Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF

“MANAJEMEN DIARE PADA PASIEN PALIATIF (KANKER)”

Dosen Pengampu :
Dr. Emil Huriani, S.Kp, MN

Kelompok 7 A1 2020

Anggota:

1. Afnila Angraini 2011312014

2. Odelia Sabrina 2011312011


Visandri

3. Rahmi Aulia Adrul 2011311013

4. Janika Wahyuningsih 2011311016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2023

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan semua rahmatnya, penulis akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang sudah membantu penyusunan makalah ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan


menjelang ajal dan paliatif. Melalui tugas ini, penulis mendapatkan banyak ilmu
baru tentang ilmu yang ditekuni.

Tentu penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Meskipun
begitu, penulis berharap bahwa makalah ini bisa bermanfaat untuk orang lain.
Apabila ada kritik dan saran yang ingin disampaikan, penulis sangat terbuka dan
dengan senang hati menerimanya.

Padang, 01 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................1

DAFTAR ISI....................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................4

1.2 Tujuan Penulisan...............................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5

TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................5

2.1 Defenisi Diare pada Pasien Kanker..................................................................................5

2.2 Patofisiologi Diare Pada Pasien Kanker...........................................................................5

2.3 Manifestasi Diare Pada Pasien Kanker.............................................................................7

2.4 Gejala Diare Pada Pasien Kanker.....................................................................................8

BAB III............................................................................................................................................9

RANCANGAN MANAJEMEN & STUDI KASUS.......................................................................9

KASUS :......................................................................................................................................9

BAB IV..........................................................................................................................................12

PENUTUP.....................................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12

3.2 Saran................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada pasien kanker, diare dapat terjadi dalam beberapa situasi berbeda.
Kemungkinan etiologinya adalah radioterapi, agen kemoterapi, penurunan kinerja
fisik dan infeksi. Secara khusus, Chemotherapy- Induced Diarrhea (CID)
merupakan masalah umum pada pasien dengan kanker stadium lanjut dan harus
dibedakan secara hati-hati dari penyebab diare lainnya. CID dapat terjadi pada
50-80% pasien tergantung pada rejimen kemoterapi. CID dapat menyebabkan
kekurangan cairan dan elektrolit, malnutrisi, dehidrasi, dan rawat inap, yang
semuanya dapat menyebabkan gangguan kardiovaskular dan kematian. Selain itu,
diare dapat mengganggu dan menghambat pengobatan kanker dengan
menyebabkan penundaan atau pengurangan dosis yang mungkin berdampak pada
kelangsungan hidup (Alexander Stein, 2010).

Asosiasi Professor Onkologi Medis di Universitas Brescia di Italia


menyatakan pengobatan diare yang efektif pada pasien kanker memerlukan
penilaian pasien yang kuat dan holistik, baik pada saat pertama kali datang
maupun selama perjalanan pengobatan pasien. Pada pasien yang menerima
kemoterapi, penyebab multifaktorial berkontribusi terhadap diare, namun
kejadiannya sangat bergantung pada jenis pengobatan yang diterima: Insiden
tertinggi terjadi pada pasien yang diobati dengan kanker kolorektal dan pada
pasien kanker yang diobati dengan fluoropyrimidine dan irinotecan (Meg
Barbor,2022).

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas mengenai


diare pada pasien kanker.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui tinjauan teoritis mengenai diare pada pasien kanker
2. Untuk mengetahui studi kasus mengenai diare pada pasien kanker
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Diare pada Pasien Kanker


