Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KELOMPOK 3

PERAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

“KOLABORATOR”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas

Dosen : Ibu Erna Irawan, S.Kep

Disusun Oleh :

Amelia Putri 88214033


Fitrianingsih Yusuf 88214026
Zahra Aulia Widianti 88213022
Lahmi Adil Jihadi 88212007
Nur Zhafirah 88212002
Nabilah Lubnal Wafa 88213015
Chitra Siffa Gandara 88214019

UNIVERSITAS ADHIRAJASA RESWARA SANJAYA


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Perawat komunitas memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga


dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Mereka bukan hanya penyedia layanan
kesehatan, tetapi juga kolaborator yang bekerja bersama dengan individu,
keluarga, dan komunitas untuk mencapai tujuan kesehatan bersama. Dalam
makalah ini, kami akan menggali lebih dalam mengenai peran perawat komunitas
sebagai kolaborator dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat.

Kami akan membahas bagaimana perawat komunitas bekerja sama dengan


berbagai pemangku kepentingan, termasuk individu, keluarga, dokter, dan
organisasi kesehatan, untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat. Kami juga akan menjelaskan konsep kolaborasi dalam konteks
perawatan kesehatan komunitas, serta contoh praktik kolaboratif yang efektif yang
dilakukan oleh perawat komunitas.

Melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang peran perawat


komunitas sebagai kolaborator, diharapkan kita dapat menghargai kontribusi
penting yang mereka berikan dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan
berkelanjutan. Makalah ini akan memberikan wawasan yang berguna bagi
mahasiswa keperawatan, praktisi kesehatan, dan semua yang tertarik dalam
meningkatkan kesehatan komunitas.

DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar belakang.............................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................................1
1.3 Manfaat Penulisan.......................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 DEFINISI.................................................................................................................3
2.2 TUJUAN..................................................................................................................4
2.3 MANFAAT..............................................................................................................4
2.4 KARAKTERISTIK.................................................................................................5
2.5 DASAR-DASAR KOMPETENSI KOLABORASI................................................5
2.6 PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT.......................................................................6
2.7 KRITERIA KOLABORASI....................................................................................7
2.8 KOLABORASI DI RUMAH SAKIT......................................................................7
2.9 PERAWAT SEBAGAI KOLABORATOR.............................................................7
ROLEPLAY...............................................................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk


menggambarkan suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu. Sekian
banyak pengertian dikemukakan dengan sudut pandang beragam namun didasari
prinsip yang sama yaitu mengenal kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas,
kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat. Namun demikian kolaborasi sulit
didefinisikan untuk menggambarkan apa yang sebenarnya yang menjadi esensi dari
kegiatan ini. Seperti yang dikemukakan National Joint Practice Commision (1977)
yang dikutip Siegler dan Whitney (2000) bahwa tidak ada definisi yang mampu
menjelaskan sekian ragam variasi dan kompleknya kolaborasi dalam kontek
perawatan kesehatan.

Kolaborasi (ANA, 1992), hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam


memeberikan pelayanan kepada pasien/klien adalah dalam melakukan diskusi tentang
diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau
komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya. Apapun
bentuk dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang
memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator. Efektifitas hubungan kolaborasi
profesional membutuhkan mutual respek baik setuju atau ketidaksetujuan yang
dicapai dalam interaksi tersebut. Partnership kolaborasi merupakan usaha yang baik
sebab mereka menghasilkan outcome yang lebih baik bagi pasien dalam mecapai
upaya penyembuhan dan memperbaiki kualitas hidup

1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk lebih mengetahui dan memahami tentang bagaimana Konsep Kolaborasi


dalam Keperawatan.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui Konsep Kolaborasi dalam Keperawatan yang terdiri dari:

a. Definisi Kolaborasi

b. Tujuan Kolaborasi

c. Manfaat Kolaborasi

d. Karakteristik Kolaborasi

1
e. Dasar - Dasar Kompetensi Kolaborasi

f. Pihak-pihak yang Terlibat Dalam Kolaborasi

g. Elemen Kunci Kolaborasi

h. Kriteria Kolaborasi

i. Kolaborasi di Rumah Sakit

J. Perawat Sebagai Kolabolator

1.3 Manfaat Penulisan

Manfaaat penulisan makalah ini agar mahasiswa/kelompok dapat lebih mengetahui


dan memahami tentang Konsep Kolaborasi dalam Keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah
bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu.
(Kozier Barbara, 2010),
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti
merawat atau memelihara. Harlley Cit ANA (2010) menjelaskan pengertian dasar
seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,
membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan proses penuaan dan
perawat Profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab dan berwewenang
memberikan pelayanan Keparawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan
tenaga Kesehatan lain sesuai dengan kewenanganya. (Depkes RI,2016)
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat
dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan
diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung
keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional. Fungsi itu
sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi dapat
berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.
Fungsi Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu sehat maupun
sakit dimana segala aktifitas yang di lakukan berguna untuk pemulihan Kesehatan
berdasarkan pengetahuan yang di miliki, aktifitas ini di lakukan dengan berbagai cara
untuk mengembalikan kemandirian Pasien secepat mungkin dalam bentuk Proses
Keperawatan yang terdiri dari tahap Pengkajian, Identifikasi masalah (Diagnosa
Keperawatan). Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.
Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien/klien dalam melakukan diskusi tentang
diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau
komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya. Apapun

3
bentuk dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang
memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator Kolaborasi merupakan proses
komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan yang disengaja,
dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien. Kadangkala itu terjadi
dalam hubungan yang lama antara tenaga professional.

2.2 TUJUAN

Tujuan kolaborasi perawat adalah untuk membahas masalah-masalah tentang


klien dan untuk meningkatkan pamahaman tentang kontribusi setiap anggota tim serta
untuk mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu asuhan klien. Agar hubungan
kolaborasi dapat optimal, semua anggota profesi harus mempunyai keinginan untuk
bekerjasama Perawat dan tim medis lain merencanakan dan mempraktekkan sebagai
kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan
berbagai nilai-nilai dan pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang
berkonstribusi terhadap perawatan individu, keluarga dan masyarakat
Tim satu disiplin ilmu meliputi: tim perawat, tim dokter, tim administrasi, dan
lain-lain.Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok professional
yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda keahlian. Tim akan
berfungsi baik, jika terjadi adanya konstribusi dari anggota timdalam memberikan
pelayanan kesehatan efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai sesama
anggota tim. Perawat sebagai anggota membawa perspektif yang unik dalam tim inter
disiplin. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain.
Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi
pelayanan kesehatan.Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati
dan mencegah penyakit.Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan
seperti pemberian obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota
tim lain sebagai membuat relevan pemberian pengobatan. Tim multi disiplin meliputi:
tim operasi, tim infeksi nasokomial, dan lain-lain.

2.3 MANFAAT

Manfaat yang didapatkan dengan diterapkannya kolaborasi antar profesi


kesehatan, antara lain:

4
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan
keahlian unik profesional.
2. Memaksimalkan produktivitas serta efektifitas dan efisiensi sumber daya.
3. Meningkatkan profesionalisme, loyalitas, dan kepuasan kerja.
4. Meningkatkan kohesivitas antar tenaga kesehatan profesional.
5. Memberikan kejelasan peran dalam berinteraksi antar tenaga kesehatan profesional.

2.4 KARAKTERISTIK

Menurut Carpenter (2010), kolaborasi mempunyai 8 karakteristik, yaitu:


1. Partisipasi tidak dibatasi dan tidak hirarkis.
2. Partisipan bertanggung jawab dalam memastikan pencapaian kesuksesan. Adanya
tujuan yang masuk akal.
3. Ada pendefinisian masalah.
4. Partisipan saling mendidik atau mengajar satu sama lain.
5. Adanya identifikasi dan pengujian terhadap berbagai pilihan.
6. Implementasi solusi dibagi kepada beberapa partisipan yang terlibat,
7. Partisipan selalu mengetahui perkembangan situasi.

2.5 DASAR-DASAR KOMPETENSI KOLABORASI

1. Komunikasi
Komunikasi sangat dibutuhkan dalam berkolaborasi, karena kolaborasi
membutuhkan pemecahan masalah yang lebih komplek, dibutuhkan komunikasi
efektif yang dapat dimengerti oleh semua anggota tim.

2. Respek dan kepercayaan


Respek dan kepercayaan dapat disampaikan secara verbal maupun non verbal
serta dapat dilihat dan dirasakan dalam penerapannya sehari-hari.

