“PROSES KREDENSIAL “
Oleh:
Kelompok 2
Dosen Pembimbing:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisikan tentang Proses Kredensial. Diharapkan makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua sehingga dan dapat menambah pengetahuan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses kredensial adalah belum disahkannya RUU Praktik Keperawatan. Untuk mend
apatkanizin praktik maka seorang lulusan dari pendidikan professional keperawatan harus
mendaftarkandiri pada dewan keperawatan yang ada di setiap provinsi untuk mengikuti
ujian (Kozier, 1990).
4
diberikan pada perawatprofessional mulai pada tahun 1903 tepatnya di Negara bagian
North Carolina, kemudian padatahun 1923 semua Negara bagian telah mempunyai izin
praktik bagi para perawat (Kozier,1990).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian kredensial dalam keperawatan professional?
2. Apa tujuan dan jenis-jenis kredensial dalam keperawatan profesional?
3. Proses-proses kredensial dalam memenuhi standar praktik keperawatan?
4. Standar keperawatan untuk menjadi seorang perawat yangp rofessional?
C. TUJUAN
D. RUANG LINGKUP
Dalam makalah keperawatan professional ini kami membahas tentang proses
Kredensial dalam keperawatan professional.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
Credentialing berasal dari bahasa inggris yang artinya mandat. Sedangkan dalam
bahasa Indonesia credentialing biasa juga disebut dengan kredensial. Kredensial
merupakan prosesuntuk menentukan dan mempertahankan kompetensi keperawatan.
Proses kredensial merupakansalah satu cara profesi keperawatan mempertahankan
standar praktik dan akuntabilitas persiapanpendidikan anggotanya (Priharjo, 1995).
2. TUJUAN KREDENSIAL
6
Menurut Himpunan Peraturan perundang-undangan Bidang Tenaga Kesehatan
(2005)tujuan dari kredensial adalah sebagai berikut :
1. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
2. Melindungi masyarakat atas tindakan keperawatan yang dilakukan
3. Menetapkan standar pelayanan keperawatan
4. Menilai boleh tidaknya melakukan praktik keperawatan
5. Menilai kesalahan dan kelalaian
6. Melindungi masyarakat dan perawat
7. Menentukan dan mempertahankan kompetensi keperawatan
8. Membatasi pemberian kewenangan dalam melaksanakan praktik keperawatan
hanya bagi yangkompeten
9. Meyakinkan masyarakat bahwa yang melakukan praktek mempunyai kompetensi
yangdiperlukan.
3. JENIS-JENIS KREDENSIAL
Untuk menjamin kualitas standar pelayanan praktik seseorang sehingga baik praktisi
ataukomsumen mempunyi jaminan yang secara legal dapat dipertanggung jawabkan oleh
instansiatau organisasi. Maka dibawah ini dijabarkan tentang jenis-jenis proses
kredensial antara lain :
A. Lisensi
Lisensi merupakan izin praktek keperawatan. Izin praktek keperawatan di perlukan
olehprofesi dalam upaya meningkatkan dan menjamin professional anggotanya. Bagi
masyarakat izinpratek keperawatan merupakan perangkat pelindung bagi mereka untuk
mendapat pelayanan dariperawat professional yang benar-benar mampu dan mendapat
pelayanan keperawatan denganmutu yang tinggi. Tidak adanya izin praktik keperawatan
menempatkan posisi keperawatanberada pada posisi yang sulit untuk menemtukan mutu
keperawatan. Bagi setiap profesimendapatkan hak izin praktik untuk anggotanya dengan
memenuhi tiga criteria ( Kozier, 1990) :
