Anda di halaman 1dari 31

TUGAS KELOMPOK VI

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

“ASUHAN KEPERAWATAN KASUS CA.COLON”

DOSEN PEMBIMBING

Ns. Revi Naini Ikbal, M. kep

DISUSUN OLEH
Rike Ridni Mardela (2014201075)
Ririn Apriani(2014201077)
Sari Meliana (2014201078)
Sarah Alhusnah(2014201079)
Silvia Marviani (2014201080)
Sisri Okta Suryani (2014201081)
Titin Gumala Sari (2014201083)

STIKES ALIFAH PADANG


S1 KEPERAWATAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
CA.COLON”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah II.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna untuk pengembangan ilmu
pengetahuan semua  pihak.

Padang, 19 April 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................5

1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................................5

BAB II KONSEP TEORITIS......................................................................................................................6

2.1 DEFENISI...................................................................................................................................6

2.2 ANATOMY FISIOLOGI.............................................................................................................7

2.3 ETIOLOGI.................................................................................................................................10

2.4 PATOFISIOLOGI......................................................................................................................11

2.5 KOMPLIKASI...........................................................................................................................11

2.6 MANIFESTASI KLINIS...........................................................................................................11

2.7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK..............................................................................................12

2.8 PENATALAKSANAAN MEDIS..............................................................................................13

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................................................16

3.1 PENGKAJIAN..........................................................................................................................16

3.2 PROSES KEPERAWATAN......................................................................................................22

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN...............................................................................................23

3.4 INTERVENSI KEPERAWATAN.............................................................................................24

3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN.......................................................................................26

BAB IV TELAAH JURNAL.....................................................................................................................28

BAB V PENUTUP....................................................................................................................................29

5.1 KESIMPULAN..........................................................................................................................29

5.2 SARAN......................................................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................30

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker usus besar ataupun kanker kolorektal adalah salah satu dari penyakit
kanker dengan prevelensi yang cukup tinggi.Kanker kolorektal merupakan keganasan
pertumbuhan sel abnormal pada area usus besar ataupun rektum.Kanker kolorektal
menempati urutan ketiga penyebab kematian tertinggi di dunia setelah setelah kanker
payudara dan kanker paru-paru.Pada tahun 2017 di Amerika Serikat terjadi sebanyak
95.520 kasus baru kanker kolorektal dan sebanyak 9.910 kasus kematian.Di seluruh
dunia insiden kanker kolorektal pada pria tertinggi pada Negara Hongaria yaitu
35.897 pertahunnya terdiagnosa kanker kolorektal dan Negara Selandia Baru dengan
kasus wanita terbanyak dengan diagnosa kanker kolorektal sebanyak 15.876 kasus
(American Cancer Society, 2014).
Di Indonesia kanker kolorektal merupakan jenis kanker ke 3 terbanyak dengan
jumlah kasus 1.8 per 100.000 penduduk dan jumlah ini semakin meningkat seiring
dengan perubahan pola hidup penduduk Indonesia. Karakteristik Kanker kolorektal di
Indonesia yang merupakan negara berkembang diketahui bahwa pasien kanker
kolorektal kebanyakan berusia diatas 40 tahun yaitu sekitar 51% dari seluruh pasien
dan pasien dibawah 40 tahun mencapai 28,17% (Yamin, 2017).
Dari beberapa penyebab kolostomi, penyebab tersering menurut Indonesia
Kolostomi Association/INOA (2015) adalah kanker kolorektal.Kanker kolorektal
merupakan kanker yang dimulai dari bagian kolon ataupun rectum.Kanker kolorektal
terjadi ketika tumor terbentuk pada lapisan usus besar.Pertumbuhan awal jaringan
tumor terjadi dalam bentuk non polip kanker sebelum berkembang menjadi kanker
pada lapisan dalam kolon dan rectum (American Cancer Society, 2014).
Penatalaksanaan pada kanker kolorektal meliputi penatalaksaan medis, bedah
dan keperawatan.Penatalaksanaan bedah dilakukan tergantung pada tingkat
penyebaran dan lokasi kanker itu sendiri.Salah satu tindakan bedah yang dilakukan
pada pasien kanker kolorektal stadium 3 dan 4 adalah dengan pembentukan
kolostomi.Pada stadium 3 dan 4 terdapat karsinoma pada kolon dan rektum dimana
karsinoma adalah tumor ganas yang tumbuh dari jaringan epitel.Kolostomi

