Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MODEL PRAKTEK DALAM KONTES NASIONAL DAN GLOBAL


DAN PENGUKURAN, KUALITAS DAN MUTTU

Disusun Oleh :
NOVIKA YANTI
NO NIM : 22150201503

STIKES SENIOR MEDAN


TAHUN AJARAN
2022 / 2022
Kata Pengantar
Puji Syukur saya Ucapkan atas kehadirat Allah SWT, atas Rahmat-Nya dan
KaruniaNya saya dapat Menyelesaikan makalah singakt ini. Adapun judul dari makalah
singkat ini adalah “MAKALAH MODEL PRAKTEK DALAM KONTES NASIONAL
DAN GLOBAL DAN PENGUKURAN, KUALITAS DAN MUTTU “

Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pengajar yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan makalah singkat ini. Selain itu,
saya juga mengucapakan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan makalah singkat ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membantu
makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Medan, 06 Januari 2023

Penulis.

i
Daftar Isi
Kata pengantar............................................................................................... i
Bab I pendahuluan
1 latar belakang .................................................................................... 1
2 rumusan masalah............................................................................... 1
3 Tujuan ............................................................................................... 1
4 manfaat.............................................................................................. 1

Bab II pembahasan
1.1 perkembangan pelayanan kebidanan di Swiss ............................... 2
1.2. perkembangan pelayanan kebidanan di Denmark ........................ 2
1.3. perkembangan pelayanan kebidanan di Canada ........................... 2
1.4. Pengukuran dan Mutu asuhan Kebidanan..................................... 3

Bab III penutup


A. kesimpulan .................................................................................................. 6
B. saran ........................................................................................................... 6

Daftar Pustaka .................................................................................................. 7

ii
Bab I
Pendahuluan
1.1 latar belakang
Sejarah menunjukkan kebidanan merupakan salah satu profesi tertua di dunia sejak
adanya peradaban umat manusia. bidan lahir sebagai perempuan terpercaya dalam
mendampingi dan menolong ibu-ibu yg melahirkan serta memiliki tugas yg sangat mulia
dalam upaya memberikan semangat dan membesarkan hati ibu-ibu.di samping itu,bidan
dengan setia mendampingi dan menolong ibu-ibu dalam melahirkan sampai sang ibu mampu
merawat bayi nya dengan baik.

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut
1. Bagaimana sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan di Swiss
2. Bagaimana sejarah perkembangan dan pelayanan di Denmark
3. Bagaimana sejarah perkembangan dan pelayanan di Canada

1.3. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini sebagai berikut
1. Mendeskripsikan perkembangan pelayanan kebidanan di Swiss
2. Untuk mengetahui perkembangan pelayanan ke kebidanan di Denmark
3. Untuk mengetahui perkembangan pelayanan ke kebidanan di Canada

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yg di peroleh dari makalah ini yaitu agar penelitian bisa mengemban
kan nya kepada orang lain tentang sejarah perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri
khususnya di Swiss, Denmark dan Canada

1
Bab II
Pembahasan

1.1. sejarah perkembangan pelayanan kebidanan di Swiss


Operasi secar( SC ) pertama kali berhasil pada wanita hidup pada tahun 1500, ketikan
dokter hewan Swiss Jacob nuter melakukan operasi untuk melahirkan anak mereka istri nya
bertahan hidup sampai usia 77 tahun

1.2. sejarah perkembangan kebidanan di Denmark


Merupakan negara Eropa lainnya yang berpendapat bahwa profesi bidan tersendri.
Pendidikan bidan di sini mulai pada tahun 1787 dan Padan tahun 1987 yg lalu merayakan 200
tahun berdirinya sekolah bidan. Kini ada 2 pendidikan bidan di Denmark.

1.3. Sejarah perkembangan pelayanan kebidanan di Canada


Ontorio adalah provinsi pertama di Canada yang menerbitkan peraturan tentang
kebidanan setelah sejarah panjang tentang kebidanan yang ilegal dan meningkatkan nya
praktek bidan yang tidak berizin seperti Selandia baru,yang menginginkan perubahan,
Mereka membuat pilihan asuhan dan keputusan yang sesuai dengan pengalaman untuk
menjadi kan model kebidanan terbaru. Model kebidanan yg di pakai di ontoria Canada
berdasarkan pada definisi ICM tentang bidan yang seorang tenang yg mempunyai otonomi
praktek terbatas pada persalinan normal. Sasaran dari praktek kebidanan adalah masyarakat.
Bidan memiliki akses kepada rumah sakit maternitas dan wanita mempunyai pilihan atas
persalinan di rumah atau di rumah sakit.

Ontoria tidak mengatur konsep partner sift Kebidanan walaupun terbagi atas 2 model.
Untuk contoh di Selandia baru dan ontorio Canada sama-sama menerapkan model partner sift
dalam model kebidanan.
Beberapa aspek didalamnya antara lain :
- hubungan antara wanita
- asuhan berkesinambungan
- kebebasan memilih dan menyetujui
- otonomi praktek kebidanan yang berfokus pada kehamilan dan persalinan normal.

