Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

Disusun Oleh : Kelompok 1

1. Andina Hafizhaharani ( 1915401051 )


2. Dian Safitri ( 1915401052 )
3. Okta Mawarni ( 1915401053 )
4. Fitri Yani ( 1915401054 )
5. Sherly Dea Amanda ( 1915401055 )

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG PRODI D-III KEBIDANAN

TANJUNGKARANG TAHUN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia,serta taufik dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah
tentang“Asuhan kebidanan komunitas” ini Dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya.

Dan juga penyusun berterimakasih kepada Dosen mata kuliah yang telah
memberikan tugas ini kepada penyusun, Penyusun sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya,
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penyusun sendirimaupun orang
yang membacanya, Penyusun mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dansaran yang membangun dari anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

Bandar Lampung, 06 Februari 2021

penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................4

1.3 Tujuan Makalah....................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi bidan komunitas.......................................................................6

2.2Definisi posyandu....................................................................................7

2.3 Definisi DDTK & fungsinya....................................................................8


2.4 Imunisasi.................................................................................................10
2.5 Masalah yang ada pada posyandu...........................................................12
2.6 penatalaksanaan untuk meningkatkan keaktifan dalam berposyandu.....13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .........................................................................................14

3.2 Saran ....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Kebidanan Komunitas sebagai segala aktifitas yang dilakukan oleh bidan untuk
menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan. Pengertian kebidanan komunitas yang
lain menyebutkan upaya yang dilakukan Bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan
Ibu dan Anak balita di dalam keluarga dan masyarakat. Kebidanan komunitas adalah
pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan kebidanan (Spradly, 1985; Logan dan Dawkin, 1987 dalam Syafrudin dan
Hamidah, 2009 : 1).

POSYANDU Adalah suatu forum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan
masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
dini. Posyandu juga merupakan tempat kegiatan terpadu antara program Keluarga Berencana
– Kesehatan di tingkat desa.

Deteksi dini tumbuh kembang anak / balita adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra
sekolah.

Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan vaksin kepada
anak sebelum anak terinfeksi.

1.2    Rumusan Masalah 

1.2.1   Apa definisi kebidanan komunitas ?

1.2.2   Apa definisi posyandu ?

1.2.3  Apa definisi DDTK dan fungsinya ?

4
1.2.4        Apa yang dimaksud dengan imunisasi beserta macam-macamnya ?

1.2.5        Apa saja masalah yang ada diposyandu ?

1.2.6        Bagaimana penatalaksanaan untuk meningkatkan keaktifan dalam berposyandu ?

1.3  Tujuan

1.3.1        Untuk mengetahui definisi kebidanan komunitas

1.3.2        Untuk mengetahui definisi posyandu

1.3.3        Untuk mengetahui definisi DDTK dan fungsinya

1.3.4        Untuk mengetahui yang dimaksud dengan imunisasi beserta macam-macamnya

1.3.5        Untuk mengetahui masalah yang ada diposyandu

1.3.6        Untuk mengetahui penatalaksanaan untuk meningkatkan keaktifan dalam


berposyandu

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

2.1.1 Definisi Bidan Komunitas

Konsep merupakan kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan
berasal dari kata “bidan“. Menurut kesepakatan antara ICM; IFGO dan WHO tahun 1993,
mengatakan bahwa bidan (midwife) adalah “seorang yang telah mengikuti pendidikan
kebidanan yang diakui oleh Pemerintah setempat, telah menyelesaikan pendidikan tersebut
dan lulus serta terdaftar atau mendapat izin melakukan praktek kebidanan” (Syahlan, 1996 :
11).

Bidan di Indonesia (IBI) adalah “ seorang wanita yang mendapat pendidikan kebidanan
formal dan lulus serta terdaftar di badan resmi pemerintah dan mendapat izin serta
kewenangan melakukan kegiatan praktek mandiri” (50 Tahun IBI).

Kebidanan (Midwifery)  mencakup pengetahuan yang dimiliki dan kegiatan pelayanan untuk
menyelamatkan ibu dan bayi. (Syahlan, 1996 : 12).

Komunitas berasal dari bahasa Latin yaitu “Communitas” yang berarti kesamaan, dan juga
“communis” yang berarti sama, publik ataupun banyak. Dapat diterjemahkan sebagai
kelompok orang yang berada di suatu lokasi/ daerah/ area tertentu (Meilani, Niken dkk,
2009 : 1). Menurut Saunders (1991) komunitas adalah tempat atau kumpulan orang atau
sistem sosial.