3
memungkinkan feses tetap keluar dari kolon meskipun terjadi obstruksi pada kolon
yang diakibatkan oleh masa (Simanjuntak & Nurhidayah 2015).
Kolostomi adalah pembuatan lubang sementara ataupun permanen dari usus
besar melalui dinding perut dengan tindakan bedah bila jalan ke anus tidak bisa
berfungsi, dengan cara pengalihan aliran feses dari kolon karena gangguan fungsi
anus (Lusianah & suratun, 2017).
Perawatan kolostomi harus diajarkan pada pasien dan keluarga bersamaan
denganbagaimana menerapkan drainase kantong dan melaksanakan irigasi.Karena
singkatnya masa perawatan (2-4 minggu), pasien belum dapat sepenuhnya terlatih
dalam teknik perawatan kolostomi sebelum pulang (Smeltzer & Bare 2002 dalam
Romatua 2018).
Perubahan eliminasi fekal yang dialami oleh pasien kolostomi mengharuskan
pasien perlu belajar perawatan kolostomi untuk menjaga kebersihan, mempertahankan
kenyamanan pasien dan lingkungan, mencegah terjadinya infeksi dan mencegah
terjadinya masalah pada kulit (Muwarni Romantua 2018).

Masalah yang umumnya dialami oleh pasien pemasangan kolostomi dengan kolostomi
yaitu penyakit pada kulit perikolostomi yang gejalanya berupa kemerahan, biasanya
disebabkan oleh kontak feses dengan kulit dan kulit bisa menjadi rusak bahkan dapat
terjadi ulserasi (Burch 2011).Dari catatan medis ruang bedah pria dan wanita RSUP Dr.
M.Djamil Padang terdapat 16 orang penderita kolostomi pada bulan Februari.Penelitian
juga melakukan wawancara pada lima orang pasien kolostomi yang dirawat di RSUP Dr.
M. Djamil Padang tanggal 14 Februari sampai 18 februari 2020, didapatkan data bahwa
empat pasien hanya mendapatkan edukasi melalui pemberian informasi secara lisan,
singkat dan tidak terstruktur tentang perawatan kolostomi. Satu dari lima pasien yaitu Ny.
R yang mengatakan tidak mendapatkan informasi bagaimanacara mengganti kantong dan
perawatan kulit. Ny. R juga mengatakan tidak tahu kapan sebaiknya mengganti kantong,
bagaimana cara mengganti kantong dan mengosongkan kantong kolostomi yang
benar.Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merawat pasien dengan kolostomi
ialah terkait perubahan pada eliminasi BAB pasien, meliputi perubahan konsistensi serta
frekuensi BAB pasien.Pasienakan merasakan adanya perubahan tersebut, dan disinilah
fungsi perawat sebagai educator untuk menjelaskan perubahan-perubahan tersebut agar
pasien dapat menerima dengan baik. Edukasi yang diberikan tidak hanya berupa cara
perawatan kolostomi, namun juga meliputi apa yang harus dilakukan pasien terkait

4
dietnya agar pengeluaran fesesnya tidak mengganggu kegiatannya. Selain sebagai
educator, fungsi care giver juga dapat dijalankan terkait mengembalikan pola eliminasi
BAB pasien seperti sedia kala, salah satunya adalah irigasi kolostomi.Irigasi kolostomi
merupakan tindakan dimana sejumlah cairan dimasukan melalui kolostomi untuk
menggosongkan usus besar.Irigasi dapat mengosongkan kolon dari gas, mucus, dan feses
sehingga pasien dapat beraktivitas dengan nyaman sesudahnya (Smeltzer & Bare, 2012).

Karya ilmiah ini akan membahasa mengenai peran edukasi pada pasien kanker
kolorektal dengan kolostomi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah karya
ilmiah akhir ini adalah “Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien kanker
kolorektal dengan literature reviewedukasi perawatan kolostomi”?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian karya ilmiah akhir ini adalah untuk memaparkan asuhan
keperawatan pada pasien kanker kolorektal dengan literature review edukasi
perawatan kolostomi.
2. Tujuan Khusus
Memaparkan asuhan keperawatan : pengkajian, diagnosa, intervensi, dan evaluasi
pada pasien kolostomi dengan kolostomi.

5
BAB II

KONSEP TEORITIS
2.1 DEFENISI

Kanker kolorektal adalah kanker yang tumbuh di usus besar (kolon) atau di bagian paling bawah
usus besar yang terhubung ke anus (rektum). Kanker kolorektal dapat dinamai kanker kolon atau
kanker rektum, tergantung pada lokasi tumbuhnya kanker.

Kanker kolorektal umumnya bermula dari polip usus atau jaringan yang tumbuh secara tidak
normal di dinding dalam kolon atau rektum. Namun, tidak semua polip berkembang menjadi
kanker. Kemungkinan polip berubah menjadi kanker tergantung pada jenis polip itu sendiri.