3. Memberikan dan menerima feed back


Feed back dipengaruhi oleh persepsi seseorang, pola hubungan, harga diri,
kepercayaan diri, emosi, lingkungan serta waktu, feed back juga dapat bersifat
negative maupun positif.

5
4. Pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan komunikasi untuk mewujudkan
kolaborasi yang efektif guna menyatukan data kesehatan pasien secara komperensip
sehingga menjadi sumber informasi bagi semua anggota tim.
5. Manajemen konflik
Untuk menurunkan komplik maka masing-masing anggota harus memahami
peran dan fungsinya, melakukan klarifikasi persepsi dan harapan, mengidentifikasi
kompetensi mengidentifikasi tumpang tindih peran serta melakukan negosiasi peran
dan tanggung jawabnya

2.6 PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT

Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok profesional


yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum, dan berbeda keahlian. Tim akan
berfungsi baik jika terjadi adanya kontribusi dari anggota tim dalam memberikan
pelayanan kesehatan terbaik. Anggota tim kesehatan meliputi pasien, perawat, dokter,
fisioterapis, pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker. Oleh karena itu, tim
kolaborasi hendaknya memiliki komunikasi yang efektif, bertanggung jawab, dan
saling menghargai antar sesama anggota tim.
Pasien secara integral adalah anggota tim yang penting Partisipasi pasien
dalam pengambilan keputusan akan menambah kemungkinan suatu rencana menjadi
efektif. Tercapainya tujuan kesehatan pasien yang optimal hanya dapat dicapai jika
pasien sebagai pusat anggota tim. Perawat sebagai anggota membawa perspektif yang
unik dalam interdisiplin tim. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktik profesi kesehatan lain. Perawat
berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan
kesehatan.
Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati, dan mencegah
penyakit. Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti
pemberian obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota tim
lainnya sebagaimana membuat referal pemberian pengobatan.
Selain itu, keluarga serta orang-orang lain yang berpengaruh bagi pasien juga
termasuk pihak-pihak yang terlibat dalam kolaborasi. Karena keluarga merupakan

6
orang terdekat dari pasien atau individu yang memiliki pengaruh sangat besar
terhadap individu. Melalui keluarga tenaga kesehatan bisa mendapatkan data-data
mengenai pasien yang dapat mempermudah dalam mendiagnosis penyakit dan proses
penyembuhan pasien.

2.7 KRITERIA KOLABORASI

Terwujudnya suatu kolaborasi tergantung pada beberapa kriteria, yaitu:


1. Adanya saling percaya dan menghormati
2. Saling memahami dan menerima keilmuan masing-masing
3. Memiliki citra diri positif
4. Memiliki kematangan professional yang setara (yang timbul dari pendidikan dan
pengalaman).
5. Mengakui sebagai mitra kerja bukan bawahan
6. Keinginan untuk bernegoisasi.

2.8 KOLABORASI DI RUMAH SAKIT

Kolaborasi merupakan hubungan kerja sama antara anggota tim dalam


memberikan asuhan kesehatan. Pada kolaborasi terdapat sikap saling menghargai
antar tenaga kesehatan dan saling memberikan informasi tentang kondisi klien demi
mencapai tujuan (Hoffart & Wood, 2010; Wils, Jonson & Sayler, 2011). Tim Kerja di
Rumah Sakit
a. Tim satu disiplin ilmu:
1) Tim Perawat
2) Tim dokter
3) Tim administrasi
4) Dll

b. Tim multi disiplin:


1) Tim operasi
2) Tim nosokomial infeksi
3) Dll

2.9 PERAWAT SEBAGAI KOLABORATOR

7
Sebagai seorang kolaborator, perawat melakukan kolaborasi dengan klien, per
group serta tenaga kesehatan lain. Kolaborasi yang dilakukan dalam praktek di
lapangan sangat penting untuk memperbaiki. Agar perawat dapat berperan secara
optimal dalam hubungan kolaborasi tersebut, perawat perlu menyadari
akuntabilitasnya dalam pemberian asuhan keperawatan dan meningkatkan
otonominya dalam praktik keperawatan. Faktor pendidikan merupakan unsur utama
yang mempengaruhi kemampuan seorang profesional untuk mengerti hakikat
kolaborasi yang berkaitan dengan perannya masing-masing, kontribusi spesifik setiap
profesi, dan pentingnya kerja sama.
Setiap anggota tim harus menyadari sistem pemberian asuhan kesehatan yang
berpusat pada kebutuhan kesehatan klien, bukan pada kelompok pemberi asuhan
kesehatan. Kesadaran ini sangat dipengaruhi oleh pemahaman setiap anggota terhadap
nilai-nilai profesional. Menurut Baggs dan Schmitt, ada atribut kritis dalam
melakukan kolaborasi, yaitu melakukan sharing perencanaan, pengambilan keputusan,
pemecahan masalah, membuat tujuan dan tanggung jawab, melakukan kerja sama dan
koordinasi dengan komunikasi terbuka.