Dari uraian di atas dapat dirumuskan definisi Kebidanan Komunitas sebagai segala aktifitas
yang dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan.
Pengertian kebidanan komunitas yang lain menyebutkan upaya yang dilakukan Bidan untuk
pemecahan terhadap masalah kesehatan Ibu dan Anak balita di dalam keluarga dan
masyarakat. Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan (Spradly,
1985; Logan dan Dawkin, 1987 dalam Syafrudin dan Hamidah, 2009 : 1)

Peran dan fungsi kebidanan komunitas yang mengacu pada pelayanan kesehatan pada bayi
dan balita, di antaranya kunjungan pada bayi baru lahir atau neonatus, menejemen terpadu
balita sehat atau sakit, deteksi dini tumbuh kembang bayi dan balita serta tindak lanjutnya,
dan imunisasi. Dan kegiatan ini dapat direalisasikan pada pelayanan di posyandu.

6
2.1.2 Definisi Posyandu

POSYANDU Adalah suatu forum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan
masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
dini. Posyandu juga merupakan tempat kegiatan terpadu antara program Keluarga Berencana
– Kesehatan di tingkat desa.

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga
berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola
dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas
kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS.

a)        Manfaat di adakannya posyandu bagi masyarakat

·      Dengan posyandu masyarakat khususnya ibu yang mempunyai anak bayi dan balita
dapat mengetahui secara dini apabila terjadi penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan
pada bayinya.

·      Posyandu dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang manfaat pemberian ASI untuk
kesehatan dam kecerdasan bayi.

·      Posyandu dapat meningkatkan pembangunan gizi dan kesehatan masyarakat.

b)        Alasan Pendirian Posyandu


Posyandu didirikan karena mempunyai beberapa alasan sebagai berikut:

·      Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatn khususnya dalam upaya pencegahan


penyakit dan PPPK sekaligus dengan pelayanan KB.

·      Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga


menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan keluarga
berencana (Effendi, 1998).

·      Penyelenggara Posyandu

·      Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader
kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas.

·      Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari
keder PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah
tersebut (Effendi, 1998).

c)         Pelayanan Kesehatan Di Posyandu


Adapun pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh posyandu meliputi:

·         Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita

7
·         Penimbangan bulanan

·         Pemberian tambahan makanan bagi yang berat badannya kurang

·         Immunisasi bayi 3-14 bulan

·         Pemberian orlit untuk menanggiulangi diare

·         Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama

Cangkupan pelayanan dalam posyandu meliputi pemantauan tumbuh kembang bayi dan
balita atau deteksi dini.

2.2  Pemantauan Tumbuh Kembang Bayi Dan Balita/Deteksi Dini

2.2.1        Definisi Ddtk

Deteksi dini tumbuh kembang anak / balita adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra
sekolah.

Dengan ditemukan secara dini penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak, maka
intervensi akan lebih mudah dilakukan.

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik(anatomi) dan struktur tubuh dalam arti
sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak ) sel-sel tubuh dan
juga karena bertambah besarnya sel, jadi pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan
ukuran fisik seseorang yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya, seperti
pertambahan ukuran beratbadan, tinggi badan, dan lingkar kepala.(IDAI, 2002)

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat
diukur dengan satuan panjang dan berat (Depkes RI, 2005).

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dari struktur / fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirkan, dan diramalkan sebagai hasil dari
proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ – organ dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI,
2002)

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialasi dan kemandirian
(Depkes RI, 2005).

2.2.2        Cara deteksi tumbuh kembang anak

1.    Mendeteksi tumbuh kembang pada anak diantaranya :

a.       Pengukuran antropometri

8
·           Pengukuran antropometri ini dapat meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan ,
lingkar kepala dan lingkar lengan atas.

b.      Pengukuran berat badan

·           Pengukuran berat badan ini bagian dari antropometri yang digunakan untuk menilai
hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yg ada pada tubuh.

c.        Pengukuran tinggi badan

·           Pengukuran ini merupakan bagian dari pengukuran antropometrik yang digunakan


untuk menilai status perbaikan gizi di samping factor genetik

2.    Pertumbuhan dan perkembangan anak :

·           Anak pada usia 3-6 bulan mengangkat kepala dengan tegak pada posisi telungkup.

·           Anak pada usia 9-12 bulan berjalan dengan berpegangan.

·           Anak pada usia 12-18 bulan minum sendiri dari gelas tanpa tumpah.

·           Anak pada usia 18-24 bulan mencorat-coret dengan alat tulis.

·           Anak pada usia 2-3 tahun berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan, melepas
pakaian sendiri

·           Anak pada usia 3-4 tahun mengenal dan menyebutkan paling sedikit 1 warna.

·           Anak pada usia 4-5 tahun mencuci dan mengeringkan tangan tanpa bantuan (Depkes
RI, 2005).