2
Dalam membangun dunia profesi kebidanan yang baru,di Selandia baru dan Canada
membuat sister baru dalam mempersiapkan bidan-bidan untuk registrasi. Kedua nya mulai
dengan suatu keputusan bahwa bidan lah yang di butuhkan dalam pelayanan maternitas dan
menetap ruang lingkup praktik kebidanan
Ruang lingkup praktik kebidanan di kedua negara itu tidak keluar jalur yang di
tetapkan oleh ICM yaitu bidan bekerja dengan otonomi penuh dalam lingkup persalinan
normal atau pelayanan maternitas Primer. Bidan bekerja dan berkonsultasi dengan ahli
obstetrik bila terjadi komplikasi pada ibu serta bayi yang memerlukan bantuan dan pelayanan
maternitas sekunder. Bidan di kedua negara tersebut memiliki akses di rumah sakit tanpa
harus bekerja di rumah sakit.

Mutu Pelayanan
1. Pengertiaan mutu pelayanan
Kualitas atau mutu adalah tingkat dimanan pelayanan kesehatan pasien ditingkatan mendekati
hasil yang diharapkan dan mengurangi faktor- faktor yang tidak di inginkan (Depkes
RI,2003). Kualitas mutu pelayanan kesehatan dasar adalah kesesuaian antara pelayanan
kesehatan dasar yang disediakan atau diberikan dengan kebutuhan yang memuaskan pasien
atau kesesuaian dengan ketentuan standar pelayanan (Ridwan,2007).Layanan kesehatan yang
berkualitas adalah suatu layanan yang dibutuhkan, dalam hal ini di tentukan oleh profesi
layanan kesehatan, dan sekaligus dinginkan baik oleh pasien ataupun masyarakat serta
terjangkau oleh daya beli masyarakat (Pohan,2006)

b. Dimensi Mutu Pelayanan


Dimensi kualitas layanan kesehatan antara lain (Pohan,2006):
a. Dimensi kompetensi teknis (keterampilan, kemampuan, dan penampilan atau kinerja
pemberi layanan kesehatan).
b. Keterjangkauan atau akses (layanan kesewhatan harus dapat dicapai oleh masyarakat tanpa
terhalang oleh keadaan geografis, sosial, ekonomi, organisasi dan bahasa)
c. Efektifitas (bagaimana standar layanan kesehatan itu digunakan dengan tepat, konsisten,
dan sesuai siyuasi setempat) dan sangat berkaitan dengan keterampilan dalam mengikutti
prosedur yang terdapat dalam layanan kesehatan.
d. Efesiensi (dapat melayani lebih banyak pasien atau masyarakat).
e. Kesinambungan (pasien harus dapat dilayani sesuai dengan kebutuhan).

3
f. Keamanan ( aman dari resiko cedera, infeksi dan efek samping atau bahaya yang
ditimbulkan oleh layanan kesehatan itu sendiri)
g. Kenyamanan (kenyamanan dapat menimbulkan kepercayaan pasien kepada organisasi
layanan kesehatan).
h. Informasi ( mampu memberikan informasi yang jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana,
dan bagaimana layanan kesehatan akan dan telah dilaksanakan. Hal ini penting untuk tingkat
puskesmas dan rumah sakit).
i. Ketepatan waktu ( agar berhasil, layanan kesehatan itu harus dilaksanakan dalam waktu dan
cara yang tepat, oleh pemberi layanan yang tepat, dan menggunakan peralatan dan obat yang
tepat, serta biaya yang efisien).
j. Hubungan antar manusia ( merupakan interaksi antar pemberi pelayanan kesehatan dengan
pasien, antar sesama pemberi layanan kesehatan. HAM ini akan memberi kredibilitas dengan
cara saling menghargai, menjaga rahasia, saling menghormati, responsif memberi perhatian.
Zeithmalh,dkk (1990) dalam tjiptono (2008) menyatakan bahwa damam menilai mutu atau
jasa pelayanan, terdapat sepuluh ukuran mutu jasa atau pelayanan, yaitu :
a. Tangible (nyata)
b. Reliability (keandalan)
c. Responsiveness (cepat tanggap)
d. Competence (kompetensi)
e. Acces (kemudahan)
f. Courtesy (keramahan)
g. Communication (komunikasi)
h. Credibility (kepercayaan)
i. Security (keamanan)
j. Understanding the customer (pemahaman pelanggan)
Lori Diprete (1992) dalam Bustami (2011) menyatakan bahwa kegiatan penjamin
mutumenyangkut satu atau beberapa dimensi mutu, yaitu: Technical competence
(Kompetensi teknis), Access to service (akses terhadap pelayanan), Effectiveness
(efektifitas), Human relation ( hubungan antar manusia), Efficiency ( efesiensi), Contiuity of
serice ( kelangsungan pelayanan), Safety (keamanan),dan Amenity (kenyamanan).
Namun,dalam perkembangan selanjutnya dalam penelitian dirasakan adanya dimensi mutu
pelayanan yang saling tumpang tindih satu dengan yang lainya yang dikaitkan dengan
kepuasan pelanggan.

