. Tinja tampak encer dan mengandung nanah,darah dan lendi. Yang
paling sering di temukan adalah tinja yang hampir seluruhnya berisi darah dan nanah.
Penderita bisa demam,nafsu makannya menurun dan berat badannya berkurang. Kolitis
ulseratif adalah penyakit ulseratif dan inflamasi berulang dari lapisan kolon dan rektum
penyakit ini umumnya mengenai orang kaukasia,termasuk orang keturunan yahudi. Puncak
insidens adalah pada usia 30-50thn. Kolitis ulseratif adalah penyakit serius,di sertai dengan
komplikasi sistemik dan angka mortalitas yang tinggi, akhirnya 10% sampai 15% pasien
mengalami karsinomakolon. Kolitis ulseratif mempengaruhi mukosa superfisisal kolon dan di
karakter ristikan dengan adanya ulserasi multipel,inflamasi menyebar,dan deskuamasi atau
pengelupasan epitelium kolonik perdarahan terjadi sebagai akibat dari ulserasi.
Gejala utama colitis ulseratif adalah diare berdarah dan nyeri abdomen , sering kali
dengan demam dan penurunan berat badan pada kasus berat. Pada penyakit ringan, bisa
terdapat satu atau dua feses yang setengah berbentuk yang mengandung sedikit darah dan
tanpa manifestasi sistemik. Derajat klinik colitis ulseratif dapat dibagi atas berat, sedang dan
ringan. Berdasarkan frekuensi diare, ada tidaknya demam , derajat beratnya anemia terjadi 17
dan laju endap darah (klasifikasi Truelove). Perjalanan penyakit colitis ulseratif dapat dimulai
dengan serangan pertama yang berat ataupun yang ringan yang bertambah berat secara
gradual setiap minggu. Berat ringannya serangan pertama sesuai dengan panjangnya kolon
yang terlibat. Pada colitis ulseratif terdapat reksi radang yang secara primer mengenai
mukosa kolon. Secara makroskopik , kolon tampak berulserasi, hiperemik, dan biasanya
hemoragik. Gambaran mencolok dari radang adalah bahwa sifatnya seragam dan kontinu
dengan tidak ada daerah tersisa mukosa yang normal. Gejala kolitis ulseratif dapat berbeda
pada tiap penderita, sesuai tingkat keparahannya. Beberapa gejala yang sering muncul pada
penyakit ini adalah:
Sariawan
Mata merah
Nyeri dan bengkak pada sendi Pada kasus yang parah, penderita dapat
mengalami jantung berdebar hingga 18 sesak napas.
2.4 Patofisiologi
Pada kondisi yang fisiologis system imun pada kolon melindungi mukosa kolon dari
gesekan dengan feses saat akan defekasi, tetapi karena aktifitas imun yang berlebihan pada
colitis maka sistem imunnya malah menyerang sel-sel dikolon sehingga menyebabkan ulkus.
Ulkus terjadi disepanjang permukaan dalam (mukosa) kolon atau rectum yang menyebabkan
darah keluar bersamaan dengan feses. Darah yang keluar biasanya berwarna merah, karena
darah ini tidak masuk dalam pencernaan tetapi darah yang berasal dari pembuluh darah
didaerah kolon yang rusak akibat ulkus, selain itu ulkus yang lama kemudian akan
menyebabkan peradangan menahan sehingga terbentuk pula nanah (pus). Ulkus dapat terjadi
pada semua bagian kolon baik, pada sekum, kolon asenden , kolon tranversummaupun kolon
sigmoid. Suatu serangan bisa mendadak berat, menyebabkan diare hebat, demam tinggi, sakit
perut dan peritoritis (radang selaput perut). Selama serangan, penderita tampak sangan sakit.