2.2.3        Tujuan DDTK

·           Sebagai upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik,
mental dan sosial.

·           Menegakkan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang.

·           Kemungkinan penanganan yang efektif.

·           Mencari penyebab dan mencegahnya.

2.2.4        Ciri-ciri tumbuh kembang anak / balita

1)    Perkembangan menimbulkan perubahan

Ø  Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan misal, perkembangan intelgensia


pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.

2)   Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya

9
Ø  Setiap anak tidak akan bisa melewati tahapan sebelumnya misal, seorang anak tidak bias
berdiri jika pertumbuhan kaki dan tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak
terhambat karena perkembangan awal merupakn masa kritis untuk menentukan
perkembangan selanjutnya

3)   Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda

Ø  Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatn yng berbeda baik


perkembangan fisik maupun fungsi organ

4)   Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan

Ø  Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah
kepandaiannya.

5)   Perkembangan mempunyai pola yang tetap

Ø  Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut 2 hukum:

1.        Perkembangan terjadi dahulu di daerah kepala kemudian menuju arah anggota tubuh.

2.        Perkembang antropometri terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembng ke bagin distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola
proksimosdital).

6)   Perkembangan memiliki tahap yan berurutan

Ø  Misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat
gambar kotak anak mampu berdiri sebelum berjalan.(Depkes, 2005 : 4).

2.3  Imunisasi

Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan vaksin kepada
anak sebelum anak terinfeksi

Vaksin adlh bahan yg dipakai utk merangsang pembentukan zat anti yg dimasukkan ke dlm
tubuh,sprti vaksinBCG,DPT,campak,Hepatitis B dan polio

Ada 2 jenis vaksin,yaitu: life atenuated (virus atau bakteri  hidup yg dilemahkan) & Contoh


vaksin life atenuated (virus: campak,gondongan,rubela,polio; bakteri: BCG,tipoid oral)

Contoh  vaksin inactivated (virus: influenza, rabies & Hepatitis A; bakteri:


pertusis,kolera,lepra) inactivated (virus atau bakteri yg dibuat tdk aktif)

   Tujuan imunisasi

-Kebal terhadap penyakit

-Morbiditas dan mortalitas

10
-Mengurangi kecacatan

  MACAM IMUNISASI
1.         Imunisasi aktif

            Ialah pemberian zat sbg antigen yg diharapkan akan trjd suatu proses infeksi buatan.

2. Imunisasi pasif

            Ialah pemberian zat yh dihasilkan melalui suatu proses infeksi yg digunakan utk
mengatasi mikroba yg diduga masuk dlm tubuh yg terinfeksi

 Faktor keberhasilan imunisasi


         Status imun pejamu

            Dipengaruhi oleh terjadinya antibodi spesifik,maturitas imunologik,pemberian obat


(imunosupresan),penyakit infeksi sistemik,keadaan gizi buruk.

         Faktor genetik pejamu

Dipengaruhi oleh variabilitas genetik.Seorang individu dpt memberikan respon rendah thdp
antigen tertentu,tetapi thdp antigen lain dpt tinggi respon imunnya

     Kualitas dan kuantitas vaksin

Dipengaruhi oleh cara pemberian,dosis,frekuensi ,jarak pemberian vaksin dan jenis vaksin
(life attenuated  dan inactivated)

  APA SAJA MACAM IMUNISASI

1.    IMUNISASI BCG

      Imunisasi BCG (Bacicile Calmette Guerin) utk mencegah terjadinya penyakit TBC
yg berat sebab TBC yg primer atau ringan dpt terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi
BCG.Contohnya: TBC pd selaput otak,TBC milier pd lapang paru,TBC tulang .

      Vaksin BCG merupakan vaksin yg mengandung kuman TBC yg


dilemahkan,diberikan melalui intradermal dg dosis  0,05 ml

      Efek samping imunisasi BCG yaitu terjadinya ulkus pd daerah suntikan,reaksi


panas .

v REKOMENDASI

·         Imunisasi BCG diberikan saat bayi berusia ≤ 2 bln

·         Jangan melakukan imunisasi pd bayi dg imunodefisiensi (HIV,gizi buruk).

·         Pd bayi yg kontak erat dg penderita TB,diberi INH profilaksis,jika kontak sdh tenang
dpt diberi BCG

11
2.    IMUNISASI HEPATITIS B

 Penyakit Hepatitis B sering menyebabkan hepatitis kronik yg dlm kurun waktu 10-20 th dpt
berkembang menjadi hepatitis akut.

 Penularan penyakit melalui: hub.seksual,dari ibu kpd bayinya,melalui alat2 kedokteran.

