Anda di halaman 1dari 30

PROSES KEPERAWATAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Keperawatan Komunitas


MAKALAH

Oleh :
KELOMPOK 6
Syifa Hanifah (701180006)
Dewi Septi (701180020)
Mila (701180030)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BALE BANDUNG
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah HiRobbil 'alamin, Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam.
Atas segala nikmat karunia Nya sehingga kami telah menyelesaikan makalah ini dengan
sebagaimana makalah mestinya. Makalah yang berjudul "Proses Keperawatan"
inimerupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas.
Dalam penyelesaian tugas kelompok ini, penyusun banyak mendapat pembahasan dari
berbagai sumber, antara lain teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya
yang telah banyak memberikan masukan, dukungan, dalam menyelesaian makalah ini. Untuk
itu, pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk
itu segala saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari semua
pihak demi kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya.
Penyusun juga mengucapkan banyak terimakasih kepada rekan – rekan yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga dengan adanya tugas kelompok ini akan
dapat memberikan manfaat besar bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca semua pada
umumnya.

Bandung 2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan Umum..................................................................................2
C. Tujuan Khusus..................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................4


1. Peran perawat komunitas...........................................................4
2. Fungsi perawat komunitas.........................................................4
3. Etik keperawatan kesehatan komunitas.....................................5
4. Proses Keperawatan Komunitas.................................................9

BAB III PENUTUP....................................................................................14


A. Kesimpulan.......................................................................................14
B. Saran...............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di era globalisasi saat ini dan ditengah-tengah persaingan yang begitu ketat
seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. Maka sebagai
perawat yang professional dituntut mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi
masyarakat.
Peran adalah tingkah laku yang diharapkan oleh seseorang terhadap orang lain
dalam hal ini perawat untuk : memberikan asuhan keperawatan, melakukan pembelaan
pada klien, sebagai pendidik tenaga perawat dan masyarakat, coordinator dalam
pelayanan pasien. Kolaborator dalam membina kerjasama dengan profesi lain dan
sejawat, konsultan pada tenaga kerja dan pasien, pembaharu system, metodologi dan
sikap. (peran perawat, CHS, 1989). Peran perawat menurut Lokakarya Nasional, 1983
adalah : sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, pengelola pelayanan keperawatan dan
institusi pendidikan, sebagai pendidik dalam keperawatan, peneliti dan pengembang
keperawatan. Kozier, Barbara, 1995:21 mendefinisikan peran adalah seperangkat tingkah
laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam
suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan social baik dari dalam maupun dari luar
dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada
situasi social tertentu. Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan
aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang
diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung
keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional. Dimana setiap
peran yang dinyatakan sebagai cirri terpisah demi untuk kejelasan.
Sedangkan Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk
menetapkan, merencanakan, melaksanankan pelayanan keperawatan dalam rangka
membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya Sepotimal mungkin.
Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus-menerus, saling
berkaitan, dan dinamis. Selanjutnya menetapkan langkah proses keperawatan sebagai
proses pengumpulan data, pengkajian, perencanaan, dan implementasi. Jadi, proses
keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah, sistemis,
dinamis, komtinu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan
dari klien, keluarga, serta kelompok atau masyarakat.
B. Tujuan penulisan
a.    Tujuan Umum
Setelah diberikan pembelajaran, mahasiswa/i diharapkan mampu memahami
peran, fungsi dan etika perawat dalam komunitas, trend dan issue keperawatan
komunitas dan konsep pembangunan kesehatan di Indonesia juga proses
keperawatannya
b.    Tujuan Khusus
Setelah diberikan pembelajaran, mahasiswa/i diharapkan mampu:
a)    Menjelaskan peran perawat komunitas
b)    Menjelaskan fungsi perawat komunitas
c)    Menjelaskan etika keperawatan komunitas
d)    Mengetahui trend dan issue keperawatan komunitas
e)    Mengetahui konsep pembangunan kesehatan di Indonesia
f) Mengetahui proses keperawatan komunitas
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Peran, Fungsi Dan Etika Perawat Dalam Keperawatan Komunitas


1.    Peran perawat komunitas
Bagi perawat kesehatan masyarakat ada 2 istilah yang harus dipahami didalam
perawatan kesehatan masyarakat yaitu: Public Health Nursing (PHN) dan Community
Health Nursing (CHN).
Kedua istilah tersebut mempunyai arti yang sama yaitu perawwatan kesehatan
masyarakat. Ruth. B. Freeman dalam bukunya: Public Health Nursing Practice 1961,
tetapi pada tahun 1981, beliau menulis dalam bukunya: Community Health Nursing
Practice. Jadi istilah PHN adalah istilah lama sedangkan mulai tahun 1981 dipakai istilah
Community Health Nursing, perubahan istilah tersebut dikarenakan PHN mengandung
pengertian yang sangat luas, tidak terbatas, misalnya Masyarakat Indonesia, Masyarakat
Gresik, Masyarakat Lamongan, Masyarakat Eropa dan lain sebagainya.