Berikut ini adalah tiga jenis polip yang dapat tumbuh di usus besar:

 Polip adenoma, yaitu jenis polip yang terkadang berubah menjadi kanker (kondisi
prakanker)
 Polip hiperplastik, yaitu jenis yang lebih sering terjadi namun umumnya tidak menjadi
kanker
 Sessile serrated polyps (SSP) dan traditional serrated adenomas (TSA), yaitu jenis
polip yang dianggap sebagai polip adenoma, karena berisiko tinggi berubah menjadi
kanker kolorektal

Terlepas dari jenis polipnya, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan
polip berubah menjadi kanker kolorektal, yaitu:

 Ukuran polip lebih besar dari 1 cm


 Polip berjumlah lebih dari 2 di kolon atau rektum
 Polip tumbuh di atas jaringan yang tidak normal (displasia), biasanya terlihat setelah
polip diangkat

6
2.2 ANATOMY FISIOLOGI

Anatomi usus besar

Su
mber: WebMD
Usus besar adalah organ pencernaan yang mengelilingi seluruh rongga perut. Organ yang
disebut juga dengan kolon memanjang dari sekum, kantung yang menghubungkan ileum
(ujung usus kecil) dengan kolon, sampai ke anus.

Kolon terdiri dari empat lapisan, yaitu mukosa, submukosa, muscularis propria, dan serosa.
Masing-masing lapisan pada usus besar tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Mukosa merupakan lapisan kolon paling dalam, terdiri dari jaringan epitel kolumnar yang
membuat permukaannya terasa halus. Mukosa memproduksi lendir yang berfungsi untuk
melancarkan jalannya sisa pencernaan makanan di sepanjang usus besar.

Di luarnya terdapat lapisan submukosa. Lapisan ini terdiri dari pembuluh darah, saraf, dan
jaringan ikat yang menghubungkan mukosa dengan lapisan kolon lainnya.

7
Lapisan submukosa terbungkus oleh lapisan muscularis propria. Muscularis propria terdiri
dari lapisan serat otot visceral yang berkontraksi untuk menggerakkan sisa pencernaan
makanan. Kontraksi ini juga dikenal sebagai gerakan peristaltik.

Lapisan terluar adalah serosa. Serosa memproduksi cairan pelumas pada usus besar yang
akan melindungi organ ini dari kerusakan akibat kontak dengan organ pencernaan lainnya.

Bila direntangkan, usus besar memiliki panjang sekitar 1,5 meter. Salurannya terbagi menjadi
empat bagian, yaitu:

a. kolon asenden: bagian awal yang akan dilewati oleh sisa pencernaan dari usus kecil,
terletak di sisi kanan tubuh, memanjang dari sekum ke atas,

b. kolon transversum: kolon bagian atas, terletak mendatar dan membentang dari sisi
kanan ke sisi kiri rongga perut,

c. kolon desenden: terletak di sisi kiri usus besar, memanjang dari lengkungan di limpa
ke bagian kolon sigmoid, dan

d. kolon sigmoid: bagian terakhir kolon sebelum sisa pencernaan masuk ke rektum,
terletak di bawah kolon desenden, berbentuk seperti huruf S.

Fungsi dan cara kerja usus besar

Fungsi utama usus besar adalah menyerap sisa cairan yang belum tercerna sempurna dari
usus halus. Selain itu, organ ini juga menjadi tempat mengalirnya sisa pencernaan yang tak
digunakan tubuh ke rektum untuk dibuang dalam bentuk feses.

8
Proses tersebut akan dibantu dengan bakteri baik yang ada pada usus. Bakteri ini mensintesis
vitamin, memproses limbah sisa pencernaan dari bentuk cair menjadi padat, serta melindungi
usus dari bakteri yang berbahaya.

Prosesnya disebut juga dengan gerak peristaltik dan biasanya akan memakan waktu sampai
sekitar 36 jam.
Pencernaan makanan dimulai dari saat Anda memasukkan makanan ke dalam mulut.
Makanan dikunyah oleh gigi sampai menjadi halus, kemudian ditelan dan masuk ke
kerongkongan yang terhubung dengan perut.

Ketika mencapai lambung, makanan akan dipecah menjadi cair sebelum diteruskan ke usus
kecil. Di usus kecillah nantinya pemecahan akan dilanjutkan.

Dengan bantuan organ pankreas, organ hati, dan kantung empedu, usus kecil bekerja untuk
menyerap vitamin dan nutrisi yang penting dari makanan. Setelah itu, sisanya akan
dipindahkan ke usus besar.
Pertama, tentunya sisa makanan tersebut akan masuk ke kolon asenden. Di kolon asenden,
nutrisi yang belum tercerna di usus kecil akan diserap kembali. Kolon ini juga akan
memadatkan cairan sisa makanan menjadi lebih padat.

Kemudian, sisa makanan ini bergerak menuju kolon transversum. Pada kolon ini, bakteri
akan memecah sisa makanan (fermentasi), menyerap air dan nutrisi yang masih tersisa, lalu
membentuk cairan sisa makanan menjadi tinja.

Sisa makanan yang telah berubah menjadi tinja ini akan ditampung sementara di kolon
desenden.