 Imunisasi diberikan melalui intramuskular dg dosis 0,5 ml dan dapat menimbulkan efek
samping yg pd umumnya ringan,hanya berupa nyeri,bengkak,panas,mual & nyeri sendi
maupun otot.

3.    IMUNISASI POLIO

      Imunisasi polio digunakan utk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yg dpt


menyebabkan kelumpuhan pd anak.Kandungan vaksin adlh virus yg dilemahkan.

      Imunisasi polio diberikan melalui oral bersamaan dg suntikan vaksin DPT &
hepatitis B.

      Vaksin yg digunakan scr rutin sejak bayi lahir dg dosis 2 tetes oral yg menempatkan
diri di usus & memacu pembentukan antibodi baik dalam darah maupun pd epitelium usus yg
menghasilkan pertahanan lokal trhdp virus polio liar yg datang masuk kemudian 

4.    IMUNISASI DPT

o   Imunisasi DPT (diphteria,pertusis,tetanus) digunakan utk mencegah terjadinya penyakit


difteri,pertusis & tetanus.

o   Vaksin mengandung racun kuman difteri yg telah dihilangkan sifat racunnya,namun msih
dpt merangsang pembentukan zat anti (toksoid).

o   Imunisasi DPT diberikan melalui intramuskular dg dosis 0,5 ml & dpt menimbulkan efek
samping ringan,misal: trjdi pembengkakan,nyeri & demam.Efek samping berat,misal:terjadi
menangis hebat,kesakitan ± 4 jam,kesadaran menurun,kejang & syok

5.    IMUNISASI CAMPAK

1)  Imunisasi campak digunakan mencegah terjadinya penyakit campak.Vaksin ini adlh


virus yg dilemahkan.
2)  Imunisasi campak diberikan melalui subkutan walaupun dpt jg diberikan scr
intramuskular (dosis 0,5 ml) dg efek samping seperti terjadinya ruam pd tempat
suntikan & panas.
3)  Kontraindikasi berlaku bagi mereka yg sedang menderita demam tinggi,sedang
memperoleh pengobatan imunosupresi,memiliki riw.alergi.

2.4  Masalah Yang Ada Pada Posyandu

1.      Bidan komunitas atau bides

12
1) Bidan kurang aktif
2) Bidan mengesampingkan posyandu karena pekerjaan lain
3) Bidan kurang komunikatif
4) Tidak pernah memberikan penyuluhan

2.      Orang Tua Bayi Dan Balita Kurang Aktif

1) Malas pergi keposyandu


2) Banyak pekerjaan, lupa , jarak posyandu yang terlalu jauh , ortu menganggap
posyandu tidak begitu penting

3.       Kurangnya peran serta kader posyandu

1) Persiapan alat dan bahan untuk pelayanan posyandu yang kurang


2) Kurangnya menggerakkan masyarakat untuk datang ke posyandu
3) Kurangnya kader memberikan  penyuluhan tentang tumbuh kembang kepada oarang
tua bayi dan balita.

4.      Kurangnya sarana prasarana posyandu

 Dana yang di berikan tidak dimanfaatkan dengan baik oleh para kader desa, maka sarana dan
prasarana tidak lengkap seperti timbangan, pengukur tinggi badan.

2.5  Penatalaksanaan Untuk Meningkatkan Keaktifan Dalam Berposyandu

Karena perlu mengaktifkan kembali Posyandu, serta meningkatkan posyandu, yaitu dengan
memberikan imunisasi lengkap kepada bayi, melakukan penimbangan bayi dan balita setiap
bulan, dan memberantas jentik nyamuk, serta menjaga lingkungan agar tetap bersih.

ibu-ibu yang sudah aktif agar selanjutnya dibina dengan petugas kesehatan dan masyarakat
sehingga posyandu dapat berjalan lebih baik. Bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor-
faktor lain yang belum diteliti dengan sampel dan ruang lingkup yang lebih luas sehingga
dapat meningkatkan ketelitian hasil penelitian.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga
berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola
dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas
kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS.

Deteksi dini tumbuh kembang anak / balita adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra
sekolah.

Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan vaksin kepada
anak sebelum anak terinfeksi

3.2 Saran

                        Dengan di buatnya makalah ini diharapkn mahasiswa khususnya D III


kebidanan dapat mengerti dan lebih memahami tentang arti kebidanan komunitas serta tugas-
tugasnya diwilayah kerja mengenai pelayanan posyandu, pelayanan deteksi dini tumbuh
kembang bayi dan balita serta imunisasi. Dan lebih diharapkan makalah ini dapat memotivasi
bidan dimasa depan untuk lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam memajukan pelayanan bidan
komunitas sehingga tercipta pelayanan yang berkualitas untuk menuju indonesia sehat.

14

Anda mungkin juga menyukai