Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN CARSINOMA COLORECTAL

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

Dosen Pengampu :
Ns. Warsono, M. Kep, Sp.KMB

Disusun Oleh :
KELOMPOK 4F
1. Yamesser Denis U (G2A021333)
2. Artiamandsari (G2A021336)
3. Ramadhan Bagus N (G2A021337)
4. M. Ridho Septiawan H (G2A021339)
5. Della Aprilia Widya A (G2A021340)
6. M.Khabib Ainur Rofik (G2A021341)
7. Syarifah Ayu Nur A (G2A021343)
8. Fina Fithrotul Zaidah (G2A021344)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
rahmat dan kaharunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan Makalah
Asuhan Keperawatan Carsinoma Colorectal ini tepat pada waktunya. Adapun makalah ini
merupakan salah satu tugas dari keperawatan medikal bedah II.

Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak dan sumber. Karena itu kami sangat mengharga bantuan dari semua pihak
yang telah memberi kami bantuan dukungan juga semangat, buku – buku dan beberapa
sumber lainnya sehingga tugas ini bisa terwujud. Oleh karena itu, melalui media ini kami
sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yng telah membantu pembuatan makalah
ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kami miliki.
Maka itu kami dari pihak penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang dapat
memotivasi saya agar dapat lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Semarang, 06 Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................................5
D. Manfaat Penulisan............................................................................................................................6
BAB II...................................................................................................................................................7
TINJAUAN TEORI...............................................................................................................................7
A. Konsep Dasar Penyakit.....................................................................................................................7
1. Pengertian......................................................................................................................................7
2. Etiologi..........................................................................................................................................7
3. Patofisiologi...................................................................................................................................8
4. Menifestasi Klinis..........................................................................................................................9
5. Pemeriksaan Diagnostik................................................................................................................9
6. Penatalaksanaan Medis................................................................................................................10
7. Komplikasi..................................................................................................................................10
8. Pathways......................................................................................................................................12
B. Konsep Asuhan Keperawatan.........................................................................................................13
1. Pengkajian...................................................................................................................................13
2. Diagnosa Keperawatan................................................................................................................17
3. Intervensi.....................................................................................................................................17
4. Implementasi...............................................................................................................................22
BAB III................................................................................................................................................22
PENUTUP...........................................................................................................................................22
1. Kesimpulan..................................................................................................................................22
2. Saran............................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker adalah sebuah penyakit yang timbul dan disebabkan oleh pertumbuhan
sel yang tidak normal. Pada bagian tertentu yang ada di tubuh manusia. Kanker pada
umumnya terjadi karena adanya perubahan yang terjadi pada sel di organ tertentu yang
dipicu baik dari eksternal tubuh manusia ataupun internal tubuh manusia. Sel akan
mengalami mutasi genetik yang tidak seimbang sehingga menimbulkan pertumbuhan
sel yang tidak dapat terkendali. Hal ini akan menyebabkan gangguan pada tumbuh
pasien yang mengidap penyakit kanker. Mutasi dari sel mengalami akumulasi mutasi
somatis, tersebut menyebabkan kerusakan pada jaringan yang ada pada organ tersebut.
Kanker merupakan sebuah penyakit yang tidak mudah disembuhkan. Karena terjadinya
reaksi dari mutasi yang sulit di tebak. Serta reaksi terjadinya kanker membutuh kan
waktu yang cukup lama antara 7-10 tahun (Zaakiyah, 2020). Salah satu kanker yang
belum di temukan penyebabnya dan membuat pasien pengidapnya sulit untuk
melakukan aktivitas secara normal adalah kanker usus (kolorektal).
Kanker kolorektal sering ditemukan setelah gejala penyakit muncul, tapi
kebanyakan orang gejala penyakitnya tidak muncul. Inilah sebabnya mengapa penting
untuk lilakukan skrining. Tes skrining sangat berguna untuk mengetahui kanker
kolorektal secara dini sehingga bisa diberikan penanganan yang cepat dan tepat.
Merujuk dari pernyataan yang telah disebutkan kanker kolorektal tidak memiliki gejala
yang pasti dan sulit di deteksi secara dini. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa
kanker yang menyerang pada usus besar manusia ini, lebih sering menyerang atau
diderita oleh pasien berusia >40. Hal tersebut semakin menyulitkan dalam penanganan
dan proses pemeriksaan karena usia yang rentan dan kondisi kanker yang lebih sering di
temukan pada masa kritis. Usus besar merupakan bagian terakhir dari sistem pencernaan
yang terdiri dari usus besar dan rektum. Kadang-kadang, terjadi pertumbuhan sel yang
tidak normal di dinding usus, polip, bisul atau massa jaringan lainnya. Sebagian besar
dari pertumbuhan sel yang tidak normal ini bersifat jinak, namun ada beberapa polip
yang bisa berkembang menjadi tumor ganas dan menjadi kanker usus (Zaakiyah, 2020).
Pada dasarnya kanker kolorektal adalah sebuah tumor yang tumbuh di dalam
bagian dari sistem pencernaan. Ada dua bahaya utama jika kanker kolorektal tidak
segera di tangani. Pertama, dalam sistem pencernaan usus besar berperan sabagi tempat
pembusukan dan proses pencernaan akhir dari makanan sebelum kemudian di buang.
Jika dalam proses pembusukan dan pencernaan ini tidak berjalan dengan baik maka
yang terjadi adalah kegagalan dari sistem pencernaan dan lebih parahnya masuknya zat
berbahanya kedalam tubuh dari hasil pembusukan sisa makan yang menyebabkan
infeksi dan penyakit lainya (Masrul, 2018). Dua, proses perkembangan dari kanker
kolorektal yang sangat cepat bukan hanya dapat mempengaruhi sistem kerja usus besar.
Tapi perkembangan kanker ini dapat menyebar ke organ lainya sehingga dapat
menimbulkan gangguan pada organ pencernaan yang lebih berbahaya.
Terdapat tiga peran pokok perawat dalam perawatan kanker kolorektal. Pertama,
proses pemantauan asupan makan yang di terima oleh pasien dalam hal ini
mempertimbangan kondisi dan kebutuhan nutrisi dan gizi bagai proses pengobatan.
Dimana perawat akan melakukan pemantauan secara rutin kondisi baik fisik maupun
mental keadaan pasian. Sehingga dokter dapat mengetahui kondisi pasian dalam kurun
waktu tertentu. Dua, memberikan arahan dan saran kepada pasien terhadap pelayanan
dan jalur pengobatan yang akan di ambil. Dimana perawat memberi tahukan apa saja
yang seharusnya dan apa saja yang tidak boleh dilakukan oleh pasien. Tiga,
memberikan dukungan moral kepada pasein dan keluarga, serta memberikan motivasi
yang bersifat peduli, sehingga menimbulkan semangat pada proses pengobatan kanker
kolorektal (Zaakiyah, 2020).

