Anda di halaman 1dari 19

KONSEP KEPERAWATAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KOMUNITAS

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Keperawatan Komunitas

Disusun Oleh :

Dafrosa Viligia Gae 1490119075

Damainy Olive Nopkutua 1490119093

David Fransisco 1490119103

Desy Tiodora Natalia Br Nababan 1490119100

Dewanty Fianora Umkeketony 1490119070

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya
sehingga laporanini dapat berhasil diselesaikan.Laporan ini berisikan mengenai konsep
keperawatan dan asuhan keperawatan komunitas.

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah
Keperawatan Komunitas. Kelompok menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan
ini banyak sekali kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kelompok mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan selanjutnya.

Bandung, Juni 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan Penulisan......................................................................................1

BAB II TINJAUAN TEORI..............................................................................2


A. Konsep Keperawatan Komunitas.............................................................2
B. Tujuan dan Fungsi Proses Keperawatan...................................................3
C. Tahapan Proses Keperawatan Komunitas................................................4
D. Diagnosa Keperawatan Komunitas.........................................................10
E. Perencanaan Asuahan Keperawatan Komunitas.....................................11
F. Implementasi Asuahan Keperawatan Komunitas....................................12
G. Evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas.............................................14

BAB II KESIMPULAN DAN SARAN............................................................15


A. Simpulan..................................................................................................15
B. Saran........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan kesehatan masyarakat/komunitas merupakan perpaduan antara
praktek keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk
menunjang dan memulihkan kesehatan populasi. Kegiatan praktek ini dilakukan
secara menyeluruh dan tidak terbatas pada sekelompok  umur dan diagnosa
tertentu serta dilaksanakan secara berkelanjutan.Praktik keperawatan komunitas
juga merupakan suatu bentuk pengembangan dari praktik klinik keperawatan
bagi mahasiswa yang diarahkan pada pengalaman nyata penerapan Primary
Health Care (Ekasari, 2008). Maka dari itu perlu di tingkatkan praktik
keperawatan komunitas agar bisa menyelesaikan setiap permasalahan kesehatan
yang ada pada masyaraka.
Praktik keperawatan komunitas merupakan salah satu bentuk aplikatif mata
ajaran Asuhan Keperawatan Komunitas pada Program Profesi Ners STIK
Immanuel Bandung, disamping itu pula untuk melihat secara nyata pola perilaku
kebiasaan hidup sehat pada masyarakat, dengan tujuan untuk merubah perilaku
dan meningkatkan pengetahuan tentang pola hidup sehat dari tidak tahu menjadi
tahu, dan juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat dalam bentuk
penyuluhan-penyuluhan atau mempraktikkan secara langsung  bagaimana cara
mengatasi penyakit yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang tidak
sehat, penyakit infeksi yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat sendiri.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah penyusunan laporan konsep keperawatan komunitas dan asuhan
keperawatan komunitas diharapkan mampu memahami konsep teori
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyusunan laporan diharapkan mampu
mengimplementasikan asuhan keperawatan dalam lingkup komunitas di
masyarakat

1
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keperawatan Komunitas
Komunitas adalah komponen penting dari pengalaman manusia sebagai bagian
dari pengalaman yang saling terkait dengan keluarga, rumah, serta berbagai
ragam budaya dan agama menurut Ervin, 2002 dalam buku panduan asuhan
keperawatan individu keluarga, kelompok dan komunitas dengan modifikasi
NANDA, KNP, NOC, dan NIC di Puskesmas dan Masyarakat (2017)
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual
secara komprehensif, ditujukkan kepada individu keluarga dan masyarakat baik
sehat maupun sakit mencangkup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).
Keperawatan kesehatan komunitas adalah area pelayanan keperawatan
professional yang diberikan secara holistik (bio-psiko- sosio-spiritual) dan yang
difokuskan pada kelompok risiko tinggi yang bertujuan meningkatkan derajat
kesehatan melalui upaya promotif, preventif, tanpa mengabaikan kuratif dan
rehabilitatif dengan melibatkan komunitas sebagai mitra dalam menyelesaikan
masalah (Hithcock, Scubert & Thomas, 1999, Allender & Spradley, 2001,
Stanhope & Lancaster, 2016).
Dalam keperawatan komunitas , terdapat suatu proses pemecahan masalah yang
diketahui sebagai proses keperawatan ( nursing process). Proses keperawatan
yaitu suatu metode ilmiah dalam keperawatan yang dapat
dipertanggungjawabkan sebagai cara terbaik untuk memeberikan pelayanan
keperawatan sesuai respon manusia saat menghadapai masalah kesehatan
(Effendi 2009).
Menurut Depkes RI (2006), dalam penerapan proses keperawatan, terjadi proses
alih peran dari tenaga keperawatan kepada klien secara bertahap dan
berkelanjutan untuk mencapai kemandirian sasaran guna menyelesaikan
maslaah kesehatannya.
Proses keperawatan komuniatas memiliki ciri sebagai berikut:

2
1. Merupakan perpaduan antara pelayanan keperawatan dengan kesehatan
komunitas
2. Memiliki keisnambungan dalam pelayanan kesehatan ( continuity of care)
3. Pelayanan berfokus pada upaya peningkatan kesehatan ( promotiv) dan
pencegahan penyakit (prefentif)
4. Terjadi proses alih peran dari perawat komunitas kepada klien ( individu,
keluarga , kelompok dan masayarakat) sehingga terbentuk kemandirian.
5. Terdapat kemitraan perawat komunitas dengan masyarakat dalam upaya
kemandirian klien
6. Memerlukan kerja sama dengan tenaga kesehtan lain dan masyarakat
B. Tujuan Dan Fungsi Proses Keperawatan
Menurut Mubarack (2010) tujuan dan fungsi keperawatan komunitas sebagai
berikut:
1. Tujuan Proses Keperawatan
a. Diperoleh asuhan keperawtan komunitas yang bermutu, efektif dan
efisien sesuai dengan permasalahan yang terjadi pada masyarakat
b. Pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas dapat dilakuakn secara
sistematis, dinamis, berkelanjutan dan sesuai kebutuhan
c. Meningkatkan status kesehatan masyarakat
2. Fungsi Proses Keperawatan
a. Memberikan pedoman sistematis dan ilmiah bagi tenaga kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalaha kilen melalui
asuhan keperawatan
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan keshatan sesuai dengan
kebutuhannya
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah , komuniaksi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permsalahan atau kebutuhannya, sehingga mendapatkan pelayanan yang
cepat dalam rangka mempercepat proses penyembuhan klien.

3
C. Tahapan Proses Keperawatan Komunitas
1. Pengkajian Keperawtan Komuniatas
Pengkajian keperawatn komunitas adalah suatu proses tindakan untuk
mengenal komunitas sebagai mitra yang berperan dalam proses keperawatan
kesehatan komunitas. Tahapan ini bertujuan untuk mnegidentifikai faktor
positif dan negative yang ebrbenturan denagan masalah kesehatan, mulai
dari masyarakat hingga sumber daya komunitas, guna merancang strategi
promosi kesahatan. Tahapan pengkajian meliputi:
a. Kegiatan Pendahuluan
Tahap pengkajian didahului dengan sosialisasi program perawatan
kesehatan komunitas serta program yang dapat dikerjakan bersama-sama
dalam komuniats tersebut. Sasaran sosialisai meliputi tokoh masyarakat,
serta perwakilan dari tiap elemen di masyarakat ( misalnya karang
taruan, PKK dan sebagainya)
1) Survei Mawaas Diri ( SMD)
Survei mawas diri (SMD) merupakan kegiatan pengenalan,
pengumpulan dan pengkajian masalah kesehatan oleh tokoh
masyarakat dan kader setempat dibawah bimbingan petugas
kesehatan atau perawat komunitas. Kegiatan SMD bertujuan untuk:
a) Masyarakat dapat mengenal, mengumpulkan data dan mengkajin
masalah yang ada dilingkungan
b) Menimbuhkan minat dan kesadaran untuk mengetahui masalah
kesehatan serta bagaimana cara mengatasinya.
Kegiatan SMD dilaksanakan didesa tertentu yang mampu
mewakilkan keadaan desa pada umumnya, serta dilaksanakan oleh
kader masyarakat yang ditunjuk dalam pertemuan desa.Informasi
seputar maslah kesehatan dapat diperoleh dari kk (kepala keluarga)
yang bermukim dilokasi tersebut. Tata cara pelaksanaan SMD adalah
sebagai berikut:
a) Perawat komunitas dan kader yang ditunjuk mekaukan SMD
yang meliputi:

4
- Penentuan sasaran, baik jumlah kk maupun lokasinya
- Penentuan jenis informasi kesehatan yang dikumpulkan
- Penentuan jenis informai melalui pengamatan atau
wawancara
- Pembuatan instrument atau alat untuk memperoleh informasi
kesehatan, misalnya dafatr kuesioner atau daftar pertanyaan
wawancara
b) Kelompok pelaksanaan SMD dengan bimbingan perawat di desa ,
melakukan:
- Mengumpulakn informasi masalah kesehatan sesuai rencana
- Mengolah informasi masalah kesehatn sehingga rumusan
masalah kesehatan dan prioritas masalah kesehatan
diwilayahnya.

2) Musyawara Masyarakat Desa ( MMD)


Musyawara masyaratak desa (MMD) merupakan pertemuan seluruh
warga desa untuk membahas SMD dan merencanakan
penanggulangan maslah kesehatan yang diperoleh dari SMD.
Kegiatan MMD bertujuan antara lain:
a) Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya
b) Masyarakat sepakat untuk mengatasi masalah kesehatan
c) Masyarakat dapat menyusun rencana kerja guna mengatasi
masalah kesehatan
Selanjutnaya musyawara masayarakat desa dapat dilakuakan melalui
tata cara sebagai berikut:
a) Pembukaan, dengan menguraiakan maksud dan tujaun MMD ,
yan dipimpin oleh kepala desa
b) Pengenalan masalah kesehatan oleh masyarakat melalui curah
pendapat mengguankan alat peraga, poster dan sebagainya, yang
dipimpin oleh ibu desa.
c) Penyajian hasil SMD oleh kelompok SMD

5
d) Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan
berdasarkan pengenalan masalah dan hasil SMD, dilanjutkan
rekomendasi teknis dari petugas kesehatan di desa atau perawat
komunitas
e) Penyusunan rencana penanggulangan masalah kesehatan , yang
dipimpin oleh kepala desa
f) Penutup
Selain itu , terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan MMD, diantara lain sebagai berikut:
a) Pelaksanaan MMD harus dihadiri oleh pemuka masayarakat desa,
petugas puskesmas, dan sektor terkait di kecamatan
b) MMD dilaksanakan di balai desa atau tempat pertemuan lain
yang ada di desa
c) MMD dilaksanakan segera setelah SMD dilaksanakan
b. Pengumpulan Data
Menurut Andreson & McFarlane (2008), metode windshield survey
dapat diginakan perawat komunitas untuk mengidentifikasi berbagai
dimensi dari komunitas, lingkungan dan gaya hidup masyarakat.
Beberapa aspek yang dikaji dalam metode ini antara lain
1) Inti komunitas meliputi:
a) Sejarah, meliputi hal-hal yang diperoleh dari pengamatan
sementara di wilayah tersebut. Misalnya, mengenai sejarah
wilayah yang dapat ditanyakan pada tetua atau tokoh masyarakat
b) Demografi, meliputi tipe-tiep orang yang dijumpai, termasuk data
mengenai usia, jenis kelamin, dan piramida penduduk
c) Kelompok etnis, berupa identifiaksi terhadap berbagai suku atau
etnis yang dijumpai
d) Nilai dan keyakinan, berupa identifikasi terhadap nilai dna
keyakinan dalam masyarakat. Misalnya, melalui jenis dan jumlah
rumah ibadah.