Bila sudah waktunya, kolon sigmoid akan berkontraksi untuk menekan tinja menuju rektum.
Kontraksi inilah yang menimbulkan sakit perut yang mendorong Anda untuk segera buang air
besar

9
2.3 ETIOLOGI

Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu peredaran
pada usus besar (Aliran depan feses) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan
yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer Institut, dan
organisasi kanker lainnya.

Faktor resiko telah teridentifikasi untuk kanker kolon

• Usia lebih dari 40 tahun


• Darah dalam fese
• Riwayat polip rektal atau polip kolon
• Adanya polip adematosa atau adenoma villus
• Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga
• Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
• Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.
Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat
mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang
mengandung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan. ( Mormons,seventh
Day Adventists ).

Makanan yang harus dihindari :


• Daging merah
• Lemak hewan
• Makanan berlemak
• Daging dan ikan goreng atau panggang
• Karbohidrat yang disaring (example : sari yang disaring) Makanan yang harus dikonsumsi :
• Buah – buahan dan sayur – sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan kubis
(seperti brokoli)
• Butir padi yang utuh
• Cairan yang cukup terutama air

10
2.4 PATOFISIOLOGI

Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan merupakan
faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan faktor makanan
yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya
interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu
dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.
Kanker kolon dapat menyebar melalui :
1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih (vesika
urinaria).
2. Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah balik ke
sistem portal.

2.5 KOMPLIKASI

Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:

• Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.

• Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran langsung.

• Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang
menyebabkan hemoragi.

• Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.

• Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.

• Pembentukan abses

2.6 MANIFESTASI KLINIS

Gejalah sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus, tempat
kenker berlokasi, gejalah paling menonjol adalah perubahan kebiasaan defekasi. Pasase darah
dalam feses adalah gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga mencakup anemia yang
tidak diketahui penyebabnya, anoreksia, penurunan berat badan dan keletihan. Gejala yang
saling berhubungan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan melena.
Gejala yang sering berhubungan dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan dengan

11
obstruksi (nyeri abdomen dan kram, oenipisan feses, konstipasi, dan distensi. Serta adanya
darah merah Segar dalam feses.
Gejala yang berhubungan dengan lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah
defeksi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.

1.Kanker kolon kanan


• Isi kolon berupa cairan
• Obstruksi
• Melena
• Nyeri dangkal abdomen
• Anemia
• Mucus jarang terlihat
• Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada
stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang
– kadang pada epigastrium.

2. Kanker kolon kiri dan rectum


• Cenderung menyebabkan perubahan defekasi
• Diare
• Nyeri kejang
• Kembung
• Sering timbul gangguan obstruksi
• Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita
• Mucus ataupun darah segar sering terlihat pada feses.

2.7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1.Endoskopi:
Pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi. Gambaran
yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat dengan jelas pada endoskopi, dan untuk
menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi. Faktor predisposisi : genetik, usia, merokok,
penyakit kronik, obesitas, konsumsi makanan yang rendah serat, tinggi lemak, dan protein.

12
2. Radiologis Pemeriksaan radiologis yang dapat dilakukan antara lain adalah foto dada dan
foto kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada metastasis kanker
ke paru. Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan
mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan adanya kebuntuan pada isi
perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan
tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum dilakukan setelah

3. Ultrasonografi (USG) Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi
digunakan untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen
dan hati.

4. Histopatologi Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis


karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.
5. Laboratorium Pemeriksaan Hb

2.8 PENATALAKSANAAN
a. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan
nasogastrik. Apabila terjadi perdarahan yang cukup bermakna terapi komponen darah dapat
diberikan.
Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung atau terapi
ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan selain pengobatan bedah. Pilihan mencakup
kemoterapi, terapi radiasi dan atau imunoterapi.
Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering
dikombinasi dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan ada yang
memberikan 3 macam kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol, dan leuvocorin. Dari hasil
penelitian, setelah dilakukan pembedahan sebaiknya dilakukan radiasi dan kemoterapi
b. PENATALAKSANAAN BEDAH
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rektal,
pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat
diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi merupakan suatu
prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa
kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan dikolon, massa
tumor kemudian di eksisi. Reseksi usus diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas A dan

13
semua kelas B serta lesi C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon
kelas D. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor sudah menyebar
dan mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan. Tipe pembedahan
tergantung dari lokasi dan ukuran tumor.
Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut.
a. Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus pada
sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik)
b. Reseksi abominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen (pengangkatan
tumor dan porsi sigmoid dan semua rektum serta sfingter anal)
c. Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta
reanastomosis lanjut dari kolostomi
d. Kolostomi permanen atau iliostomy (untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang
tidak dapat direseksi)

c. DIFERSI VEKAL UNTUK KANKER KOLON DAN REKTUM


Berkenaan dengan tehnik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan pada
kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah pembuatan lubang (stoma)
pada kolon secara bedah. Stoma ini dapat berfungsi sebagai difersi sementara atau permanen.
Ini memungkinkan drainase atau evakuasi isi kolon keluar tubuh. Konsistensi drainase
dihubungkan dengan penempatan kolostomi yang ditentukan oleh lokasi tumor dan luasnya
invasi pada jaringan sekitar.

d. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
a) Dukungan adaptasi dan kemandirian.
b) Meningkatkan kenyamanan.
c) Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
d) Mencegah komplikasi.
e) Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan.
e. PENATALAKSANAAN DIET
1. Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat
dapat melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi
menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran

14
yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel
kanker.
2. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)
3. Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi
terutama yang terdapat pada daging hewan.
4. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal
tersebut dapat memicu sel karsinogen / sel kanker.
5. Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
6. Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur
2.9

15
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Biodata
Nama : Tn. A
Umur : 35 th
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : PNS
Status Pernikahan : Belum Menikah
Alamat : Kalirejo, Lampung Tengah
Tanggal Masuk RS : Sabtu, 05 Mei 2020
Diagnosa Medis : Ca. Colon

2. Keluhan utama :
Nyeri hebat pada bagian perut

3. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien masuk ke Rumah Sakit tanggal 5 Mei 2020 akibat mengalami penyakit Ca. Colon.
Klien datang ke RSUD Pringsewu diantar oleh keluarganya melalui IGD, pada tanggal 5 Mei
2020 dan telah selesai operasi pada saat pengkajian , dengan keluhan nyeri pada abdomen,
kram perut, pola defekasi bermasalah, sering sembelit, feses berwarna kehitaman dan kadang
disertai darah merah segar, tidak nafsu makan, penurunan berat badan, dan cepat letih.

16
b. Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan atau obat-obatan, hanya saja
tidak terlalu suka sayuran. + 4 tahun yang lalu klien pernah terkena penyakit thypoid sampai
diopname. Klien pernah mengalami kecelakaan motor namun tidak fatal. Keluarga klien
mengatakan bahwa klien hampir setiap hari mengkonsumsi daging hewan, jarang makan
sayur, dan klien mempunyai riwayat peminum / alkoholic.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien menjelaskan anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
keturunan yang umumnya menyerang, seperti DM, Asma, Hipertensi.
GENOGRAM

Keterangan :
: Laki- Laki / Perempuan Yang Sudah Meninggal

: Laki- Laki / Perempuan

: Serumah

: Klien

17
4. Basic Promoting physiology of Health
1. Aktifitas dan latihan
Pekerjaan Tn. A yaitu seorang PNS dan waktu luangnya diisi dengan beristirahat di rumah
dan berkumpul bersama keluarga. Klien jarang berolahraga. Saat sakit, klien hanya bisa
berbaring di tempat tidur, aktifitas terbatas, dan klien dibantu oleh keluarganya.
2. Tidur dan istirahat
Sebelum sakit lama tidur klien 7-8 jam/hari, hanya dipergunakan untuk tidur malam karena
klien jarang sekali tidur siang dan tidak ada gangguan dalam tidur. Saat sakit lama tidur klien
hanya 5 jam dengan tidur siang selama 1 jam. Klien kadang-kadang kesulitan tidur di rumah
sakit karena nyeri yang dialami klien, klien tampak lemah.
3. Kenyamanan dan nyeri
Klien merasakan nyeri pada perutnya dalam 2 bulan belakangan ini. Nyeri akan lebih terasa
menyakitkan jika beraktifitas dan saat defekasi, dan akan berkurang saat klien beristirahat.
Region nyeri yaitu pada abdomen bagian bawah (dessendens bawah). Skala nyeri klien 8,
raut muka klien tampak menahan nyeri.
4. Nutrisi
Sebelum sakit, frekuensi makan Tn. A tidak teratur dikarenakan kesibukan jam kerja yang
mengakibatkan sering telat makan. Berat badan klien 68 kg. Berat badan dalam 2 bulan
terakhir turun drastis menjadi 57 kg. Jenis makanan yang paling sering dikonsumsi klien
yaitu daging hewan dan makanan cepat saji (sate & gulai). Klien tidak suka sayuran, dan
tidak memiliki pantangan terhadap makanan apapun. Klien tidak pernah mengalami operasi
gastrointestinal. Saat sakit, klien hanya mengkonsumsi nasi lembek, sayuran hijau, buah tapi
jarang habis karena klien mual, tidak nafsu makan, & klien tidak makan yang pedas &
berminyak. Diet di rumah sakit adalah diet rendah lemak hewani dan tinggi serat. Kebutuhan
pemenuhan nutrisi dibantu oleh keluarganya.
5. Cairan, elektrolit, dan asam basa
Sebelum sakit frekuensi minum klien 7-8 gelas/hari. Saat sakit, frekuensi minum klien + 2-3
gelas/hari. Turgor kulit tidak elastis. Klien mendapat support IV Line jenis RL 20 tetes/menit
6. Oksigenasi
Klien tidak mengalami sesak, tidak ada keluhan saat bernafas, irama teratur, klien tidak
batuk, klien tidak merokok, klien tidak terpasang oksigen.