a. Peran Perawat Komunitas


Banyak peran yang dapat dilaksanakan oleh seorang perawat dalam
keperawatan di komunitas, namun secara garis besar peran yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1) Peran perawat pada individu atau keluarga
Adapun peran perawat komunitas pada individu atau keluarga adalah sebagi
berikut:
a)    Peran sebagai pelaksana kesehatan
Yaitu selurh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan
puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan team
kesehatan lainnya sehingga tercipta keterpaduan dalam system pelayanan
kesehatan. (Nasrul Effendi, 1998:23). Clinical nurse specialist attau perawat
spesialis klinik, yaitu memberikan pelayanan pada tingkat individu, keluarga
dan kelompok, dan bentuk tanggung jawab pada peran ini adalah melalui
upaya promotif dan preventif dalam kaitannya untuk meningkatkan status
kesehatan masyarakat.
Dalam melaksanakan peran tersebut, perawat menggunnakan
pendekatan pemecahan masalah klien melalui proses kkeperawatan, dan
dalamhal ini perawat bertindak selaku comforter atau pemberi rasa nyaman,
protector dan advocate yaitu pelindung dan pembela, commnunicator,
mediator dan rehabilitas.

b)   Peran sebagai pendidik


Dalam memberikan pendidikan dan pemahaman kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas dan di
masyarakat dilakukan secara teroganisir dalam rangka menanamkan perilaku
sehat, sehingga terjadi perubahan-perubahan perilaku seperti yang
diharapkan dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Peran ini dapat
dilakukan oleh petugas kesehatan (perawat komunitas) dan anggota profesi
lain dalam bentuk formal ataupun non formal. Pengajaran yang di lakukan
bertujuan untuk mempertahankan dan meningakatkan kesehatan masyarakat.
Focus pengajaran dapat berbentuk, penanaman perilaku sehat, peningkatan
nutrisi dan pengaturan diet, olah raga, pengelolaan Stress, pendidikan tentang
proses penyakit dan pentingnya pengobatan yang berkelanjutan, pendidikan
tentang penggunaan obat, pendidikan tentang perawatan mandiri.

2.)   Peran sebagai konseling


Perawat kesehatan masyarakat dapat dijadikan sebagai tempat bertanya
oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk memecahkan berbagai
permasalahan dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang dihadapai yang
pada akhirnya dapat membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi
masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.

3)   Peran menajerial sebagai konsultan dan advocator


Manajemen berarti: suatu proses yang merupakan rangkaian kegiatan-
kegiatan yang sistematik, manajemen adalah alat dari administrasi untuk
mencapai tujuan. Tugas-tugas manajer adalah sebagai:
 Pengambilan keputusan
 Pemikul tanggung jawab
 Mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan
 Pemikiran konseptual
 Bekerjasama denagan dan melalui orang lain
 Mediator, politikus dan diplomat.

4)   Perawat kesehatan masyarakat sekolah


Permasalahan kesehatan yang dilaksanakan sesuai dengan tahap
perkembangan pada anak : usia presekolah (4-6 th), usia sekolah (6-12 th) dan
adolescent (13-19 th). Kegiatan yang dilakukan adalah : skrining, penemuan
kasus, surveillance status imunisasi, pengelolaan keluhan ringan dan pemberian
obat-obatan.

5)   Perawat kesehatan di rumah / hospice care


Adalah bagian dari rangkaian perawat kesehatan umum yang
disediakan bagi individu. Keluarga untuk meningkatkan, memelihara dan
memulihkan kesehatan guna memaksimalkan kesehatan dan meminimalkan
penyakit.

2.    Fungsi perawat komunitas


a. Definisi fungsi
Suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan perannya. Fungsi
dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan lain.
b. Fungsi perawat dalam melaksanakan tugasnya
Fungsi perawat dalam melaksanakan tugasnya antara lain fungsi independent,
fungsi dependent dan fungsi interindependent.
a)    Fungsi independent
Yaitu fungsi dimana perawat melaksanakan perannya secara sendiri,
tidak tergantung pada orang lain atau tim kesehatan lainnya. Perawaat harus
dapat memberikan bantuan terhadap adanya penyimpangan atau tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia baik bio, psiko, sosio/cultural maupun
spiritual, mulai dari tingkat individu utuh, mencakup seluruh siklus kehidupan,
sampai pada tingkat masyarakat, dan juga mencerminkan pada tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat system organ fungsional sampai
molecular. Kegiaatan ini dilakukan dengan diprakarsai oleh perawat, dan
perawat serta bertanggung gugat atas rencana dan keputusannya.  

b)   Fungsi dependent
Kegiaatan ini dilakukan dan dilaksanakan oleh seorang perawat atas
instruksi dari tim kesehatan lainnya ( dokter, ahli gizi, radiologi dan lainnya ).  
c)   Fungsi interdependent
          Fungsi ini berupa kerja tim yang sifatnya saling ketergantungan baik dalam
perawatan maupun kesehatan.

