Anda di halaman 1dari 10

Penerapan Etika Komunikasi Kelompok pada Band Secondxsight

Oleh: Dessya Zakiya Azzahra


(Pembimbing) Novalia Agung Wardjito Ardhoyo, ST. M. Ikom
dessyazakiya21@gmail.com

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta

Abstrak

Tulisan ini membahasan mengenai Etika berkomunikasi kelompok pada Band


Secondxsight. Manusia sebagai makhluk sosial, tentunya melakukan komunikasi
dalam kehidupan sehari-hari. Istilah etika banyak dikembangkan sebagai norma-norma
yang mengatur dan mengukur perilaku profesional seseorang. Etika komunikasi tidak
hanya berkaitan dengan tutur kata yang baik, tetapi juga harus berangkat dari niat tulus
yang diekspresikan dari ketenangan, kesabaran, dan empati dalam berkomunikasi.
Tujuan etika komunikasi dalam kelompok yaitu agar bertindak secara bebas tapi dapat
dipertanggung-jawabkan dan dapat mengambil sikap atau tindakan secara tepat.

Kelompok memiliki tujuan dan aturan-aturan yang dibuat sendiri dan


merupakan kontribusi arus informasi diantara mereka. Sehingga mampu menciptakan
atribut kelompok sebagai bentuk karakteristik yang khas dan melekat pada kelompok
itu (Burhan Bungin, 2009). Komunikasi dalam kelompok merupakan bagian dari
kegiatan keseharian. Sejak lahir sudah mulai bergabung dengan kelompok primer yang
paling dekat, yaitu keluarga. Kemudian seiring dengan perkembangan usia dan
kemampuan intelektualitas, masuk dan terlibat dalam kelompok-kelompok sekunder
seperti sekolah, lembaga agama, tempat pekerjaan dan kelompok sekunder lainnya yang
sesuai dengan minat ketertarikan (Sasa Djuarsa Sendjaja, 1994). Dengan adanya
kelompok menjadikan individu-individu itu menjadi kuat, karena mempunyai tujuan
yang sama. Kelompok yang ideal adalah kelompok yang mampu memberikan
kesempatan pada individu-individu yang ada di dalamnya untuk mengaktualisasikan
diri. Kebersamaan yang terjalin akibat adanya tujuan bersama, dapat menjadikan
individu-individu itu terbentuk menjadi suatu kelompok.

1
A. Pendahuluan
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara
beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan,
konferensi dan sebagainya. Michael Burgoon mendefinisikan komunikasi kelompok
sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengantujuan yang
telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang
mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota
yang lain secara tepat.
Pada masa sekarang ini bukan tidak banyak para pekerja seni musik seperti
sebuah grup band bubar karena semakin menurunnya penghasilan dari dunia music
yang membuat sebuah band bubar. Bukan karena itu saja sebuah grup band bubar,
alasan lain yang membuat sebuah band bubar adalah komunikasi. Komunikasi sangat
penting di dalam sebuah grup band, dikatakan penting karena komunikasi bisa
menghindarkan kita dari konflik, meningkatkan produktivitas, apalagi di dunia musik
yang sangat di tuntut untuk produktivitas dalam menghasilkan karya musiknya.
Manusia dapat berbagi ide, pikiran, dan gagasan berdasarkan pengalaman
yang mereka miliki. Pengalaman dalam bermusik seseorang bisa menghasilkan
sebuah karya seperti lagu, dan pada tahap selanjutnya di aransemen bersama para
personil band tersebut untuk menjadi lagu yang utuh, dan semua itu butuh komunikasi
untuk menghasilkan harmoni nada yang indah, itu alasan kenapa di grup band sangat
dituntut untuk berkomunikasi dan menjaga hubungan baik antarpersonilnya.
Seperti Band Secondxsight yang konsisten dalam berkarya dalam dunia musik
dan dalam menjalin hubungan yang ada di dalam band ini. Dengan komunikasi
kelompok, para personil band dapat saling bertukar pikiran atau ide mengenai musik
sehingga menghasilkan musik yang dapat dinikmatin orang lain. Band Secondxsight
merupakan band ber aliran musik rock yang berasal dari kota Jakarta sejak 2017.