B. Rumusan Masalah
Masalah yang dapat dirumuskan pada penulisan ini yaitu "Bagaimana Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Kanker Kolorektal di RSUP Kariadi Semarang, Jawa
Tengah?"

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu untuk mengetahui dan dapat
melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker kolorektal
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui konsep dasar atau penyakit kanker usus, meliputi definisi, etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinik, komplikasi, penatalaksanaan dan pathways.
b. Menjelaskan konsep asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, fokus
intervensi.
c. Menggambarkan dan menganalisa asuhan keperawatan pada pasien mulai dari
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Menjadi bahan tambahan wacana bagi mahasiswa dalam proses asuhan keperawatan
medikal bedah khususnya Kanker Kolorektal. Serta untuk mengetahui kemampuan
mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien.
2. Bagi Lahan Praktik
Dapat digunakan sebagai masukan bagi rumah sakit dalam meningkatkan pelayanan
keperawatan khususnya keperawatan pada klien yang mengalami Kanker Kolorektal
3. Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi masyarakat tentang Kanker
Kolorektal.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian
Kanker kolorektal adalah suatu tumor maligna yang muncul dari jaringan
epitel dari kolon atau rektum. Kanker kolorektal ditujukan pada tumor ganas yang
ditemukan di kolon dan rektum. Kolon dan rektum adalah bagian dari usus besar pada
sistem pencernaan yang disebut juga traktus gastrointestinal (Sayuti & Nouva, 2019).
Kanker kolorektal (KKR) adalah keganasan yang berasal dari jaringan usus
besar, terdiri dari kolon (bagian terpanjang dari usus besar) dan/atau rektum (bagian
kecil terakhir dari usus besar sebelum anus). Menurut American Cancer Society,
kanker kolorektal (KKR) adalah kanker ketiga terbanyak dan merupakan kanker
penyebab kematian ketiga terbanyak pada pria dan wanita. (Putra Pratama &
Adrianto, 2019).