Diare terjadi ketika frekuensi BAB Anda melebihi dari kondisi normal
dengan kondisi feses yang cair. Hal ini disebabkan oleh makanan/minuman yang
Anda konsumsi melewati sistem pencermaan Anda dengan cepat, sehingga tubuh
tidak mempunyai cukup waktu untuk menyerap nutrisi, vitamin, mineral, dan air
dalam makanan/minuman tersebut. Diare dapat menyebabkan dehidrasi (tubuh
kekurangan air). Diare selama terapi kanker dapat bersifat ringan hingga parah
dan berlangsung singkat hingga lama. Diare dapat terjadi karena efek samping
terapi kanker seperti radioterapi pada area perut atau pelvis, kemoterapi, atau
imunoterapi. Terapi-terapi ini dapat menyebabkan diare karena sel sehat yang
berada dalam sistem pencernaan Anda juga terkena dampak dari terapi kanker.
Diare juga dapat disebabkan oleh infeksi, efek samping obat-obatan yang
digunakan untuk konstipasi, atau antibiotik (Indonesia Cancer Care Community
[ICCC]).

2.2 Patofisiologi Diare Pada Pasien Kanker


Melibatkan berbagai proses biologis yang terkait dengan kanker itu
sendiri, pengobatan kanker, dan reaksi tubuh terhadap penyakit dan pengobatan.
Beberapa mekanisme patofisiologis diare pada pasien kanker termasuk:

1. Iritasi dan Inflamasi Saluran Pencernaan:


Tumor kanker dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada saluran
pencernaan, yang menghasilkan pelepasan mediator inflamasi seperti
prostaglandin. Ini dapat meningkatkan motilitas usus dan produksi cairan
dalam usus, menyebabkan diare.

2. Gangguan Penyerapan Nutrisi:


Kanker dan pengobatan kanker dapat mengganggu kemampuan saluran
pencernaan untuk menyerap nutrisi secara efisien. Ini dapat mengakibatkan
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam usus, menciptakan tinja
yang lebih cair dan frekuensi buang air besar yang meningkat.

3. Efek Samping Pengobatan Kanker:


Kemoterapi, radioterapi, dan terapi terkait kanker dapat merusak sel-sel
usus dan saluran pencernaan, menyebabkan inflamasi, nekrosis, atau
kerusakan mukosa. Hal ini dapat mempengaruhi penyerapan air dan
elektrolit, menyebabkan diare.

4. Gangguan Motilitas Usus:


Kanker dapat mempengaruhi motilitas normal usus, baik dengan
mempercepat transit usus atau memperlambatnya. Perubahan ini dalam
motilitas usus dapat menyebabkan diare atau sembelit.

5. Efek Psikologis dan Hormonal:


Stres psikologis dan perubahan hormonal yang terkait dengan kanker dan
pengobatannya dapat mempengaruhi sistem saraf otonom, termasuk sistem
pencernaan. Ini dapat mengubah pola kontraksi otot usus dan sekresi
cairan, menyebabkan diare.

6. Infeksi:
Pasien kanker, terutama yang menjalani kemoterapi atau memiliki sistem
kekebalan yang melemah, rentan terhadap infeksi saluran pencernaan.
Infeksi dapat menyebabkan inflamasi dan perubahan dalam sekresi cairan
usus, menghasilkan diare.

7. Efek Antibiotik dan Pengobatan Pendukung Lainnya:


Penggunaan antibiotik atau obat lain selama pengobatan kanker dapat
mengganggu keseimbangan mikrobiota usus normal. Ini dapat
mempengaruhi pencernaan dan penyerapan nutrisi, berkontribusi pada
perkembangan diare.
2.3 Manifestasi Diare Pada Pasien Kanker
Dapat bervariasi tergantung pada jenis kanker, tingkat keparahan penyakit,
stadium, dan pengaruh dari terapi kanker yang sedang dijalani. Beberapa
manifestasi klinis umum diare pada pasien kanker meliputi:

1. Frekuensi Buang Air Besar Tinggi


Pasien mungkin mengalami peningkatan frekuensi buang air besar, bahkan
hingga beberapa kali dalam sehari.

2. Konsistensi Tinja Yang Berubah


Tinja menjadi lebih lunak atau cair daripada biasanya, yang bisa
mengganggu kenyamanan dan kualitas hidup pasien.

3. Perut Kembung dan Kram Perut


Pasien dapat mengalami perut kembung, rasa tidak nyaman, atau kram
perut sebagai akibat dari diare yang berlangsung.