3.    Etik keperawatan kesehatan komunitas


a.    Definisi
Etik atau ethics berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata ethos yang berarti
kebiasaan, adat, perilaku atau karakter. Sedangkan berdasarkan kamus Webster etik
adalah ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral. Maka
dari pengertian diatas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan
bagaimana sepatutnya manusia hidup didalam masyarakat yang menyangkut aturan-
aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar yaitu baik dan
buruk, kewajiban dan tanggung jawab. Jadi, etika adalah berhubungan dengan
pertimbangan membuat keputusan terhadap suatu perbuatan karena tidak ada
undang-undang atau peraturan yang menegaskan apa yang harus dilakukan moral.
Etika keperawatan merupakan alat untuk mengukur perilaku moral dalam
keperwatan. Keputusan berdasarkan kode etik vsebagai standar yang diukur dan
dievaluasi perilaku moral perawat.
Etika keperawatan kesehatan komunitas : etika adalah pengambilan
keputusan berdasarkan moral, pengetahuan tentang hak klien dan bertanggung jawab
profesi. Hak klien atas kesehatannnya adalah merupakan hak yang bersifat alami
dimana tiap masyarakat berhak memperoleh derajat kesehaatan yang seoptimal
mungkin. Hak atas pelayanan kesehatan merupakan hak untuk mendapatkan
pelayanan atas barang dan jasa kesehatan yang berupa :
a)    Hak untuk mendapatkan pelayanan yang terhormat
b)    Memperoleh informasi pengobatan yang lengkap
c)    Informasi untuk suatu persetujuan
d)    Penolakan pengobatan
e)    Minta dilayani
f)     Penolakan partisipasi riset
g)    Kesinambungan pelayanan
h)   Informasi tentang peraturan

b.    Dasar pemikiran dan tujuan etika keperawatan profesi keperawatan


1.    Dasar pemikiran etika
Etika adalah kode perilaku yang berhubungan dengan apa yang baik dan
apa yang tidak baikdengan kewajiban moral prinsip benar dan salah dalam suatu
tindakan diddasarkan perilaku yang bersumber pada moral sangsi yang
diberikan bukan sangsi hukum tetapi sangsi moral.
Tujuan etika profesi keperawatan
1.    Menciptakan kepercayaan klien pada perawat
2.    Menciptakan kepercayaan sesama perawat
3.    Menciptakan kepercayaan masyarakat pada profesi perawat

c. Kode etik keperawatan, prinsip dan fungsi kode etik

  Kode etik keperawatan


Kode etik keperawatan merupakan bagian dari etik kesehatan yang
menerapkan nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan
masyarakat. Kode etik keperawatan di Indonesia telah disusun oleh dewan
pimpinan pusat persatuan perawat nasional Indonesia melalui musyawarah
Nasional PPNI di Jakarta pada tanggal 29 November 1989. Kode etik
keperawatan Indonesia tersebut terdiri dari 4 bab dan 16 pasal. Bab I terdiri dari 4
pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab terhadap individu, keluarga dan
masyarakat.
 Prinsip dasar kode etik
Adalah menghargai hak dan marabat manusia. Apabila menghadapi situasi
yang melibatkan keputusan yang bersifat etis dan moralitas, perawat hendaknya
bertanya  pada diri sendiri.
a)    Bagaimana pengaruh tindakan saya pada klien ?
b)    Bagaimana pengaruh tindakan saya terhadap tim kerja ?
c)    Bagaimana pengaruh tindakan saya terhadap tim diri sendiri ?
d)    Bagaimana pengaruh tindakan saya terhadap profesi ?

 Fungsi kode etik


Fungsi kode etik dalam system pelayanan kesehatan dan dalam praktik
keperawatan ( Kozier & Erb, 1990 ), antara lain :
a) Etika berhubungan dengan standart profesi untuk melindungi perawat
danklien.
b) Kode etik sebagai alat untuk menyusun standart praktek professional,
memperbaiki dan memelihara standart tersebut.
c) Merupakan pedoman dalam melaksanakan tindakan dan harus diterima
sebagai nilai pribadi bagi anggota professional
d) Member kerangka piker pada angota profesi untuk membuat keputusan.

Sedangkan menurut Hipoctrates, mengatakan bahwa kode etik berfungsi sebagai :


a)    Menghindari ketegangan antar manusia.
b)    Memperbaiki status kepribadian.
c)    Menopang pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
Kode etik keperawatan sebagai kerangka pikir untuk mengambil keputusan dan
tanggung jawab kepada masyarakat, anggota tim kesehatan lain dan profesi
( ANA, 1976 ).