1. Ada kebutuhan untuk melindungi keamanan dan kesejahteraan masyarakat
2. Pekerjaan secara jelas merupakan area kerja yang tersendiri dan terpisah
7
3. Ada suatu organisasi yang melaksanakan tanggung jawab proses pemberian izin.
B. Registrasi
Registrasi merupakan pencantuman nama seseorang dalam informasi lain pada
badanresmi baik milik pemerintah atau bukan ( Priharjo, 1995)Perawat yang telah
terdaftar diizinkan unutk memakai sebutan registered nurse. Unutk dapat terdaftar
perawat harus pendidikan keperawatan dan lulus ujian dari badan pendaftaran dengan
nilai yang diterima. Lisensi maupun registrasi harus diperbaharui setiap satu atau dua
tahun sekali.Registered nurse bearti seorang perawat yang melakukan praktek
keperawatan professional dengan :
1. Mengkaji status kesehatan individu dan kelompok
2. Menegakkan diagnose keperawatan
3. Menentukan tujuan untuk memenuhi perawatan kesehatan
4. Menyusun intervensi keperawatan untuk mengimplementasikan strategi
keperawatan
5. Member kewenangan intervensi keperawatan yang dilaksanakan orang lain dan
tidak bertentangan dengan undang-undang
6. Mempertahankan perawatan yang aman dan efektif baik secara lansung maupun
tidak lansung
7. Melakukan evaluasi respon terhadap intervensi
8. Mengajarkan teori dan praktek keperawatan
9. Mengelola praktek keperawatan
10. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam mengelola perawatan kesehatan
C. Sertifikasi
Sertifikasi merupakan proses pengabsahan bahwa seorang perawat telah
memenuhi standar minimal kompetensi praktek pada area spesialisasi tertentu, seperti
kesehatan ibu dan anak, pediatric, jiwa, gerontology, dan kesehatan sekolah (priharjo,
1995) Sertifikasi merupakan proses pengakuan oleh badan sertifikasi terhadap
kompetensi seorang tenaga profesi setelah memenuhi persyaratan untuk menjalankan
profesi kesehatan tertentu sesuai dengan bidang pekerjaannya.
D. Akreditasi
8
Akreditasi merupakan suatu proses pengukuran dan pemberian status akreditasi
kepada institusi, program atau pelayanan yang dilakukan oleh organisasi atau badan
pemerintah tertentu(priharjo, 1995)Status akreditasi suatu lembaga merupakan cermin
kinerja lembaga yang bersangkutan dan menggambarkan mutu, efisiensi, serta
relevansi suatu program-program yangdiselenggarakan. Hal-hal yang diukur dalam
akreditasi meliputi struktur, proses dan criteria hasil.
b. Indonesia
Kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat berbagai jenjang pendidikan
keperawatan denganstandar atau mutu antar institusi pendidikan yang tidak sama.
Secara sederhana dapat dinyatakanbahwa seseorang yang telah lulus dari pendidikan
9
keperawatan belum tentu cukup menguasaikompetensinya sebagai perawat. Situasi
inilah yang membuat para pemimpin keperawatan cukupprihatin. Pihak pasien tidak
tahu apakah pendidikan perawat atau justru diperburuk oleh kualitaskeperawatan yang
diberikan oleh para perawat yang dipersiapkan dengan tidak mantap(Sumijatun,2010)
10
b. Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi
fasilitas pelayanankesehatan diluar praktik mandiri
c. Perawat yang menjalankan praktik mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat
2 berpendidikanminimal Diploma III (D III) Keperawatan
Pasal 3
a. setiap perewat yang menjalankan praktik wajib memiliki SIPP
b. kewajiban memiliki SIPP dikecualikan bagi perawat yang menjalankan praktik
pada fasilitaspelayanan kesehatan diluar praktik mandiri
Pasal 4
a. SIPP sebagaiman dimaksud dalam pasal 3 ayat 1 dikeluarkan oleh pemerintah
DaerahKabupaten/ Kota
b. SIPP berlaku selama STR masih berlaku
Pasal 5
a. Untuk memperoleh SIPP sebagaiman dimaksud dalam pasal 4 perawat harus
mengajukan permohonan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan
melampirkan
b. Fotocopy STR yang berlaku dan dilegalisir
c. Surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki surat izin praktik
d. Surat pernyataan memiliki empat praktik
e. Pas foto bewarna terbaru ukuran 4x6 seanyak 3 lembar
f. Rekomendasi dari organisasi profesi
g. Surat permohonan memperoleh SIPP sebagaimana dimaksud pada ayat 1
sebagaiman tercantumsebagi formulir 1 terlampir
h. SIPP sebagaimana dimaksud pada yat 1 hanya diberikan untuk 1 tempat praktik
i. SIPP sebagiman dimaksud pada ayat 3 sebagiman tercantum dalam formulir II
terlampir
11
Pasal 6
Dalam menjalankan praktik mandiri perawat wajib memasang papan nama praktik
keperawatan.