B. Mengapa Etika dibutuhkan dalam Band?


1. Karena etika berkaitan dengan perilaku manusia. Etika menyangkut separangkat
nilai luhur dalam bertindak bagi kehidupan seseorang dan kelompok.
2. Agar bisa mengikuti kehidupan sosial yang tertib. Setiap bentuk kerja sama
didasarkan pada kesepakatan yang dicapai bersama.

2
3. Untuk membentuk suatu kelompok yang kokoh. Biasanya dimulai dari
perencanaan, organisasi yang baik, dan komunikasi antaranggota.

C. Etika dalam Komunikasi Kelompok


Etika (ethics) bermakna sekumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak, tata cara (adat, sopan santun) nilai mengenai benar dan salah, tentang hak dan
kewajiban yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat (Munir, 2006). Etika
sering disamakan dengan pengertian akhlak dan moral, ada pulaulama yang
mengatakan bahwa akhlak merupakan etika islam. Secara etimologiskata etika berasal
dari bahasa Yunani yaitu ethos dan ethikos, ethos yang berartisifat, watak, adat,
kebiasaan, tempat yang baik. Ethikos berarti susila, keadaban, atau kelakuan dan
perbuatan yang baik. Kata “etika” dibedakan dengan kata “etik” dan “etiket”. Kata
etik berarti kumpulan asas atau nilai yang berkenaandengan akhlak atau nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Adapun kata
etiket berarti tata cara atau adat, sopan santun dan lain sebagainya dalam masyarakat
beradaban dalam memelihara hubungan baik sesama manusia. Etika menjadi sebuah
nilai yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur perilaku
dalam kehidupan kelompok tersebut, dengan tindakan etis.
Sedangkan secara terminologis etika berarti pengetahuan yang membahas
baik-buruk atau benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia serta sekaligus
menyoroti kewajiban-kewajiban manusia. Dalam bahasa Gerik etika diartikan Ethicos
is a body of moral principles or value. Ethics arti sebenarnya adalah kebiasaan.
Namun lambat laun pengertian etika berubah, seperti sekarang. Etika ialah suatu ilmu
yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat
dinilai baik dan mana yang dapat dinilai buruk dengan memperlihatkan amal
perbuatan manusia sejauh yang dapat dicerna akal pikiran. Di dalam kamus
ensiklopedia pendidikan diterangkan bahwa etika adalah filsafat tentang nilai,
kesusilaan tentang baik buruk. Sedangkan dalam kamus istilah pendidikan dan umum
dikatakan bahwa etika adalah bagian dari filsafat yang mengajarkan keluhuran budi.
Cheney dan Tompskins merujuk pada Henry W. Johnstone Jr., untuk
mengingat standar-standar etika yang mereka anjurkan guna memandu komunikasi
kelompok. Empat tugas keetikaan Johnstone: Keteguhan hati, keterbukaan, kelemah