 Perilaku personal perawat yang berkaitan dengan kode etik


1. Perawat melaksanakan pelayanan dengan menghargai derajat manusia, tidak
membedakan kebangsaan.
2. Perawat melindungi hak klien melibatkan dirinya terhadap hal yang relevan
dengan asuhan keperawatan.
3. Perawat mempertahankan kompetensinya dalam praktek keperawatan,
mengenal dan menerima tanggung jawab untuk kegiatan dan keputusan yang
diambil.
4. Perawat mempertimbangkan orang lain dengan criteria tertentu apabila akan
mendelegasikan tugas / menujuk seseorang untuk melakukan kegiatan
keperawatan.
5. Perawat melindungi klien bila keperawatannya dan keselamatannya diganggu
oleh orang yang tidak berwenang, tidak etis dan illegal.
6. Perawat berpartisipasi dalam kegiatan riset bila hak  individu  menjadi subjek
dilindungi.
7. Perawat berpartisipasi dalam usaha-usaha profesi untuk meningkatkan
standart praktek dan pendidikan keperawatan.
8. Perawat bertindak melalui organisasi profesi, berperan serta dalam
mengadakan dan mempertahankan kondisi pekerjaan yang memungkinkan
kualitas askep yang tinggi.
9. Perawat bekerjasama dengan anggota profesi kesehatan dan orang-orang lain
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
10. Perawat menolak tawaran untuk subjek advertensi atau promosi komersial.
 Tanggung jawab berhubungan dengan kode etik
1.    Tanggung jawab trhadap tugas berupaya promotif dan rehabilitatif .
2.    Tanggung jawab terhadap orang lain yaitu menghargai anggota masyarakat.
3.    Tanggung jawab tehadap masyarakat yaitu sebagai anggota masyarakat .
4.    Tanggung jawab terhadap profesi yaitu selalu mengembangkan profesi

4. Proses Keperawatan Komunitas

4.1 Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga, atau kelompok yang menyangkut
permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial, ekonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan.
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian adalah :
 Pengumpulan Data  
Tujuan:
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah
kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil
untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial
ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh karena itu
data tersebut harus akurat dan dapat dilakukan analisa untuk pemecahan masalah.

Pengumpulan data meliputi :


a. Data Inti
 Riwayat / sejarah perkembangan desa
Data ini dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal  dan informal dikomunitas
dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan data umum mengenai
lokasi daerah binaan ( yang dijadikan praktek keperawatan komunitas ), luas wilayah,
iklim, tipe komunitas ( masyarakat rural atau urbal ), keadaan demografi, struktur
politik, distribusi kekuatan komunitas, dan pola perubahan komunitas.
 Data demografi – penduduk
Mengkaji jumlah komunitas berdasarkan umur, Sekolah, ras atau suku, jenis kelamin,
tipe keluarga, status perkawinan, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, dan
pekerjaan.
 Vital statistik
Jabarkan atau uraikan data mengenai angka kelahiran, angka kematian atau CDR,
penyebab kematian, angka pertambahan anggota.
 Keadaan geografi
 Luas wilayah
   Nilai, kepercayaan, dan Agama
   Derajat kesehatan masyarakat (disajikan dalam bentuk tabel ; distribusi
frekuensi).
data yang dikaji antara lain  mulai dari angka mortalitas, morbiditas, IMR, MMR, dan
cakupan imunisasi. Selanjutnya status kesehatan komunitas di kelompokkan berdasarkan
kelompok berikut ini:
 Kelompok usia. Mulai dari bayi , balita, usia sekolah, remaja dal lansia
 Kelompok khusus di masyarakat. Mulai dari ibu hamil, pekerja industri,
kelompok penyakit kronis, dan penyakit menular.
Adapun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagai berikut:
1)    Riwayat Penyakit Keluarga ( dalam satu tahun terakhir )
 Riwayat ISPA dalam keluarga
 Penyakit asma
 Penyakit cacingan
 Diare
 Penyakit keturunan
 Demam berdarah
 Penyakit cacat bawaan
 TBC paru
 Penyakit kulit
 Penyakit mata
 Penyakit rheumatik
 Penyakit jantung
 Penyakit gangguan jiwa
 Penyakit menahun lainnya
2)    Imunisasi Balita
 Jumlah balita yang mendapatkan imunisasi lengkap
 Jumlah balita yang tidak mendapatkan imunisasi
3)    Kesehatan Ibu Hamil
 Jumlah ibu hamil saat ini
 Frekuensi pemeriksaan saat kehamilan
 Tempat pemeriksaan selama kehamilan
 Alasan tidak periksa kehamilan
 Jumlah ibu hamil yang diimunisasi TT
 Alasan tidak imunisasi TT
 Keadaan kehamilan sekarang
4)    Gizi Balita
 Jumlah balita yang disusui
 Lama balita mendapatkan ASI
 Waktu pemberian makanan tambahan
 Jenis makanan tambahan
 Jumlah balita yang ditimbang setiap bulan
 Tempat penimbangan balita
 Jumlah balita yang memilki KMS
 Status BB balita saat ini berdasarkan Grafik KMS
 alasan tidak pernah ditimbangnya balita
 Jumlah balita yang kurang gizi
5)    Keluarga Berencana
 Jenis alat kontrasepsi yang digunakan
 Tempat pelayanan KB
 Alasan tidak ikut KB
6)    Kesehatan Remaja
 Kegiatan waktu luang yang digunakan remaja
 Ciri – ciri pada anak remaja
7)    Kesehatan Lanjut Usia
 Jumlah Lansia saat ini
 Masalah – masalah kesehatan yang dirasakan Lansia
 Kegiatan Lansia diwaktu senggang
 Perlunya dibentuk perkumpulan Lansia

b.    Data Lingkungan Fisik (disajikan dalam bentuk tabel Distribusi Frekuensi)