18
7. Eliminasi fekal/bowel
Frekuensi BAB klien sebelum sakit 1x sehari di pagi hari. Feses berwani kuning, konsistensi
padat, berbau khas, warna kuning kecoklatan, dan tidak ada keluhan.
Saat sakit, klien kesulitan BAB, mengalami sembelit, baru 1x selama dirawat di RS, feses
berwarna kehitaman, konsistensi keras, kadang disertai darah merah segar, berbau anyir.
8. Eliminasi urin
Frekuensi BAK klien 2x sehari. Klien tidak mengalami perubahan pola berkemih. Klien tidak
menggunakan kateter, kebutuhan pemenuhan ADL dengan bantuan keluarga.
9. Sensori, persepsi, dan kognitif
Klien tidak memiliki gangguan dan riwayat penyakit yang menyangkut sensori, persepsi, dan
kognitif
5. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
a. Keadaan Umum
Kesadaran klien composmentis, Vital Sign TD 110/90 mmHg, Nadi 70x/menit, irama reguler
kekuatan sedang, Respirasi 26x/menit, irama regular, Suhu 36,50 C
b. Kepala : kulit kepala normal, tidak ada hematoma, lesi atau kotor. Rambut mudah patah
saat dicabut, hitam tanpa uban, dan bersih.
a) Mata : mata klien secara umum normal, bentuk simetris, konjungtiva tampak anemis,
sklera tidak ikterik, pupil dapat merespon terhadap cahaya, palpebra normal, tidak ada
oedema. Lensa mata normal, jernih, visus mata kanan dan kiri normal. Tampak garis
kehitaman pada kelopak mata klien bagian bawah.
b) Hidung : Hidung klien simetris, tidak ada septum deviasi, polip, epistaksis, gangguan
indera pencium, atau secret.
c) Mulut : Mulut klien normal, dimana gigi klien normal, tidak ada lubang, dan tidak ada
gigi palsu. Bibir klien kering, tidak stomatitis, dan tidak sianosis. Gusi klien berwarna
merah, lidah klien tampak kotor.
d) Telinga : telinga klien simetris, bersih, dan tidak ada gangguan pendengaran.
e) Leher : leher klien normal, tidak ada pembesaran thyroid, tidak ada kaku kuduk, tidak ada
hematoma, tida ada lesi.
f) Tenggorokan klien normal, tidak ada nyeri tekan, tidak hipremis, dan tidak ada
pembesaran tonsil.
c. Dada : bentuk dada klien normal
Pulmo :

19
Inspeksi : pengembangan dada simetris.
Palpasi : Fremitus taktil kanan sama dengan kiri.
Perkusi : pulmo kanan dan kiri sonor.
Auskultasi : vesikuler pada pulmo kanan dan kiri
Cor :
Inspeksi: ictus cordis tidak nampak.
Palpasi : Ictus cordis teraba pada mid clavicula sic 5,
Perkusi : menunjukkan batas jantung normal.
Auskultasi : Bunyi jantung I (SI) di ruang intercosta V sebelah kiri, Bunyi jantung II (SII) di
ruang intercosta II sebelah kanan, Bunyi jantung III (SIII) tidak ada, murmur tidak ada.
d. Abdomen :
inspeksi : bentuk agak cembung.
Palpasi : adanya nyeri tekan pada perut bawah.
Auskultasi : peristaltik permenit.
e. Genetalia : Laki-laki : normal, tidak ada perdarahan.
f. Rektum : Normal, tidak ada hemoroid, tidak ada prolaps, dan tidak ada tumor.
g. Ekstremitas :
- atas : Kekuatan otot ka/ki : 6/6, ROM ka/ki : aktif/aktif
- bawah : kekuatan otot ka/ki: 6/6, ROM ka/ki : aktif/aktif
Psiko sosio budaya dan spiritual :
Psikologis :
Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah gelisah. Cara mengatasi gelisahnya
klien dihibur keluarga. Dukungan yang diberikan oleh keluarga sangat baik, keluarga
memberikan semangat kepada klien agar klien selalu berdo’a supaya cepat sembuh.
Rencana klien setelah masalah terselesaikan adalah istirahat di rumah. Klien juga mengatakan
sedikit cemas dengan penyakitnya. Klien takut akan perubahan status kesehatannya.
Sosial :
Aktivitas atau peran di masyarakat adalah sebagai anggota RT 5 Kalirejo. Kebiasaan
lingkungan yang tidak disukai adalah lingkungan yang kotor. Cara mengatasinya dengan
melakukan kegiatan kerja bakti.
Budaya :
Budaya yang diikuti klien adalah budaya jawa. Kebudayaan yang dianut tidak merugikan
kesehatannya.