2. Etiologi
Kanker kolorektal hingga saat ini masih belum diketahui. Penelitian saat ini
menunjukkan bahwa faktor genetik memiliki korelasi terbesar untuk kanker
kolorektal. Mutasi dari gen Adenomatous Polyposis Coli (APC) adalah penyebab
Familial Adenomatous polyposis (FAP)yang mempengaruhi individu membawa
resiko hampir 100% mengembangkan kanker usus besar pada usia 40 tahun (Sayuti &
Nouva, 2019)
Hampir semua partisipan mengungkapkan sebenarnya mereka merasakan
gejala kanker relatif sudah lama, bahkan 8-10 tahun yang lalu. Jaringan abnormalitas
sel pada kanker kolon terlihat dari beberapa ekspresi protein contohnya nitrotyrosine
dan Nitric Oxide Synthases (iNOS) yang menunjukkan bahwa terdapat inflamasi pada
perkembangan sel kanker kolorektal (Kinanthi et al., 2015).
Banyak faktor yang dapat memicu terjadinya kanker usus (kolokteral). Namun
pada dasarnya faktor terjadinya kanker dapat terbagi atas tiga faktor utama. Satu,
faktor genetika yang dapat terkait mutase sel yang ada di dalam tubuh pasien atau
terkait dengan riwayat keturunan dengan pasian. Kedua, berkaitan dengan rangsangan
dari luar tubuh, rangsangan ini dapat benbentuk radiasi (bukan benda) ataupun terkait
bahan kimia (benda). Ketiga, kebiasaan hidup, hal tersebut adalah faktor yang terkait
individu/pasien itu sendiri yang mengacu pada pola dan kesadaran sehingga terjadi
rangsangan dari luar tubuh dan/atau mutase genetic.
Faktor yang memiliki pengaruh dalam perkembangan kanker kolorektal yaitu
interaksi dari faktor lingkungan serta faktor genetis. Kanker kolorektal terjadi karena
abnormalitas sel yang diakibatkan oleh mutasi DNA. Sel yang termutasi akan
membentuk klon dan berproliferasi secara tidak normal.(Kinanthi et al., 2015).
Rekurensi lokal setelah terapi dilaporkan mencapai 3-32% penderita.
Beberapa faktor seperti letak tumor, penetrasi dinding usus, keterlibatan kelenjar
limfa, perforasi rektufm pada saat diseksi dan diferensiasi tumor diduga sebagai faktor
yang mempengaruhi rekurensi lokal. 50% pasien biasa terjadinya rekurensi, baik lokal
maupun di tempat yang lain, atau keduanya (Putra Pratama & Adrianto, 2019)
Riwayat penyakit hipertensi, diabetes, kolesterol, hati, asam urat, ginjal dan
paru disangkal oleh pasien. Mengenai riwayat kebiasaan, pasien tidak merokok dan
tidak mengonsumsi alcohol. Riwayat kebiasaan mengonsumsi makanan dengan
jumlah serat yang rendah, pasien lebih suka makan daging dan ikan dalam jumlah
yang banyak dibandingkan sayur dan buah-buahan (Padang & Rotty, 2020)

