Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

“MEMBANGUN JARINGAN KERJA KEBIDANAN KOMUNITAS”

Oleh :
KELOMPOK 2

ANGGOTA : 1. ANNISA SUFI HUSNA


2. DEBI SILVIA RAHMA DIANA
3. HARITSA DWI ANDRIANI
4. MEILA CITRA MURNI
5. RIEVANIA DWI ASRI USMAN
6. SUCI AFNESYA PUTRI
7. TRIA SARTIKA

TINGKAT 2 B

Dosen MK : Nike Sari Oktavia,S.ST,M.Keb

PRODI D3 KEBIDANAN PADANG


JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasihnyalah kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “MEMBANGUN JARINGAN KERJA
KEBIDANAN KOMUNITAS” Semoga makalah ini mampu menambah wawasan bagi para
pembaca maupun pendengar mengenai topik tersebut.

Kami  mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan
kepaa kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Kami  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini.

                                               

                                                            Padang, 28 Februari 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang................................................................................................................1

B. Rumusan masalah...........................................................................................................2

C. Tujuan.............................................................................................................................2

D. Manfaat...........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Aspek Perlindungan Hukum bagi praktisi Bidan di Komunitas.....................................3

B. Jaringan Kerja Kebidanan Komunitas............................................................................3

C. Peran Dan Fungsi Kebidanan Komunitas.......................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................................8

B. Saran...............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu. Sarana kebidanan
komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada dalam keluarga dan masyarakat. Pelayanan
kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan
bagian atau kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit. Pelayanan kesehatan
ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.

Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga
atau komunitas. Oleh karena itu, bidan tidak memandang pasiennya dari sudut biologis. Akan
tetapi juga sebagai unsur sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi dan lingkungan disekelilingnya.

Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat baik individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak
(KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa secara
paripurna. Hubungan-hubungan individual dalam sebuah komunitas akan membangun dan
mendukung terbentuknya suatu system kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga,
konsep sehat maupun sakit sehingga diperlukan bidan di masyarakat. Kebidanan komunitas
merupakan konsep dasar bidan melayani keluarga dan masyarakat yang mencakup bidan sebagai
penyedia layanan dan komunitas sebagai sasaran yang dipengaruhi oleh IPTEK dan lingkungan.

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk
mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan
yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia
dan sejahtera.

Dapat ditemukan disini bahwa unsur-unsur yang tercakup didalam kebidanan komunitas adalah
bidan, pelayanan kebidanan, sasaran pelayanan, lingkungan dan pengetahuan serta teknologi.

4
B. Rumusan Masalah

Masalah yang diagkat dalam makalah ini yaitu bagaimanakah jaringan kerja kebidanan
komunitas?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang jaringan kerja kebidanan
komunitas.

D. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah :

1. Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang jaringan kerja kebidanan
komunitas.

2. Pembaca dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang jaringan kerja kebidanan
komunitas.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Aspek Perlindungan Hukum bagi praktisi Bidan di Komunitas adalah :


KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
HK.01.07/MENKES/320/2020 TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN
B. Jaringan Kerja Kebidanan Komunitas

Bidan yang bekerja di komunitas membutuhkan suatu kemitraan yang berguna untuk
pengambilan keputusan secara kolaboratif dalam rangka meningkatkan kesehatan dan
memecahkan masalah-masalah kesehatan ibu dan anak. Program kemitraan komunitas mencakup
konsep pemberdayaan dan pengembangan komunitas. Unsur yang penting dalam menjalin
jaringan kerja di komunitas adalah sensitivitas terhadap aspek kultural, yang berarti bahwa
pelayanan yang diberikan harus sesuai dengan persepsi masyarakat.

Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas yaitu Puskesmas/ Puskesmas pembantu, Polindes,
Posyandu, BPS, rumah pasien, Dasa Wisma, dan PKK (Syahlan, 1996 : 235)

Bidan di jaringan kerjanya di komunitas dapat bertindak sebagai :

Di puskesmas bidan bertindak sebagai bagian dari suatu institusi yang bertugas pada
poliklinik kebidanan dan KIA, baik sebagai bidan coordinator, maupun sebagai kepala
ruangan bersalin dan ruangan KIA. Bidan dalam menjalankan tugas dan fungsinya
bertanggung jawab kepada pimpinan Puskesmas
Di BPS bidan sebagai pengelola yang sekaligus sebagai penanggung jawab penuh atas
semua pelayanan kebidanan yang dilakukan
Di Polindes dan Posyandu, Bidan sebagai Pembina dan penanggung jawab terlaksananya
pelayanan kebidanan
Di rumah pasien, bidan sebagai pelaksana dan penanggungjawab keselamatan pasien

Dalam pelayanan komunitas diperlukan pendekatan terhadap pemuka atau pejabat masyarakat
untuk mendapat dukungan, sehingga dapat menentukan kebijakan nasional atau regional.
Pendekatan terhadap pelaksana dari sektor diberbagai tingkat administrasi sampai dengan tingkat
desa dengan tujuan yang akan dicapai adalah adanya kesepahaman, memberi dukungan dan

6
merumuskan kebijakan. Dan pendekatan yang lebih menekankan pada proses dilaksanakan
masyarakat sebagai pengambil prakarsa kemudian dikembangkan sendiri sesuai kemampuan,
misalnya kader dan dukun.

Keberhasilan pelayanan kebidanan dalam jaringan kerja bidan di komunitas diperlukan


kerjasama sebagai berikut :

Kerjasama lintas program merupakan bentuk kerjasama yang dilaksanakan di dalam satu
instansi terkait misalnya :
Kegiatan imunisasi
Kegiatan pemberian tablet Fe
Kegiatan pemberian Vitamin A
Kegiatan pemberian PMT dan sebagainya
Kerjasama lintas sektoral merupakan kerjasama yang melibatkan institusi/departemen
lain, misalnya :
Kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah ( BIAS )
Kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ), dan sebagainya
Kegiatan pelayanan keluarga berencana

Tujuan dari kerjasama lintas program dan lintas sektoral dalam kebidanan komunitas antara lain :

Meningkatkan koordinasi untuk memenuhi kewajiban peran masing-masing dalam


pembangunan kesehatan. Intinya adalah kerja sama lintas program dan sektoral untuk
memecahkan suatu masalah kesehatan. Oleh karena itu fungsi koordinasi yang dilakukan
oleh sektor kesehatan merupakan suatu keharusan.
Meningkatkan komunikasi antara sektoral pemerintahan dan swasta tentang masalah
kesehatan. Agar saling memahami di antara anggota dan mitra, maka diperlukan
komunikasi yang efektif melalui pertemuan-pertemuan berkala berdasarkan kesepakatan
bersama.
Meningkatkan kemampuan bersama dalam menanggulangi masalah kesehatan dan
memaksimalkan keuntungan semua pihak. Tujuan utama dari kemitraan di bidang
kesehatan adalah menggalang kekuatan untuk memecahkan dan menanggulangi masalah

7
kesehatan masyarakat setempat. Oleh sebab itu, memaksimalkan manfaat atau
keuntungan merupakan harapan bersama dari sebuah kemitraan.
Meningkatkan apa yang menjadi komitmen bersama. Komitmen adalah suatu kesediaan
dan pengorbanan ( waktu, pikiran, tenaga, dan sebagainya) masing-masing anggota
kemintraan terhadap program atau upaya pemecahan masalah kesehatan yang telah
disepakati bersama. Dalam komitmen pasti ada pengorbanan dari masing-masing
anggota.
Tercapainya upaya kesehatan yang efisien dan efektif atau berdaya guna dan berhasil
guna.

Pendekatan yang digunakan dalam kerjasama lintas program dan lintas sektoral antara lain.