4. Dehidrasi
Diare yang berat dapat menyebabkan dehidrasi karena hilangnya cairan
tubuh yang signifikan. Gejala dehidrasi termasuk mulut kering, haus
berlebihan, penurunan produksi urin, peningkatan denyut jantung, dan
kelemahan umum.

5. Nyeri dan Sensasi Terbakar


Diare yang kronis dapat menyebabkan iritasi pada anus dan rektum,
menyebabkan nyeri dan sensasi terbakar saat buang air besar.

6. Perdarahan Rektal
Pada beberapa kasus, diare yang parah atau kronis dapat menyebabkan
perdarahan rektal, yang mungkin terlihat pada kertas toilet atau dalam tinja.

7. Peningkatan Rasa Lapar


Diare yang parah dapat mengakibatkan penurunan penyerapan nutrisi,
sehingga pasien merasa lapar lebih sering.

8. Kelemahan dan Kehilangan Berat Badan


Diare yang berkepanjangan dapat mengakibatkan kelemahan umum dan
kehilangan berat badan yang signifikan karena gangguan pada penyerapan
nutrisi.
9. Pengaruh pada Kualitas Hidup
Diare kronis dapat mengganggu kualitas hidup pasien, membatasi aktivitas
sehari-hari dan interaksi sosial

2.4 Gejala Diare Pada Pasien Kanker


Kanker dapat memengaruhi saluran pencernaan dan menyebabkan
berbagai gejala, termasuk diare. Gejala diare pada pasien kanker dapat meliputi:

1. Frekuensi Tinggi: Pasien mungkin mengalami buang air besar lebih sering
dari biasanya.
2. Konsistensi Tinja: Diare biasanya ditandai dengan tinja yang lebih lunak
atau cair daripada biasanya.
3. Darah dalam Tinja: Kadang-kadang, diare pada pasien kanker dapat disertai
dengan darah dalam tinja, yang mungkin merupakan tanda adanya masalah
serius.
4. Perut Kembung dan Kram: Pasien juga bisa mengalami perut kembung dan
kram sebagai bagian dari gejala diare.
5. Kehilangan Berat Badan: Diare yang berkepanjangan dapat menyebabkan
kehilangan berat badan yang signifikan.
BAB III
RANCANGAN MANAJEMEN & STUDI KASUS

KASUS :
Seorang An. S berusia 15 tahun di rawat di rumah sakit dengan diagnosa medis
kanker rektal ditandai dengan hasil ct scan abdomen berupa massa directum 1/3
tengah meluas kearah lumen ukuran sekitar 3,6 x 3,5 x 4,7 cm cenderung maligna
(T3N0mx). Klien mengatakan sakit dibagian kepala, punggung, BAB berdarah,
dada terasa panas, dan perut terasa mual beserta diare serta penurunan berat
badan. Keluhan tersebut dirasa 3 bulan terakhir dan saat ini An. S sedang
melaksanakan kemoterpi. Klien mengatakan tidak suka makan sayur dan suka
makan makanan pedas.

Jurnal 1 :

Judul : Prevention and management of chemotherapy-induced diarrhea in


patients with colorectal cancer: a consensus statement by the Canadian
Working Group on Chemotherapy-Induced Diarrhea
Diare merupakan efek samping umum yang terjadi pada pasien yang
sedang menjalani kemoterapi. Efek yang terjadi yaitu berupa frekuensi diare
akibat kemoterapi (CID) yang meningkat.
Penelitian dilakukan pada kelompok yang menerima terapi di Canada. Untuk
mengurangi diare pada pasien kemoterapi yaitu dengan mengubah pola makannya
menghilangkan zat yang dapat menyebabkan diare (misalnya susu dan makanan
tinggi lemak), menghindair minuman berkafein dan alcohol. Pasien harus
diberikan konsumsi opiod loperamide dan diphenoxylate dengan dosis standar 4
mg awalnya, diikuti 2 mg setiap episode diare hingga massimal 16 mg setiap hari.
Dosis tinggi loperamide (awalnya 4 mg, diikuti 2 mg setiap kali 2 jam)
Dari hasil penelitian penggunaan loperamide efektif untuk mengurangi diare yang
merupakan efek samping akibat kemoterapi (CID)

