Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

“Konsep Kebidanan Komunitas”

Dosen Pengampu : Indah Budiarti, M.K.M.

Di Susun Oleh :

Kelompok 1

1. Adelia Tri Handayani (2115371022)


2. Adinda Mada S S (2115371023)
3. Alfina Zahra (2115371025)
4. Anis Almukharomah (2115371028)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNGKARANG


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN METRO
TAHUN AJARAN 2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul
“Konsep Kebidanan Komunitas” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas Mata
Kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kami sangat
menghargai dan mengharapkan masukan yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Pembuatan tugas berupa makalah ini dapat terselesaikan berkat bimbingan dari para
pembimbing dan Dosen di Prodi Kebidanan Metro. Untuk itu kami menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen penanggungjawab mata kuliah yaitu Ibu
Indah Budiarti, M.K.M.

Kami menyadari masih banyak sekali kekurangan di dalam penulisan makalah ini,
sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca dan khususnya untuk mahasiswa
Sarjana Terapan Kebidanan Metro.

Metro, Januari 2024

Penyusun

2
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................4
1.2 Tujuan Penulisan..........................................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah.........................................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian/definisi.........................................................................................................6
2.2 Riwayat kebidanan komunitas di Indonesia dan bebrapa Negara lain..........................7
2.3 Fokus/sasaran.................................................................................................................7
2.4 Tujuan............................................................................................................................8
2.5 Bekerja di komunitas.....................................................................................................8
2.6 Jaringan kerja kebidanaan komunitas............................................................................8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan....................................................................................................................10
3.2 Saran .............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat
baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada pelayanan
kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), dan kesehatan reproduksi.
Pada dasarnya MDGs dan SDGs punya persamaan dan kesamaan tujuan yang sama
yakni, SDGs melanjutkan cita-cita mulia MDGs yang ingin konsen menanggulangi
kelaparan dan kemiskinan di dunia. Namun, dokumen yang disepakati pimpinan dunia
pada tahun 2000 tersebut habis pada tahun 2015. Para pemimpinan dunia merasa
agenda MDGs perlu dilanjutkan, sehingga muncul sebuah dokumen usulan bernama
SDGs, Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016 puskesmas yang melakukan
pelayanan sesuai standar berjumlah 2692 dan yang mendapatkan asuhan kebidanan
komunitas berjumlah 542.686.520 orang. Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya
hubungan antara pelayanan komunitas dengan pengetahuan dan pendidikan
(Tinggi/S1,Menengah/SMA dan SMP dan Dasar/SD). Penelitian ini menggunakan
metode analitik. observasi dengan pendekatan cross sectional.

1.2 Tujuan
1. Dapat melakukan pengkajian hukum dengan baik
2. Dapat menentukan tindakan hukum segera yang tepat
3. Dapat melaksanakan rencana tindakan pidana hukum yang telah dibuat dengan
baik
4. Dapat melakukan evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan

1.3 Rumusan Masalah


a. Bagaimana syarat tindakan hukum?
b. Peran serta masyarakat dan korporasi?
c. Perlindungan pelapor gratifikasi?
d. Fraud dibidang kesehatan?

4
1.4 Manfaat Penulisan
Bagi Pendidikan Akademi Kebidanan Poltekkes Tjk. Diharapkan hasil
makalah ini. Dapat menjadi wawasan pengetahuan khususnya Program Studi D4
kebidanan dan menjadi bahan referensi untuk.Makalah mendatang.

1.5 Bagi mahasiswa Akademi Kebidanan Poltekkes Tjk Mahasiswa dapat


mengskrining secara komprehensif, menditeksi masalah pada dokumentasi
kebidanan dan memberikan pendidikan dokumentasi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebidanan Komunitas