 Status kepemilikan tempat mandi
 Tempat pembuangan limbah keluarga
 Keadaan saluran pembuangan limbah
 Tempat pembuangan air besar
 Jenis jamban yang dimiliki
 Jarak jamban dengan sumber air
 Sumber air bersih yang digunakan keluarga
 Keadaan air bersih
 Pengolahan air minum
 Tempat pembuangan sampah
 Letak kandang
 Frekuensi membersihkan kandang
 Jenis lantai rumah
 Frekuensi membersihkan rumah
 Pemanfaatan pekarangan rumah

c.    Tempat Pelayanan Kesehatan dan Sosial


1)    Pelayanan Kesehatan
 Lokasi sarana kesehatan
 Sumber daya yang dimilki ( tenaga kesehatan dan Kader )
 Karakteristik pemakai
 Jumlah kunjungan
2)    Fasilitas Sosial ( Pasar, toko koperasi )
 Lokasi
 Kepemilikannya
 Karakteristik pemakai
 Jumlah kunjungan

d.    Ekonomi (Sumber Angket disajikan dalam bentuk tabel Distribusi Frekuensi)


 Jenis pekerjaan penduduk
 Jumlah penghasilan rata – rata tiap bulan
 Jumlah pengeluaran rata – rata tiap bulan
 Keamanan dan Transportasi (Sumber Data Sekunder)

f.     Politik dan Pemerintahan (Sumber Data Sekunder)


 Sistem pemerintahan desa
 Struktur organisasi desa
 Struktur organisasi tingkat RW
 Kelompok organisasi dalam masyarakat
 Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan

g.    Komunikasi (Sumber Data Sekunder)


 Sarana umum komunikasi
 Jenis alat komunikasi yang digunakan oleh warga
 Cara penyebaran informasi

h.    Pendidikan (Sumber Angket dan Data Sekunder, penyajian dalam bentuk


narasi dan tabel distribusi frekuensi)
 Tingkat pendidikan penduduk
 Fasilitas pendidikan yang tersedia ( Formal dan Informal )
 Lokasi
 Sumber daya yang tersedia
 Karakteristik pemakai
 Jenis bahasa yang digunakan

CATATAN :
  Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan obyektif.
1.    Data Subyektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu,
keluarga, kelompok, dan komunitas yang diungkapkan secara langsung melalui lisan
2.    Data Obyektif
Yaitu data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran
  Sumber Data
1.    Data Primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat kesehatan
masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan hasil
pemeriksaan atau pengkajian.
2.    Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : kelurahan,
Puskesmas, atau MedicalRecord.

 Cara Pengumpulan Data


1.    Wawancara atau Anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab
antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien / masyarakat tentang hal yang
berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah,
terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau
keluarga, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses
keperawatan.
2.    Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik, psikologis,
perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosis keperawatan. Pengamatan
dilakukan dengan menggunakan pancaindera dan hasilnya dicatat dalam format proses
keperawatan.
2.1.2     Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data, dengan langkah–
langkah sebagai berikut :
1.    Klasifikasi / katagori data
2.    Perhitungan persentasi
3.    Tabulasi data
4.    Interprestasi data

2.1.3     Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui kesenjangan atau
masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Adapun macam – macam analisa data di komunitas adalah :
a.    Analisa Korelatif
Mengembangkan tingkat hubungan, pengaruh dari dua atau lebih sub – variabel yang
diteliti menggunakan perhitungan secara statistik.
Contoh : Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap penderita TBC dengan status
kesehatan fisik : fungsi pernafasan. 
b.    Analisa data berdasarkan kelompok data / data fokus yang dianggap sebagai
masalah
 Insiden penyakit terbanyak
 Keluhan yang paling banyak dirasakan
 Pola / perilaku yang tidak sehat
   Lingkungan yang tidak sehat
 Pemanfaatan layanan kesehatan yang kurang efektif
  Peran serta masyarakat yang kurang mendukung
 Target / cakupan program yang kurang tercapai

c.    Analisa faktor – faktor yang berhubungan dengan masalah atau lazimnya disebut
dengan etiologi.
   Faktor budaya masyarakat
   Pengetahuan yang kurang
   Sikap masyarakat yang kurang mendukung
   Dukungan yang kurang dari pemimpin formal dan informal
   Kurangnya Kader kesehatan masyarakat
   Kurangnya fasilitas pendukung masyarakat
   Kurang efektifnya pengorganisasian 
   Kondisi lingkungan dan geografis yang kurang kondusif
   Pelayanan kesehatan yang kurang memadai
   Kurangnya keterampilan terhadap prosedur pencegahan penyakit
   Kurangnya keterampilan terhadap prosedur perawatan kesehatan
   Faktor finansial
   Komunikasi / koordinasi dengan sumber pelayanan kesehatan yang kurang efektif