Jurnal 2 :
Judul : Effects of probiotics combined with enteral nutrition on immune
function and inflammatory response in postoperative patients with gastric
cancer
Pada penelitian pasien dengan kanker lambung pasca operasi dapat
menyebabkan komplikasi diare sehingga mempengaruhi pemulihan pasca operasi,
karena diare menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit pada pasien kanker
lambung sehingga memperpanjang masa rawatan di rumah sakit bahkan
mengakibatkan fungsi kekebakalan tubuh menjadi abnormal.
Sebanyak 140 pasien GC yang didiagnosis dengan salinan gastros dan
pemeriksaan patologis dilibatkan dalam penelitian ini. Penentuan stadium TNM
dan jenis GC patologis dievaluasi berdasarkan standar International Union
Against Cancer (UICC) pada tahun 2002. Semua pasien menjalani gastrektomi
distal di rumah sakit kami dari Juni 2014 hingga Juni 2016, dan kemudian secara
acak dimasukkan ke dalam probiotik yang dikombinasikan dengan kelompok EN
(kelompok uji) dan kelompok EN umum (kelompok kontrol). EN awal diterapkan
pada pasien GC pasca operasi. Secara singkat, selang hidung-intestinal dipasang
di lengkung keluaran jeju num, 20-30 cm dari titik paling distal. anastomosis.
Enam jam setelah operasi, 250-500 ml glukosa dan natrium klorida disuntikkan ke
dalam tabung nutrisi pada pasien kelompok kontrol, dan suspensi EN (Peptison,
New Zealand Pharmaceutical Co. Ltd. Palm erston North, Selandia Baru) secara
perlahan diinfus dalam waktu 24 jam. Perawatan EN pasca operasi dipertahankan
selama 7-8 hari. Setelah EN total selesai tanpa rasa tidak nyaman, diet cair dan
semi cair diberikan secara bertahap. Sementara itu, jumlah EN dikurangi secara
bertahap hingga pola makan kembali normal. Pasien pada kelompok uji diberikan
probiotik yang dikombinasikan dengan EN pada waktu yang sama tiga kali sehari.
Hasilnya Pada kelompok uji terdapat 8 kasus diare, 8 kasus muntah, 0
kasus fistula anastomosis, 4 kasus infeksi paru dan 0 kasus duo denal stump
fistula. Namun terdapat 18 kasus diare, 10 kasus muntah, 0 kasus fistula anasto
motik, 6 kasus infeksi paru dan 0 kasus duodenum stump fistula pada kelompok
kontrol (Tabel 2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa diare jauh lebih rendah
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Kombinasi probiotik dan EN dapat meningkatkan fungsi imun dan
menurunkan respon inflamasi serta terjadinya diare pada pasien GC pasca operasi.