3. Patofisiologi
Patofisiologi kanker kolorektal terjadi karena beberapa penyebab, seperti
berubahnya sel-sel epitel kolon yang normal secara histopatologi melalui kejadian
molekular. Penyebab lain yakni polip adenomatosa yang berkembang menjadi kanker
kolorektal karena proses karsinogenesis. Sebagian besar kanker kolorektal berasal dari
adenokarsinoma (Zaakiyah, 2020)
Benjolan dan nyeri sekitar anus dikeluhkan sebanyak tujuh pasien (10,94%).
Benjolan sekitar anus bisa terjadi karena massa di rektum bertambah besar. Nyeri
anus, pada awal defekasi dan setelahnya dapat timbul jika kanker rektal bawah
menginvasi kanal anus (Zaakiyah, 2020)
Kanker kolorektal terutama berjenis histopatologi (95%) adenokarsinoma
(muncul dari lapisan epitel dalam usus endotel). Munculnya kanker kolorektal
biasanya dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan
menyusup, serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya
(Pajong, 2019)
4. Menifestasi Klinis
a. Kurang dari 70% dari asupan biasanya atau hilangnya selera makan pasien,
makan, yang diikuti dengan satu dari gejala berikut, yaitu:
- Cepat kenyang
- Perubahan indera pengecap
- Perubahan indera penghidung
- Meat aversion (timbul rasa mual setelah konsumsi daging)
b. Muntah dan mual yang disertai muntah dapat disebabkan karena kemoterapi atau
radiasi, maupun karena sebab lain (gastroparesis, gastritis, obstruksi
ususgangguan metabolik).
c. Diare: terapi kanker dan obat-obatan dapat menyebabkan diare. Diare yang tidak
terkontrol dapat menyebabkan dehidrasi, penurunan berat badan, menurunnya
selera makan, dan kelemahan otot. Terdapat 4 tingkatan diare pada kanker
kolorektal, diantaranya yaitu:
1) Tingkat 1: peningkatan frekuensi buang air besar (BAB) <4 kali/hari, atau
peningkatan ringan produksi ostomi dibandingkan sebelumnya.
2) Tingkat 2: frekuensi buang air besar (BAB) 4-6 kali/hari, atau peningkatan
sedang produksi ostomi dibandingkan sebelumnya
3) Tingkat 3: frekuensi buang air besar (BAB) 7 kali atau lebih per hari, atau
peningkatan berat produksi ostomi dibandingkan sebelumnya, mengganggu
aktivitas sehari-hari
4) Tingkat 4 : kondisi yang mengancam jiwa, perlu intervensi segera (Sayuti &
Nouva, 2019)

5. Pemeriksaan Diagnostik
Dalam menegakkan diagnosis kanker kolorektal dapat dilakukan pemeriksaan
secara bertahap, antara lain melalui anamnesis yang tepat, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium, baik dari laboratorium
klinik maupun laboratorium patologi anatomi. Selanjutnya pemeriksaan penunjang
berupa pencitraan seperti foto polos atau dengan kontras (barium enema),
kolonoskopi, CT Scan, MRIdan Ttransrectal Ultrasound juga diperlukan dalam
menegakkan diagnosis penyakit ini (Sayuti & Nouva, 2019)
6. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan pada kanker kolorektal pada kanker stadium 0-1 hanya
dilakukan tindakan pengangkatan polip. Kanker kolon stadium II dilakukan tindakan
operasi, namun apabila kanker beresiko tinggi seperti kanker terlihat abnormal,
menyumbat usus besar, kanker menyebar ke organ lain akan dianjurkan dilakukan
kemoterapi pasca operasi (Hartati, 2020). Jadi dalam pelaksanan pengobatan yang
dilakukan dalam proses pengobatan pasien, penatalaksaan medis, disesuai dengan
kondisi dan tingkatan dari kanker yang di derita oleh pasien. Karena setiap tingkatan
memiliki prosedur dan cara penanganan yang berbeda.