20
Spiritual :
Aktivitas ibadah sehari-hari sholat 5 waktu. Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan adalah
yasinan. Keyakinan klien tentang masalah kesehatan yang sekarang sedang dialami : klien
yakin akan dirinya pasti sembuh.

6. Pemeriksaan Penunjang
Tes Diagnostik : (05 Mei 2020)
Hematologi Hasil Nilai Normal Interpretasi

Hb 11,5 12-18 g/dL Turun


Ht/PVC 42 40-52% Normal
Leukosit 7.000 4.000-10.000 /uL Normal
Trombosit 253.000 150.000-450.000 /uL Normal
Masa protrombin 13.0 11.0-17.0 detik Normal

Radiologi :
1. Foto colon ( Barium Enema)
2. Colonoscopy
7. Terapi Medis
1. Bed rest
2. IVFD RL 20 tetes/menit
3. Th/oral :
4. Th/inj :
a) Kemoterapi
b) Leukovorin
c) 5-FU, Levamisol, Leuvocorin
d) Pembedahan / Laparaskop

21
3.2 PROSES KEPERAWATAN

ANALISA DATA

Nama Klien : Tn. A No. Register : 123


Umur : 35 tahun Diagnosa Medis : Ca. Colon
Ruang Rawat : Paviliun Asri 3 Alamat : Kalirejo
TGL/JAM DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
06/05/2020 DS : Nyeri akut Agen cedera fisik
13.00 WIB a. Klien mengatakan (insisi pembedahan)
nyeri pada daerah yang
di insisi
b. Klien mengatakan
nyeri hilang timbul
c. Klien mengatakan
tubuhnya masih lemah
d. Klien mengatakan
nyeri saat bergerak
DDO :
a. Klien tampak lemah
b. Klien tampak menahan
nyeri
c. skala nyeri klien 8
d. Ekspresi wajah klien
cemberut
e. Tampak kemerahan
pada daerah bekas
operasi
P : nyeri pada bagian insisi
Q : nyrti hilang timbul
R : nyeri pada bekas operasi
S : skala nyeri 8
T : rasa nyeri timbul saat

22
bergerak
06/05/20 DS : Risiko infeksi Tindakan invasif,
13.30 WIB a. Klien mengatakan gatal insisi post
pada daerah yang di insisi pembedahan
b. Keluarga klien
mengatakan badan klien
hangat
DO :
a. Daerah pembedahan
tampak masih baru dan
terfiksasi
b. Leukosit : 15.000 /Ul
c.   Suhu : 37,5 C

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN


No Tanggal Muncul Diagnosa Keperawatan
1 05 Mei 2020 N Nyeri akut b.d Agen cedera fisik (insisi pembedahan) d.d  
Klien mengatakan nyeri pada daerah yang di insisi, Klien
mengatakan nyeri hilang timbul, Klien mengatakan
tubuhnya masih lemah, Klien mengatakan nyeri saat
bergerak. Klien tampak lemah, Klien tampak menahan
nyeri, skala nyeri klien 8, Ekspresi wajah klien cemberut,
Tampak kemerahan pada daerah bekas operasi, P : nyeri
pada bagian insisi, Q : nyeri hilang timbul, R : nyeri pada
bekas operasi, S : skala nyeri 8, T : rasa nyeri timbul saat
bergerak

Risiko infeksi b.d Tindakan invasif, insisi post pembedahan


d.d Klien mengatakan gatal pada daerah yang di insisi,
Keluarga klien mengatakan badan klien hangat. Daerah
pembedahan tampak masih baru dan terfiksasi, Leukosit :
15.000 /Ul, Suhu : 37,5 C

23
3.4 INTERVENSI KEPERAWATAN
No Tanggal/ Diagnosa
SDKI SIKI
jam keperawatan
1 06/05/2020 Nyeri akut b.d Nyeri Observasi :
13.00 WIB agen cedera fisik akut a. Identifikasi
(insisi lokasi,karakteristik,durasi,
pembedahaan) frekuensi,kualitas ,intesitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
Terapeutik:
a. Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
b. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri
Edukasi :
a. Jelaskan penyebab,periode ,dan
pemicu nyeri
b. Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mngurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
analgetik,jika perlu

2 06/05/2020 Resiko infeksi Resiko Observasi :


13.30 WIB b.d Tindakan infeksi Monitor tanda dan gejala infeksi
invasif, insisi lokal dan sistemik
post pembedahan Terapeutik :
a. Berikan perawatan kulit pada

24
area edema
b. Mencuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien
dan lingkungan pasien
Edukasi :
a. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
b. Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
c. Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian imunisasi,jika
perlu

3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tanggal/ Diagnos Implementasi SOAP TT


