Pengertian
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia (status
kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah, dan merubah (a Carpenito, 2000).
Semua diagnosa keperawatan harus didukung oleh data, dimana menurut NANDA diartikan
sebagai ”defenisi karakteristik”. Definisi karakteristik tersebut dinamakan ”Tanda dan gejala”,
Tanda adalah sesuatu yang dapat diobservasi dan gejala adalah sesuatu yang dirasakan oleh
klien.
Diagnosa keperawatan menjadi dasar untuk pemilihan tindakan keperawatan untuk mencapai
hasil bagi anda, sebagai perawat, yang dapat diandalakan(NANDA Internasional, 2007)
Diagnosa keperawatan berfokus pada, respon aktual atau potensial klien terhadap masalah
kesehatan dibandingkan dengan kejadian fisiologis, komplikasi, atau penyakit.
¢ Menyediakan definisi yang tepat yang dapat memberikan bahasa yang sama dalam memahami
kebutuhan klien bagi semua anggota tim pelayanan kesehatan.
¢ Memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan apa yang mereka lakukan sendiri, dengan
profesi pelayanan kesehatan yang lain, dan masyarakat.
¢ Membedakan peran perawat dari dokter atau penyelenggara pelayanan kesehatan lain.
Diagnosa Medis
¢ Fokus: reaksi/ respon klien terhadap tidakan keperawatan dan tindakan medis/ lainya
¢ Mengarah pada fungsi mandiri perawat dalam melaksanakan tindakan dan evaluasinya
3. Validasi Data
Pengelompokan data adalah mengelompokan data-data klien atau keadaan tertentu dimana klien
mengalami permasalahan kesehatan atau keperawatan berdasarkan kriteria permasalahnnya.
Setelah data dikelompokan maka perawat dapat mengidentifikasi masalah klien dan
merumuskannya. Pengelompokan data dapat disusun berdasarkan ”pola respon
manusia ( taksomi NANDA )” dan atau ”pola fungsi kesehatan (Gordon, 1982)”.
PENGGOLONGAN MASALAH KEPERAWATAN
— Pertukaran
— Komunikasi
— Berhubungan
— Nilai nilai
— Pilihan
— Bergerak
— Penafsiran
— Pengetahuan
— Perasaan
¢ Pola eliminas
Dari daftar data yang dikumpulkan, maka perawat dapat mengidentifikasi daftar kebutuhan dan
masalah klien dengan menggambarkan adanya suatu sebab-akibat yang dapat digambarkan
sebagai ”pohon masalah” (Problem Tree).
POHON MASALAH
— Tentukan masalah utama (core problem) berdasarkan identifikasi data subyektif (keluhan
utama) dan obyektif (data-data mayor)
Pada tahap ini perawat memvalidasi data yang ada secara akurat yang dilakukan bersama klien/
keluarga dan atau masyarakat. Validasi tersebut dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan
dan peryataan yang reflektif kepada klien / keluarga tentang kejelasan interpretasi data. ( Iyer,
taptich & Bernocchi-Losey, 1996)
Menurut price ada beberapa indikasi pertanyaan tentang respon yang menentukan
diagnosa keperawatan:
¢ Apakah data dasar mencukupi, akurat dan berasal dari beberapa konsep keperawatan?
¢ Apakah ada data-data subyektif dan obyektif mendukung terjadinya gangguan pola pada
klien?
¢ Apakah diagnosa keperawatan yang ada berdasarkan pemahaman ilmu keperawatan dan
keahlian klinik?
¢ Apakah diagnosa keperawatan yang ada dapat dicegah, dikurangi dan diselesaikan dengan
melakukan tindakan keperawatan yang independen?
4. MERUMUSKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan menurut Carpentio (2000) dapat dibedakan menjadi 5 kategori:
(1) Aktual
(2) Resiko
(3) Kemungkinan
(4) Keperawatan welness
menjelaskan maslah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang ditemukan.
Syarat: menegakkan diagnosa keperawatan aktual harus ada unsur PES. Syindrom (S) harus
memenuhi kriteria mayor (80%-100%) dan sebagai kriteria minor dari pedoman diagnosa
NANDA.
Misalnya, ada data: muntah, diare, dan turgor jelek selama 3 hari
Diagnosa: Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan secara
abnormal (Taylor, Lilis & LeMone, 1988, p. 283).
2. Resiko:
menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak dilakukan intervensi (Keliat,
1990)
Diagnosa:”Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan diare yang terus menerus”.
3. Kemungkinan:
menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan masalah keperawatan
kemungkinan. Pada keadaan ini masalah dan faktor pendukung belum ada tapi sudah ada faktor
yang dapat menimbulkan masalah (Keliat, 1990).
Syarat menegakkan kemungkinan diagnosa keperawatan adanya unsur respon (Problem) dan
faktor yang mungkin dapat menimbulkan masalah tetapi belum ada.
Diagnosa: Kemungkinan gangguan konsep diri: rendah diri/ terisolasi berhubungan dengan
konsep diri.
4. Diagnosa Keperawatan ”wellness”
(1) Sesuatu yang menyenangkan pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi
Pernyataan diagnosa keperawatan yang dituliskan adalah ”potensial untuk peningkatan ……”.
Perlu dicatat bahwa diagnosa keperawatan kategori ini tidak mengandung unsur ”faktor yang
berhubungan”.
Diagnosa Keperawatan sindrom adalah diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa
keperawatan aktual dan resiko tinggi yang diperkirakan akan muncul/ timbul karena suatu
kejadian / situasi tertentu. Manfaat diagnosa keperawatan sindrom adalah agar perawat selalu
waspada dan memerlukan keahlian perawat dalam setiap melakukan pengkajian dan tindakan
keperawatan.
(1) Syndrom trauma pemerkosaan (Rape trauma syndrome) pada diagnosa keperawatan diatas
lebih menunjukkan adanya kelompok tanda dan gejala dari pada kelompok diagnosa
keperawatan. Tanda dan gejala terserabut meliputi:
– Cemas; takut; sedih; gangguan istirahat dan tidur; dan resiko tinggi nyeri sewaktu melakukan
hubungan seksual.
(2)Resiko sindrom penyalahgunaan (Risk for Disuse Syndrome)
¢ Resiko Konseptual
¢ Resiko infeksi
¢ Resiko Trombosis