2.1.4     Perumusan Masalah Kesehatan


Berdasarkan analisa data yang diperoleh, maka dapat diketahui masalah kesehatan
dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat yang selanjutnya dapat dilakukan
intervensi. Namun, masalah yangtelah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus.
Oleh karena itu, perawat komunitas harus membuat prioritas masalah.
2.1.5     Prioritas Masalah
Prioritas Masalah Kriteria penentuan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan diantaranya adalah:
a.    Perhatian masyarakat
b.    Prevalensi kejadian
c.    Berat ringannya masalah
d.    Kemungkinan masalah untuk diatasi
e.    Tersedianya sumber daya masyarakat
f.     Aspek politis

2.2        Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa
keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan
masyarakat yang nyata ( aktual ), resiko / resiko tinggi, dan potensial.
 Aktual: dimana karakteristiknya adalah adanya data mayor      ( (utama)
sehingga masalah cukup valid untuk diangkat.
 Resiko dan Resiko tinggi: dimana karakteristiknya adalah adanya faktor – faktor
dikomunitas yang beresiko.
 Potensial / Wellnes / Sejahtera:menggambarkan keadaan sehat dikomunitas.
Diagnosa ini perlu diangkat dengan tujuan untuk meningkatkan dan
mempertahankan kondisi komunitas yang sudah sehat tersebut dengan kegiatan
promotif dan preventif.
Komponen utama diagnosa keperawatan, Yaitu:
 Problem ( masalah )
 Etiologi ( penyebab )
 Sign / Siptom ( tanda / gejala )
  

2.2.1        Problem (Masalah)
      

Merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak
terjadi, dengan mengacu pada klasifikasi masalah menurut OMAHA, yaitu :
a.    Pemilikan Lingkungan:
 Pendapatan
   Sanitasi
   Pemukiman
 Keamanan pemukiman / tempat kerja
b.    Pemilikan Psikososial:
 Komunikasi dengan sumber masyarakat
    Kontak sosial
 Perubahan peranan
 

 Kegelisahan agama
 Stabilitas sosial
 Penelantaran anak / ramaja
 Pertumbuhan dan perkembangan
 

c.    Pemilikan Fisiologis
    Pendengaran
    Pengelihatan
    Berbicara dan bahasa
    Fungsi neuromuskuler
    Respirasi
    Sirkulasi
    Digesti
d.    Pemilikan Yang Berhubungan Dengan Kesehatan
 Nutrisi
    Pola istirahat
    Aktifitas fisik
    Kebersihan perorangan
    Penyalahgunaan obat
    Keluarga berencana

         2.2.2        Etiologi (Penyebab)


Menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memberikan
arah terhadap intervensi keperawatan yang meliputi :
a.    Faktor budaya masayarakat
b.    Pengetahuan yang kurang
c.    Sikap masyarakat yang kurang mendukung
d.    Dukungan yang kurang dari pemimpin formal atau informal
e.    Kurangnya Kader kesehatan masyarakat
f.     Kurangnya fasilitas pendukung di masyarakat
g.    Kurang efektifnya pengorganisasian
h.    Kondisi lingkungan dan geografis yang kurang kondusif
i.      Pelayanan kesehatan yang kurang memadai
j.      Kurangnya keterampilan terhadap prosedur pencegahan penyakit
k.    Kurangnya keterampilan terhadap prosedur perawatan kesehatan
l.      Faktor finansial
m.   Komunikasi / koordinasi dengan sumber pelayanan kesehatan kurang efektif
      

   2.2.3        Sign / Siptom ( tanda / gejala )


a.    Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa
b.    Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
c.    Data – data yang menunjang timbulnya masalah
Untuk menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung 2 komponen
tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal–hal sebagai  berikut :
a.    Kemampuan masyarakat untuk menaggulangi masalah
b.    Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
c.    Partisipasi dan peran serta masyarakat

2.3        Perencanaan
Rencana keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan ang akan
dilakukan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah
ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien. Jadi, perencanaan asuhan
keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosis keperawatan yang
telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusunharus mencakup elemen-
elemen berikut ini.
Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan yang telah ditetapkan. Rencana keperawatan yang disusun harus
mencakup :
1.    Merupakan tujuan keperawatan yang akan dicapai
2.    Rencana tindakan keperawatan yang dilaksanakan
3.    Kriteria hasil untuk mencapai tujuan
     

     2.3.1.        Rencana Tindakan Keperawatan


  

Langkah – langkah dalam perencanaan


a.    Identifikasi alternatif tindakan keperawatan.
b.    Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan.
c.    Libatkan peran serta masyarakat dalam penyusunan perencanaan (MMD / lokakarya
mini).
d.    Pertimbangan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia.
e.    Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat  memenuhi kebutuhan yang sangat
dirasakan masayarakat.
f.     Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
g.    Tindakan harus bersifat realistik
h.    Disusun secara berurutan
   

2.3.2.        Kriteria Hasil Untuk Mencapai Tujuan


   