Kebidanan komunitas merupakan suatu konsep dasar bidan dalam melayani
keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian
tertentu. Kebidanan berasal dari kata “Bidan”. Kebidanan(midwifery) adalah
mencakup pengetahuan yang dimiliki dan kegiatan pelayanan untuk menyelamatkan
ibu dan bayi.
Pengertian bidan adalah Seseorang yang telah mengikuti Pendidikan kebidanan
yang diakui oleh pemerintah setempat dan telah menyelesaikan pendidikan serta
terdaftar atau mendapatkan izin melakukan praktik kebidanan.
Komunitas adalah kelompok orang yang berada disuatu lokasi atau daerah
tertentu. Bidan Komunitas(Community Midwifery) adalah bidan yang bekerja
melayani keluarga dan masyarakat diwilayah tertentu.
Kebidanan komunitas adalah konsep dasar bidan dalam melayani keluarga dan
masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan
untuk pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak balita didalam keluarga dan
masyarakat.
Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat
baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada pelayanan
kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), dan kesehatan reproduksi22
Pada dasarnya MDGs dan SDGs punya persamaan dan kesamaan tujuan yang sama
yakni, SDGs melanjutkan cita-cita mulia MDGs yang ingin konsen menanggulangi
kelaparan dan kemiskinan di dunia. Namun, dokumen yang disepakati pimpinan dunia
pada tahun 2000 tersebut habis pada tahun 2015. Para pemimpinan dunia merasa
agenda MDGs perlu dilanjutkan, sehingga muncul sebuah dokumen usulan bernama
SDGs (KemenKes RI, 2015). Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016
puskesmas yang melakukan pelayanan sesuai standar berjumlah 2692 dan yang
mendapatkan asuhan kebidanan komunitas berjumlah 542.686.520 orang11
Berdasarkan data Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2016 masyarakat
yang memperoleh asuhan kebidanan komunitas berjumlah 1.530.973 orang target
indikator indonesia sehat 100 bidan per 100.000 penduduk3 Menurut data dari Dinas
Kesehatan Kota Palembang pada tahun 2016 masyarakat yang melakukan

6
pemeriksaan asuhan kebidanan komunitas berjumlah 210.282 orang6 Upaya atau
strategi yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak yaitu
memberikan perhatian dan perlakuan khusus dengan cara membina, membujuk dan
mengarahkan agar ibu bersedia melakukan asuhan kebidanan komprehensif dari
hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir

2.2 Riwayat Kebidanan Komunitas di Indonesia dan Beberapa Negara Lain


Pada zaman pemerintahan hindia belanda tahun 1807 pertolongan persalinan
dilakukan oleh dukun, tahun 1951 didirikan sekolah biadan bagi wanita pribumi di
Batavia kemudian tahun 1953 kursus Tambahan Bidan (KTB) dimasyarakat
Yogyakarta dan berkembang didaerah lain. Seiring dengan pelatihan dibukalah Balai
Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), bidan sebagai penanggung jawab, memberikan
pelayanan antenatal care, post natal care, pemeriksaan bayi dan gizi, intranatal
dirumah, kunjungan rumah pasca salin. Tahun 1952 diadakan pelatihan secara formal
untuk kualitas persalinan. Pada tahun kursus Tambahan Bidan (KTB) ditutup,
kemudian BKIA terintegrasi dengan Puskesmas.
Puskesmas memberi pelayanan didalam dan diluar gedung dalam wilayah
kerja. Bidan di Puskesmas memberikan pelayanan Kesehatan Ibu dan anak (KIA)
termasuk Pelayanan Keluarga Berencana (KB). Diluar gedung pelayanan kesehatan
keluarga dan posyandu yang mencakup pemeriksaan kehamilan, KB, imunisasi, gizi
dan kesehatan lingkungan. Tahun 1990 merata pada semua masyarakat.
Instruksi presiden secara lisan pada siding cabinet tahun 1992 tentang perlunya
mendidik bidan untuk ditempatkan diseluruh desa sebagai pelaksana KIA. Tahun 1994
merupakan tolak dari konferensi kependudukan di Kairo yang menekankan pada
kesehatan reproduksi yang memperluas garapan bidan antara lain Safe motherhood.
Keluarga Berencana, Penyakit Menular Seksual (PMS). Kesehatan reproduksi remaja
dan kesehatan reproduksi orang tua.