Input
Input sebuah kemitraan adalah semua sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing
unsur yang terjalin dalam kemitraan, terutama sumber daya manusia, dan sumber daya
yang lain seperti dana, sistem informasi, teknologi, dan sebagainya. Selain itu, jumlah
atau banyaknya mitra yang terlibat juga merupakan input.
Proses
Proses dalam kemitraan pada hakikatnya adalah kegiatan-kegiatan untuk membangun
kemitraan tersebut.
Output
Output adalah terbentuknya kerja atau networking, forum, dan sebagainya yang terdiri
dari berbagai unsur dan tersusunnya program dan pelaksanaannya berupa kegiatan
bersama dalam rangka memecahkan masalah kesehatan. Selain itu, juga tersusun uraian
tugas dan fungsi untuk masing-masing anggota.
Outcome
Outcome adalah dampak dari pada kerjasama terhadap peningkatan kesehatan
masyarakat. Oleh sebab itu, outcome dapat dilihat dari indikator-indikator derajat
kesehatan masyarakat, yang sebenarnya merupakan akumulasi dari dampak upaya-upaya
lain di samping kemitraan. Dengan demikian, outcome adalah meningkatnya angka atau
indikator kesehatan ,misalnya meningkatnya status gizi anak balita, meningkatnya
penduduk yang terakses air bersih, dan lain sebagainya.

8
C. Peran dan Fungsi Kebidanan Komunitas

Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan dalam masyarakat. Sebagai bidan yang bekerja di komunitas maka bidan harus
memahami perannya di komunitas, yaitu :

1. Sebagai Pendidik
Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik di masyarakat. Sebagai pendidik, bidan
berupaya merubah perilaku komunitas di wilayah kerjanya sesuai dengan kaidah
kesehatan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan di komunitas dalam berperan
sebagai pendidik masyarakat antara lain dengan memberikan penyuluhan di bidang
kesehatan khususnya kesehatan ibu, anak dan keluarga. Penyuluhan tersebut dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti ceramah, bimbingan, diskusi, demonstrasi dan
sebagainya yang mana cara tersebut merupakan penyuluhan secara langsung. Sedangkan
penyuluhan yang tidak langsung misalnya dengan poster, leaflet, spanduk dan
sebagainya.
2. Sebagai Pelaksana (Provider) Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan
pelayanan kebidanan kepada komunitas. Disini bidan bertindak sebagai pelaksana
pelayanan kebidanan. Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai pengetahuan dan
teknologi kebidanan serta melakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan.
b. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, menyusui dan masa interval dalam
keluarga.
c. Pertolongan persalinan di rumah.
d. Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan resiko tinggi di keluarga.
e. Pengobatan keluarga sesuai kewenangan.
f. Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan reproduksi.
g. Pemeliharaan kesehatan anak balita.
3. Sebagai Pengelola
Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan kegiatan praktik mandiri.
Bidan dapat mengelola sendiri pelayanan yang dilakukannya. Peran bidan di sini adalah
sebagai pengelola kegiatan kebidanan di unit puskesmas, polindes, posyandu dan praktek

9
bidan. Sebagai pengelola bidan memimpin dan mendayagunakan bidan lain atau tenaga
kesehatan yang pendidikannya lebih rendah.
4. Sebagai Peneliti
Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang dilayaninya, perkembangan
keluarga dan masyarakat. Secara sederhana bidan dapat memberikan kesimpulan atau
hipotesis dan hasil analisanya. Sehingga bila peran ini dilakukan oleh bidan, maka ia
dapat mengetahui secara cepat tentang permasalahan komunitas yang dilayaninya dan
dapat pula dengan segera melaksanakan tindakan.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan kepada


masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat
kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan

Sasaran pelayanan kebidanan komunitas Individu (ibu dan anak), keluarga dan masyarakat.
Tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan kesehatan ibu dan anak balita
di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu

Jaringan kerja kebidanan komunitas antara lain puskesmas/ puskesmas pembantu dimana bidan
sebagai anggota tim, bisa juga di Polindes, Posyandu, BPS ataupun rumah pasien sebagai
pemimpin tim sekaligus sebagai pengelola dan pelaksana.

B. Saran

Pelayanan kebidanan komunitas sebaiknya ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dengan tujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal sesuai
dengan standart pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bustami, Lusiana El Sinta dkk. 2017. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Padang : Penerbit Erka
CV. Rumahkayu Pustaka Utama. hal.21-24

Turrahmi, Hirfa. 2017. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Hal.34-35

Tombokan, Sandra G.J. 2016. Asuhan Kebidanan Komunitas. Manado : IN Media. Hal.24-26

https://www.ibi.or.id/download/?id=D20200724001&lang=id

12

Anda mungkin juga menyukai