Disusun Oleh :
NOVIKA YANTI
NO NIM : 22150201503
Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pengajar yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan makalah singkat ini. Selain itu,
saya juga mengucapakan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan makalah singkat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membantu
makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis.
i
Daftar Isi
Kata pengantar............................................................................................... i
Bab I pendahuluan
1 latar belakang .................................................................................... 1
2 rumusan masalah............................................................................... 1
3 Tujuan ............................................................................................... 1
4 manfaat.............................................................................................. 1
Bab II pembahasan
1.1 perkembangan pelayanan kebidanan di Swiss ............................... 2
1.2. perkembangan pelayanan kebidanan di Denmark ........................ 2
1.3. perkembangan pelayanan kebidanan di Canada ........................... 2
1.4. Pengukuran dan Mutu asuhan Kebidanan..................................... 3
ii
Bab I
Pendahuluan
1.1 latar belakang
Sejarah menunjukkan kebidanan merupakan salah satu profesi tertua di dunia sejak
adanya peradaban umat manusia. bidan lahir sebagai perempuan terpercaya dalam
mendampingi dan menolong ibu-ibu yg melahirkan serta memiliki tugas yg sangat mulia
dalam upaya memberikan semangat dan membesarkan hati ibu-ibu.di samping itu,bidan
dengan setia mendampingi dan menolong ibu-ibu dalam melahirkan sampai sang ibu mampu
merawat bayi nya dengan baik.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini sebagai berikut
1. Mendeskripsikan perkembangan pelayanan kebidanan di Swiss
2. Untuk mengetahui perkembangan pelayanan ke kebidanan di Denmark
3. Untuk mengetahui perkembangan pelayanan ke kebidanan di Canada
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yg di peroleh dari makalah ini yaitu agar penelitian bisa mengemban
kan nya kepada orang lain tentang sejarah perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri
khususnya di Swiss, Denmark dan Canada
1
Bab II
Pembahasan
Ontoria tidak mengatur konsep partner sift Kebidanan walaupun terbagi atas 2 model.
Untuk contoh di Selandia baru dan ontorio Canada sama-sama menerapkan model partner sift
dalam model kebidanan.
Beberapa aspek didalamnya antara lain :
- hubungan antara wanita
- asuhan berkesinambungan
- kebebasan memilih dan menyetujui
- otonomi praktek kebidanan yang berfokus pada kehamilan dan persalinan normal.
2
Dalam membangun dunia profesi kebidanan yang baru,di Selandia baru dan Canada
membuat sister baru dalam mempersiapkan bidan-bidan untuk registrasi. Kedua nya mulai
dengan suatu keputusan bahwa bidan lah yang di butuhkan dalam pelayanan maternitas dan
menetap ruang lingkup praktik kebidanan
Ruang lingkup praktik kebidanan di kedua negara itu tidak keluar jalur yang di
tetapkan oleh ICM yaitu bidan bekerja dengan otonomi penuh dalam lingkup persalinan
normal atau pelayanan maternitas Primer. Bidan bekerja dan berkonsultasi dengan ahli
obstetrik bila terjadi komplikasi pada ibu serta bayi yang memerlukan bantuan dan pelayanan
maternitas sekunder. Bidan di kedua negara tersebut memiliki akses di rumah sakit tanpa
harus bekerja di rumah sakit.
Mutu Pelayanan
1. Pengertiaan mutu pelayanan
Kualitas atau mutu adalah tingkat dimanan pelayanan kesehatan pasien ditingkatan mendekati
hasil yang diharapkan dan mengurangi faktor- faktor yang tidak di inginkan (Depkes
RI,2003). Kualitas mutu pelayanan kesehatan dasar adalah kesesuaian antara pelayanan
kesehatan dasar yang disediakan atau diberikan dengan kebutuhan yang memuaskan pasien
atau kesesuaian dengan ketentuan standar pelayanan (Ridwan,2007).Layanan kesehatan yang
berkualitas adalah suatu layanan yang dibutuhkan, dalam hal ini di tentukan oleh profesi
layanan kesehatan, dan sekaligus dinginkan baik oleh pasien ataupun masyarakat serta
terjangkau oleh daya beli masyarakat (Pohan,2006)
3
f. Keamanan ( aman dari resiko cedera, infeksi dan efek samping atau bahaya yang
ditimbulkan oleh layanan kesehatan itu sendiri)
g. Kenyamanan (kenyamanan dapat menimbulkan kepercayaan pasien kepada organisasi
layanan kesehatan).
h. Informasi ( mampu memberikan informasi yang jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana,
dan bagaimana layanan kesehatan akan dan telah dilaksanakan. Hal ini penting untuk tingkat
puskesmas dan rumah sakit).
i. Ketepatan waktu ( agar berhasil, layanan kesehatan itu harus dilaksanakan dalam waktu dan
cara yang tepat, oleh pemberi layanan yang tepat, dan menggunakan peralatan dan obat yang
tepat, serta biaya yang efisien).
j. Hubungan antar manusia ( merupakan interaksi antar pemberi pelayanan kesehatan dengan
pasien, antar sesama pemberi layanan kesehatan. HAM ini akan memberi kredibilitas dengan
cara saling menghargai, menjaga rahasia, saling menghormati, responsif memberi perhatian.
