Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

INTERPROFESIONAL EDUCATION DAN INTERPROFESIONAL


COLLABORATION

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan

Dosen Pembimbing
Hani Handayani,M.Kep

Disusun Oleh:
Fauzia Maulana
Firda Inayah
Nafil Ikhsan
Nissa Nu A
Neng Hana
Ressa

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA 2021
Kata Pengantar
Penulis memanjatkan Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Ramat-Nya, yaitu berupa nikmat kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini.
Penulisan Makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep
Dasar Keperawatan. Makalah ini dapat diselesaikan atas proses bimbingan. Untuk itu kami
berterima kasih kepada Hani Handayani,M.Kep selaku pembimbing yang telah memberikan
arahan kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah kami dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu, terutama dalam pendidikan keperawatan dan kesehatan lainnya khususnya
dalam memahami Konsep Dasar Keperawatan.

Tasikmalaya, 15 oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................ i

DAFTAR ISI...........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................1


1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 3

BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................. 3


2.2Pembahasan Interprofesinal Colaboration ............................... 4
2.3Pembahasan Interprofesional Education....................................7

BAB III PENUTUP ............................................................................... 14


3.1 Kesimpulan .............................................................................. 14
3.2 Saran…………………………………………………………..14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 15


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tenaga Kesehatan merupakan tenaga profesional yang memiliki tingkat keahlian dan
pelayanan yang luas dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yang berfokus pada kesehatan pasien. (Sternert, 2005 dalam Bennett, DKK
2011). tenaga kesehatan memiliki tuntutan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu di era global, tenaga kesehatan yang dimaksud adalah perawat, dokter, dokter
gigi, bidan, apoteker, dietisien, dan kesehatan masyarakat (sedyowinarso, DKK 2011).

Interprofessional education, (IPE) merupakan bagian integral dari pembelajaran


profesional kesehatan, yang berfokus pada belajar dengan, dari, dan tentang sesama
tenaga kesehatan untuk meningkatkan kerja sama dan meningkatkan kualitas pelayanan
pada pasien. peserta didik dari beberapa profesi kesehatan belajar bersama dalam
meningkatkan pelayanan kepada pasien secara bersama-sama (kolaborasi) dalam
lingkungan interprofessional.

model ini berfungsi untuk mempersiapkan tenaga kesehatan yang memiliki


kemampuan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain dan sistem kesehatan yang
kompleks. (Becker, DKK 2014). Sehingga, strategi pendidikan komunikasi melalui IPE
antara perawat dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya dapat membangun budaya
komunikasi dan kolaborasi yang efektif dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

Kolaborasi dan kerjasama tersebut diharapkan pelayanan kesehatan dapat berjalan


dengan baik dan masalah kesehatan pasien juga bisa terselesaikan dengan baik. Untuk itu,
tim kesehatan perlu menjalin hubungan yang baik dan menyadari peran dan tanggung
jawabnya masing-masing. Penatalaksanaan kesehatan oleh tim kesehatan ini tidak hanya
berfokus pada pasien, namun juga pada keluarga pasien bahkan komunitas masyarakat
sehingga masing-masing profesi kesehatan memiliki perannya yang kompleks dan

1
bertanggung jawab yang besar. Walaupun demikian, setiap profesi tidaklah bekerja
sendirian, tenaga kesehatan lainnya sebisa mungkin saling membantu agar tercipta.

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan interprofessional education.?


2. Apa yang dimaksud dengan interprofessional Collaboration?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Supaya Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami gambaran pelaksanaan


Interprofessional Education.
2. Supaya Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami gambaran pelaksanaan
Interprofessional Collaboration.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Interprofessional education

A. Pengertian Ipe

Interprofessional education (IPE) menurut WHO (2010), IPE merupakan


suatu proses yang dilakukan dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau
profesi kesehatan yang memiliki Perbedaan latar belakang profesi dan
melakukan pembelajaran bersama dalam periode tertentu, adanya interaksi
sebagai tujuan utama IPE untuk berkolaborasi dengan jenis pelayanan meliputi
formatif. Preventif, kuratif. Rehabilitatif.

