Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

INTERPROFESSIONAL INTERPROFESSIONAL COLLABORATION

Disusun untuk memenuhi tugas mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan

DOSEN PENGAJAR
Ns. Mariski Putri S.kep M.kep

DISUSUN OLEH
Putri Rahmah
Yunita Zahra
Gina Alfiya Nabila
Fatimah Nurmala Sari
Nella Tofiyali Putri

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT


FAKULTAS KESEHATAN DAN MIPA
PRODI S1 KEPERAWATAN
2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
karunianya kepada kita semua, sehingga berkat karunianya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang ’’Pelayanan Keperawatan Dalam Sistem Pelayanan Kesehatan, Keperawatan Sebagai
Suatu Profesi Dan Interprofesional Collaboration’’.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi
pembacanya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan
kekurangannya sehingga kami mengharap kritik dan saran yang dapat memperbaiki untuk
penulisan makalah selanjutnya.

Bukittinggi, 26 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ ii
BAB I (PENDAHULUAN)
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................ 1
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN ......................................................................................................... 1
BAB II (PEMBAHASAN)
2.1 INTERPROFESIONAL COLLABORATION ............................................................................ 2
A. Definisi Interprofesional Collaboration .......................................................................... 2
B. Tujuan Interprofessional Collaboration .......................................................................... 3
C. Manfaat Interpersonal Collaboration .............................................................................. 3
D. Kolaborasi Dalam Tim Kesehatan .................................................................................. 4
BAB III (PENUTUP)
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................................................... 5
3.2 SARAN ....................................................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 5

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tenaga Kesehatan merupakan tenaga profesional yang memiliki tingkat keahlian dan
pelayanan yang luas dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yang berfokus pada kesehatan pasien. (Sternert, 2005 dalam Bennett, DKK
2011). tenaga kesehatan memiliki tuntutan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu di era global, tenaga kesehatan yang dimaksud adalah perawat, dokter, dokter
gigi, bidan, apoteker, dietisien, dan kesehatan masyarakat (sedyowinarso, DKK 2011).

Interprofessional collaboration, (IPC) merupakan bagian integral dari pembelajaran


profesional kesehatan, yang berfokus pada belajar dengan, dari, dan tentang sesama
tenaga kesehatan untuk meningkatkan kerja sama dan meningkatkan kualitas pelayanan
pada pasien. peserta didik dari beberapa profesi kesehatan belajar bersama dalam
meningkatkan pelayanan kepada pasien secara bersama-sama (kolaborasi) dalam
lingkungan interprofessional.

model ini berfungsi untuk mempersiapkan tenaga kesehatan yang memiliki


kemampuan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain dan sistem kesehatan yang
kompleks. (Becker, DKK 2014). Sehingga, strategi pendidikan komunikasi melalui IPC
antara perawat dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya dapat membangun budaya
komunikasi dan kolaborasi yang efektif dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

Kolaborasi dan kerjasama tersebut diharapkan pelayanan kesehatan dapat berjalan


dengan baik dan masalah kesehatan pasien juga bisa terselesaikan dengan baik. Untuk itu,
tim kesehatan perlu menjalin hubungan yang baik dan menyadari peran dan tanggung
jawabnya masing-masing. Penatalaksanaan kesehatan oleh tim kesehatan ini tidak hanya
berfokus pada pasien, namun juga pada keluarga pasien bahkan komunitas masyarakat
sehingga masing-masing profesi kesehatan memiliki perannya yang kompleks dan
bertanggung jawab yang besar. Walaupun demikian, setiap profesi tidaklah bekerja
sendirian, tenaga kesehatan lainnya sebisa mungkin saling membantu agar tercipta.

1.2 Remain Masalah


Apa yang dimaksud dengan interprofessional Collaboration?

1.3 Tujuan Penulisan

1
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami gambaran pelaksanaan Interprofessional
Collaboration.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Interprofessional collaboration (IPC)


A. Pengertian interprofesional collaboration

Interprofesional Collaboration Tenaga kesehatan akan mampu :


1. Menghadapi tantangan di atas
2. Memberdayakan sistem kesehatan; dan...
3. Akhirnya meningkatkan kesehatan masyarakat.
Kolaborasi Interprofesional bukan hanya sekedar bersepakat dan berkomunikasi, tetapi lebih
merupakan sinergi dan kreasi. Saat ini kementerian kesehatan membentuk sebuah program
nusantara sehat dalam rangka meningkatkan Interprofessional Collaboration pada 120 pelayanan
kesehatan primer di Indonesia terutama di perbatasan. Kolaborasi Interprofesional terwujud bila
2 orang atau lebih dari profesi yang berbeda berinteraksi untuk menghasilkan pemahaman
bersama yang tidak akan mungkin terjadi jika mereka bekerja sendiri-sendiri.

