2) Toleransi
Adalah reaksi yang terjadi ketika klien mengalami penurunan respon / tidak berespon
terhadap obat yang diberikan, dan membutuhkan penambahan dosis obat untuk mencapai efek
terapi yang diinginkan. Beberapa zat yang dapat menimbulkan toleransi terhadap obat adalah
nikotin, etil alkohol, opiat dan barbiturat.
3) Reaksi alergi
Adalah akibat dari respon imunologik terhadap medikasi. Tubuh menerima obat sebagai
benda asing, sehingga tubuh akan membentuk antibodi untuk melawan dan mengeluarkan benda
asing tersebut. Akibatnya akan menimbulkan gejala / reaksi alergi yang dapat berkisar dari
ringan sampai berat. Reaksi alergi yang ringan diantaranya adalah gatal-gatal (urtikaria),
pruritus, atau rhinitis, dapat terjadi dalam hitungan menit sampai dengan 2 minggu pada klien
setelah mengkonsumsi obat.
4) Toksisitas
Reaksi yang terjadi karena dosis berlebih atau penumpukkan zat dalam darah akibat dari
gangguan metabolisme atau ekskresi. Keracunan obat dapat mengakibatkan kerusakan pada
fungsi organ. Hal yang umum terjadi adalah nefrotoksisitas (ginjal), neurotoksisitas (otak),
hepatotosisitas (hepar), imunotoksisitas (sistem imun), dan kardiotoksisitas (jantung).
5) Interaksi antar obat (reaksi inkompabilitas obat)
Hal ini terjadi ketika efek dari suatu obat terganggu akibat adanya obat lain atau makanan
yang mempengaruhi kerja obat didalam tubuh. Interaksi ini dapat berbentuk saling menguatkan
efek terapi dari obat atau saling bertentangan dengan efek terapi. Kadang-kadang makanan dapat
juga mempengaruhi reaksi obat, contohnya adalah deaktivasi antibiotik tetrasiklin akibat
makanan yang berasal dari produk susu.
Pada dorsogluteal ( posisi sim kiri , ibu jari di trochhanter mayor ,telunjuk di SIAS, jari
tengah menjauhi telunjuk sejauh mungkin, area injeksi adalah daerah “V” yaitu anatara jari
telunjuk dan jari tengah)
Pada deltoid (lengan atas) dengan meminta pasien untuk duduk atau berbaring mendatar
dengan lengan atas fleksi (1/3 bagian atas lateral)
7) Lakukan penusukkan dengan jarum dengan posisi tegak lurus.
8) Setelah jarum masuk lakukan aspirasi spuit bila tidak ada darah semprotkan obat secara
perlahan sehingga habis.
9) Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuitdan tekan daerah penyuntikkan dengan
kapas alkohol, kemudian spuit yang telah di gunakan letakkan di bengkok.
10) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
11) Catat prosedur dan reaksi pemberian.