Pengertian IPE :

1. mendudukan secara bersama mahasiswa dari berbagai profesi kesehatan


dalam satu kelas yang sama.
2. mendatangkan pengajar dari berbagai profesi kesehatan untuk
mengajar pada kelas yang sama.
3. Memaparkan mahasiswa dari berbagai profesi pada pasien yang sama.

Pengembangan IPE di institusi pendidikan kesehatan tidak terlepas dari konsep berubah.
Perubahan merupakan suatu proses Dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status
tetap (statis) menjadi status bersifat dinamis. Perubahan dapat mencapai keseimbangan personal,
sosial maupun organisasi untuk dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam mencapai
tujuan tertentu.
Centre for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE,2002) menyebutkan, IPE
terjadi ketika dua atau lebih profesi kesehatan belajar bersama, belajar dari profesi kesehatan
lain, dan mempelajari peran masing-masing profesi kesehatan untuk meningkatkan kemampuan
kolaborasi dan kualitas pelayanan kesehatan. IPE adalah suatu pelaksanaan pembelajaran yang
diikuti oleh dua atau lebih profesi yang berbeda untuk meningkatkan kolaborasi dan kualitas
pelayanan dan pelakasanaanya dapat dilakukan dalam semua pembelajaran, baik itu tahap
sarjana maupun tahap pendidikan klinik untuk menciptakan tenaga kesehatan yang profesional
(Lee et al., 2009). IPE adalah metode pembelajaran yang interaktif, berbasis kelompok, yang
dilakukan dengan menciptakan suasana belajar berkolaborasi untuk mewujudkan praktik yang
berkolaborasi, dan juga untuk menyampaikan pemahaman mengenai interpersonal, kelompok,
organisasi dan hubungan antar organisasi sebagai proses profesionalisasi (Clifton et al., 2006).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Broers (2009) praktek kolaborasi antar profesi
didefinisikan sebagai beragam profesi yang bekerja bersama sebagai suatu tim yang memiliki
tujuan untuk meningkatkan kesehatan pasien/klien dengan saling mengerti 7 batasan yang ada
pada masing-masing profesi kesehatan. Interprofessional Collaboration (IPC) adalah proses
dalam mengembangkan dan mempertahankan hubungan kerja yang efektif antara pelajar,
praktisi,pasien/ klien/ keluarga serta masyarakat untuk mengoptimalkan pelayanankesehatan.

b. Tujuan interprofessional education

Tujuan IPE adalah praktik kolaborasi antar profesi, dimana melibatkan berbagai profesi dalam
pembelajaran tentang bagaimana bekerjasama dengan memberikan pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang diperlukan untuk berkolaborasi secara efektif (Sargeant, 2009). Implementasi IPE
di bidang kesehatan dilaksanakan kepada mahasiswa dengan tujuan untuk menanamkan
kompetensi-kompetensi IPE sejak dini dengan retensi bertahap, sehingga ketika mahasiswa
berada di lapangan diharapkan dapat mengutamakan keselamatan pasien dan peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan bersama profesi kesehatan yang lain (Buring et al., 2009).

