DOSEN PENGAJAR
Ns. Mariski Putri S.kep M.kep
DISUSUN OLEH
Putri Rahmah
Yunita Zahra
Gina Alfiya Nabila
Fatimah Nurmala Sari
Nella Tofiyali Putri
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
karunianya kepada kita semua, sehingga berkat karunianya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang ’’Pelayanan Keperawatan Dalam Sistem Pelayanan Kesehatan, Keperawatan Sebagai
Suatu Profesi Dan Interprofesional Collaboration’’.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi
pembacanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan
kekurangannya sehingga kami mengharap kritik dan saran yang dapat memperbaiki untuk
penulisan makalah selanjutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Tenaga Kesehatan merupakan tenaga profesional yang memiliki tingkat keahlian dan
pelayanan yang luas dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yang berfokus pada kesehatan pasien. (Sternert, 2005 dalam Bennett, DKK
2011). tenaga kesehatan memiliki tuntutan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu di era global, tenaga kesehatan yang dimaksud adalah perawat, dokter, dokter
gigi, bidan, apoteker, dietisien, dan kesehatan masyarakat (sedyowinarso, DKK 2011).
1
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami gambaran pelaksanaan Interprofessional
Collaboration.
BAB II
PEMBAHASAN
(IPC)
Interprofessional Collaboration (IPC) adalah proses dalam mengembangkan dan
mempertahankan hubungan kerja yang efektif antara pelajar, praktisi, pasien/ klien/ keluarga
serta masyarakat untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan.
Satu-satunya cara tenaga kesehatan dapat menerapkan Kolaborasi Interprofesional adalah
melalui Pendidikan Interprofesional.
2
meskipun berbagai keterampilan dan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas perawatan
pasien ada karakteristik penting yang menentukan efektivitas tim, termasuk anggota yang
melihat peran mereka sebagai penting bagi tim komunikasi terbuka keberadaan otonomi, dan
kesetaraan sumber daya. penting untuk dicatat bahwa kolaboratif interprofessional yang buruk
dapat berdampak negatif pada kualitas perawatan pasien. dengan demikian keterampilan dalam
bekerja sebagai tim interprofessional diperoleh melalui pendidikan interprofessional, penting
untuk perawatan berkualitas tinggi.
Guna membentuk suatu team work atau kerjasama tim yang ideal dibutuhkan kooperasi dan
kolaborasi. Kooperasi (kerjasama) berarti bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan
bersama (tetapi bukan tujuan yang semestinya) Contoh kerjasama yaitu misalnya Anda
berkeluarga lalu cara bekerja sama dengan istri Anda dengan meletakkan pakaian kotor di mesin
cuci turut membantu mencuci piring dan sebagainya.
Lalu apa makna kolaborasi? Kolaborasi dalam bahasa inggris collaboration, berasal dari kata
collaborate yang berarti bekerja antara satu dengan yang lain, berkooperasi satu sama lain.
Menurut kamus besar bahasa indonesia online, kolaborasi adalah suatu perbuatan berupa
kerjasama dengan musuh, teman dan sebagainya. Menurut Arthur T. Himmelman, kolaborasi
berupa pertukaran informasi, berbagai segala sumber pengetahuan untuk meningkatkan kapasitas
satu dengan yang lain demi tercapainya tujuan bersama.
kolaborasi adalah kerjasama yang lebih terfokus pada tugas atau misi biasa terjadi dalam bisnis,
perusahaan atau organisasi lainnya. Misalnya, untuk menampilkan suatu pentas seni yang luar
biasa perlu kolaborasi antara penari, penyanyi, pemusik, dsb. Kolaborasi adalah proses yang
membutuhkan hubungan dan interaksi antara profesional kesehatan terlepas dari apakah atau
tidak mereka menganggap diri mereka sebagai bagian dari tim. (Kolaborasi kesehatan)
Profesi tenaga kerja kesehatan seperti dokter, perawat, farmasi , ahli gizi dan
fisioterapi dapat sailing berkolaborasi secara efektif untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan. Kolaborasi yang terjadi diantara praktisi kesehatan tersebut disebut
dengan Interprofessional Collaboration (IPC) (HPEQ,2010)
Menurut Collage of Nurses of Ontario (2008), Interprofessional Collaboration adalah
kerja sama dengan satu atau lebih anggota tim kesehatan untuk mencapai tujuan
umum dimana masing – masing anggota memberikan kontribusi yang unik sesuai
dengan batasannya masing –masing.
Menurut CIHC (2010) Interprofessional Collaboration adalah proses dalam
mengembangkan dan mempertahankan hubungan kerja yang efektif antara pelajar,
praktisi ,pasien / klien / keluarga serta masyarakat untuk mengoptimalkan
pelayanan kesehatan.