7. Komplikasi
Kanker kolorektal akan dapat memuncul komplakasi yakni obstruksi,
perdarahan yang terjadi di pencernaan lebih tepatnya saluran pencernaan bagian
bawah, dan perforasi kolon. Perforasi kolon juga merupakan komplikasi dari
diverticulitis. Setelah tindakan operasi kanker kolorektal juga memiliki resiko untuk
timbulnya komplikasi, seperti infeksi dan risiko kebocoran anastomosis. Komplikasi
lainnya meliputi perdarahan, tromboemboli, dan komplikasi pasca radiasi (Sayuti &
Nouva, 2019). Ada 7 komplikasi stoma yaitu hernia, laserasi, mukokutaneus separasi,
nekrosis, prolapse, retraksi dan stenosis
1. Hernia atau turun berok adalah kondisi yang terjadi ketika organ dalam tubuh
menekan dan mencuat melalui jaringan otot atau jaringan ikat di sekitarnya yang
lemah. Jaringan ikat tubuh seharusnya cukup kuat untuk menahan organ tubuh di
dalamnya agar tetap berada di posisinya masing-masing.
2. Laserasi adalah robekan di kulit yang bisa mengeluarkan banyak darah.
3. Mukokutaneus separasi, ini ditandai oleh pembentukan blister intra- epitelial
akibat rusaknya adhesi interselular, yang menyebabkan separasi sel epitel
4. Nekrosis merupakan kondisi cedera pada sel yang mengakibatkan kematian dini
sel-sel dan jaringan hidup
5. Prolapse Organ Pelvis adalah kondisi umum yang terjadi di antara wanita lansia
apabila organ pelvisnya melorot dari posisi asalnya
6. Retraksi Otot interkostal adalah otot-otot yang berada di antara sela-sela tulang
rusuk Anda. Otot-otot interkostal berfungsi membantu dada mengembang dan
mengempis saat anda bernafas.
7. Stenosis spinal merupakan kondisi yang perlu segera ditangani. Pasalnya, stenosis
spinal yang tidak mendapat penanganan cepat dan tepat berpotensi menimbulkan
sejumlah komplikasi serius (Sayuti & Nouva, 2019).

Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu: Pertumbuhan tumor dapat
menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.
1. Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran
langsung.
2. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon
yang menyebabkan hemoragi
3. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses Peritonitis
dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
4. Pembentukan abses (Sayuti & Nouva, 2019)
8. Pathways
Faktor Usia

DX : Defisit Penurunan BB Laki-laki umur 43 thn Pendarahan pre- DX :


Nutrisi rectum dan lendir Hipovolemia

Teraba masa 12 jam Pemeriksaan biopsy


cubit DX : Nyeri

Perm. Mukosa
kasar 4 keping kecil jar. putih

Konsistensi
kenyal
Konsistensi rapuh
Tidak nyeri
tekan

DX: Resiko infeksi


Keluarnya rectal
berlendir darah (+)
B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
Kasus:

Seorang penderita laki-laki umur 43 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan utama
perdarahan per-rectum disertai lender sejak 3 bulan lalu. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
dan fisik tidak didapatkan kelainan. Hanya merasa berat badannya menurun, selanjutnya
dirujuk oleh dokter puskesmas ke bagian bedah RSUP Kariadi. Setelah dilakukan
pemeriksaan teraba massa pada jam 12, permukaan mukosa kasar berbenjol-benjol,
konsistensi kenyal, tidak nyeri tekan, sarung tangan berlendir darah positif. Dilakukan biopsi
cubit, didapatkan 4 keping kecil jaringan warna putih, konsistensi agak rapuh. Hasil dikirim
untuk pemeriksaan histopatologis. Selain itu juga dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang
lain.