6
2) Subsistem, meliputi:
a) Lingkugan fisik, berupa keadaan lingkungan atau geografis,
misalnya batas wilayah, peta wilayah, iklim dan kondisi
perumahan
b) Pelayanan kesehatan dan sosial, meliputi unit pelayanan
kesehatan yang tersedia baik moderen maupun tradisioanal,
tenaga kesehatan, home care tempat pelayanan sosial, dan
kesehatan jiwa komunitas
c) Ekonimi, meliputi status ekonimi masyarakat, industri yang
tersedia, kegiatan yang menunjang roda perekonomian, dan
jumlah pengangguaran.
d) Keamanan dan transportasi, meliputi cara masyarakat berpergian,
jensi transportasi umum/ peribadi yang digunakan jenis
pelayanan, perlindungan yang tersedia ( pemadam kebaran,
polosi atau sanitasi) monitoring terhadap kualitas udara, jenis
kejahatan pada umumnya.
e) Pemerintahan dan politik, meliputi tanda aktivitas politik (poster,
pertemuan dan sebagainya), partai yang mendominasim hak
komunitas dalam pemerintahan ( pemilihan bupati atau anggota
DPRD , keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputisan
pemerintah setempat
f) Komunikasi, berupa identifikasi berbagai jenis komuniakasi yang
digunakan oleh masyarakat, termasuk komunikasi melalui media
cetak dan elektronik
g) Pendidikan, berupa identifikasi berbagai jenis institusi pendidikan
dan ketersediaan program uks
h) Rekreasi, meliputi tempat anak-anak bermain, bentuk umum
rekreasi, orang-orang yang berperan serta dan fasilitas rekreasi
yang ditemukan
3) Persepsi , meliputi:

7
a) Penduduk, meliputi pendapat masyarakat komunitasnya, serta
identifikasi kekuatan dalam pandangan masyarakat. Persepsi
dapat diperoleh melalui analisis jawaban beberapa orang dari
kelompok berbeda (kelompok tua/ muda, petani, pekerja pabrik,
professional, tokoh agama, ibu rumah tangga dan lain-lain).
b) Persepsi sendiri, meliputi pernyataan umum perawat komunitas
mengenai kesehatan komunitas serta masalah aktual atau ptensial
yang dapat diidentifikasi
c. Jenis-Jenis Sumber Data
1) Jenis data, terbagi menjadi :
a) Data subjektif, diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan komuniatas,
melalui ungkapan langsung secara lisan
b) Data objekktif, diperoleh melalui suatu pemerikasaan,
pengamatan dan pengukuran
2) Sumber data, terbagai menjadi dua:
a) Data primer, yaitu data yang dikumpulkan oleh pengkaji (perawat
komunitas) dari individu, keluarga, kelompok dan masayarakat
berdasarkan hasil pemerikasaan atau pengkajian
b) Data skunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber lain yang
dapat dipercaya, misalnya data dari keluarahan, catatan riwayat
kesehatan pasien atau medical record
d. Metode Pengumpulan Data
1) Wawancara( anamnesisi)
Wawancara atau anamnesi merupakan kegiatan komunkasi timbal
balik berbentuk tanya jawab antara perawat dengan klien terkait
maslah kesehatan klien. Wawancara hendaknaya dilakuakan denagan
ramah, terbuka serta menggunakan bahasa yang sederhana dan
mudah dipahami klien. Selanjutnya hasil wawancara dicatat dalam
format proses keperawatan.

8
2) Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan meliputi aspek, fisik, psikologis,
perilaku dan sikap. Pengamatan dilakuakn menggunakan panca indra
hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan
3) Pemerikasaan fisik
Pemerikasaan fisik dala rangka menegakan diagnosa keperawatan
dilakuakn melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultais.
e. Pengelolaan Data
Setelah data diperoleh, selanjutnya dapat diolah menggunakan cara
sebgai berikut:
1) Klasifiaksi data atau kategorisasi data berdasrkan
a) Karakteristik demografi
b) Karakteristik geografi
c) Karakteristik sosial ekonimi
d) Sumber dan pelayanan kesehtatan
2) Perhitungan persentase cakupan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
f. Analisis Data
Analisis data merupakan kemampuan untuk meningkatkan dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat. Analisis data bertujuan untuk:
1) Menetapkan kebutuhan komunitas
2) Menetapkan kekuatan
3) Mengidentifikasi pola respon komunitas
4) Mengidentifikais kecendrungan pengguanaan layanan kesehatan
g. Perumusan Masalah
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, dapat diketahui masalah
kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sehingga
dapat dilakuakan intervensi