8
ROLEPLAY

SKENARIO ROLE PLAY TENTANG KOLABORASI KEPERAWATAN KOMUNIKASI

Di UGD

Pasien (Chitra) : Selamat siang, sus !

Perawat 1 (Fitri) : Selamat siang, maaf mbak! ! saya ingin mencatat identitas mbak dan
apa keluhan yang bapak rasakan ?

Pasien (Chitra) : Sus !! ini KTP saya sus, identitas saya dapat di catat sesuai dengan
KTP saya dan keluhan saya : Bab cair selama + 3 bulan walaupun sudah berobat diklinik
terdekat ,badan lemas,nafsu makan kurang, berat badan menurun, sariawan.

Perawat 1 (Fitri) : Baik mbak, selain itu apakah ada keluhan lain yang mbak rasakan ?

Pasien (Chitra) : Saya tidak memiliki keluhan lain sus !!

Perawat 1 (Fitri) : Maaf mbak, saya mau melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
mbak yakni tekanan darah, suhu, nadi dan pernafasan

Pasien (Chitra) : Ohh iya silahkan sus !!

Perawat 1 (Fitri) : Maaf mbak, bisa meletakkan tangan di sini (diatas meja) (sambil
mengerjakan dan perawat mengajak bincang – bincang pasien) Hasilnya TD 100/60 mmHg,
Temperatur 35 C, Nadi 76 x/mnt, Napas 28x/menit dan BB 50kg

Perawat 1 (Fitri) : Dokter !! Ini pasien baru dengan keluhan BAB cair selama + 3 bulan
walaupun sudah berobat di klinik terdekat, badan lemas, nafsu makan kurang, berat badan
menurun, sariawan dan tanda vitalnya. TD 100/60 mmHg, Temperatur 35 C, Nadi 76
x/menit, Napas 28 x/menit dan BB 50 kg.

Dokter (Nabilah) : Selamat siang mbak !!

Pasien (Chitra) : Selamat siang !!

Dokter (Nabilah) : Apakah benar keluhan mbak : ”BAB selama + 3 bulan


padahal sudah berobat di klinik terdekat, badan lemas, nafsu makan kurang, berat badan
menurun dan sariawan”?

Pasien (Chitra) : Benar dok, keluhan saya seperti itu.

Dokter (Nabilah) : Kalau begitu , saya mau periksa terlebih dahulu!!

Pasien (Chitra) : Iya, silahkan !!

9
Dokter (Nabilah) : Mbak …setelah saya melakukan pemeriksaan kepada mbak, mbak
harus dirawat untuk pemeriksaan dan pengobatan yang lebih lanjut oleh spesialis penyakit
dalam, jadi saya akan memberikan resep obat!!

Pasien (Chitra) :Saya serahkan kepada dokter, mana yang terbaik buat saya.

Dokter (Nabilah) :Perawat.. tolong , ini di bawa ke Ruang Mawar untuk di rawat !!

Perawat 1 (Fitri) :Oh ya dok !! saya bawa sekarang pasiennya !!

Di Ruang Mawar

Perawat 1 (Fitri) : Pak !! ini ada pasien baru dari UGD untuk dirawat di Ruang Mawar
dan ini status pasiennya!!

Perawat 2 (Lahmi) : Iya bu !! Pasiennya diletakkan di kasur ini !!

Perawat 2 (Lahmi) :Mbak!!! Sebentar lagi dokter spesialis penyakit dalam mau datang
untuk memeriksa bapak, jadi bapak jangan kemana-mana yaa

Pasien (Chitra) : Iya pak.

Dokter internis (Amelia) : selamat siang !!!

Perawat 2 (Lahmi) : selamat siang dok !!

Dokter internis (Amelia) : Perawat, apa ada pasien saya di Ruang Mawar ini?