Jam a
06/05/2020 Nyeri 1. Mengidentifikasi S : Pasien
13.00 WIB akut Lokasi,Karakteristik,Durasi, mengatakan nyeri
Frekuensi,Kualitas ,Intesitas pada daerah insisi
Nyeri O : pasien

25
2. Mengidentifikasi Skala Nyeri tampak mengeluh
3. Mengidentifikasi Faktor Yang nyeri
Memperberat Dan MemperinganPP : nyeri pada
Nyeri bagian insisi,
4. Memberikan Teknik Non
Farmakologis Untuk Mengurangi Q : nyeri hilang
Rasa Nyeri timbul,
5. Memopertimbangkan Jenis Dan R : nyeri pada
Sumber Nyeri bekas operasi, S :
6. Menjelaskan Penyebab, skala nyeri 8,
Periode ,Dan Pemicu Nyeri T : rasa nyeri
7. Mengajarkan Arkan Teknik Non timbul saat
Farmakologis Untuk Mngurangi bergerak
Rasa Nyeri
8. Berkolaborasi Pemberian A : masalah nyeri
Analgetik,Jika Perlu belum teratasi
P : intervensi
1,2,3,4 ,5,6,7,8dil
anjutkan
06/05/2020 Resiko 1. Memonitor tanda dan gejala S : klien
infeksi infeksi lokal dan sistemik mengatakan
2. memberikan perawatan kulit pada gataal pada derah
area edema insisi
3. Mencuci tangan sebelum dan O : Daerah
sesudah kontak dengan pasien pembedahan
dan lingkungan pasien tampak masih
4. menjelaskan tanda dan gejala baru dan
infeksi terfiksasi
5. mengajarkan cara mencuci A : masalah
tangan dengan benar resiko infeksi
6. mengannjurkan meningkatkan belum teratasi
asupan nutrisi P : intervensi
7. berkolaborasi pemberian 1,2,3,4,5,6,7

26
imunisasi,jika perlu dilanjutkan

27
BAB IV
TELAAH JURNAL

Pendahuluan

Pengambilan artikel jurnal penelitian diambil dari database :

https://scholar.google.co.id dengan kata kunci dalam kotak pencarian yaitu “artikel kanker
kolon” dengan alamat website : http://digital.library.ump.ac.id/id/eprint/438

Telaah

Judul Artikel

Judul artikel yang kami telaah yaitu : “Efek sitotoksik dan antiproliferative
kuersetin pada sel kanker kolon”

Pendahuluan

Kanker kolon merupakan salah satu penyakit yang dapat mengakibatkan banyak
kematian. Usaha penyembuhan kanker kolon melalui pembedahan kemoterapi dan radioterapi
pada umumnya belum mampu memberikan hasil yang efektif. Hal ini mengakibatkan banyak
dijumpai cara pengobatan alternatif antara lain menggunakan bahan alam. Salah satu bahan
dari alam itu adalah kuersetin.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efek sitotoksik dan antiproliferative
kuersetin terhadap sel kanker kolon wiDr. Uji sitotoksik kuersetin dilakukan menggunakan
metode MTT.

Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah efek sitotoksik dan antiproliferative kuersetin pada sel
kanker kolon.

Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei yang bersifat analitik dengan
menggunakan metode pengamatan metode MTT.

28
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Kanker colon adalah suatu kanker yang ada di kolon. Kanker kolon merupakan
penyakit yang bukan sembarangan namun bukan pula penyakit yang tidak bisa
disembuhkan. Kanker kolon merupakan penyakit kedua penyebab kematian di Amerika
Serikat setelah kanker paru-paru (ACS 1998). Penyakit ini termasuk penyakit yang
mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah.
Kanker usus bila dideteksi dan ditangani dengan cepat maka peluang untuk sembuh total
pun akan semakin besar peeluangnya. Pembesaran adalah suatu cara untuk mengubah
kanker kolon.
Dari kasus diagnosa yang muncul diantaranya :
1. Nyeri akut b.d cedera fisik (insisi pembedahan).
2. Resiko infeksi b.d tindakan invasif, insisi post pembedahan.
5.2 SARAN
Demikian makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
kita tentang askep klien dengan kanker kolon. Kami selaku penulis sadar bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari para pembaca agar makalah
selanjutnya dapat lebih baik lagi. Terimakasih

29
DAFTAR PUSTAKA

Agyfas.”ASKEP CA kolon (kanker


kolon)”.https://www.academia.edu/38550516/ASKEP_CA_KOLON. Diakses pada 19 April
2022 pukul 10.04 WIB
Ayu Putri Astriani 2019.”pola makan sehat untuk mencegah resiko terjadinya kanker
kolon”.https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=artikel+kanker+kolon+2017&oq=#d=gs_gabs&t=1650337579623
&u=%23p%3DM4O7Tj4S-eoJ. Diakses pada 19 April 2022 pukul 12.30 WIB

30

Anda mungkin juga menyukai