2.3 Fokus Sasaran


Komunitas merupakan satu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu
wilayah nyata yang berinteraksi menurut suatu system adat istiadat, serta terikat oleh
suatu identitas suatu komunitas. Ciri-ciri komunitas adalah kesatuan wilayah, kesatuan
adat istiadat, rasa identitas komunitas, dan loyalitas terhadap komunitas.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Bila ada salah satu
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan , maka akan berpengaruh

7
terhadap anggota keluarga yang lain dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
Sasaran kebidanan komunitas adalah individu, keluarga, dan kelompok masyarakat.
Sasaran utama adalah ibu dan anak dalam keluarga. Kesehatan ibu
meliputisepanjang daur kehidupannya mulai pra konsepsi, hamil, persalinan, pasca
persalinan, dan masa antara diluar kehamilan dan persalinan. Sedangkan kesehatan
anak meliputi perkembangan dan pertumbuhan anak mulai dari masa dalam
kandungan, masa bayi, masa balita, masa pra sekolah dan masa sekolah

2.4 Tujuan
Tujuan umum pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan atau ibu , bayi, balita
diwilayah kerjanya. Adapun tujuan khusus dari pelayanan kebidanan komunitas
adalah :
a. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan
tanggung jawab bidan
b. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan,
perawatan nifas, perinatal , bayi dan balita secara terpadu. Menurunkan
jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko kehamilan, persalinan
dan perinatal
c. Mendukung program pemerintah untuk menurunkan morbiditas dan
mortalitas ibu, bayi dan anak
d. Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat
setempat atau unsur terkait lainnya.

2.5 Bekerja di Komunitas


Sebagai tenaga kesehatan, bidan membantu keluarga dan masyarakat agar
selalu berada di dalam kondisi kesehatan yang optimal. Sebagai tenaga kesehatan,
bidan membantu keluarga dan masyarakat agar selalu berada didalam kondisi
kesehatan yang optimal. Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan
bagi kehidupan mereka disampaikan oleh bidan sesuai dengan kebutuhan keluarga dan
masyarakat.

Bidan dalam hal ini berperan


1) sebagai pendidik di masyarakat.
2) Sebagai pendidik, bidan selalu berupaya agar sikap perilaku komunitas di wilayah
kerjanya dapat berubah sesuai dengan kaidah kesehatan.
3) Dalam melakukan penyuluhan berbagai cara dapat dialkukan oleh bidan seperti
ceramah, bimbingan, diskusi, permainan, demontrasi dan sebagainya.
4) Penyuluhan yang dilakukan oleh bidan merupakan dari perannya sebagai pendidik
di masyarakat, Bidan berperan sebagai penyuluh di bidang kesehatan

8
khususnya kesehatan ibu, anak, dan keluarga. Untuk berperan sebagai
pendidik, bidan perlu menguasai teknik pendidikan. Mengingat sasaran bidan
adalah ibu,dukun,dan kader kesehatan, maka penekatan yang dilakukan
adalah pendidikan orang dewasa (andragogy).

Tugas pokok bidan sebenarnya adalah memberi pelayanan kebidanan kepada


komuniti. Bidan di masyarakat bertindak sebagai pelaksana pelayanan kebidanan.
Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai pengetahuan dan teknologi kebidanan serta
melakukan kegiatan sebagai berikut :
Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melakukan praktik mandiri. Bidan
dapat mengelola sendiri pelayanan yang dilakukan. Kewenangan bidan diatur dalam
Permenkes no. 1464/Menkes/X/2010. Kewenangan bidan disini adalah sebagai
pengelola kegiatan kebidanan di unit kesehatan ibu dan anak, puskesmas, polindes,
posyandu dan praktik bidan. Sebagai pengelola bidan memimpin dan
mendayagunakan bidan lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih rendah.
Bidan yang bekerja di komunitas harus mengenal kondisi kesehatan di masyarakat
yang selalu mengalami perubahan. Kesehatan komuniti dipengaruhi oleh
perkembangan yang terjadi baik di masyarakat itu sendiri maupun perkembangan ilmu
dan teknologi serta kebijakankebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Bidan harus
tanggap terhadap perubahan tersebut. Oleh karena itu bidan perlu selalu mengkaji
perkembangan kesehatan klien yang dilayaninya, perkembangan keluarga dan
masyarakat. Dalam hal ini mau tidak mau, bidan harus mempunyai kemampuan
meneliti. peran peneliti yang dilakukan oleh bidan bukan dimaksudkan seperti yang
dilakukan oleh peneliti professional. Dasar-dasar peneliti perlu diketahui oleh bidan,
seperti catatan, keadaan kesehatan pasien dan komunitas yang dilayaninya,
pengolahan dan analisa data