a. Pengumpulan data
1. Identitas pasien
Nama : Tn. X
Umur : 43 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan :-
Alamat :-
Tempat tinggal :-
2. Riwayat penyakit sekarang:
a. Klien mengalami penurunan berat badan
b. Klien mengeluh terjadi perdarahan per-rectum disertai lendir sejak 3 bulan
lalu
3. Riwayat penyakit dahulu:
a. Kemungkinan pernah menderita polip kolon, radang kronik kolon dan colitis
ulseratif yang tidak teratasi
b. Adanya infeksi dan obstruksi pada usus besar
c. Kemungkinan diet atau konsumsi diet yang tidak baik, tinggi protein , tinggi
lemak dan rendah serat.
4. Riwayat penyakit keluarga:
Adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti yang dialami pasien,
adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit kronis lainnya
5. Riwayat psikososial dan spiritual:
Bagaimana hubungan pasien dengan anggota keluarga yang lain dan lingkungan
sekitar sebelum maupun saat sakit, apakah pasien mengalami kecemasan, rasa
sakit, karena penyakit yang dideritanya, dan bagaimana pasien menggunakan
koping mekanisme untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
b. Riwayat Bio – Psiko – Sosio – Spiritual
1. Pola Nutrisi
Bagaimana kebiasaan makan, minum sehari- hari, jenis makanan apa saja yang
sering di konsumsi, makanan yang paling disukai, frekuensi makanan
2. Pola Eliminasi
Kebiasaan BAB, BAK, frekwensi, warna BAB, BAK, adakah keluar darah atau
tidak, keras, lembek, cair?
3. Pola Personal Hygiene
Kebiasaan dalam pola hidup bersih, mandi, menggunakan sabun atau tidak,
menyikat gigi.
4. Pola Istirahat Tidur
Berapa jam kebiasaan tidur pasien dan apa saja kebiasaan sebelum tidur yang
dilakukan pasien
5. Pola aktivitas dan Latihan
Kegiatan sehari-hari, olaraga yang sering dilakukan, aktivitas diluar kegiatan
olaraga, misalnya mengurusi urusan adat di kampung dan sekitarnya.
6. Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Kebiasaan merokok, mengkonsumsi minum-minuman keras, ketergantungan
dengan obat-obatan ( narkoba ).
7. Hubungan Peran
Bagaimana hubungan dengan keluarga, tetangga, teman-teman sekitar lingkungan
rumah, keaktifan dalam kegiatan adat
8. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Pandangan terhadap image diri pribadi, kecintaan terhadap keluarga, kebersamaan
dengan keluarga
9. Pola Nilai Kepercayaan
Kepercayaan terhadapTuhan Yang Maha Esa, keyakinan terhadap agama yang
dianut, mengerjakan perintah agama yang di anut dan patuh terhadap perintah dan
larangan-Nya
10. Pola Reproduksi dan Seksual
Hubungan dengan keluarga harmonis, bahagia, hubungan dengan keluarga
besarnya dan lingkungan sekitar
c. Riwayat pengkajian nyeri
P: Provokatus paliatif: Apa yang menyebabkan gejala nyeri? Apa yang
biasa memperberat dan mengurangi nyeri?
Q: QuaLity-quantity: Bagaimana gejala dirasakan, sejauh mana gejala dirasakan ?
R: Region – radiasi: Dimana gejala dirasakan dan apakah gejala yang dirasakan
menyebar?
S: Skala – severity: Berapa tingkat keparahan dirasakan?
T: Time: Kapan gejala mulai timbul? Seberapa sering gejala dirasakan?
d. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala dan leher: Dengan tehnik inspeksi dan palpasi
2. Rambut dan kulit kepala: Pendarahan, pengelupasan, perlukaan, penekanan
3. Telinga: Perlukaan, darah, cairan, bau
4. Mata: Perlukaan, pembengkakan, replek pupil, kondisi kelopak mata, adanya
benda asing, skelera putih
5. Hidung: Perlukaan, darah, cairan, nafas cuping, kelainan anatomi akibat trauma
6. Mulut: Benda asing, gigi, sianosis, kering
7. Bibir: Perlukaan, pendarahan, sianosis, kering?
8. Rahang: Perlukaan, stabilitas
9. Leher: Bendungan vena, deviasi trakea, pembesaran kelenjar tiroid
e. Pemeriksaan Dada
1. Inspeksi:
Bentuk simetris kanan kiri, inspirasi dan ekspirasi pernapasan, irama, gerakkan
cuping hidung, terdengar suara napas tambahan
2. Palpasi:
Pergerakkan simetris kanan kiri, taktil premitus sama antara kanan kiri dinding
dada
3. Perkusi:
Adanya suara-suara sonor pada kedua paru, suara redup pada batas paru dan hepar
4. Auskultasi:
Terdengar adanya suara visikoler di kedua lapisan paru, suara ronchi dan
wheezing
f. Kardiovaskuler
1. Inspeksi: Bentuk dada simetris
2. Palpasi: Frekuensi nadi
3. Perkusi: Suara pekak
4. Auskultasi: Irama regular, systole/murmur
g. Sistem Pencernaan / Abdomen
1. Inspeksi:
Pada inspeksi perlu diperliatkan, apakah abdomen membuncit atau datar, tapi
perut menonjol atau tidak, lembilikus menonjol atau tidak, apakah ada benjolan
benjolan / massa
2. Palpasi:
Adakah nyeri tekan abdomen, adakah massa (tumor, teses) turgor kulit perut
untuk mengetahui derajat bildrasi pasien, apakah tupar teraba, apakah lien teraba
3. Perkusi:
Abdomen normal tympanik, adanya massa padat atau cair akan menimbulkan
suara pekak (hepar, asites, vesika urinaria, tumor)
4. Auskultasi:
Secara peristaltic usus dimana nilai normalnya 5 - 35 kali permenit
h. Pemeriksaan Ekstremitas Atas dan Bawah Meliputi:
1. Warna dan suhu kulit
2. Perabaan nadi distal
3. Depornitas extremitas alus
4. Gerakan extremitas secara aktif dan pasif
5. Gerakan extremitas yang tak wajar adanya krapitasi
6. Edema tidak ada, jari-jari lengkap dan utuh
7. Reflek patella
i. Pemeriksaan Pelvis/Genitalia
Kebersihan, pertumbuhan rambut pubis, terpasang kateter terdapat lesi atau tidak
j. Analisa Data
1) Data Subyektif
- Pasien mengeluh terjadi perdarahan per-rectum disertai lendir sejak 3 bulan
lalu
- Pasien merasa berat badan menurun
2) Data Obyektif
- TTV Normal
- Hasil pemeriksaan rectal toucher:
a. Permukaan mukosa kasar berbenjol-benjol
b. Konsistensi kenyal
c. Tidak ada nyeri tekan
d. Sarung tangan berlendir darah positif
- Hasil biopsy cubit:
a. 4 keping kecil jaringan
b. Konsistensi agak rapuh