Yang lebih sering terjadi adalah serangannya mulai bertahap, dimana penderita memiliki
keinginan untung buar air besar yang sangat kram ringan pada perut bawah dan tinja yang
berdarah dan berlendir. Jika penyakit ini terbatas pada rectum dan kolon sigmoid, tinja
mungkin normal atau keras dan kering.tetapi selama atau diantara waktu buang air besar dari
rectum keluar lendir yang mengan dung banyak sel darah merah dan sel darah putih.. gejala
umum berupa demam, bisa ringan atau malah tidak muncul. Jika penyakit menyebar ke usus
besar, tinja lebih lunak dan penderita buang air besar sebanyak 10- 20 kali. Penderita sering
mengalami kram perut yang berat, kejang pada rectum yang terasa nyeri, disertai keinginan
untuk buang air besar. Pada malam hari gejala ini pun berkurang. Tinja tampak encer dan
mengandung nanah darah dan lender. Yang paling sering ditemukan adalah tinja yang hampir
seluruhnya berisi darah dan nanah. Penderita bisa demam , nafsu makannya menurun dan
berat badannya berkurang. Colitis ulseratif adalah penyakit ulseratif dan inflamasi berulang
dari lapisan mukosa kolon dan rectum. 19 Colitis ulseratif mempengaruhi mukosa
superflisisal kolon dan dikarakteristikkan dengan adanya ulserasi multiple, inflamasi
menyebar,dan deskuamasi atau pengelupasan epitelium kolonik. Perdarahan terjadi sebagai
akibat dari ulserasi. Lesi berlanjut yang terjadi secara bergantian , satu lesi diikuti yang
lainnya. Proses penyakit dimulai pada rectum dan akhirnya dapat mengenai seluruh kolon,
akhirnya usus menyempit, memendek dan menebal akibat hipertropi dan deposit lemak.
2.5 Pathway
2.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah untuk melihat kemungkinan anemia atau infeksi sebagai tanda
infeksi akibat colitis ulseratif
2. Pemeriksaan sampel tinja untuk mendeteksi sel-sel darah putih pada tinja. Sampel
feses
3. Dilakukan untuk memeriksa apakah feses mengandung sel darah putih. Sel darah
putih pada
4. feses termaasuk salah satu gejala colitis ulseratif
5. Rontgen atau CT scan jika terdapat kemungkinan komplikasi
6. Kolonoskopi untuk melihat rongga usus besar dan dinding bagian dalam usus.
Pemeriksaan ini memungkinkan dokter untuk melihat seluruh usus besar
menggunakan tabung tipis, fleksibel, dan terang dengan kamera terpasang. Selama
prosedur , dokter dapat mengambil sampel kecil jaringan (biopsy) untuk analisis
laboratorium.
7. sigmoidoskopi fleksibel : prosedur pemeriksaan ini menggunakan tabung berbentuk
ramping, lentur dan terang untuk memeriksa rectum dan sigmoid, yaitu bagian
terakhir dari usus besar.
Penanganan medis untuk penyakit crohn dan colitis ulseratif ditujukan dalam upaya
mengurangi inflamasi, menekan respons imun yang tidak tepat, mengistirahatkan usus yang
sakit sehingga proses pemulihan dapat dimulai, meningkatkan kualitas kehidupan dan
mencegah atau meminimalkan komplikasi. Penatalaksanaan secara umum :
3.1 Pengkajian
1. Identitas
Identitas pasien Meliputi : Nama, Umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan,
alamat, tanggal masuk, rumah sakit, tanggal pemeriksaan , diagnostic medis.
Identitas penanggung jawab Meliputi : Nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat,
dan hubungan dengan klien
2. Keluhan Utama : Biasanya pada klien yang terkena colitis ulseratif mengeluh nyeri perut,
diare, demam, anoreksia
3. Riwayat kesehatan : Riwayat kesehatan sekarang : perdarahan anus, diare dan sakit perut,
peningkatan suhu tubuh, mual, muntah anoreksia, perasaan lemah , dan penurunan nafsu
makan
4. Riwayat kesehatan
6. Sistem pencernaan
9. Sistem neurologi :
10. Sistem integument dan turgornya jelek : kulit dan membrane mukosa kering
a. Aktivitas/istirahat Gejala:
b. Sirkulasi
Tanda:
c. Integritas ego
Gejala:
Ansietas ketakutan, emosi, kesal, misalnya: perasaan tak berdaya/tak ada harapan
factor stress akut/ kronis, misalnya : hubungan dengan keluarga/ pekerjaan,
pengobatan yang mahal
actor budaya peningkatan prevalensi dari populasi yahudi
Tanda
Gejala:
tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai batu atau berair
Episode diare berdarah tak dapat diperkirakan, hingga timbul, sering tak dapat
dikontrol (sebanyak 20-30 kali defekasi/ hari)
perasaan dorongan/ kram (temosmus), defekasi berdarah /mukosa dengan atau tanpa
keluar feses.