3
lembutan, dan keharuan, dimodifikasi oleh Cheney dan Tompkins untuk diterapkan
dalam konteks komunikasi kelompok antara lain:
• Kehati-hatian, komunikator dalam kelompok seharusnya menggunakan kemampuan
persuasifnya sendiri untuk menilai secara menyeluruh pesan-pesan yang jelas dan
yang tersembunyi dari organisasi tersebut dan harus menghindari penerimaan atas
pandangan konvensional secara otomatis dan tanpa berpikir.
• Mudah untuk dicapai, Komunikator dalam kelompok harus terbuka terhadap
kemungkinan diubahnya pesan dari orang lain dari orang yang dibujuk. Keyakinan
yang kita pegang secara dogmatis atau pandangan berfokus sempit yang membutakan
kita terhadap informasi yang berguna,pandangan yang berbeda tentang suatu masalah,
atau penyelesaian alternatif, perlu diseimbangkan atau dikurangi.
• Tanpa kekerasan, penipuan, terang-terangan atau pun tidak, terhadap orang lain
berdasarkan etika tidak diinginkan. Apa bentuk-bentuk penipuan yang tersembunyi
yang mungkin terjadi dalam konteks kelompok? anggota juga harus menghindari
penggunaan sudut pandang persuasif yang menganjurkan suatu sikap yang masuk
akal.
• Empati, Komunikator empatis benar-benar mendengarkan argumen, opini, nilai dan
asumsi orang lain, terbuka terhadap perbedaan pendapat, mengesampingkan cetusan
streosip berdasarkan julukan atau isyarat non verbal, dan menghargai hak semua
orang sebagai person untuk memegang pandangan yang berbeda. Dalam latar
kelompok Empati melibatkan keseimbangan kepentingan individu dan kepentingan
kelompok.
Kelompok adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan
manusia, karena melalui kelompok manusia dapat berbagi dan bertukar informasi ,
pengalaman dan pengetahuan antara anggota kelompok yang satu dengan lainnya.
Kelompok merupakan suatu unit sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur sehingga di antara
individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma-norma tertentu yang
khas bagi kelompok itu. (Abu Ahmadi, 2002)
Menurut Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan
komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau
lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri,
pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik
pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.

4
Komunikasi kelompok dapat diklasifikasikan ke dalam 2 macam yaitu :
1. Kelompok kecil (micro group) adalah kelompok komunikasi yang dalam situasi
terdapat kesempatan untuk memberi tanggapan secara verbal atau dalam komunikasi
kelompok komunikator dapat melakukan komunikasi antar pribadi dengan salah
seorang anggota kelompok, seperti yang terjadi pada acara diskusi, kelompok belajar,
seminar dan lain-lain. Umpan balik yang diterima dalam komunikasi kelompok kecil
ini biasanya bersifat rasional, serta diantara anggota yang terkait dapat menjaga
perasaan masing-masing dan norma-norma yang ada. Dengan perkataan lain, antara
komunikator dengan setiap komunikan dapat terjadi dialog atau tanya jawab.
Komunikan dapat menanggapi uraian komunikator, bisa bertanya jika tidak mengerti
dan dapat menyangkal jika tidak setuju dan lain sebagainya.
2. Komunikasi kelompok besar (macro group) yaitu yang terjadi dengan sekumpulan
orang yang sangat banyak dan komunikasi antar pribadi (kontak pribadi) jauh lebih
kurang atau susah untuk dilaksanakan, karena terlalu banyaknya orang yang
berkumpul seperti halnya yang terjadi pada acara tabligh akbar, kampanye dan lain-
lain. Angggota kelompok besar apabila memberitakan tanggapan kepada
komunikator, biasanya bersifat emosional, yang tidak dapat mengontrol emosinya.
Lebih-lebih jika komunikan heterogen, beragam dalam usia, pekerjaan, tingkat
pendidikan, agama, pengalaman, dan sebagainya. Seperti halnya jika diantara
kerumunan itu seorang yang tidak suka pada komunikator, maka dia berusaha mencari
kesempatan untuk melempar dengan sandal dan yang lainnya tanpa tahu
permasalahan akan mengikuti tindakan tersebut.
Komunikasi kelompok memiliki karakteristik yang melekat pada suatu
kelompok. Menurut Sasa Djuarsa Sendjaja, karakteristik yang melekat pada suatu
kelompok yaitu : norma dan peran. Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang
bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya.
Kadang-kadang norma oleh para sosiolog disebut juga dengan hukum (law) ataupun
aturan (rule), yaitu perilaku-perilaku apa saja yang pantas dan tidak pantas untuk
dilakukan dalam suatu kelompok. Ada tiga kategori norma kelompok yaitu norma
sosial, norma prosedural, dan norma tugas. Norma sosial, yaitu yang mengatur
hubungan diantara para anggota kelompok. Norma Prosedural, yaitu yang
menguraikan dengan lebih rinci bagaimana kelompok harus beroperasi, seperti
bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan apakah melalui suara mayoritas