Kriteria dalam perencanaan :


a.    Memakai kata kerja yang tepat
b.    Dapat dimodifikasi
c.    Bersifat spesifik
         Siapa yang akan melakukan ?
         Apa yang dilakukan ?
         Dimana dilakukan ?
         Kapan dilakukan ?
         Bagaimana melakukan ?
         Frekuensi melakukan

2.4        Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun dengan melibatkan secara aktif masyarakat melalui kelompok – kelompok yang
ada di masyarakat, Puskesmas / Dinas Kesehatan atau sektor terkait lainnya, yang
meliputi kegiatan :
          2.4.1       Promotif
a.    Pelatihan kader kesehatan
b.    Penyuluhan kesehatan / pendidikan kesehatan
c.    Standarisasi nutrisi yang baik
d.    Penyediaan perumahan
e.    Tempat – tempat rekreasi
f.     Konseling perkawinan
g.    Pendidikan seks dan masalah – masalah genetika
h.    Pemeriksaan kesehatan secara periodik
       

  2.4.2       Preventif
a.    Keselamatan dan kesehatan kerja
b.    Pencegahan penyakit dan masalah kesehatan
c.    Pemberian nutrisi khusus
d.    Pengamanan atau penyimpanan barang, bahan yang berbahaya
e.    Pemeriksaan kesehatan secara berkala
f.     Imunisasi khusus pada kelompok khusus
g.    Personal higiene dan kesehatan lingkungan
h.    Perlindungan kecelakaan kerja dan keselamatan kerja
i.      Menghindari dari sumber energi
    

      2.4.3       Pelayanan Kesehatan Langsung


a.    Pelayanan kesehatan di Posyandu balita dan lansia
b.    Homecare
c.    Rujukan
d.    Pembinaan pada kelompok – kelompok masyarakat

         Prinsip – prinsip dalam pelaksanaan keperawatan:


1.    Berdasarkan respon masyarakat
2.    Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada masyarakat
3.    Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri serta
lingkungan
4.    Bekerja sama dengan profesi lain
5.    Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
6.    Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan dan perawatan masyarakat secara esensial
7.    Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat
8.    Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan perawatan
 Prinsip- prinsip lain yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi
pada keperawatan komunitas adalah inovatif, integrated, rasional, mampu dan
mandiri, serta ugem (yakin atau percaya pada kemampuannya).
1.    Inovatif :Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
(IPTEK) serta berdasarkan pada iman dan taqwa (IMTAQ).
2.    Integrasi :Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerja sama dengan sesama
profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat berdasarkan
asas kemitraan.
3.    Rasional :Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus menggunakan pengetahuan secara rasional, demi tercapainya rencana program
yang telah disusun.
4.    Mampu dan mandiri :Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai
kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta
kompeten dibidangnya.
5.    Ugem :Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya
dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan
tercapai. Fokus implementasi asuhan keperawatan komunitas adalah program
kesehatan komunitas dengan strategi communityorganization dan parthnerships in
community (model fornursingparthnerships).

 Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan keperawatan


1.    Keterlibatan petugas kesehatan non keperawatan, kader, tokoh masyarakat dalam
rangka alih peran
2.    Terselenggaranya rujukan medis dan rujukan kesehatan
3.    Keterpaduan ( tenaga, biaya, waktu, lokasi, sarana dan prasarana dengan pelayanan
kesehatan maupun sektor lain.
4.    Setiap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dicatat pada catatan yang
disediakan.

2.5        Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses  dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tesebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dibandingkan dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam
prilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas
dengan tujuan yang telah ditetapkan atau diluruskan sebelumnya.

2.5.1        Macam-macam evaluasi
   Formatif dan sumatif
   Input, proses, output

2.5.2        Fokus evaluasi :
1.    Relevansi. Apakah program diperlukan? Program yang ada atau baru?
2.    Perkembangan atau kemajuan. Apakah pelaksanaan sesuai dengan perencanaan?
Bagaimana staf, fasilitas, dan jumlah peserta?
3.    Efisiensi biaya (costefficiency). Bagaimana biayanya? Apa keuntungan dari
program tersebut?
4.    Efektivitas. Apakah tujuan tercapai? Apakah klien puas? Apakah fokus pada
formatif dan apa hasil jangka pendek yang diperoleh?
5.    Impact. Bagaimanakah dampak jangka panjang? Apakah ada perubahan prilaku
dalam 6 minggu, 6 bulan, atau 1 tahun ke depan? Dan apakah status kesehatan
masyarakat meningkat?

2.5.3        Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian


1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
disediakan
2.   Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan
tahap pelaksanaan
3.   Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi.

2.5.4        Kegunaan penilaian
1.   Untuk menentukan perkembangan perawatan kesehatan masyarakat yang diberikan
2.   Untuk menilai hasil guna, daya guna dan produktifitas asuhan keperawatan yang
diberikan
3.   Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
4.   Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam proses
keperawatan.

