Anda di halaman 1dari 10

KONSEP KOLABORASI

Dosen Pengampu : Ns. Ika Purwanto M.Kep

Di Susun Oleh :
Febriyansyah ( 20220100)

AKADEMI KEPERAWATAN YATNA YUANA LEBAK


Jl. Jend. Sudirman Km.2 Rangkasbitung 42315 Lebak BANTEN
Telp.(0252)201116-209831
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas untuk mata kuliah Menejemen Keperawatan Dengan Judul “ KONSEP
KOLABORASI”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan
terbatasnya pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Pengertian......................................................................................................................................5
B. Tujuan Kolaborasi.........................................................................................................................5
C. Manfaat Kolaborasi.......................................................................................................................5
D. Karakteristik Kolaborasi................................................................................................................6
E. Dasar – Dasar Kompetensi Kolaborasi..........................................................................................6
F. Pihak – Pihak Yang Terlibat Dalam Kolaborasi.............................................................................6
G. Elemen Kunci Kolaborasi..............................................................................................................7
H. Kriteria Kolaborasi........................................................................................................................7
I. Perawat Sebagai Kolabolator.........................................................................................................8
BAB III.................................................................................................................................................9
PENUTUP............................................................................................................................................9
A. Kesimpulan....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan
suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu. Sekian banyak pengertian
dikemukakan dengan sudut pandang beragam namun didasari prinsip yang sama yaitu
mengenai kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan
tanggung gugat. Namun demikian kolaborasi sulit didefinisikan untuk
menggambarkan apa yang sebenarnya yang menjadi esensi dari kegiatan ini. Seperti
yang dikemukakan National Joint Practice Commision (1977) yang dikutip Siegler
dan Whitney (2000) bahwa tidak ada definisi yang mampu menjelaskan sekian ragam
variasi dan kompleknya kolaborasi dalam kontek perawatan kesehatan.
Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan yang
direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat
pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga profesional
kesehatan.Bekerja bersama dalam kesetaraan adalah esensi dasar dari kolaborasi yang
kita gunakan untuk menggambarkan hubungan perawat dan tim medis lainnya.
Tentunya ada konsekweksi di balik kesetaraan yang dimaksud. Kesetaraan
kemungkinan dapat terwujud jika individu yang terlibat merasa dihargai serta
terlibat secara fisik dan intelektual saat memberikan bantuan kepada pasien.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kepada pasien/klien dalam melakukan diskusi tentang diagnosa, melakukan
kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau komunikasi serta
masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya. Apapun bentuk dan
tempatnya, kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang
memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator. Kolaborasi merupakan proses
komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan yang disengaja,
dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien. Kadangkala itu terjadi
dalam hubungan yang lama antara tenaga professional.

Kolaborasi didasarkan pada konsep tujuan umum, konstribusi praktisi profesional,


kolegalitas, komunikasi dan praktek yang difokuskan kepada pasien. Kolegalitas
menekankan pada saling menghargai, dan pendekatan profesional untuk masalah-
masalah dalam team dari pada menyalahkan seseorang atau atau menghindari tangung
jawab.

B. Tujuan Kolaborasi
Tujuan kolaborasi perawat adalah untuk membahas masalah-masalah tentang klien
dan untuk meningkatkan pamahaman tentang kontrbusi setiap anggota tim serta untuk
mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu asuhan klien. Agar hubungan
kolaborasi dapat optimal, semua anggota profesi harus mempunyai keinginan untuk
bekerjasama. Perawat dan tim medis lain merencanakan dan mempraktekkan sebagai
kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan
berbagai nilai-nilai dan pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang
berkonstribusi terhadap perawatan individu, keluarga dan masyarakat.
Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan
kesehatan.Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati dan
mencegah penyakit.Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan
seperti pemberian obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota
tim lain sebagai membuat relevan pemberian pengobatan. Tim multi disiplin meliputi:
tim operasi, tim infeksi nasokomial, dan lain-lain.

