Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

TENTANG PONDOK BERSALIN DESA

(POLINDES)

Oleh :

Kelompok 7

MELAN ARMAWATI (P00324021019)


NURUL AZIZAH DAHLIA (P00324021026)
WA ODE ASRA YANTI (P00324021036)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KENDARI
PRODI D III KEBIDANAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah tepat waktu.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku dosen mata
kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Nama Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................


1.2 Tujuan Penelitian.........................................................................
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian polindes....................................................................


2.2 Tujuan polindes..........................................................................
2.3 Fungsi polindes..........................................................................
2.4 Persyaratan pilindes...................................................................
2.5 Kegiatan polindes.......................................................................
2.6 Prinsip –prinsip polindes............................................................
2.7 Indikator polindes......................................................................
2.8 Kategori polindes.......................................................................
2.9 Unsur- unsur polindes dan kebijakan penempatan bidan desa. .
2.10 Faktor rendahnya pemanfaatan polindes..................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................
3.2 Saran..........................................................................................

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurang melengkapinya fasilitas kesehatan berada ditingkat desa membuat seluruh
masyarakat terutama ibu dan anak kurang mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga
membuat masih tingginya angka kematian ibu dan maupun angka kematian anak.Begitu
juga dengan pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan itu sebagai akibat tidak
adanya fasilitas terdekat dari masyarakat tersebut.Meskipun polindes sudah ada disetiap
pelosok desa tapi mungkin ada yang belum berfungsi sesuai dengan fungsinya bahkan
ada sebagian polindesnya sudah ada tapi bidan nya yang tidak ada ditempat.
Pengembangan pelayanan kesehatan diposyandu meliputi :kesehatan ibu dan
anak, Keluarga berencana, imunisasi, perbaikan gizi dan penanggulangan diare
mempunyai konstribusi terhadap penurunan angka kematian bayi dan anak balita.
Adanya keterbatasan dalam pelayanan posyandu yaitu pelayanan kesehatan bagi ibu tidak
dapat dilakasanakan dengan baik, sehingga perlu diupayakan peningkatan pelayanan
kesehatan ibu melalui polindes.Adanya kebijakan dari Depertemen Kesehatan untuk
menempatkan tenaga bidan didesa dibawah pembinaan dokter puskesmas.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Dapat memahami tentang Pondok Bersalin Desa (POLINDES) dalam meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat desa yang lebih optimal.

1.2.2 Tujuan Khusus


 Kita dapat mengetahui Pengertian Polindes
 Kita dapat mengetahui Tujuan polindes
 Kita dapat mengetahui Fungsi polindes
 Kita dapat mengetahui Persyaratan pilindes
 Kita dapat mengetahui Kegiatan polindes
 Kita dapat mengetahui Prinsip –prinsip polindes
 Kita dapat mengetahui Indikator polindes
 Kita dapat mengetahui Kategori polindes
 Kita dapat mengetahui Unsur- unsur polindes dan kebijakan penempatan bidan desa
 Faktor rendahnya pemanfaatan polindes

1.3 Rumusan Masalah


Pada pembahasan ini akan membahas tentang “Pondok Bersalin Desa(POLINDES)”

1.4 Manfaat

Untuk dapat mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan yang dirasakan
masyarakat, baik dalam bidang kesehatan maupun dalam bidang yang berkaitan dengan
kesehatan, agar mampu memelihara kehidupannya yang sehat dalam rangka
meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat melalui Pembangunan Ksehatan
Masyarakat Desa.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Polindes

Polindes(pondok bersalin desa) merupakan salah satu bentuk UKBM( usaha


kesehatan bagi masyarakat ) yang didirikan masarakat oleh masyarakat atas dasar
musyawarah, sebagai kelengkapan dari pembangunan masyarakat desa yang dikelola oleh
bidan dibawah pengawasan dokter PKM untuk memberikan pelayanan KIA-KB serta
pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangan bidan.

Gambar : polindes

2.2 Tujuan Polindes


1. Meningkatnya jangkauan dan mutu pelayanan KIA-KB termasuk pertolongan dan
penanganan pada kasus gagal.
2. Meningkatnya pembinaan dukun bayi dan kader kesehatan.
3. Meningkatnya kesempatan untuk memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan bagi
ibu dan keluarganya.
Gambar : bidan memberikan penyuluhan dan konseling kepada ibu.