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan :
1. Nyeri Kronis b.d agen infiltrasi tumor (D.0077)
2. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan d.d berat badan
menurun(D.0019)
3. Resiko infeksi b.d malnutrisi (D.0142)
4. Gangguan integritas kulit b.d perubahan status nutrisi d.d kekurangan nutrisi (D.0129)

3. Intervensi
Diagnosa Intervensi
Nyeri kronis b.d agen infiltrasi tumor Manajemen Nyeri (I.08238)
(D.0077)
Observasi
 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respon nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri

Terapeutik
 Berikan Teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
 Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber jenis dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri

Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgesic secata
tepat
 Ajarkan Teknik farmakologis untuk
mengurangi nyeri

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan Manajemen Nutrisi (I.03119)
mencerna makanan d.d berat badan
menurun (D.0019) Observasi
 Identifikasi status nutrisi
 Identifikasi status alergi dan intoleransi
makanan
 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrient
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Terapeutik
 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
perlu
 Fasilitasi menentukan pedoman diet
 Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
 Berikan suplemen makanan, jika perlu

Edukasi
 Ajarkan posisi duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (Pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu
Resiko infeksi b.d malnutrisi (D.0142) Pencegahan Infeksi (I.14539)

Observasi
 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
sistemik

Terapeutik
 Berikan perawatan kulit pada area edema
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
 Pertahankan Teknik aseptic pada pasien
berisiko tinggi

Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
 Ajarkan etika batuk
 Ajarkan memeriksa kondisi luka
 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Gangguan integritas kulit b.d Perawatan Luka (I.14564)
Perubahan status nutrisi d.d
kekurangan nutrisi (D.0129) Observasi
 Monitor karakteristik luka
 Monitor tanda-tanda infeksi