Perawat 2 (Lahmi) : Ada dok! pasien dari UGD dengan BAB cair selama + 3 bulan
walaupun sudah berobat di klinik terdekat, badan lemas, nafsu makan kurang, berat badan
menurun, sariawan dan tanda vitalnya. TD 100/60 mmhg, Suhu 35 C, Nadi 76 x/menit, Napas
28 x/menit dan BB 50 kg

Dokter internis (Amelia) : Mbak!!! Apa benar bapak sakit selama + 3 bulan BAB cair
padahal sudah berobat diklinik terdekat, badan lemas, nafsu makan kurang, berat badan
menurun, sariawan . Kalau begitu saya mau periksa bapak terlebih dahulu !!

Pasien (Chitra) : Benar dok, sakit saya seperti yang dokter sebutkan dan silahkan
periksa dok !!!

Dokter internis (Amelia) : Mbak, setelah saya melakukan pemeriksaan kepada mbak,
saya akan memberikan resep obat yang bisa mbak beli di Apotik RS, kemudian mbak
disarankan melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui lebih jelas penyakit yang
mbak alami.

Pasien (Chitra) : Iya dok, nanti saya akan beli obatnya di Apotik RS ini. Dan saya juga
akan melakukan pemeriksaan laboratorium yang disarankan oleh dokter

10
Dokter internis (Amelia) : Perawat…!! Konfirmasi dengan bagian analis laboratorium
untuk melakukan pemeriksaan laboratorium serum HIV kepada bapak ini …. dan hasilnya
sampaikan kepada saya !!!

Perawat 2 (Lahmi) : Iya, dok !!

Perawat 2 (Lahmi) : Bu, ada pasien untuk pemeriksaan serum HIV

Analis Lab. (Zahra) : Oo, iyaa tunggu…nanti saya kesana.

Analis Lab. (Zahra) : Permisi pak, pasien mana yang mau saya ambil darahnya !!

Perawat 2 (Lahmi) : Yang ini, bu !!!

Analis Lab. (Zahra) : Selamat siang mbak. Saya Zahra, petugas laboratorium yang bertugas
hari ini. Mbak pasien atas nama siapa?

Pasien (Chitra) : Iya saya Chitra

Analis Lab. (Zahra) : Ohh iya baik mbak Chitra. Mbak apakah tadi sudah di berikan
penjelasan oleh perawat dan dokter kalau mbak akan di ambil darahnya untuk di periksakan
di laboratorium guna mendukung dalam menegakan jenis penyakit yang mbak alami

Pasien (Chitra) : Sudah bu..

Analis Lab. (Zahra) : Prosesnya saya akan suntik di daerah lengan untuk mencari pembuluh
darahnya dan saya akan ambil darahnya sedikit.

Pasien (Chitra) : Silahkan bu...

Analis Lab. (Zahra) : Permisi saya lihat tangannya ya mbak ( sambil mengerjakan ) Maaf
sakit sedikit yaa...Sudah selesai mbak, darah ini akan saya periksa, untuk hasilnya nanti akan
saya sampaikan ke perawat yang bertugas di Ruang Mawar.

Pasien (Chitra) : Terima kasih, bu!!!

1 jam kemudian

Analis Lab. (Zahra) : Pak , ini hasil pemeriksaan lab. Mbak (Chitra) dengan serum (+) HIV

Perawat 2 (Lahmi) : Ohh iya, terima kasih !!

Hari ke 2

Dokter internis (Amelia) : Pak, Bagaimana dengan hasil laboratoriumnya !!

Perawat 2 (Lahmi) : Hasil lab. Nya serumnya (+) HIV, dok !!

Dokter internis (Amelia) : Pak, kalau begitu saya mau bertemu dengan pasiennya dan
tolong ambilkan buku status pasiennya!

11
Perawat 2 (Lahmi) : Ini status pasiennya, dok !!

Dokter internis (Amelia) : terima kasih !!

Dokter internis (Amelia) : Selamat siang mbak !!!

Pasien (Chitra) : Selamat siang dok !!!

Dokter internis (Amelia) : Permisi mbak, bagaimana keadaan mbak sekarang, apakah
mbak sudah merasa membaik ?

Pasien (Chitra) : Iya, dok. Lumayan membaik.

Dokter internis (Amelia) : Permisi mbak, saya mau bertanya. Apakah sebelumnya mbak
pernah atau sering gonta ganti pasangan pada saat berhubungan dengan lawan jenis?