4. Meningkatnya pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangan bidan.

2.3 Fungsi Polindes


Adapun fungsi polindes adalah sebagai berikut :
1. Sebagai tempat pelayanan KIA-KB dan pelayanan kesehatan lainnya.
2. Sebagai tempat untuk melakukan kegiatana pembinaan, penyuluhan dan
konseling KIA.
3. Pusat kegiatan pemberdayaan masyarakat.

2.4 Persyaratan Polindes


1. Tersedianya bidan didesa yang bekerja penuh untuk mengelola polindes.
2. Tersedianya sarana untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi bidan antara lain,
bidan kit, IUD kit, sarana imunisasi dasar dan imunisasi ibu hamil, timbangan,
pengukur tinggi badan, infuse set dan cairan D5 % dan NACL0,9 %,obat-obatan
sederhana dan uterotonika, buku-buku pedoman KIA-KB dan pedoman kesehatan
lainnya, serta incubator sederhana.
3. Memenuhi persyaratan rumah sehat, antara lain penyediaan air bersih, ventilasi
cukup, penerangan cukup, tersedianya sarana pembuangan air limbah, lingkungan
pekarangan bersih dan iukuran minimal 3x4 m2.
4. Lokasi mudah dicapai dengan mudah oleh penduduk sekitarnya dan mudah dijangkau
oleh kendaraan roda 4.
5. Ada tempat untuk melakukan pertolongan persalinan dan perawatan postpartum
minimal 1 tempat tidur.

2.5 Kegiatan – Kegiatan Polindes


1. Memeriksa kehamilan, termasuk memberikan imunisasi TT pada ibu hamil dan
mendeteksi dini resiko tinggi kehamilan.

2. Menolong persalinan normal dan persalinan dengan resiko sedang.

3. Memberikan pelayanan kesehatan ibu nifas dan ibu menyusui.


4. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal,bayi,anak balita dan anak prasekolah serta
imunisasi dasar pada bayi.
5. Memberikan pelayanan KB.

6. Mendeteksi dan memberikan pertolongan pertama pada kehamilan dan persalinan


yang berisiko tinggi baik ibu maupun bayinya.
7. Menampung rujukan dari dukun bayi dan dari kader.
8. Merujuk kelainan kefasilitas kesehatan yang lebih mampu.
9. Melatih dan membina dukun bayi maupun kader.
10. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang gizi ibu hamil dan anak serta peningkatan
penggunaan ASI dan KB.
11. Mencatat serta melaporkan kegiatan yang dilaksanakan kepada puskesmas setempat.

2.6 Prinsip- Prinsip Polindes


Ada beberapa prinsip polindes yaitu sebagai berikut :
a) Merupakan bentuk UKBM dibidang KIA-KB.
b) Polindes dapat dirintis didesayang telah mempunyai bidan yang tinggal didesa.
c) Memiliki tingkat peran serta masyarakat yang tinggi, berupa penyediaan tempat untuk
pelayanan KIA, khususnya pertolongna persalinan, pengelolaan polindes,
penggerakan sasaran dan dukungan terhadap pelaksanaan tugas bidan didesa.
d) Dalam pembangunan fisik polindes dapat berupa ruang/kamar yang memenuhi
persyaratan sehat, dilengkapi sarana air bersih, maupun peralatan minimal yang
dibutuhkan.
e) Kesepakatan dengan masyarakat dalam hal tanggung jawab penyediaan dan
pengelolaan tempat, dukungan operasional dan tari pelayanan kesehatan dipolindes.
f) Menjalin kemitraan dengan dukun bayi.
g) Adanya polindes tidak berarti bidan hanya memberikan pelayana didalam gedung.