(IPC)
Interprofessional Collaboration (IPC) adalah proses dalam mengembangkan dan
mempertahankan hubungan kerja yang efektif antara pelajar, praktisi, pasien/ klien/ keluarga
serta masyarakat untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan.
Satu-satunya cara tenaga kesehatan dapat menerapkan Kolaborasi Interprofesional adalah
melalui Pendidikan Interprofesional.

The Canadian interprofessional health collaborative menyebutkan interprofessional


collaborative adalah kemitraan antara tim penyedia layanan kesehatan dan klien dalam
pendekatan kolaboratif dan terkoordinasi partisipatif untuk pengambilan keputusan bersama
seputar masalah kesehatan dan sosial. Praktik interprofessional collaboration telah didefinisikan
sebagai proses yang mencakup komunikasi dan pengambilan keputusan memungkinkan
pengaruh sinergis dari pengetahuan dan keterampilan yang dikelompokkan.

Elemen praktik kolaboratif termasuk tanggung jawab, akuntabilitas, koordinasi, komunikasi,


kerjasama, otonomi, saling percaya dan saling menghormati. Kemitraan inilah yang menciptakan
tim interprofesional yang dirancang untuk bekerja pada tujuan bersama untuk meningkatkan
hasil pasien. interaksi kolaboratif menunjukkan perpaduan budaya profesional Dan tercapai

2
meskipun berbagai keterampilan dan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas perawatan
pasien ada karakteristik penting yang menentukan efektivitas tim, termasuk anggota yang
melihat peran mereka sebagai penting bagi tim komunikasi terbuka keberadaan otonomi, dan
kesetaraan sumber daya. penting untuk dicatat bahwa kolaboratif interprofessional yang buruk
dapat berdampak negatif pada kualitas perawatan pasien. dengan demikian keterampilan dalam
bekerja sebagai tim interprofessional diperoleh melalui pendidikan interprofessional, penting
untuk perawatan berkualitas tinggi.

Guna membentuk suatu team work atau kerjasama tim yang ideal dibutuhkan kooperasi dan
kolaborasi. Kooperasi (kerjasama) berarti bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan
bersama (tetapi bukan tujuan yang semestinya) Contoh kerjasama yaitu misalnya Anda
berkeluarga lalu cara bekerja sama dengan istri Anda dengan meletakkan pakaian kotor di mesin
cuci turut membantu mencuci piring dan sebagainya.

Lalu apa makna kolaborasi? Kolaborasi dalam bahasa inggris collaboration, berasal dari kata
collaborate yang berarti bekerja antara satu dengan yang lain, berkooperasi satu sama lain.
Menurut kamus besar bahasa indonesia online, kolaborasi adalah suatu perbuatan berupa
kerjasama dengan musuh, teman dan sebagainya. Menurut Arthur T. Himmelman, kolaborasi
berupa pertukaran informasi, berbagai segala sumber pengetahuan untuk meningkatkan kapasitas
satu dengan yang lain demi tercapainya tujuan bersama.

kolaborasi adalah kerjasama yang lebih terfokus pada tugas atau misi biasa terjadi dalam bisnis,
perusahaan atau organisasi lainnya. Misalnya, untuk menampilkan suatu pentas seni yang luar
biasa perlu kolaborasi antara penari, penyanyi, pemusik, dsb. Kolaborasi adalah proses yang
membutuhkan hubungan dan interaksi antara profesional kesehatan terlepas dari apakah atau
tidak mereka menganggap diri mereka sebagai bagian dari tim. (Kolaborasi kesehatan)