c. Manfaat interprofessional education

World Health Organization (2010) menyajikan hasil penelitian di 42 negara tentang dampak
dari penerapan praktek kolaborasi dalam dunia kesehatan menunjukkan hasil bahwa praktek
kolaborasi dapat meningkatkan keterjangkauan serta koordinasi layanan kesehatan, penggunaan
sumber daya klinis spesifik yang sesuai, outcome kesehatan bagi penyakit kronis, dan pelayanan
serta keselamatan pasien. WHO (2010) juga menjelaskan praktek kolaborasi dapat menurunkan
komplikasi yang dialami pasien, jangka waktu rawat inap, ketegangan dan konflik di antara
pemberi layanan (caregivers), biaya rumah sakit, rata-rata clinical error,dan rata-rata jumlah
kematian pasien. Framework for Action on Interprofessional Education & Collaborative Practice,
WHO (2010) menjelaskan IPE berpotensi menghasilkan berbagai manfaat dalam beberapa aspek
yaitu kerjasama tim meliputi mampu untuk menjadi pemimpin tim dan anggota tim, mengetahui
hambatan untuk kerjasama tim; peran dan tanggung jawab meliputi pemahaman peran sendiri,
tanggung jawab dan keahlian, dan orang-orang dari jenis petugas kesehatan lain; komunikasi
meliputi pengekspresikan pendapat seseorang kompeten untuk rekan, mendengarkan anggota
tim; belajar dan refleksi kritis meliputi cermin kritis pada hubungan sendiri dalam
tim, mentransfer IPE untuk pengaturan kerja; hubungan dengan pasien, dan mengakui kebutuhan
pasien meliputi bekerja sama dalam kepentingan terbaik dari pasien, terlibat dengan pasien,
keluarga mereka, penjaga dan masyarakat sebagai mitra dalam manajemen perawatan; praktek
etis meliputi pemahaman pandangan stereotip dari petugas kesehatan lain yang dimiliki oleh diri
dan orang lain, mengakui bahwa setiap tenaga kesehatan memiliki pandangan yang samasama
sah dan penting. Proses IPE membentuk proses komunikasi, tukar pikiran, proses belajar, sampai
kemudian menemukan sesuatu yang bermanfaat antar para pekerja profesi kesehatan yang
berbeda dalam rangka penyelesaian suatu masalah atau untuk peningkatan kualitas kesehatan
(Thistlethwaite dan Moran,2010)

2.2 Interprofessional collaboration (IPC)

A. Definisi interprofesional collaboration

The Canadian interprofessional health collaborative menyebutkan interprofessional


collaborative adalah kemitraan antara tim penyedia layanan kesehatan dan klien dalam
pendekatan kolaboratif dan terkoordinasi partisipatif untuk pengambilan keputusan bersama
seputar masalah kesehatan dan sosial. Praktik interprofessional collaboration telah
didefinisikan sebagai proses yang mencakup komunikasi dan pengambilan keputusan
memungkinkan pengaruh sinergis dari pengetahuan dan keterampilan yang dikelompokkan.

Elemen praktik kolaboratif termasuk tanggung jawab, akuntabilitas, koordinasi, komunikasi,


kerjasama, otonomi, saling percaya dan saling menghormati. Kemitraan inilah yang menciptakan
tim interprofesional yang dirancang untuk bekerja pada tujuan bersama untuk meningkatkan
hasil pasien. interaksi kolaboratif menunjukkan perpaduan budaya profesional Dan tercapai
meskipun berbagai keterampilan dan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas perawatan
pasien ada karakteristik penting yang menentukan efektivitas tim, termasuk anggota yang
melihat peran mereka sebagai penting bagi tim komunikasi terbuka keberadaan otonomi, dan
kesetaraan sumber daya. penting untuk dicatat bahwa kolaboratif interprofessional yang buruk
dapat berdampak negatif pada kualitas perawatan pasien. dengan demikian keterampilan dalam
bekerja sebagai tim interprofessional diperoleh melalui pendidikan interprofessional, penting
untuk perawatan berkualitas tinggi.
Guna membentuk suatu team work atau kerjasama tim yang ideal dibutuhkan kooperasi dan
kolaborasi. Kooperasi (kerjasama) berarti bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan
bersama (tetapi bukan tujuan yang semestinya) Contoh kerjasama yaitu misalnya Anda
berkeluarga lalu cara bekerja sama dengan istri Anda dengan meletakkan pakaian kotor di mesin
cuci turut membantu mencuci piring dan sebagainya.