Terapeutik
 Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika
perlu
 Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih
nontoksin, sesuai kebutuhan
 Bersihkan jaringan nekrotik
 Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika
perlu
 Pasang balutan sesuai jenis luka
 Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan
drainase
 Jadwalkan Perubahan posisi setiap 2 jam atau
sesuai kondisi pasien
 Berikan diet dengan kalori 30-35
kkal/kgBB/hari dan protein
1,25-1,5g/kgBB/hari
 Berikan suplemen vitamin dan mineral sesuai
indikasi

Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Anjurkan mengkonsumi makanan tinggi
kalori dan protein
 Ajarkan prosedur perawatan luka secara
mandiri

Kolaborasi
 Kolaborasi prosedur debridement, jika perlu
 Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kanker pada umumnya terjadi karena adanya perubahan yang terjadi pada sel di organ
tertentu yang dipicu baik dari eksternal tubuh manusia ataupun internal tubuh manusia. Salah
satu kanker yang belum di temukan penyebabnya dan membuat pasien pengidapnya sulit
untuk melakukan aktivitas secara normal adalah kanker usus (kolorektal). Merujuk dari
pernyataan yang telah disebutkan kanker kolorektal tidak memiliki gejala yang pasti dan sulit
di deteksi secara dini.

Hal tersebut semakin menyulitkan dalam penanganan dan proses pemeriksaan karena
usia yang rentan dan kondisi kanker yang lebih sering di temukan pada masa kritis. Sebagian
besar dari pertumbuhan sel yang tidak normal ini bersifat jinak, namun ada beberapa polip
yang bisa berkembang menjadi tumor ganas dan menjadi kanker usus (Zaakiyah, 2020). Jika
dalam proses pembusukan dan pencernaan ini tidak berjalan dengan baik maka yang terjadi
adalah kegagalan dari sistem pencernaan dan lebih parahnya masuknya zat berbahanya
kedalam tubuh dari hasil pembusukan sisa makan yang menyebabkan infeksi dan penyakit
lainya (Masrul, 2018).

2. Saran
Kepada pembaca diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memahami dan
mempratekan dalam kehidupan sehari-hari bagaimana tindakan yang dapat dilakukan
jikamenderita CA.Colon dan tindakan yang dilakukan untuk mencegah peyakitCA.Colon
degan memakan yang tidakmengandung zat kimia yag berlebihan degan mengkonsumsi
makanan yang seimbang.
DAFTAR PUSTAKA

Hartati, W. (2020). ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KEMOTERAPI DENGAN CA


COLON YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT.
Kinanthi, K. :, Rizki, P., Rizki, K. P., Rochmah, W. W., Cempaka, N. G., Hartono, S., & Fajrin, F.
A. (2015). Aktivitas Antikanker Pektin Kulit Buah Kakao Terhadap Jumlah Sel Goblet Kolon
(Vol. 2, Issue 3).
Masrul, M. (2018). PENGARUH KONSUMSI SERAT DENGAN PENGURANGAN RISIKO
KANKER KOLON DI NEGARA BARAT: STUDI META ANALISIS. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Andalas. http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/
Padang, M. S., & Rotty, L. (2020). Adenokarsinoma Kolon: Laporan Kasus. E-CliniC, 8(2), 229–
236. https://doi.org/10.35790/ecl.8.2.2020.30539
Pajong, Y. E. (2019). “ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. J.M. DENGAN DIAGNOSA 
MEDIK KANKER USUS DI RUANG ASOKA RSUD  PROF.DR.W.Z.JOHANES KUPANG".
Putra Pratama, K., & Adrianto, A. A. (2019). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEJADIAN KANKER KOLOREKTAL STADIUM III DI RSUP DR KARIADI SEMARANG.
8(2), 768–784.
Sayuti, M., & Nouva. (2019). KANKER KOLOREKTAL. In Jurnal Averrous (Vol. 5, Issue 2).
Zaakiyah, N. Z. (2020). ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. E DENGAN KANKER
KOLOREKTAL DI RUANG BAITUSSALAM 1 RSI SULTAN AGUNG SEMARANG.
 

Anda mungkin juga menyukai