2.7 Indikator Polindes


1. Fisik
Indikator polindes yaitu pertama dilihat dari fisik, bangunan polindes tampak
bersih, tidak ada sampah berserakan, lingkungan yang sehat, polindes jauh dari
kandang ternak, mempunyai ruangan yang cukup untuk pemeriksaan kehamilan dan
pelayanan KIA, mempunyai ruanagan untuk pertolongan persaliana n ,tempat yang
bersih denga aliran udara/ventilasi yang baik dan terjamin, mempunyai perabotan dan
alat-alat yang memadai untuk pelaksanaan pelayanan

2. Tempat tinggal bidan didesa


Keberdaan bidan secara terus menerus/menetap menentukan efektivitas
pelayanan, termasuk efektifitas polindes, jarak tempat tinggal bidan yang menetap
didesa dengan polindes akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan dipolindes,
bidan yang tidak tinggal didesa dianggap tidak mungkin melaksanakan pelayanan
pertolongan persalinan didesa.

3. Pengelolaan polindes
Pengeloaan polindes yang baik akan menentukan kualitas pelayanan sekaligus
pemanfaatan pelayanan oleh masyarakat. Kriteria pengelolaan polindes yang baik
adalah keterlibatan masarakat melalui wadah kemudian dalam menentukan tariff
pelayanan maka tariff yang ditetapkan secara bersama, diharapkan memberikan
kemudahan kepada masyarakat untuk memanfaatkan polindes, sehingga dapat
meningkatkan cakupan dan sekaligus dapat memuaskan semua pihak.

4. Cakupan persalinan
Pemanfaatan pertolongan persalinan merupakan salah satu mata rantai upaya
peningkatan keamanan persalinan, tinggi rendahnya cakupan persalinan dipengaruhi
banyak factor, diantaranya ketersediaan sumber dana kesehatan, termasuk didalamnya
keberadaan polindes beserta tenaga profesionalnya yaitu bidan didesa, dihitung secara
komulatif selama setahun, meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong
dipolindes selain berpengaruh terhadap kualitas pelayanan ibu hamil sekaligus
mencerminkan kemampuan bidan itu sendiri, baik didalam kemampuan teknis medis
maupun didalam menjalin hubungan dengan masyarakat.

5. Sarana air bersih


Polindes dianggap baik apabila telah tersedia air bersih yang dilengkapi dengan
MCK, tersedianya sumber air(sumur,pompa,PDAM ) dan dilengkapi pula dengan
SPAL

6. Kemitraan bidan dan dukun


Merupakan hal yang dianjurkan dalam pelayanan pertolongan persalinan
dipolindes, dihitung secara komulatif selama setahun.
7. Dana sehat
Sebagai wahana memandirikan masyarakat untuk hidup sehat yang pada
gilirannya diharapkan akan mampu melestarikan berbagi jenis upaya kesehatn
bersumber daya masyarakat setempat untuk itu perlu dikembangkan keseluruh
wilayah/kelompok sehingga semua penduduk terliput dana sehat.

8. Kegiatan KIE untuk kelompok sasaran


KIE merupakan salah satu teknologi penibgkatan PSM yang bertujuan untuk
mendorong masyarakat agar mau dan mampu memelihara serta melaksanakan hidup
sehat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, melalui jalinan komunikasi,
informasi dan edukasi yang bersifat praktis dengan keberadaan polindes beserta bidan
ditengah-tengah masyarakat diharapkan akan terjalin interaksi anatara bidan dan
masyarakat. Interksi dengan intensitas dan frekuensi yang cukup tinggi akan dapat
mengatasi kesenjangan informasi kesehatan. Semakin sering bidan menjalankan KIE
akan semakin mendorong masyarakat untuk meningkatakan kemampuan dukun bayi
sebagai mitra kerja didalam memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil.KIE untuk
kelompok sasaran seharusnya dilakukan minimal sekali setiap bulannya dihitung
secara komulatif selama setahun.

2.8 Kategori Tingkat Perkembangan Polindes


1. Pratama
Yang merupakan kategori polindes tingkat pratama yaitu Fisik belum ada bangunan
tetap dan belum memnuhi syarat, Tempat tinggal bidan tidak tinggal didesa yang
bersangkutan, Pengelolaan medis tidak ada kesepakatan, Cakupan persalinan
dipolindes < 10 %, Tersedia air bersih tapi belum dilengkapi air dan MCK, cakupan
kemitraan bidan dan dukun bayi < 25 %, kegiatan KIE untuk kelompok sasaran < 6
kali, dana sehat/ JPKM < 50 %.
2. Madya
Fisik belum ada bangunan tetap dan memenuhi syarat, tempat tinggal bidan
>3km, pengelolaan polindes ada tetapi tidak tertulis, cakupan persalinan dipolindes
10-15 %, sarana air bersih tersedia tapi belum ada sumber air tapi ada MCK, cakupan
kemitraan bidan dan dukun bayi 25-49%, kegiatan kie untuk kelompok sasaran 6-8
kali,dana sehat/JPKM <50 %.