2.6 Jaringan Kerja Kebidanaan Komunitas


Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas yaitu Puskesmas/ Puskesmas
Pembantu, Polindes, Posyandu, BPS, Rumah pasien, Dasa Wisma, PKK. (Syahlan,
1996: 235)
1. Di puskesmas bidan sebagai anggota tim bidan diharapkan dapat mengenali
kegiatan yang akan dilakukan, mengenali dan menguasai fungsi dan tugas
masing masing, selalu berkomunikasi dengan pimpinan dan anggota lainnya,
memberi dan menerima saran serta turut bertanggung jawab atas keseluruhan
kegiatan tim dan hasilnya.
2. Di Polindes, Posyandu, BPS dan rumah pasien, bidan merupakan pimpinan
tim/ leader di mana bidan diharapkan mampu berperan sebagai pengelola
sekaligus pelaksana kegiatan kebidanan di komunitas. (Meilani, dkk, 2009: 11)

Dalam jaringan kerja bidan di komunitas diperlukan kerjasama lintas program


dan lintas sektor. Kerjasama lintas program merupakan bentuk kerjasama yang
dilaksanakan di dalam satu instansi terkait, misalnya: imunisasi, pemberian tablet FE,
Vitamin A, PMT dan sebagainya. Sedangkan kerjasama lintas sektor merupakan

9
kerjasama yang melibatkan institusi departemen lain, misalnya: Bulan Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan sebagainya.

BAB III
PENUTUP

10
3.1 Kesimpulan
Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat
baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada pelayanan
kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), dan kesehatan reproduksi22
Pada dasarnya MDGs dan SDGs punya persamaan dan kesamaan tujuan yang sama
yakni, SDGs melanjutkan cita-cita mulia MDGs yang ingin konsen menanggulangi
kelaparan dan kemiskinan di dunia. Namun, dokumen yang disepakati pimpinan dunia
pada tahun 2000 tersebut habis pada tahun 2015. Para pemimpinan dunia merasa
agenda MDGs perlu dilanjutkan, sehingga muncul sebuah dokumen usulan bernama
SDGs (KemenKes RI, 2015). Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016
puskesmas yang melakukan pelayanan sesuai standar berjumlah 2692 dan yang
mendapatkan asuhan kebidanan komunitas berjumlah 542.686.520 orang11
Berdasarkan data Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2016 masyarakat
yang memperoleh asuhan kebidanan komunitas berjumlah 1.530.973 orang target
indikator indonesia sehat 100 bidan per 100.000 penduduk3 Menurut data dari Dinas
Kesehatan Kota Palembang pada tahun 2016 masyarakat yang melakukan
pemeriksaan asuhan kebidanan komunitas berjumlah 210.282 orang6 Upaya atau
strategi yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak yaitu
memberikan perhatian dan perlakuan khusus dengan cara membina, membujuk dan
mengarahkan agar ibu bersedia melakukan asuhan kebidanan komprehensif dari
hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir

3.2 Saran
Pada saat pembuatan makalah, penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis harapkan kritik dan sarannya
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas

DAFTAR PUSTAKA

11
https://inspektorat.tegalkab.go.id/unit-pengendali-gratifikasi/

https://repository.unair.ac.id/105060/4/4.%20BAB%20l%20PENDAHULUAN.pdf

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-jakarta1/baca-berita/30322/Pelaporan-
Gratifiksi-Permasalahan-Etika-atau-Hukum.html

Contesa Lina, 2019. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Program


Layanan Kebidanan Komunitas Di Puskesmas Opi Palembang. STIK Bina Husada
Palembang, Program Studi Kebidanan. Vol 7 No 1

Cholifah Siti & Purwanti Yanik,2019. Buku Ajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan
Komunitas. UMSIDA PRESS. Hal 9-13

12

Anda mungkin juga menyukai