Lalu apa makna kolaborasi? Kolaborasi dalam bahasa inggris collaboration, berasal dari kata
collaborate yang berarti bekerja antara satu dengan yang lain, berkooperasi satu sama lain.
Menurut kamus besar bahasa indonesia online, kolaborasi adalah suatu perbuatan berupa
kerjasama dengan musuh, teman dan sebagainya. Menurut Arthur T. Himmelman, kolaborasi
berupa pertukaran informasi, berbagai segala sumber pengetahuan untuk meningkatkan kapasitas
satu dengan yang lain demi tercapainya tujuan bersama.
kolaborasi adalah kerjasama yang lebih terfokus pada tugas atau misi biasa terjadi dalam bisnis,
perusahaan atau organisasi lainnya. Misalnya, untuk menampilkan suatu pentas seni yang luar
biasa perlu kolaborasi antara penari, penyanyi, pemusik, dsb. Kolaborasi adalah proses yang
membutuhkan hubungan dan interaksi antara profesional kesehatan terlepas dari apakah atau
tidak mereka menganggap diri mereka sebagai bagian dari tim. (Kolaborasi kesehatan)

A. Tujuan IPC
IPE adalah praktik kolaborasi antar profesi, dimana melibatkan berbagai profesi
dalam pembelajaran tentang bagaimana bekerjasama dengan memberikan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk berkolaborasi secara efektif (Sargeant,
2009). Implementasi IPE di bidang kesehatan dilaksanakan kepada mahasiswa dengan
tujuan untuk menanamkan kompetensi-kompetensi IPE sejak dini dengan retensi
bertahap, sehingga ketika mahasiswa berada di lapangan diharapkan dapat
mengutamakan keselamatan pasien dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
bersama profesi kesehatan yang lain (Buring et al., 2009).

B. Manfaat Interprofessional Collaboration


World Health Organization (2010) menyajikan hasil penelitian di 42 negara
tentang dampak dari penerapan praktek kolaborasi dalam dunia kesehatan menunjukkan
hasil bahwa praktek kolaborasi dapat meningkatkan keterjangkauan serta koordinasi
layanan kesehatan, penggunaan sumber daya klinis spesifik yang sesuai, outcome
kesehatan bagi penyakit kronis, dan pelayanan serta keselamatan pasien. WHO (2010)
juga menjelaskan praktek kolaborasi dapat menurunkan komplikasi yang 8 dialami
pasien, jangka waktu rawat inap, ketegangan dan konflik di antara pemberi layanan
(caregivers), biaya rumah sakit, rata-rata clinical error, dan rata-rata jumlah kematian
pasien.
C. Kompetensi Interprofessional Collaboration
Barr (1998) menjabarkan kompetensi kolaborasi, yaitu: 1) memahami peran,
tanggung jawab dan kompetensi profesi lain dengan jelas, 2) bekerja dengan profesi lain
untuk memecahkan konflik dalam memutuskan perawatan dan pengobatan pasien, 3)
bekerja dengan profesi lain untuk mengkaji, merencanakan, dan memantau perawatan
pasien, 4) menoleransi perbedaan, kesalahpahaman dan kekurangan profesi lain, 5)
memfasilitasi pertemuan interprofessional, dan 6) memasuki hubungan saling tergantung
dengan profesi kesehatan lain. American College of Clinical Pharmacy (ACCP) (2009)
membagi kompetensi untuk IPE terdiri atas empat bagian yaitu pengetahuan,
keterampilan, orientasi tim, dan kemampuan tim yang dijabarkan pada tabel 2.1. e.
Pengaruh persepsi pada interprofessional education Buku Acuan Umum CFHC-IPE (Tim
CFHC-IPE, 2014) menyatakan keefektifan komunikasi antar profesi dipengaruhi oleh
persepsi, lingkungan, dan pengetahuan. Persepsi yaitu suatu pandangan pribadi atas hal-
hal yang telah terjadi. Persepsi terbentuk melalui apa yang diharapkan dan pengalaman.
Perbedaan persepsi antar profesi yang berinteraksi akan menimbulkan kendala dalam
komunikasi.