9
h. Prioritas Masalah
Masalah yang dirumuskan tidak dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu ,
diperlukan penyusunan prioritas masalah dengan kriteria antara lain:
1) Perhatian masyarakat
2) Prevelensi kejadian
3) Berat-ringan masalah
4) Kemungkinan maslah diatasi
5) Tersedianya sumber daya masyarakat
6) Aspek politis

D. Dagnosa Keperawatan Komunitas


Diagnosa keperwatan merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia ( status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok yang dapat diidentifikasi dan diintervensi oleh perawat secara
akuntabilitas guna menjaga, membatasi, mencegah atau mengubah status
kesehatan ( Carpenito 2000)
Diagnosis keperawatan adalah tindakan keperawatan terhadap masalah
kesehatan aktual dan potensial yang diberikan oleh perawat berwenang serta
memiliki kemampuan berdasarkan pendidikan dan pengalamannya.Kewenangan
tersebut menurutNursalam (2001) didasarkan pada standar praktik keperawatan
dan etika keperawatan berlaku.
Anderson dan McFarlane (2008) mengguanakan teori komunitas, lalu
mengembangkan diagnosis keperawtan berdasarkan sistem penggabungan dan
penarikan kesimpulan.Dengan demikian, tanda dan gejala diagnosis
keperawatan komunitas diambil dari penyataan kesimpulan yang menjelaskan
durasi atau besarnya masalah.
Diagnosis keperawatan memiliki tiga komponen utama yang antara lain:
1. Problem (masalah), yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaaan
normal yang seharusnya terjadi
2. Etiologi ( penyebab) yaitu penyebab masalah kesehatan atau keperawatan
yang dapat memberikan arah terhadap inetrvensi keperawatan meliputi:

10
a. Perilaku individu, keluarag, kelompok dan masyarakat
b. Lingkungan fisik, biologis, psikologis dan sosial
c. Interaksi perilaku dan lingkungan
3. Sign/symptom ( tnda/gejala) yaitu informasi yang diperlukan untuk
merumuskan diagnosis serta serangkaian petunjunk timbulnya masalah.
Melalui tiga komponen tersebut , diagnosis keperawatan dapat dirumuskan,
melalui dua acara yaitu
1. Rumus PES
DK=P+E+S
Keterangan
DK : Diagnosis keperawtan
P : Masalah
E : Etiologi
S : Gejala
2. Rumus PE
DK=P+E
Keterangan
DK : Diagnosa keperawatan
P : Masalah
E : Etiologi
E. Perencanaan Asuhan Keperawatn Komunitas
Dalam merencanakan asuhan keperawatan komunitas diperlukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Menentukan Prioritas
Melalui pengkajian , perawat dapat mengidentifikasi respon komunitas
actual atau potensial yang memerlukan suatu tindakan. Dalam menentukan
perencanaan, perlu disusun sistem guna menentukan diagnosis yang akan
dilakuakan tindakan pertama kali. Salah satu sistem yang dapat digunakan
adalah hierarki kebutuhan komunitas

11
2. Menentukan Kriteria Hasil
Penentuan kriteria hasil ( outcome) harus ditujukan kepada komunitas,
menunjukan ‘apa yang akan dilkauakn komunitas serta kapan dan sejauh
mana tindakan bisa dilaksanakan’, serta harus spesifik, dapat diukur, dapat
dicapai, rasional, dan memiliki batas waktu. Perhatikan perbandingan
kebutuhan individu denagn kebutuhan komunitas melalui:
a. Kebutuhan individu
1) Aktualisasi diri
2) Harga diri
3) Kasih sayang ras memiliki
4) Aman
5) Fisiologi
b. Kebutuhan komunitas
1) Aktualisasi komunitas
2) Kebanggaan komunitas
3) Pendidikan partisipasi
4) Kemampuan perlindungan
5) Aktivitas pendukung kehidupan
3. Menentukan Rencana Tindakan
Rnacana tindakan merupakan rancangan spesifik inetrvensi untuk membantu
komunitas dalam mencapai kriteria hasil.Rencana tindakan dilaksanakan
berdasarkan komponen penyebab dari diagnosis keperawatan. Oleh karema
itu, rencana mendefinisikan suatau aktivitas yang diperlukan guan memtasi
faktor-faktor pendukung terhadap suatu permasalahan
4. Menentukan dikumentasi
Rencan tindakan keperawtan ditulis dalam sutu bentuk bervariasi guna
mempromosikan perawtan, meliputi perawtan individu, keluarga dan
komunitas, perwatan berkesinambung, komuniasi, serta evaluasi
F. Implementasi Asuhan Keperawatan Komunitas
Implementasi atau pelaksanaan sebagai inisiatif dari rencana tindakan guan
mencapai tujuan spesifik.Tahap imlementasi dimulai setelah rencana tindakan