2.5.5        Hasil evaluasi :
Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi, yaiitu :
1.    Tujuan tercapai :Apakah individu,keluarga, kelompok, dan masyarakat telah
menunjukkan kemajuan sesuai dengankriteria yang telah ditetapkan.
2.    Tujuan tercapai sebagai :Apakah tujuan tidak tercapai secara maksimal sehingga
perlu dicari penyebab, cara memperbaiki, dan mengatasinya.
3.    Tujuan tidak tercapai :Apabila individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tidak
menunjukkan perubahan kemajuan sama sekali, bahkan timbul masalah baru.
Diperlukan pengkajian secara mendalam apakah terdapat problem dalam data,
analisis, diagnosis, tindakan, dan faktor-faktor yang lain yang tidak sesuai dan
menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.

5. Keperawatan Maternitas dalam Komunitas (Masyarakat& RS)


a. Definisi
Perawat maternitas adalah perawat yang menjaga kesehatan wanita terutama ibu
hamil.
b. Peran Perawat Maternitas di Masyarakat dan RS
1. CareProvider
 Pemberi asuhan keperawatan baik diberikan secara langsung maupun secara
tidak langsung kepada ibu hamil, suami dan keluarganya.
 Memberikan rasa aman dan nyaman kepada ibu primigravida dan keluarga
 Perantara ibu hamil dengan tenaga kesehatan lainnya untuk memeriksa
kehamilannya (Bobak, 2005).
2. Pendidikan
 Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil, suami dan keluargannya
 Merawat ibu hamil dan membawanya ke pelayanan kesehatan yang terdekat
untuk mencegah komplikasi
 Memberika penyuluhan tentang cara merawat ibu hamil dan persiapan
persalinan baik bio-psiko-sosial (Machfoedz, 2005).
3. Pengelola
 Memantau kualitas asuhan keperawatan yang diberikan ibu hamil
 Mengorganisasi dan mengendalikan sistem pelayanan keperawatan (Pilliter,
2003).
4. Advokat
 Menjamin dan melindungi hak dan kewajiban ibu hamil untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang maksimal dan seimbang (Suliha, 2002).
 Membantu mempersiapkan persalinan dengan baik sehingga ibu dan bayi lahir
dengan selamat.
5. Peneliti
 Mengindentifikasi masalah-masalah terkait dengan dukungan suami terhadap
kesiapan ibu dalam menghadapi persalinan.
 Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu pada saat hamil dan melahirkan
(DepKes, 2002).
6. Coordinator
 Mengkoordinasi seluruh pelayanan keperawatan maternitas
 Mengatur SDM keperawatan yang bertugas
 Mengembangkan sistem pelayanan keperawatan maternitas dan memberikan
informasi tentang hal terkait dengan pelayan keperawatan maternitas.
7. ChangeAgent
sebagai pembaru, perawat mengadakan inovasi dalam berfikir, bersikap,
bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan klien/keluarga agar menjadi sehat
secara fisik maupun psikis.
8. Consultant
Perawat adalah sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi spesifik klien
jika di minta informasi tentang tujuan keperawatan yang diberikan.
9. Counsellor
 Mengindentifikasi perubahan pola interkasi klien terhadap kesadaran sehat
sakitnya.
 Memberikan konseling/bimbingan kepada klien, keluarga dalam
mengintergrasikan pengalaman kesehatan sesuai prioritas
 Membantu mencari solusi yang tepat, mengubah perilaku hidup ke arah perilaku
hidup klien yang sehat.
10. Promot dalam Bidang Politik
 Mengupayakan kesadaran masyarakat serta mempromosikan kesehatan
maternitas: sehat, resiko, dan gangguan. (raiseawareness).
 Melakukan lobi dengan parlemen, pemerintah yang akan berpengaruh dalam
menetapkan kebijakan legislasi
 Melakukan kampanye kesehatan maternitas dengan rencana
BAB III
PENUTUP

  3.1        Kesimpulan
Peran adalah tingkah laku yang diharapkan oleh seseorang terhadap orang lain
dalam hal ini perawat untuk : memberikan asuhan keperawatan, melakukan pembelaan
pada klien, sebagai pendidik tenaga perawat dan masyarakat, coordinator dalam
pelayanan pasien. Kolaborator dalam membina kerjasama dengan profesi lain dan
sejawat, konsultan pada tenaga kerja dan pasien, pembaharu system, metodologi dan
sikap. (peran perawat, CHS, 1989).
proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat
ilmiah, sistemis, dinamis, komtinu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan dari klien, keluarga, serta kelompok atau masyarakat.
Kemudian menetapkan langkah proses keperawatan sebagai proses pengumpulan data,
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Peran perawatan komunitas di dalam juga sangat penting salah satunya adalah
sebagai care provider dan pendidik dan conselor untuk menyadarkan masyarakat
tentang pentingnya kesehatan

  3.2        Saran
Penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya serta buku ini dapat menjadi referensi untuk pembuatan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit Iqbal, Chayatin, Nurul. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. 2009. Jakarta :


Salemba Medika
Efendi, Ferry, Gadi, Makhfudli. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas.
Mubarak, Wahit Iqbal, Chayatin, Nurul, ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori Dan Aplikasi.
2009. Jakarta : Salemba

Anda mungkin juga menyukai