memiliki kesamaan dalam hal budaya, linguistik, dan/atau geografi. Hal ini ditegaskan oleh
Rakhmat (2001 :140) yang menyatakan bahwa komunikasi kelompok digunakan untuk saling
bertukar informasi, menambah pengetahuan, memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku,
mengembangkan kesehatan jiwa, dan meningkatkan kesadaran.
Secara Teori Komunikasi Kelompok merupakan sebuah kegiatan atau interaksi yang dilakukan
oleh beberapa orang di dalam sebuah perkumpulan seperti pertemuan, diskusi, rapat atau
berkumpul di suatu tempat dengan jumlah peserta yang relatif kecil. Dengan kata lain,
komunikasi kelompok adalah sebuah pertukaran informasi atau pesan yang terjadi secara
langsung atau bertatap muka antara tiga orang atau lebih. Peran Komunikasi Kelompok bukan
hanya sebagai sarana atau alat pertukaran informasi saja, melainkan memiliki puluhan peran
yang sejalan dengan tujuan dari dibentuknya sebuah kelompok. Tujuan dibentuknya sebuah
kelompok secara tidak langsung sebenarnya akan menjadi tujuan dari komunikasi kelompok itu
sendiri.
Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kita sehari-hari.
Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder, merupakan wahana bagi setiap orang
untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi informasi dalam hampir semua
aspek kehidupan. Ia bias merupakan media untuk mengungkapkan persoalan-persoalan pribadi
(keluarga sebagai kelompok primer), ia dapat merupakan sarana meningkatkan pengetahuan para
anggotanya (kelompok belajar) dan ia bias pula merupakan alat untuk memecahkan persoalan
bersama yang dihadapi seluruh anggota (kelompok pemecahan masalah). Jadi, banyak manfaat
yang dapat kita petik bila kita ikut terlibat dalam sesuatu kelompok yang sesuai dengan rasa
ketertarikan (interest) kita. Orang yang memisahkan atau mengisolasi dirinya dengan orang lain
adalah orang yang penyendiri, orang yang benci kepada orang lain (misanthrope) atau dapat
dikatakan sebagai orang yang antisosial.
Pada dasarnya komunikasi kelompok mempelajari pola-pola interaksi antar individu dengan titik
berat tertentu, misalnya pengambilan keputusan. Hal ini bisa terjadi karena adanya keyakinan
bahwa pengambilan keputusan pribadi berbeda dengan pengambilan keputusan yang harus
dibuat secara bersama- sama dalam suatu kelompok. (Pawito, 2007, p.7)
Di antara semua definisi yang menjabarkan definisi komunikasi kelompok, peneliti memilih
persepektif yang dikemukakan oleh Deddy Mulyana bahwa komunikasi kelompok adalah
sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal
satu sama lainnya dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Hal ini sesuai
dengan fenomena yang terjadi saat komunitas Enlightened Surabaya melakukan sosialisasi
tentang “Fun Ingress” kepada para anggota komunitasnya. Meskipun anggota tersebut
merupakan anggota baru, namun para anggota lain tetap menganggap bahwa anggota tersebut
merupakan anggota kelompok tanpa memandang lamanya dia bergabung dalam kelompok
komunitas.
John F. Cragan dan David W. Wright membagi kelompok pada dua kategori:
a. Kelompok Deskriptif: klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara
alamiah. Kelompok deskriptif dibagi menkadi 3, yaitu : kelompok tugas (kelompok pemecah
masalah), kelompok pertemuan (kelompok terapi di RS) dan kelompok penyadar (kelompok
keamanan)
b. Kelompok Preskriptif: klasifikasi kelompok menurut langkah-langkah rasional yang harus
dilewati oleh anggota kelompok untuk mencapai tujuannya. Terdapat enam format kelompok
preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur
parlementer.
1. Kelompok Tugas, Kelompok Tugas didalam kelompok Karang Taruna ini, kami sering
sekali melakukan diskusi atau meyelesaikan tugas bersama-sama, di tempat-tempat yang
nyaman.
2. Kelompok Pertemuan, Kelompok pertemuan didalam kelompok Karang Taruna , disini
kami terkadang jika ingin pergi liburan, makan bareng, kami semua menyusun rencana dan
berkumpul terlebih dahulu.
3. Kelompok Penyadar, kelompok penyadar dalam kelompok Karang Taruna , yaitu kami
selalu mengingatkan satu sama lain jika ada kegiatan yang diperlukan, atau kami semua
mengingatkan teman-teman, sehingga dapat menimbulkan perilaku yang baik.
4. Kelompok Katarsis, kelompok katarsis dalam kelompok Karang Taruna , kami semua
saling membantu dikala salah satu anggota kami mendapatkan musibah, kami selalu
menghiburnya agar bisa menghilangkan rasa sedih dan karena salah satu tugas Karang Taruna
adalah mengayomi sesama.
5. Kelompok Sepintas, kelompok sepintas dalam kelompok Karang Taruna , yaitu kami
terkadang suka bercanda disaat sedang mengerjakan tugas, dan bercanda itu hanya sepintas
saja, lalu kami kembali serius mengerjakan tugas.