3
Selanjutnya oleh parasuraman (2005) dimensi tersebut difokuskan menjadi 5 dimensi kualitas
jasa atau pelayanan,yaitu :
a. Tangible (berwujud) : meliputi penampilan fisik dari fasilitas, peralatan, karyawan dan
alat-alat komunikasi.
b. Realibility (keandalan): yakni kemampuan untuk melaksanakan jasa yang telah di janjikan
secara konsisten dan dapat diandalkan (akurat).
c. Responsiveness (cepat tanggap): yaitu kemampuan untuk membantu pelanggan
(konsumen) dan menyediakan jasa atau pelayanan yang tepat dan cepat.
d. Assurance (kepastian): mencakup pengetahuan dan keramah tamahan para karyawan dan
kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan, kesopanan dan sifat
dapat dipercaya yang memiliki para staf,bebas dari bahaya, risiko atau keraguan.
e. Empaty (empati) : meliputi pemahaman pemberian perhatian secara individual kepada
pelanggan, kemudahan dalam melakukan komunikasi yang baik,dan memahami kebutuhan
pelanggan. Menurut Pohan (2006) kebutuhan pelanggan layanan kesehatan meliputi
kebutuhan terhadap akses layanan kesehatan, artinya kemudahan memperoleh layanan
kesehatan yang dibutuhkan, kebutuhan terhadap layanan yang tepat waktu, artinya tingkat
ketersediaan layanan kesehatan pada saat dibutuhkan, kebutuhan terhadap layanan kesehatan
yang efisien dan efektif artinya biaya layanan kesehatan terjangkau, dan kebutuhan layanan
kesehatan yang tepat dan layak artinya layanan kesehatan diberikan sesuai dengan kebutuhan
pasien.

k. Cara mengukur kualitas


Banyak kerangka pikir yang dapat digunakan untuk mengukur mutu. Pada awal upaya
pengukuran kualitas layanan kesehatan, Donabedian mengusulkan tiga kategori
penggolongan layanan kesehatan yaitu srtuktur, proses, dan keluaran (Pohan,2006).
a. Standar struktur
Standar struktur adalah standar yang menjelaskan peraturan sistem,kadang – kadang disebut
juga sebagai masukan atau struktur. Termasuk kedalamnya hubungan organisasi, misi
organisasi,kewenangan, komite-komite, personal, peralatan gedung, rekam medik, keuangan,
perbekalan onat dan fasilitas. Standar struktur merupakan ruler of the game. Jika dikaitkan
denagn pelayanan KB standar struktur menyangkut bidan sevagai pemberi layanan KB serta
fasilitas dan sarana prasaranan pelayanan KB

4
b. Standar proses
Standar proses adalah sesuatu y6ang menyangkut semua aspek pelaksanaan kegiatan layanan
kesehatan, melakukan prosedur dan kebijakan. Standar proses akan menjelaskan apa yang
harus dilakukan, bagaimana melakukanya dan bagaimana sistem kerja. Denagan kata lain,
standar proses adalah playing the game. Jika dikaitkan dengan pelayanan KB standar proses
menyangkut prosedur pelayanan KB,yaitu standar pelayanan KB.
c. Standar keluaran
Standar keluaran merupakan hasil akhir atau akibat dari layanan kesehatan.standar keluaran
akan menunjukan apakah layanan kesehatan berhasil atau gagal. Keluaran (outcame) adalah
apa yang diharapkan akan terjadi sebagai hasil dari layanan yang di selenggarakan dan
terhdap apa keberhasilan itu di ukur . Jika dikaitkan dengan pelayanan KB standar KB adalah
kualitas layanan KB yang dirasakan oleh pengguna layanan KB sebagai penerima pelayanan
KB,apakah merasa puas atau tidak, jika pasien KB merasakan kepuasan, maka pelayanan KB
yang diberikan dapat dinyatakan berhasil.

5
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan

1. Model kebidanan

Model kebidanan yang di pakai di Ontario berdasarkan pada definisi ICM tentang bidan yaitu

seorang tenaga yang mempunyai otonomi praktek terbatas pada persalinan normal

2. Seiring dengan berkembangnya pendidikan kebidanan pada saat itu,di negara Denmark

memberikan penekanan pelayanan dalam kebidanan yaitu penekanan pada kesehatan non

invansi care

3. Ontoria Canada menerapkan model partner sift dalam asuhan kebidanan. Adapun beberapa

aspek didalamnya :

- Hubungan antar wanita

- asuhan berkesinambungan

- kebebasan memilih dan menyetujui,

- otonomi praktek kebidanan yang berfokus pada kehamilan dan persalinan normal.

B. SARAN

tidak ada gading yang tak retak jika ada kesalahan dalam makalah ini, di harapan kritik dan

saran dari ibu dosen dan teman-teman agar penulisan makalah dapat lebih baik lagi.

6
Daftar Pustaka

https://id.scribd.com/document/503314180/model-praktik-kebidanan-

nasional-dan-global

Anda mungkin juga menyukai