Pasien (Chitra) : Benar dok !!! saya suka ganti pasangan saat berhubungan dengan
lawan jenis + 1 tahun terakhir.

Dokter internis (Amelia) : Dari hasil pemeriksaan Lab. Menyatakan bahwa mbak
menghidap penyakit HIV

Pasien (Chitra) : Aaaaaaaaakkkkhhhh tidaaakkkk, saya menghidap penyakit HIV ??!!

Dokter internis (Amelia) : Iya, mbak mengidap penyakit HIV disebabkan karena +1
tahun lalu mbak suka ganti pasangan dengan lawan jenis yang menyebabkan mbak mengidap
HIV dan dibuktikan dengan hasil pemeriksaan Lab positif HIV dan nanti penjelasan lebih
lanjut untuk mbak tentang HIV akan saya serahkan kepada konselor RS !!!

Pasien (Chitra) : (pasien tampak sedih, dan terus menyesali perbuatannya) aku
menyesal…aku menyesal….

Dokter internis (Amelia) : yang sabar yaa mbak !!

Dokter internis (Amelia) : Pak lahmi,tolong sampaikan kepada konselor untuk


memberikan penjelasan dan pengarahan kepada pasien!

Perawat 2 (Lahmi) : Iya dok !!

Ibu Pasien (Fitri) : Pak !!! Apa sakit anak saya !!!

Perawat 2 (Lahmi) : Sakit anak ibu adalah berak-berak, sariawan dan kondisinya lemah,
perlu pengobatan dan perawatan di RS ini.

Ibu Pasien (Fitri) : Apa penyakit anak saya bisa disembuhkan !!!

Perawat 2 (Lahmi) : Buk !!!! Insyaa allah bisa disembuhkan, yang terpenting
adalah pasien mau mengikuti arahan dokter dan perawatnya dalam pengobatan dan
perawatannya dengan baik.

Ibu Pasien (Fitri) : Saya berdoa semoga anak saya cepat sembuh, yaa pak !!!

12
Perawat 2 (Lahmi) : iya, amin.

Perawat 2 (Lahmi) : Halo, Kak firah , ada permintaan dari dokter internis untuk
menjelaskan dan mengarahkan pasein HIV ini !!!

Konselor (Zhafirah) : Ohh Iya, nanti saya kesana.

Konselor (Zhafirah) : Selamat siang Pak! mana pasiennya?

Perawat 2 (Lahmi) : Ini pasiennya

Konselor (Zhafirah) : Selamat siang mbak,

Pasien (Chitra) : Selamat siang.

Konselor (Zhafirah) : Perkenalkan nama saya Zhafirah sebagai konselor mbak sekarang,
saya mau berbicara kepada mbak tentang penyakit yang mbak derita atau alami sekarang,
apakah bersedia?

Pasien (Chitra) : Silakan, apa yang akan kita bicarakan?

Konselor (Zhafirah) : Saya harap mbak dapat tabah dan sabar atas penyakit yang mbak
derita,sebagaimana yang disampaikan dokter tentang penyakit mbak yaitu HIV!!

Pasien (Chitra) : Iyaa, saya sudah tahu tentang penyakit saya.

Pasien (Chitra) : Lalu apa yang harus saya lakukan sekarang?

Konselor (Zhafirah) : Yang perlu mbak lakukan sekarang, yaitu menerimanya dengan sabar
dan tabah, berusaha untuk berobat, mendekatkan diri kepada Tuhan YME, dan beraktifitas
seperti biasa. Sebelumnya apakah mbak sudah pernah menikah?

Pasien (Chitra) : Belum

Konselor (Zhafirah) : Lalu kapan mbak melakukan gonta ganti pasangan saat berhubungan
dengan lawan jenis?

Pasien (Chitra) : Se-tahun yang lalu.

Konselor (Zhafirah) : kemungkinan, penularan HIV nya melalui hubungan seksual

Pasien (Chitra) : Ooo, itu jadi tempat penularann ya!!

Konselor (Zhafirah) : Apakah mbak tahu tentang penyakit HIV?

Pasien (Chitra) : saya tidak tahu

Konselor (Zhafirah) : Penyakit HIV disebabkan oleh virus HIV yang menyerang kekebalan

Tubuh dan penularannya lewat hubungan seks, transfusi darah, bekas jarum yang digunakan
oleh penderita HIV !!!