perdarahan per rectal
Riwayat batu ginjal (dehidrasi)
Tanda :
Menurunnya bising usus taka da peristoltik atau adanya peristoltik yang dapat dilihat
Hemosoid, fisura anal (25%), fisural perianal
oliguria.
e. Makanan/ Cairan
Gejala:
Tanda :
f. Higiene :
Tanda :
Gejala :
yeri/ nyeri tekan pada kwadran kiri bawah (mungkin hilang dengan defekasi)
titik nyeri berpindah, nyeri tekan (arthritis)
nyeri mata, fotofobia (iritas) Tanda:
nyeri tekan abdomen/distensi
h. Keamanan
Gejala :
i. Seksualitas
Gejala :
j. Interaksi sosial
Gejala :
Menurut Brunner & Suddarth, 2002, diagnose keperawatan yang mungkin muncul
pada pasien dengan colitis ulseratif :
3.3 Intervensi
Intervensi Keperawatan:
Tujuan: Pasien akan mencapai intake nutrient & kalori yang optimal untuk meningkatkan
penyembuhan usus
Intervensi Keperawatan:
Berikan nutrisi parenteral (TPN) bila gejala usus bertambah berat
3. Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan anoreksia dan diare
Tujuan: Pasien dapat mencegah kekurangan cairan dan elektrolit
Intervensi Keperawatan:
Timbang berat badan setiap hari
Kaji terhadap adanya tanda kekurangan cairan (mukosa/ kulit kering, turgor turun,
oliguria, hipotensi, nadi cepat dan lainnya)
Berikan cairan intravena sesuai resep
Monitor kadar elektrolit serum
4. Nyeri abdomen berhubungan dengan berhubungan dengan inflamasi usus dan peningkatan
peristaltik
Tujuan: Pasien menyatakan nyeri abdomen berkurang atau teradaptasi
Intervensi Keperawatan:
Berikan aktivitas untuk mengalihkan nyeri
3.4 Implementasi
3.5 Evaluasi
Memilih diet tinggi serat, dan menghindari makanan yang dapat meningkatkan gejala
Menentukan pola eliminasi usus yang teratur.
Tidak menunjukkan manifestasi komplikasi kolitis.
BAB IV
4.1 KESIMPULAN
Kolitis adalah suatu penyakit ulseroinflamatorik yang mengenai kolon, tetapi terbatas
di mukosa dan submukosa, kecuali pada kasus yang sangat parah. Kolitis ulseratif berawal di
rektum dan meluas perkontinuitatum ke proksimal, kadang-kadang mengenai seluruh kolon
(Robbins, 644,2004). Kolitis ulseratif adalah kondisi kronis yang tidak diketahui
penyebabnya biasanya mulai pada rektum dan bagian distal kolon dan mungkin menyebar
keatas dan melibatkan sigmoid dan kolon desenden atau seluruh kolon. Ini biasanya hilang
timbul ( akut eksaserbasi dengan remisi panjang), tetapi beberapa individu (30%40%)
mengalami gejala terus menerus (Doenges, 471, 2000). Penyebab dari kolitis ulseratif sangat
beragam, meliputi fenomena autoimun, faktor genetik perokok pasif, diet, pascapendektomi,
dan infeksi. Untuk memastikan adanya penyakit kolitis ulseratif dapat dilakukan beberapa
pemeriksaan diagnostik seperti pemeriksaan laboratorium, prosedur endoskopi, pemeriksaan
radiografik diantaranya CT scan, foto polos abdomen, dan studi kontras barium. Sedangkan
untuk Asuhan Keperawatan kolitis ulseratif mencakup semua kebutuhan dasar manusia.
4.2 SARAN
Dengan di susunnya makalah seminar ini mengharapkan kepada semua pembaca agar
dapatmenelaah dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini sehingga
sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca mengenai penyakit saluran pencernaan.
Disamping itu kami juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehingga
kami bisa menjadi lebih baik pada makalah asuhan keperawatan kami dikemudian hari
DAFTAR PUSTAKA