Dosen Pengampu :
Dr. Emil Huriani, S.Kp, MN
Kelompok 7 A1 2020
Anggota:
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan semua rahmatnya, penulis akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang sudah membantu penyusunan makalah ini.
Tentu penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Meskipun
begitu, penulis berharap bahwa makalah ini bisa bermanfaat untuk orang lain.
Apabila ada kritik dan saran yang ingin disampaikan, penulis sangat terbuka dan
dengan senang hati menerimanya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................5
BAB III............................................................................................................................................9
KASUS :......................................................................................................................................9
BAB IV..........................................................................................................................................12
PENUTUP.....................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12
3.2 Saran................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
6. Infeksi:
Pasien kanker, terutama yang menjalani kemoterapi atau memiliki sistem
kekebalan yang melemah, rentan terhadap infeksi saluran pencernaan.
Infeksi dapat menyebabkan inflamasi dan perubahan dalam sekresi cairan
usus, menghasilkan diare.
4. Dehidrasi
Diare yang berat dapat menyebabkan dehidrasi karena hilangnya cairan
tubuh yang signifikan. Gejala dehidrasi termasuk mulut kering, haus
berlebihan, penurunan produksi urin, peningkatan denyut jantung, dan
kelemahan umum.
6. Perdarahan Rektal
Pada beberapa kasus, diare yang parah atau kronis dapat menyebabkan
perdarahan rektal, yang mungkin terlihat pada kertas toilet atau dalam tinja.
1. Frekuensi Tinggi: Pasien mungkin mengalami buang air besar lebih sering
dari biasanya.
2. Konsistensi Tinja: Diare biasanya ditandai dengan tinja yang lebih lunak
atau cair daripada biasanya.
3. Darah dalam Tinja: Kadang-kadang, diare pada pasien kanker dapat disertai
dengan darah dalam tinja, yang mungkin merupakan tanda adanya masalah
serius.
4. Perut Kembung dan Kram: Pasien juga bisa mengalami perut kembung dan
kram sebagai bagian dari gejala diare.
5. Kehilangan Berat Badan: Diare yang berkepanjangan dapat menyebabkan
kehilangan berat badan yang signifikan.
BAB III
RANCANGAN MANAJEMEN & STUDI KASUS
KASUS :
Seorang An. S berusia 15 tahun di rawat di rumah sakit dengan diagnosa medis
kanker rektal ditandai dengan hasil ct scan abdomen berupa massa directum 1/3
tengah meluas kearah lumen ukuran sekitar 3,6 x 3,5 x 4,7 cm cenderung maligna
(T3N0mx). Klien mengatakan sakit dibagian kepala, punggung, BAB berdarah,
dada terasa panas, dan perut terasa mual beserta diare serta penurunan berat
badan. Keluhan tersebut dirasa 3 bulan terakhir dan saat ini An. S sedang
melaksanakan kemoterpi. Klien mengatakan tidak suka makan sayur dan suka
makan makanan pedas.
Jurnal 1 :
Jurnal 2 :
Judul : Effects of probiotics combined with enteral nutrition on immune
function and inflammatory response in postoperative patients with gastric
cancer
Pada penelitian pasien dengan kanker lambung pasca operasi dapat
menyebabkan komplikasi diare sehingga mempengaruhi pemulihan pasca operasi,
karena diare menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit pada pasien kanker
lambung sehingga memperpanjang masa rawatan di rumah sakit bahkan
mengakibatkan fungsi kekebakalan tubuh menjadi abnormal.
Sebanyak 140 pasien GC yang didiagnosis dengan salinan gastros dan
pemeriksaan patologis dilibatkan dalam penelitian ini. Penentuan stadium TNM
dan jenis GC patologis dievaluasi berdasarkan standar International Union
Against Cancer (UICC) pada tahun 2002. Semua pasien menjalani gastrektomi
distal di rumah sakit kami dari Juni 2014 hingga Juni 2016, dan kemudian secara
acak dimasukkan ke dalam probiotik yang dikombinasikan dengan kelompok EN
(kelompok uji) dan kelompok EN umum (kelompok kontrol). EN awal diterapkan
pada pasien GC pasca operasi. Secara singkat, selang hidung-intestinal dipasang
di lengkung keluaran jeju num, 20-30 cm dari titik paling distal. anastomosis.
Enam jam setelah operasi, 250-500 ml glukosa dan natrium klorida disuntikkan ke
dalam tabung nutrisi pada pasien kelompok kontrol, dan suspensi EN (Peptison,
New Zealand Pharmaceutical Co. Ltd. Palm erston North, Selandia Baru) secara
perlahan diinfus dalam waktu 24 jam. Perawatan EN pasca operasi dipertahankan
selama 7-8 hari. Setelah EN total selesai tanpa rasa tidak nyaman, diet cair dan
semi cair diberikan secara bertahap. Sementara itu, jumlah EN dikurangi secara
bertahap hingga pola makan kembali normal. Pasien pada kelompok uji diberikan
probiotik yang dikombinasikan dengan EN pada waktu yang sama tiga kali sehari.