B. DEFINISI INTERPROSFESSIONAL COLLABORATION (IPC)

 Profesi tenaga kerja kesehatan seperti dokter, perawat, farmasi , ahli gizi dan
fisioterapi dapat sailing berkolaborasi secara efektif untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan. Kolaborasi yang terjadi diantara praktisi kesehatan tersebut disebut
dengan Interprofessional Collaboration (IPC) (HPEQ,2010)
 Menurut Collage of Nurses of Ontario (2008), Interprofessional Collaboration adalah
kerja sama dengan satu atau lebih anggota tim kesehatan untuk mencapai tujuan
umum dimana masing – masing anggota memberikan kontribusi yang unik sesuai
dengan batasannya masing –masing.
Menurut CIHC (2010) Interprofessional Collaboration adalah proses dalam
mengembangkan dan mempertahankan hubungan kerja yang efektif antara pelajar,
praktisi ,pasien / klien / keluarga serta masyarakat untuk mengoptimalkan
pelayanan kesehatan.
Kesimpulan :

3
Interprofessional Collaboration merupakan suatu bentuk kerja sama dalam bidang kesehatan
yang melibatkan berbagai tenaga atau praktisi kesehatan professional yang bekerja untuk
mencapai tujuan yang sama dalam meningkatkan kesehatan pasien/klien/keluarga serta
masyarakat sesuai dengan batasan masing – masing profesi kesehatan

C. LANGKAH LANGKAH IPC

1. Kontrol Kekuasaan
Kontrol kekuasaan dapat terbina apabila dokter dan perawat mendapat
kesempatan yang sama mendiskusikan pasien tertentu. U terbentukapabila interaksi
yang diawali sama banyaknya dengan yang diterima dimana terdapat beberapa kategori
antara lain: menanyakan informasi, memberikan informasi, menanyakan dan memberi
pendapat, memberi pengarahan atau perintah, pengambilan keputusan, memberi
pendidikan, memberi dukungan/persetujuan, menyatakan tidak setuju, orientasi dan
humor.
2. Lingkungan Praktik
Menunjukkan kegiatan dan tanggung jawab masing-masing pihak. Perawat
dan dokter memiliki bidang praktik yang berbeda dengan peraturan masing-masing
tetapi tugas-tugas tertentu dibina yang sama.
3. Kepentingan Bersama
Kepentingan bersama merupakan tingkat ketegasan masing-masing (usaha untuk
memuaskan kepentingan sendiri) dan faktor kerjasama (usaha untuk memuaskan pihak
lain).
4. Tujuan Bersama
Tujuan bersama pada proses ini bersifat lebih terorientasi pada pasien dan dapat
membantu menentukan bidang tanggung jawab yang berkaitan dengan prognosis pasien.

D. Tujuan IPC

IPE adalah praktik kolaborasi antar profesi, dimana melibatkan berbagai profesi dalam
pembelajaran tentang bagaimana bekerjasama dengan memberikan pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang diperlukan untuk berkolaborasi secara efektif (Sargeant, 2009). Implementasi IPE
di bidang kesehatan dilaksanakan kepada mahasiswa dengan tujuan untuk menanamkan
kompetensi-kompetensi IPE sejak dini dengan retensi bertahap, sehingga ketika mahasiswa
berada di lapangan diharapkan dapat mengutamakan keselamatan pasien dan peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan bersama profesi kesehatan yang lain (Buring et al., 2009).
E. Manfaat Interprofessional Collaboration
World Health Organization (2010) menyajikan hasil penelitian di 42 negara tentang
dampak dari penerapan praktek kolaborasi dalam dunia kesehatan menunjukkan hasil bahwa
praktek kolaborasi dapat meningkatkan keterjangkauan serta koordinasi layanan kesehatan,
penggunaan sumber daya klinis spesifik yang sesuai, outcome kesehatan bagi penyakit kronis,

4
dan pelayanan serta keselamatan pasien. WHO (2010) juga menjelaskan praktek kolaborasi dapat
menurunkan komplikasi yang 8 dialami pasien, jangka waktu rawat inap, ketegangan dan konflik
di antara pemberi layanan (caregivers), biaya rumah sakit, rata-rata clinical error, dan rata-rata
jumlah kematian pasien.