C. Manfaat Kolaborasi
Manfaat yang didapatkan dengan diterapkannya kolaborasi antar profesi kesehatan,
antara lain:
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan
keahlian unik profesional.
2. Memaksimalkan produktivitas serta efektifitas dan efisiensi sumber daya.
3. Meningkatkan profesionalisme, loyalitas, dan kepuasan kerja.
4. Meningkatkan kohesivitas antar tenaga kesehatan profesional.
5. Memberikan kejelasan peran dalam berinteraksi antar tenaga kesehatan
profesional.
D. Karakteristik Kolaborasi
Menurut Carpenter (1990), kolaborasi mempunyai 8 karakteristik, yaitu:
1. Partisipasi tidak dibatasi dan tidak hirarkis.
2. Partisipan bertanggung jawab dalam memastikan pencapaian kesuksesan.
Adanya tujuan yang masuk akal.
3. Ada pendefinisian masalah.
4. Partisipan saling mendidik atau mengajar satu sama lain.
5. Adanya identifikasi dan pengujian terhadap berbagai pilihan.
6. Implementasi solusi dibagi kepada beberapa partisipan yang terlibat.
7. Partisipan selalu mengetahui perkembangan situasi.

A. Dasar – Dasar Kompetensi Kolaborasi


1. Komunikasi
Komunikasi sangat dibutuhkan dalam berkolaborasi, karena kolaborasi
membutuhkan pemecahan masalah yang lebih komplek, dibutuhkan
komunikasi efektif yang dapat dimengerti oleh semua anggota tim.
2. Respek dan kepercayaan
Respek dan kepercayaan dapat disampaikan secara verbal maupun non verbal
serta dapat dilihat dan dirasakan dalam penerapannya sehari-hari.
3. Memberikan dan menerima feed back
Feed back dipengaruhi oleh persepsi seseorang, pola hubungan, harga diri,
kepercayaan diri, emosi, lingkungan serta waktu, feed back juga dapat bersifat
negative maupun positif.
4. Pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan komunikasi untuk mewujudkan
kolaborasi yang efektif guna menyatukan data kesehatan pasien secara
komperensip sehingga menjadi sumber informasi bagi semua anggota tim.
5. Manajemen konflik
Untuk menurunkan komplik maka masing-masing anggota harus memahami
peran dan fungsinya, melakukan klarifikasi persepsi dan harapan,
mengidentifikasi kompetensi, mengidentifikasi tumpang tindih peran serta
melakukan negosiasi peran dan tanggung jawabnya.

F. Pihak – Pihak Yang Terlibat Dalam Kolaborasi


Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok profesional yang
mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum, dan berbeda keahlian. Tim akan
berfungsi baik jika terjadi adanya kontribusi dari anggota tim dalam memberikan
pelayanan kesehatan terbaik. Anggota tim kesehatan meliputi pasien, perawat, dokter,
fisioterapis, pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker. Oleh karena itu, tim
kolaborasi hendaknya memiliki komunikasi yang efektif, bertanggung jawab, dan
saling menghargai antar sesama anggota tim.
Pasien secara integral adalah anggota tim yang penting. Partisipasi pasien dalam
pengambilan keputusan akan menambah kemungkinan suatu rencana menjadi efektif.
Tercapainya tujuan kesehatan pasien yang optimal hanya dapat dicapai jika pasien
sebagai pusat anggota tim. Perawat sebagai anggota membawa perspektif yang unik
dalam interdisiplin tim. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktik profesi kesehatan lain. Perawat
berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan
kesehatan.
Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati, dan mencegah
penyakit. Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti
pemberian obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota tim
lainnya sebagaimana membuat referal pemberian pengobatan.
Selain itu, keluarga serta orang-orang lain yang berpengaruh bagi pasien juga
termasuk pihak-pihak yang terlibat dalam kolaborasi. Karena keluarga merupakan
orang terdekat dari pasien atau individu yang memiliki pengaruh sangat besar
terhadap individu. Melalui keluarga tenaga kesehatan bisa mendapatkan data-data
mengenai pasien yang dapat mempermudah dalam mendiagnosis penyakit dan proses
penyembuhan pasien.