Hasilnya Pada kelompok uji terdapat 8 kasus diare, 8 kasus muntah, 0
kasus fistula anastomosis, 4 kasus infeksi paru dan 0 kasus duo denal stump
fistula. Namun terdapat 18 kasus diare, 10 kasus muntah, 0 kasus fistula anasto
motik, 6 kasus infeksi paru dan 0 kasus duodenum stump fistula pada kelompok
kontrol (Tabel 2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa diare jauh lebih rendah
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Kombinasi probiotik dan EN dapat meningkatkan fungsi imun dan
menurunkan respon inflamasi serta terjadinya diare pada pasien GC pasca operasi.
Jurnal 3 :
Efektivitas Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidisium Guajava L) Terhadap
Penurunan Frekuensi Diare pada Anak Usia 6-12 Tahun di Puskesmas Aceh
Besar
Penelitian ini menggunakan Quasi eksperimental “one grups pretest-
posttest design”. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang
memiliki anak usia 6-12 tahun yang menderita diare di wilayah kerja
Puskesmas Krueng Barona Jaya. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 15
responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan non probality
sampling berupa accidental sampling.Penelitian telah dilakukandi Wilayah Kerja
Puskesmas Krueng Barona Jaya pada tanggal 27 Juni sampai 4 Juli 2022.
Dosis pemberian ekstrak daun jambu biji untuk diare adalah
- .Anak umur 1-3 tahun, 3 kali sehari sebanyak 1 sendok makan.
- Anak umur 4-5 tahun, 3 kali sehari sebanyak 1-1 1⁄2sendok makan.
- Anak umur 6-8 tahun, 2-3 kali sehari sebanyak 5 sendok makan.
- Anak umur 9-12 tahun, 2-3 kali sehari sebanyak 1/2gelas
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar diare yang di alami
responden berada pada kategori sedang sebanyak 12 responden (80%),
sedangkan sesudah diberikan intervensi pemberian ekstrak daun jambu biji
(PsidisiumGuajavaL), sebagian besar diare yang di alami responden berada pada
kategori ringan sebanyak 11 responden (73,3%). Hasil penelitan menyebutkan
bahwa ada pengaruh pemberian ekstrak daun jambu biji terhadap penurunan
frekuensi diare pada anak. Terjadi penurunan frekuensi diare sebelum dan
sesudah pemberian ekstrak daun jambu biji (Psidisium Guajava L) karena
kandungan ekstrak daun jambu biji(Psidisium Guajava L) memiliki manfaat
menghalangi sejumlah zat senyawa penyusun sel bakteri, memiliki sifat anti
bakteri dan anti septic yang bisa menghalangi perkembangan bakteri penyebab
diare, memiliki metode kerja dengan cara membinasakan permeabilitas sel dalam
mikroorganisme,sehingga bersifat anti bakteri.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa
darah atau lendir dalam tinja akibat imflamasi mukosa lambung atau usus
sehingga terjadi kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan. Sebagai akibat
dari berkurangnya absorpsi cairan dan elektrolit di usus besar, maka muncul
beberapa masalah keperawatan dari diare ini, diantaranya adalah adanya gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit; kurang daru kebutuhan dan nausea. Dari
masalah tersebut, dipilih beberapa tindakan penatalaksanaan, diantaranya :
4.2 Saran
1. Biasakanlah untuk selalu hidup sehat agar kita tidak terkena diare.
2. Tingkatkan kesehatan baik individu maupun lingkungan, agar tidak
terserang penyakit.
3. Masaklah air minum sampai mendidih.
4. Cucilah tangan sebelum dan sesudah makan.
5. Buang Air Besar(BAB) dan Buang Air Kecil(BAK) di kakus(WC).
DAFTAR PUSTAKA
Hasviana, C. R., Desreza, N., & Mulfianda, R. (2022). Efektivitas Ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidisium Guajava L) Terhadap Penurunan Frekuensi Diare
pada Anak Usia 6-12 Tahun di Puskesmas Aceh Besar. Viva Medika:
Jurnal Kesehatan, Kebidanan Dan Keperawatan, 16(1), 44–52.
https://doi.org/10.35960/vm.v16i1.852
Xie, H., Lu, Q., Wang, H., Zhu, X., & Guan, Z. (2018). Effects of probiotics
combined with enteral nutrition on immune function and inflammatory
response in postoperative patients with gastric cancer. Journal of B.U.ON.,
23(3), 678–683.