F. Kompetensi Interprofessional Collaboration


Barr (1998) menjabarkan kompetensi kolaborasi, yaitu: 1) memahami peran, tanggung
jawab dan kompetensi profesi lain dengan jelas, 2) bekerja dengan profesi lain untuk
memecahkan konflik dalam memutuskan perawatan dan pengobatan pasien, 3) bekerja dengan
profesi lain untuk mengkaji, merencanakan, dan memantau perawatan pasien, 4) menoleransi
perbedaan, kesalahpahaman dan kekurangan profesi lain, 5) memfasilitasi pertemuan
interprofessional, dan 6) memasuki hubungan saling tergantung dengan profesi kesehatan lain.
American College of Clinical Pharmacy (ACCP) (2009) membagi kompetensi untuk IPE terdiri
atas empat bagian yaitu pengetahuan, keterampilan, orientasi tim, dan kemampuan tim yang
dijabarkan pada tabel 2.1. e. Pengaruh persepsi pada interprofessional education Buku Acuan
Umum CFHC-IPE (Tim CFHC-IPE, 2014) menyatakan keefektifan komunikasi antar profesi
dipengaruhi oleh persepsi, lingkungan, dan pengetahuan. Persepsi yaitu suatu pandangan pribadi
atas hal-hal yang telah terjadi. Persepsi terbentuk melalui apa yang diharapkan dan pengalaman.
Perbedaan persepsi antar profesi yang berinteraksi akan menimbulkan kendala dalam
komunikasi.

G. Kolaborasi Dalam Tim Kesehatan


1. Prinsip Kolaborasi dalam Tim Kesehatan
1) Tujuan bersama
2) Pengakuan dan penghormatan terhadap kekuatan masing-masing dan perbedaan
3) Pengambilan keputusan yang adil dan efektif
4) Fokus pada pasien
5) Komunikasi yang jelas dan teratur
Prinsip di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Patien-centered Care
- Mengutamakan kepentingan dan kebutuhan pasien
- Pasien dan keluarga sebagai pemberian keputusan dalam masalah kesehatannya
2. Mutual respect and trust
- Saling percaya dengan memahami pembagian tugas dan kompetensinya masing
- Saling menghormati dan menghargai masing-masing profesi
3. Clear communication
- Komunikasi efektif antara tenaga kesehatan
- Rekam medis atau catatan lain yang ditulis dengan lengkap
4. Clarification of roles and scopes of practice

5
- Memahami lingkup kerja dan tanggung jawab masing-masing sebagai tenaga
kesehatan
- Lingkup pekerjaan dalam kolaborasi kesehatan dijelaskan dalam job description dan
kontrak pegawai
- Psien juga dilibatkan untuk memahami peranannya dalam mewujudkan kesehatan

5. Clarification of accountability and responsibility


- Bertanggung jawab dengan perawatan terhadap pasien yang ditanganinya
6. Liability protection for all member of the team
- Setiap anggota tim kesehatan memiliki perlindungan atau jaminan formal untuk
mengakomodasi tugasnya
7. Sufficient human resources and infrastructure
- Mengefektif kerja dari tim kolaborasi kesehatan. Untuk itu, pemerintah membantu
menambah jumlah tenaga kesehatan
- Mengaplikasikan teknologi untuk membantu kolaborasi kesehatan
8. Sufficient payment and payment arragement
- Tim kolaborasi tidak mendasari pekerjaannya sebatas upah yang diterimanya
- Pemerintah membantu secara finansial dan teknis dalam mengembangkan kolaborasi
9. Supportive education system
- Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan efektivitas kolaborasi kesehatan.

10. Research and evaluation


- Evaluasi dengan melihat kenyatan lapangan dari kolaborasi kesehatan memperbaiki
standar kualitas yang ada

6
BAB III
PENUTUP

1.1. KESIMPULAN
Sedangkan, interprofessional collaboration merupakan salah satu hal yang sangat
diperlukan dalam menangani masalah kesehatan. Elemen praktik kolaboratif termasuk tanggung
jawab, akuntabilitas, koordinasi, komunikasi, kerjasama, otonomi, saling percaya dan saling
menghormati Tanpa adanya kolaborasi dari tim kesehatan, pengobatan tidak dapat berjalan secara
optimal. Dalam kolaborasi tim kesehatan, masing-masing tenaga kesehatan mempunyai peran dan
tanggung jawabnya masing-masing.

1.2. SARAN
Penulis berharap agar semua mahasiswa keperawatan dapat memahami dan mendalami materi
IPE supaya kolaborasi antara petugas kesehatan dapat berjalan lebih baik untuk keselamatan pasien
nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

Riyanto, Theo, Martinus Th. 2008. Kelompok kerja yang efektif. Yogyakarta: kanisius

7
8

Anda mungkin juga menyukai