Jurnal 3 :
Efektivitas Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidisium Guajava L) Terhadap
Penurunan Frekuensi Diare pada Anak Usia 6-12 Tahun di Puskesmas Aceh
Besar
Penelitian ini menggunakan Quasi eksperimental “one grups pretest-
posttest design”. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang
memiliki anak usia 6-12 tahun yang menderita diare di wilayah kerja
Puskesmas Krueng Barona Jaya. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 15
responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan non probality
sampling berupa accidental sampling.Penelitian telah dilakukandi Wilayah Kerja
Puskesmas Krueng Barona Jaya pada tanggal 27 Juni sampai 4 Juli 2022.
Dosis pemberian ekstrak daun jambu biji untuk diare adalah
- .Anak umur 1-3 tahun, 3 kali sehari sebanyak 1 sendok makan.
- Anak umur 4-5 tahun, 3 kali sehari sebanyak 1-1 1⁄2sendok makan.
- Anak umur 6-8 tahun, 2-3 kali sehari sebanyak 5 sendok makan.
- Anak umur 9-12 tahun, 2-3 kali sehari sebanyak 1/2gelas
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar diare yang di alami
responden berada pada kategori sedang sebanyak 12 responden (80%),
sedangkan sesudah diberikan intervensi pemberian ekstrak daun jambu biji
(PsidisiumGuajavaL), sebagian besar diare yang di alami responden berada pada
kategori ringan sebanyak 11 responden (73,3%). Hasil penelitan menyebutkan
bahwa ada pengaruh pemberian ekstrak daun jambu biji terhadap penurunan
frekuensi diare pada anak. Terjadi penurunan frekuensi diare sebelum dan
sesudah pemberian ekstrak daun jambu biji (Psidisium Guajava L) karena
kandungan ekstrak daun jambu biji(Psidisium Guajava L) memiliki manfaat
menghalangi sejumlah zat senyawa penyusun sel bakteri, memiliki sifat anti
bakteri dan anti septic yang bisa menghalangi perkembangan bakteri penyebab
diare, memiliki metode kerja dengan cara membinasakan permeabilitas sel dalam
mikroorganisme,sehingga bersifat anti bakteri.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa
darah atau lendir dalam tinja akibat imflamasi mukosa lambung atau usus
sehingga terjadi kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan. Sebagai akibat
dari berkurangnya absorpsi cairan dan elektrolit di usus besar, maka muncul
beberapa masalah keperawatan dari diare ini, diantaranya adalah adanya gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit; kurang daru kebutuhan dan nausea. Dari
masalah tersebut, dipilih beberapa tindakan penatalaksanaan, diantaranya :

1. Banyak minum (oralit)


2. Rehidrasi perinfus (jenis isotonis kristaloid)
3. Antibiotika yang sesuai (misal ciprofloxacin dan metronidazole)
4. Diit tinggi protein dan rendah residu
5. Obat anti kolinergik untuk menghilangkan kejang abdomen
6. Tintura opium dan paregorik untuk mengatasi diare (atau obat lain),
misal carboadsorben
7. Observasi keseimbangan cairan dan level elektrolit
8. Cegah komplikasi

4.2 Saran
1. Biasakanlah untuk selalu hidup sehat agar kita tidak terkena diare.
2. Tingkatkan kesehatan baik individu maupun lingkungan, agar tidak
terserang penyakit.
3. Masaklah air minum sampai mendidih.
4. Cucilah tangan sebelum dan sesudah makan.
5. Buang Air Besar(BAB) dan Buang Air Kecil(BAK) di kakus(WC).
DAFTAR PUSTAKA

Devadason, D., & Goldman, D. A. (2020). Management of Diarrhea. Pediatric


Gastrointestinal and Liver Disease, Sixth Edition, 1012-1022.e3.
https://doi.org/10.1016/B978-0-323-67293-1.00090-6

Hasviana, C. R., Desreza, N., & Mulfianda, R. (2022). Efektivitas Ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidisium Guajava L) Terhadap Penurunan Frekuensi Diare
pada Anak Usia 6-12 Tahun di Puskesmas Aceh Besar. Viva Medika:
Jurnal Kesehatan, Kebidanan Dan Keperawatan, 16(1), 44–52.
https://doi.org/10.35960/vm.v16i1.852

Stein, A., Voigt, W., & Jordan, K. (2010). Chemotherapy-induced diarrhea:


pathophysiology, frequency and guideline-based management. Therapeutic
advances in medical oncology, 2(1), 51–63.
https://doi.org/10.1177/1758834009355164

Xie, H., Lu, Q., Wang, H., Zhu, X., & Guan, Z. (2018). Effects of probiotics
combined with enteral nutrition on immune function and inflammatory
response in postoperative patients with gastric cancer. Journal of B.U.ON.,
23(3), 678–683.

Anda mungkin juga menyukai