3. Purnama
Fisik ada bangunan tetap tapi belum memenuhi syarat, tempat tinggal bidan 1-3
km, pengelolaan polindes ada dan tertulis, cakupan persalinan dipolindes 20-29 %,
sarana air bersih tersedia dan MCK, cakupan kemitraan bidan dan dukun bayi 50-
74%, kegiatan kie untuk kelompok sasaran 9-12 kali,dana sehat/JPKM <50 %.

4. Mandiri
Fisik ada bangunan memenuhi syarat, tempat tinggal bidan <1 km, pengelolaan
polindes ada dan tertulis, cakupan persalinan dipolindes 30 %, sarana air bersih
tersedia dan MCK dilengkapi SPAL, cakupan kemitraan bidan dan dukun bayi >75
%, kegiatan KIE untuk kelompok sasaran >12 kali,dana sehat/JPKM >50 %.

2.9 Unsur-Unsur Polindes dan Kebijakan Penempatan Bidan Di Desa


Adapun yang menjadi unsur-unsur polindes yaitu adanya bidan didesa, bangunan
atau ruang untuk pelayanan KIA-KB dan pengobatan sederhana, serta adanya partisipasi
masyarakat. Dalam kebijakan penempatan bidan didesa, membantu penurunan AKI/AKB
akibat komplikasi obstetric khususnya AKP/AKN dengan mengatasi berbagai
kesenjangan geografi,mendekatkan pelayanan KIA-KB,kesenjangan social budaya, dan
kesenjangan ekonomi.
Yang harus dilakukan oleh bidan dipolindes yaitu membangun kemitraan dengan
masyarakat/tokoh masyarakat dan dukun bayi, meningkatkan profesionalisme,
memobilisasi pendanaan masyarakat dalam bentuk tabungan ibu bersalin, mendorong
kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan.
2.10 Beberapa Faktor Yang Menyebabkan Rendahnya Pemanfaatan Polindes
1) Kurangnya promosi
2) Kurangnya rasa memiliki
3) Rendahnya partisipasi aparat desa
4) Fungsi polindes tidak memenuhi harapan masyarakat, disamping factor teknis
lain, dimana pengalaman bidan yang masih minimal.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Polindes merupakan salah satu bentuk UKBM (usaha kesehatan bagi


masyarakat) yang didirikan masarakat oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai
kelengkapan dari pembangunan masyarakat desa, untuk memberikan pelayanan KIA-KB
serta pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kemampuan bidan. Pengembangan
pelayanan kesehatan diposyandu meliputi :KIA, KB, imunisasi, perbaikan gizi dan
penanggulangan diare mempunyai konstribusi terhadap penurunan AKB dan anak balita.
Adapun yang menjadi unsur-unsur polindes yaitu adanya bidan didesa, bangunan atau
ruang untuk pelayanan KIA-KB dan pengobatan sederhana, serta adanya partisipasi
masyarakat.Yang harus dilakukan oleh bidan dipolindes yaitu membangun kemitraan
dengan masyarakat/tokoh masyarakat dan dukun bayi, meningkatkan profesionalisme,
memobilisasi pendanaan masyarakat dalam bentuk tabungan ibu bersalin, mendorong
kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan.

3.2 saran

Diharapakan kepada tenaga kesehatan dengan adanya Pondok Bersalin


Desa(POLINDES) dapat melaksanakan upaya peningkatan kinerja dan kemampuan
pelayanan Kesehatan Masyarakat dengan melibatkan peran serta masyarakat sehingga
timbulnya kemandirian dan kesadaran dari setiap masyarakat untuk berkehidupan yang
lebih sehat
DAFTAR PUSTAKA

Syafrudin. 2009.Kebidanan Komunitas.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.


Eny,dkk.2011.kebidanan komunitas.yogyakarta : nuha medika
Syafrudin,dkk.2009.ilmu kesehatan masyarakat.jakarta : trans info medika

Anda mungkin juga menyukai