Pasal 7
SIPP dinyatakan tidak berlaku karena :
a. tempat praktik tidak sesuai lagi dengan SIPP
b. masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang
c. dicabut atas perintah pengadilan
d. yang bersangkutan meninggal dunia
2. Registrasi
b. Indonesia
Masa transisi professional keperawatan di Indonesia, sistem pemberian izin praktik
danregistrasi sudah saatnya segera diwujudkan untuk semua perawat baik bagi lulusan
SekolahPerawat Kesehatan (SPK), akademi, sarjana keperawatan maupun
program master keperawatandengan lingkup praktik sesuai dengan kompetensi masing-
12
masing. Bagi perawat yang telahmenyelesaikan pendidikan diberbagai institusi harus
segera meregistrasikan diri, agarmelanjutkan praktik keperawatan. Pada pasal 27
Undang-undang No 23 Tahun 1992,dicantumkan : (priharjo, 1995)
3. Sertifikasi
Di Kanada, perawat dalam bekerja tidak melalui proses pemberian izin kecuali
diprovinsi Quebec. Namun, mereka tercatat atau didaftar oleh persatuan perawat di
masing-masingprovinsi dan oleh College of Nurse of Ontario Dalam hal sertifikasi,
the CNA Testing Service (CNATS) memberikan tes untuk menilai kemampuan
kandidat di setiap provinsi. Kemungkinan perawat dapat praktik di wilayah atau
provinsi di luar tempat mereka mengambil sertifikat, hal tersebut bergantung pada
perjanjian atau Negara bagian dan provinsi yang terlibat (Priharjo,1995)
b. Indonesia
13
proses sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasinya, untuk menerbitkan sertifikat
kompetensi termasuk pemeliharaannya. Pengesahan dilakukan apabila seorang
perawat telah memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan oleh pemerintah
(Priharjo,195)
4. Akreditasi
a. Diluar Negeri Khususnya Amerika Serikat
b. Indonesia
14
tiap-tiap negara cukup bervariasi. Secara umum komponen yang dapat dimasukkan
dalam standar praktik keperawatan adalah (College of Nurses of Ontario, 1990):
Standar 1 : Pengumpulan data tentang status kesehatan klien atau pasien dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan.
Standar 2 : Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan data statuskesehatan.
Standar 3 : Rencana asuhan keperawatan meliputi : tujuan yang dibuat
berdasarkan diagnosa keperawatan
Standar 4 : Rencana asuhan keperawatan meliputi : pririoritas dan pendekatan
Tindakan keperawatan yang di tetapkan untuk mencapai tujuan yang
disusun berdasarkan diagnosis keperawatan
Standar 5 : Tindakan keperawatan memberi kesempatan kepada klien atau pasien
untuk berpartisipasi dalam peningkatan, pemeliharaaan dan pemulihankesehatan.
15
Standar 6 : Tindakan keperawatan membantu klien atau pasien mengoptimalkan
kemampuannya untuk hidup sehat.
Standar 7 : Ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan ditentukan oleh klien
atau pasien dan perawat
Standar 8 : Ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan memberi arah untuk mel
akukan pengkajian ulang, pengaturan kembali urutan prioritas,penetapan tujuan baru,
dan perbaikan rencana asuhan keperawatan.
Pada saat ini keperawatan menghadapi berbagai teori dan tekhnologi baru
yangdirancang untuk membantu pemeliharaan kesehatan dan penanganan masalah
kesehatanmasyarakat. Upaya untuk tetap dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan baru merupakanhal yang menarik dan menantang. Upaya ini tidak saja
menyangkut pembenahan kualitas praktik keperawatan tetapi juga pembenahan aspek
hukum yang melindungi perawat sebagai tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan dan masyarakat yang menerima layanan kesehatan(Sumijatun, 2010)
kesehatan yang memberikan pelayanan dan masyarakat yang menerima
layanan kesehatan(Sumijatun, 2010)
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses kredensial adalah proses pengakuan profesi yang diberikan kepada
induvidu atauorganisasi dengan mempunyai otoritas atau dianggap kompeten dalam
melakukan suatu tindakanatau kebijakan. Dengan adanya proses kredensial maka
induvidu, lembaga, atau sebuah organisasi akan di akui keberadaannya dengan
pengakuan dari BNSP dan LSP.
Sedangkan keperawatan di luar negeri itu sudah lebih maju dalam proses
kredensialnya.Karena sepenuhnya didukung oleh pemerintah dan organisasi
keperawatan yang ada dinegara tersebut, salah satunya di Amerika Serikat ada
organisasi profesi perawat yang berperan dalam menetapkan standar praktik
keperawatan yang disebut dengan ANA (American NursesAssociation)
17
Adanya perbedaab proses kredensial antara yang dilaksanakan diLuar negeri dan
diIndonesia tersebut karena pelaksanaan dari proses kredensial tersebut masih kurang
didukungdan di indonesia perkembangannya masih lambat dan masih diupayakan
pada Negara lain proseskredensialnya sudah diaplikasikan bahkan khususnya dari
organisasi ANA telah mengeluarkanbuku-buku rujukan tentang keperawatan.
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
19