13
Pasien (Chitra) :Ohh, jadi itu penyebab dan penularan penyakit HIV!!!

Konselor (Zhafirah) : Apakah mbak, mau orang tuanya diberitahu tentang penyakit mbak?

Pasien (Chitra) : Jangan diberitahu orang tua saya, agar tidak timbul kemarahan,
kebencian,sehingga mengganggu hubungan keharmonisan saya !!

Konselor (Zhafirah) : Mbak, ikuti arahan dokter, suster dan konselor selama bapak di dalam
pengobatan, perawatan dan konseling HIV di RS

Pasien (Chitra) :Iya, saya mengerti dan mengikuti arahannya !!

Konselor (Zhafirah) : Saya berdoa semoga penyakit mbak ini bisa disembuhkan, paling
tidak bisa mengurangi penderitaan yang mbak alami!!

Pasien (Chitra) : Terima kasih atas doanya.

Konselor (Zhafirah) : Saya kira cukup pembicaraan kita pada hari ini, sebelumnya saya
ucapkan terima kasih atas waktu yang diberikan !!

Pasien (Chitra) : Saya juga mengucapkan terima kasih atas pemberitahuan tentang
penyakit saya dan nasehat-nasehatnya.

Konselor (Zhafirah) : Saya pamit ya mbak, terimakasih atas kerjasamanya. Selamat siang.

Pasien (Chitra) : Iyaa selamat siang.

KESIMPULAN

Secara klinis seharusnya sebagai dokter dan perawat harus mengetahui seorang pasien
terkena HIV atau tidak. Sehingga dapat mengantisipasi terjadinya risiko penularan terhadap
pasien.Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan serum (+) HIV, sehingga
diagnosis sudah dapat ditegakkan dan Pembekuan sudah dapat dilakukan sesuai pasien
dengan kasus HIV (+). Dokter internis menjelaskan diagnosis HIV (+) terhadap pasien, agar
ada kepastian penyakit yang di derita pasien, sehingga pasien tidak bingung dan bertanya-
tanya tentang masalah penyakitnya. Konselor mengexpelor atau mengali riwayat pasein HIV
saat gonta ganti pasangan ketika berhubungan dengan lawan jenis selama satu tahun, agar-
agar lebih jelas dan terarah terhadap konseling yang dilakukan terhadap pasien.Pasien dapat
mengerti dan memahami tentang penyakit yang dialami, sehingga mebangkitkan semangat
beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari dan bersosialisasi dengan baik terhadap keluarga dan
masyarakat. Privasi pasien HIV (+) untuk tidak menceritakan penyakit terhadap keluarga,
harus di jaga dan dilindungi esuai etika ODHA, agar jangan timbul kemarahan dan kebencian
dalam lingkungan keluarga dan masyarakat, sehingga tidak mengganggu hubungan
keharmonisan keluarga danmasyarakat.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari makalah yang telah dibuat dapat ditarik kesimpulan bahwa kolaborasi adalah
hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada
pasien/klien dalam melakukan diskusi tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam
asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing
bertanggung jawab pada pekerjaannya.
Tujuan kolaborasi perawat adalah untuk membahas masalah-masalah tentang klien
dan untuk meningkatkan pamahaman tentang kontrbusi setiap anggota tim serta untuk
mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu asuhan klien. Agar hubungan kolaborasi
dapat optimal, semua anggota profesi harus mempunyai keinginan untuk bekerjasama
3.2 SARAN
Saran yang dapat kami sampaikan yaitu dalam memberikan asuhan keperawatan
perawat harus berkolaborasi dengan tim medis lainnya, karena jika tidak ada kolaborasi
antara perawat dan tim medis yang lain maka perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan kepda pasien tidak akan berjalan dengan baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2012)). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

Anggarawati, T. (2016). Kepentingan Bersama Perawat-Dokter Dengan Kualitas Pelayanan


Keperawatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 12(1), 44-54.

Depkes RI. (2016). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 7(April).

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, (2015). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 48-49,

Efa, T. N. (2011). Hubungan Antara Motivasi Kerja Perawat Dengan Kecenderungan


Mengalami Burnout Pada Perawat Di Rsud Serui-Papua. Insan Media Psikologi, 13(2),
74-84.

Erni, K. (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status Gizi Balita
Di Kelurahan Baledono, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo. Jurnal
Komunikasi Kesehatan, 3(2), 22-31.

16

Anda mungkin juga menyukai