Kesimpulan :
3
Interprofessional Collaboration merupakan suatu bentuk kerja sama dalam bidang kesehatan
yang melibatkan berbagai tenaga atau praktisi kesehatan professional yang bekerja untuk
mencapai tujuan yang sama dalam meningkatkan kesehatan pasien/klien/keluarga serta
masyarakat sesuai dengan batasan masing – masing profesi kesehatan
1. Kontrol Kekuasaan
Kontrol kekuasaan dapat terbina apabila dokter dan perawat mendapat
kesempatan yang sama mendiskusikan pasien tertentu. U terbentukapabila interaksi
yang diawali sama banyaknya dengan yang diterima dimana terdapat beberapa kategori
antara lain: menanyakan informasi, memberikan informasi, menanyakan dan memberi
pendapat, memberi pengarahan atau perintah, pengambilan keputusan, memberi
pendidikan, memberi dukungan/persetujuan, menyatakan tidak setuju, orientasi dan
humor.
2. Lingkungan Praktik
Menunjukkan kegiatan dan tanggung jawab masing-masing pihak. Perawat
dan dokter memiliki bidang praktik yang berbeda dengan peraturan masing-masing
tetapi tugas-tugas tertentu dibina yang sama.
3. Kepentingan Bersama
Kepentingan bersama merupakan tingkat ketegasan masing-masing (usaha untuk
memuaskan kepentingan sendiri) dan faktor kerjasama (usaha untuk memuaskan pihak
lain).
4. Tujuan Bersama
Tujuan bersama pada proses ini bersifat lebih terorientasi pada pasien dan dapat
membantu menentukan bidang tanggung jawab yang berkaitan dengan prognosis pasien.
D. Tujuan IPC
IPE adalah praktik kolaborasi antar profesi, dimana melibatkan berbagai profesi dalam
pembelajaran tentang bagaimana bekerjasama dengan memberikan pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang diperlukan untuk berkolaborasi secara efektif (Sargeant, 2009). Implementasi IPE
di bidang kesehatan dilaksanakan kepada mahasiswa dengan tujuan untuk menanamkan
kompetensi-kompetensi IPE sejak dini dengan retensi bertahap, sehingga ketika mahasiswa
berada di lapangan diharapkan dapat mengutamakan keselamatan pasien dan peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan bersama profesi kesehatan yang lain (Buring et al., 2009).
E. Manfaat Interprofessional Collaboration
World Health Organization (2010) menyajikan hasil penelitian di 42 negara tentang
dampak dari penerapan praktek kolaborasi dalam dunia kesehatan menunjukkan hasil bahwa
praktek kolaborasi dapat meningkatkan keterjangkauan serta koordinasi layanan kesehatan,
penggunaan sumber daya klinis spesifik yang sesuai, outcome kesehatan bagi penyakit kronis,
4
dan pelayanan serta keselamatan pasien. WHO (2010) juga menjelaskan praktek kolaborasi dapat
menurunkan komplikasi yang 8 dialami pasien, jangka waktu rawat inap, ketegangan dan konflik
di antara pemberi layanan (caregivers), biaya rumah sakit, rata-rata clinical error, dan rata-rata
jumlah kematian pasien.
5
- Memahami lingkup kerja dan tanggung jawab masing-masing sebagai tenaga
kesehatan
- Lingkup pekerjaan dalam kolaborasi kesehatan dijelaskan dalam job description dan
kontrak pegawai
- Psien juga dilibatkan untuk memahami peranannya dalam mewujudkan kesehatan
6
BAB III
PENUTUP
1.1. KESIMPULAN
Sedangkan, interprofessional collaboration merupakan salah satu hal yang sangat
diperlukan dalam menangani masalah kesehatan. Elemen praktik kolaboratif termasuk tanggung
jawab, akuntabilitas, koordinasi, komunikasi, kerjasama, otonomi, saling percaya dan saling
menghormati Tanpa adanya kolaborasi dari tim kesehatan, pengobatan tidak dapat berjalan secara
optimal. Dalam kolaborasi tim kesehatan, masing-masing tenaga kesehatan mempunyai peran dan
tanggung jawabnya masing-masing.
1.2. SARAN
Penulis berharap agar semua mahasiswa keperawatan dapat memahami dan mendalami materi
IPE supaya kolaborasi antara petugas kesehatan dapat berjalan lebih baik untuk keselamatan pasien
nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Riyanto, Theo, Martinus Th. 2008. Kelompok kerja yang efektif. Yogyakarta: kanisius
7
8