G. Elemen Kunci Kolaborasi


Kunci kolbarosi dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien diantaranya
yaitu
1. Kerjasama
Kerjasama adalah menghargai pendapat orang lain dan bersedia untuk
memeriksa beberapa alternatif pendapat dan perubahan kepercayaan.
Asertifitas penting ketika individu dalam tim mendukung pendapat mereka
dengan keyakinan. Tindakan asertif menjamin bahwa pendapatnya benar-
benar didengar dan konsensus untuk dicapai.Tanggung jawab, mendukung
suatu keputusan yang diperoleh dari hasil konsensus dan harus terlibat dalam
pelaksanaannya.
2. Komunikasi
Komunikasi artinya bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk membagi
informasi penting mengenai perawatan pasien dan issu yang relevan untuk
membuat keputusan klinis. Otonomi mencakup kemandirian anggota tim
dalam batas kompetensinya.
3. Koordinasi
Kordinasi adalah efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan
pasien, mengurangi duplikasi dan menjamin orang yang berkualifikasi dalam
menyelesaikan permasalahan.
4. Kepercayaan
Kepercayaan adalah konsep umum untuk semua elemen kolaborasi. Tanpa
rasa pecaya, kerjasama tidak akan ada, asertif menjadi ancaman, menghindar
dari tanggung jawab, terganggunya komunikasi.

H. Kriteria Kolaborasi
Terwujudnya suatu kolaborasi tergantung pada beberapa kriteria, yaitu:
1. Adanya saling percaya dan menghormati
2. saling memahami dan menerima keilmuan masing-masing
3. memiliki citra diri positif
4. memiliki kematangan professional yang setara (yang timbul dari pendidikan
dan pengalaman).
5. mengakui sebagai mitra kerja bukan bawahan
6. keinginan untuk bernegoisasi.

I. Perawat Sebagai Kolabolator


Sebagai seorang kolaborator, perawat melakukan kolaborasi dengan klien, pper group
serta tenaga kesehatan lain. Kolaborasi yang dilakukan dalam praktek di lapangan
sangat penting untuk memperbaiki. Agar perawat dapat berperan secara optimal
dalam hubungan kolaborasi tersebut, perawat perlu menyadari akuntabilitasnya dalam
pemberian asuhan keperawatan dan meningkatkan otonominya dalam praktik
keperawatan. Faktor pendidikan merupakan unsur utama yang mempengaruhi
kemampuan seorang profesional untuk mengerti hakikat kolaborasi yang berkaitan
dengan perannya masing-masing, kontribusi spesifik setisp profesi, dan pentingnya
kerja sama. Setiap anggota tim harus menyadari sistem pemberian asuhan kesehatan
yang berpusat pada kebutuhan kesehatan klien, bukan pada kelompok pemberi asuhan
kesehatan. Kesadaran ini sangat dipengaruhi oleh pemahaman setiap anggota terhadap
nilai-nilai profesional.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah dibuat dapat ditarik kesimpulan bahwa kolaborasi adalah
hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada
pasien/klien dalam melakukan diskusi tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam
asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing
bertanggung jawab pada pekerjaannya.
Tujuan kolaborasi perawat adalah untuk membahas masalah-masalah tentang klien
dan untuk meningkatkan pamahaman tentang kontrbusi setiap anggota tim serta untuk
mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu asuhan klien. Agar hubungan
kolaborasi dapat optimal, semua anggota profesi harus mempunyai keinginan untuk
bekerjasama.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2012.
Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.
Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika

Siegler, E.L. dan Whitney, F.W. 2012.


Kolaborasi perawat dokter.Jakarta: EGC.Sumijatun. 2015. Konsep Dasar Menuju
Keperawatan Profesional. Jakarta : CV. Trans InfoMedia

Anda mungkin juga menyukai