Zeithmalh,dkk (1990) dalam tjiptono (2008) menyatakan bahwa damam menilai mutu atau
jasa pelayanan, terdapat sepuluh ukuran mutu jasa atau pelayanan, yaitu :
a. Tangible (nyata)
b. Reliability (keandalan)
c. Responsiveness (cepat tanggap)
d. Competence (kompetensi)
e. Acces (kemudahan)
f. Courtesy (keramahan)
g. Communication (komunikasi)
h. Credibility (kepercayaan)
i. Security (keamanan)
j. Understanding the customer (pemahaman pelanggan)
Lori Diprete (1992) dalam Bustami (2011) menyatakan bahwa kegiatan penjamin
mutumenyangkut satu atau beberapa dimensi mutu, yaitu: Technical competence
(Kompetensi teknis), Access to service (akses terhadap pelayanan), Effectiveness
(efektifitas), Human relation ( hubungan antar manusia), Efficiency ( efesiensi), Contiuity of
serice ( kelangsungan pelayanan), Safety (keamanan),dan Amenity (kenyamanan).
Namun,dalam perkembangan selanjutnya dalam penelitian dirasakan adanya dimensi mutu
pelayanan yang saling tumpang tindih satu dengan yang lainya yang dikaitkan dengan
kepuasan pelanggan.
3
Selanjutnya oleh parasuraman (2005) dimensi tersebut difokuskan menjadi 5 dimensi kualitas
jasa atau pelayanan,yaitu :
a. Tangible (berwujud) : meliputi penampilan fisik dari fasilitas, peralatan, karyawan dan
alat-alat komunikasi.
b. Realibility (keandalan): yakni kemampuan untuk melaksanakan jasa yang telah di janjikan
secara konsisten dan dapat diandalkan (akurat).
c. Responsiveness (cepat tanggap): yaitu kemampuan untuk membantu pelanggan
(konsumen) dan menyediakan jasa atau pelayanan yang tepat dan cepat.
d. Assurance (kepastian): mencakup pengetahuan dan keramah tamahan para karyawan dan
kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan, kesopanan dan sifat
dapat dipercaya yang memiliki para staf,bebas dari bahaya, risiko atau keraguan.
e. Empaty (empati) : meliputi pemahaman pemberian perhatian secara individual kepada
pelanggan, kemudahan dalam melakukan komunikasi yang baik,dan memahami kebutuhan
pelanggan. Menurut Pohan (2006) kebutuhan pelanggan layanan kesehatan meliputi
kebutuhan terhadap akses layanan kesehatan, artinya kemudahan memperoleh layanan
kesehatan yang dibutuhkan, kebutuhan terhadap layanan yang tepat waktu, artinya tingkat
ketersediaan layanan kesehatan pada saat dibutuhkan, kebutuhan terhadap layanan kesehatan
yang efisien dan efektif artinya biaya layanan kesehatan terjangkau, dan kebutuhan layanan
kesehatan yang tepat dan layak artinya layanan kesehatan diberikan sesuai dengan kebutuhan
pasien.
4
b. Standar proses
Standar proses adalah sesuatu y6ang menyangkut semua aspek pelaksanaan kegiatan layanan
kesehatan, melakukan prosedur dan kebijakan. Standar proses akan menjelaskan apa yang
harus dilakukan, bagaimana melakukanya dan bagaimana sistem kerja. Denagan kata lain,
standar proses adalah playing the game. Jika dikaitkan dengan pelayanan KB standar proses
menyangkut prosedur pelayanan KB,yaitu standar pelayanan KB.
c. Standar keluaran
Standar keluaran merupakan hasil akhir atau akibat dari layanan kesehatan.standar keluaran
akan menunjukan apakah layanan kesehatan berhasil atau gagal. Keluaran (outcame) adalah
apa yang diharapkan akan terjadi sebagai hasil dari layanan yang di selenggarakan dan
terhdap apa keberhasilan itu di ukur . Jika dikaitkan dengan pelayanan KB standar KB adalah
kualitas layanan KB yang dirasakan oleh pengguna layanan KB sebagai penerima pelayanan
KB,apakah merasa puas atau tidak, jika pasien KB merasakan kepuasan, maka pelayanan KB
yang diberikan dapat dinyatakan berhasil.
5
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
1. Model kebidanan
Model kebidanan yang di pakai di Ontario berdasarkan pada definisi ICM tentang bidan yaitu
seorang tenaga yang mempunyai otonomi praktek terbatas pada persalinan normal
2. Seiring dengan berkembangnya pendidikan kebidanan pada saat itu,di negara Denmark
memberikan penekanan pelayanan dalam kebidanan yaitu penekanan pada kesehatan non
invansi care
3. Ontoria Canada menerapkan model partner sift dalam asuhan kebidanan. Adapun beberapa
aspek didalamnya :
- asuhan berkesinambungan
- otonomi praktek kebidanan yang berfokus pada kehamilan dan persalinan normal.
B. SARAN
tidak ada gading yang tak retak jika ada kesalahan dalam makalah ini, di harapan kritik dan
saran dari ibu dosen dan teman-teman agar penulisan makalah dapat lebih baik lagi.
6
Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/document/503314180/model-praktik-kebidanan-
nasional-dan-global