12
disusun dan ditujukan pada rencana strategi untuk membantu komunitas
mencapai tujuan yang diharapkan.Rencana tindakan spesfifik dilaksanakan guna
memodifikasi faktor yang memperngaruhi masalah kesehatan komunitas.
Impelentasi bertujuan membantu komuniats dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan, mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan
kesehatan, dana fasilitas koping. Perencanaan tindakankeperawatan dapat
dilaksanakandengan baik jika komunitas memiliki keinginan untuk berartisipasi
dalam impelmentasi tindakan keperawtan.
Menurut Mubarak dkk (2010), terdapat lima prinsip yang umumnya digunakan
dalam implementasi keperawatan komunitas, antara lain sebagai berikut:
1. Inovatif
Perawat komunitas harus memiliki wawasan luas dan mampu menyesuaikan
diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
berdasarkan atas kemitraan
2. Iintegrasi
Perawat komunitas harus mampu bekerja sama dengan sesame profrsi, tim
kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan
atas kemitraan
3. Rasional
Perawat komunitas dalam melakuakn asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional, demi terpercapainya rencana
program yang telah disusun
4. Mampu dan mandiri
Perawat komunitas diharap mempunyai kemampuan dan kemandirin dalam
melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten di bidangnya
5. Ugem
Perawat komunitas harus yakin dan percaya pada kemampuannya , serta
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan
akan tercapai

13
G. Evalusi Asuhan Keperawatan Komunitas
Evalusi merupakan tindakan intelektual untuk melengkapai proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawtaan, rencana tindakan, dan
impelentasi yang berhasil dicapai. Evaluasi memungkinkan perawat mengawasi
kesahalahan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisis, perencanaan dan
implemntasi tindakan.
Evaluasi bertujauan meliputi keamampuan klien dalam mencapai tujuan, yang
dapat dilaksanakan melalui hubungan perawat klien berdasarkan respon klien
terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga dapat diambil
keputusan. Proses evaluasi terdiri dari terdiri dari dua tahap yaitu mengukur
pencapain tujuan klien (secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik) dan
perubhan fungsi tubuh termasuk gejalanya, serta membandungkan data yang
terkumpul dengan tujuan pencapaian.

14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dalam keperawatan komunitas , terdapat suatu proses pemecahan masalah
yangdiketahui sebagai proses keperawatan ( nursing process). Proses
keperawatan yaitu suatu metode ilmiah dalam keperawatan yang dapat
dipertanggungjawabkan sebagai cara terbaik untuk memeberikan pelayanan
keperawatan sesuai respon manusia saat menghadapai masalah kesehatan
(Effendi 2009).
Menurut Depkes RI (2006), dalam penerapan proses keperawatan, terjadi proses
alih peran dari tenaga keperawatan kepada klien secara bertahap dan
berkelanjutan untuk mencapai kemandirian sasaran guna menyelesaikan
maslaah kesehatannya.
Tahapan dalam Proses Keperawatan Komunitas, antara lain :
1. Pengkajian keperawtan komuniatas
2. Diagnosa keperawatan komunitas
3. Perencanaan asuhan keperawatn komunitas
4. Implementasi asuhan keperawatan komunitas
5. Evaluasi asuhan keperawatan komunitas

B. Saran
Dari hasil laporan ini, dapat menjadi acuan dalam membuat asuhan keperawatan
komunitas berdasarkan teori konsep keprawatan komunitas.

15
DAFTAR PUSTAKA
Ratnawati Emmella. 2018. Keperawatan Komunitas. Yogyakarta. Pustaka Baru Pres
Ekasari, F, M. 2008. Keperawatan Komunitas. Jakarta: Trans Info Medika

Anda mungkin juga menyukai