D. Kolaborasi Dalam Tim Kesehatan

1. Prinsip Kolaborasi dalam Tim Kesehatan


1) Tujuan bersama
2) Pengakuan dan penghormatan terhadap kekuatan masing-masing dan perbedaan
3) Pengambilan keputusan yang adil dan efektif
4) Fokus pada pasien
5) Komunikasi yang jelas dan teratur
Prinsip di atas dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Patien-centered Care
- Mengutamakan kepentingan dan kebutuhan pasien
- Pasien dan keluarga sebagai pemberian keputusan dalam masalah
kesehatannya
2. Mutual respect and trust
- Saling percaya dengan memahami pembagian tugas dan
kompetensinya masing
- Saling menghormati dan menghargai masing-masing profesi
3. Clear communication
- Komunikasi efektif antara tenaga kesehatan
- Rekam medis atau catatan lain yang ditulis dengan lengkap
4. Clarification of roles and scopes of practice
- Memahami lingkup kerja dan tanggung jawab masing-masing
sebagai tenaga kesehatan
- Lingkup pekerjaan dalam kolaborasi kesehatan dijelaskan dalam job
description dan kontrak pegawai
- Psien juga dilibatkan untuk memahami peranannya dalam
mewujudkan kesehatan

5. Clarification of accountability and responsibility


- Bertanggung jawab dengan perawatan terhadap pasien yang
ditanganinya
6. Liability protection for all member of the team
- Setiap anggota tim kesehatan memiliki perlindungan atau jaminan
formal untuk mengakomodasi tugasnya
7. Sufficient human resources and infrastructure
- Mengefektif kerja dari tim kolaborasi kesehatan. Untuk itu,
pemerintah membantu menambah jumlah tenaga kesehatan
- Mengaplikasikan teknologi untuk membantu kolaborasi kesehatan
8. Sufficient payment and payment arragement
- Tim kolaborasi tidak mendasari pekerjaannya sebatas upah yang
diterimanya
- Pemerintah membantu secara finansial dan teknis dalam
mengembangkan kolaborasi
9. Supportive education system
- Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan efektivitas
kolaborasi kesehatan.

10. Research and evaluation


- Evaluasi dengan melihat kenyatan lapangan dari kolaborasi
kesehatan memperbaiki standar kualitas yang ada
BAB III
PENUTUP

1.1. KESIMPULAN

Interprofessional education merupakan pembelajaran yang efektif dalam


meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berkolborasi dan berkomunikasi secar efektif
dengan tenaga kesehatan yang lain dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
maksimal.

Sedangkan, interprofessional collaboration merupakan salah satu hal yang sangat


diperlukan dalam menangani masalah kesehatan. Elemen praktik kolaboratif termasuk
tanggung jawab, akuntabilitas, koordinasi, komunikasi, kerjasama, otonomi, saling percaya
dan saling menghormati Tanpa adanya kolaborasi dari tim kesehatan, pengobatan tidak
dapat berjalan secara optimal. Dalam kolaborasi tim kesehatan, masing-masing tenaga
kesehatan mempunyai peran dan tanggung jawabnya masing-masing.

1.2. SARAN
Penulis berharap agar semua mahasiswa keperawatan dapat memahami dan mendalami
materi IPE supaya kolaborasi antara petugas kesehatan dapat berjalan lebih baik untuk
keselamatan pasien nantinya.
DAFTAR PUSTAKA

Riyanto, Theo, Martinus Th. 2008. Kelompok kerja yang efektif. Yogyakarta: kanisius

Anda mungkin juga menyukai