5
ataukah pembicaraan sampai tercapai kesepakatan. Dan Norma Tugas, yaitu
memusatkan perhatian pada bagaimana suatu pekerjaan harus dilaksanakan.
Scheidel dan Crowel dalam Goldberg dan Larson memerinci proses
komunikasi kelompok melalui kejadian-kejadian umpan balik (feedback events).
Proses ini diartikan sebagai kejadian di mana komentar yang dilontarkan salah satu
peserta (X) setelah diikuti oleh komentar peserta lain (Y), kemudian langsung diikuti
lagi oleh komentar komentar peserta pertama (X) dan seterusnya. Proses ini
menunjukkan bahwa keseluruhan interaksi yang terjadi terdiri dari kegiatan umpan
balik. Proses umpan balik seolah-olah tidak mendorong anggota untuk merubah
tujuan atau memperbaiki cara berpikir maupun melakukan ide-ide. (Alvin A.
Goldberg dan Carl E. Larson)

Curtis, James J.Floyd, dan Jerril L. Winsor menyatakan komunikasi kelompok


terjadi ketika tiga orang atau lebih bertatap muka, biasanya di bawah pengarahan
seorang pemimpin untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama dan mempengaruhi
satu sama lain. Lebih mendalam ketiga ilmuwan tersebut menjabarkan sifat-sifat
komunikasi kelompok sebagai berikut:

1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;

2. Kelompok memiliki sedikit partisipan;

3. Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin;

4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;

5. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.

Maka, dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa etika dalam


komunikasikelompok adalah tata cara atau aturan dan sikap sopan maupun santun
ketikamenjalin suatu interaksi antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain,
atau pun kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.

D. Etika Komunikasi Kelompok pada Band Secondxsight


Grup musik atau yang dikenal juga disebut Band merupakan kumpulan dari 2
orang atau lebih musisi yang memainkan alat musik dan juga bernyanyi yang pada
dasarnya memiliki hobi atau minat yang sama. Di dalam suatu grup musik atau

6
disebut band terkadang tidak terhindar dari melakukan interaksi secara pribadi
(personal) atau disebut juga dengan komunikasi interpersonal untuk menyampaikan
pesan-pesan yang berbentuk gagasan, ide, ataupun sebuah informasi. Sebuah grup
band di setiap personil nya sudah tentu memiliki jalan pemikiran, sifat, perilaku yang
berbeda-beda.
Di dalam bermusik ini, musik dimainkan oleh beberapa orang (personil) yang
memiliki keterampilan yang beragam, yang menjadi satu dalam sebuah grup musik
atau band. Adapun pengertian dari Band adalah suatu kumpulan orang yang
mempunyai satu tujuan, cita-cita, hobi yang sama dalam suatu aliran musik dalam
berbagai keterampilan yang dimiliki setiap personil yang membentuk kelompok
musik untuk berkarya. Di sebuah band juga terdapat masa selisih paham sesama
personil namun selisih paham tersebut karena ide dari setiap individu berbeda-beda
namun tujuan mereka sama untuk menghasilkan sebuah karya musik yang bagus dan
bisa dinikmati oleh orang banyak.
Dalam suatu band, pastinya ada etika yang dibuat untuk ditaati agar dapat
mengambil sikap dan tindakan secara tepat. Bersadasarkan wawancara terhadap
seluruh anggota Band Secondxsight, yaitu Fernando Yehezkiel Arthur Mamangkey,
Ihsan Halomoan, Ilham Maulana, Roni Firmansyah, dan Brylianda Robby. Mereka
mengungkapkan bahwa adanya etika dalam suatu kelompok itu penting. Etika dapat
dijadikan bekal untuk mengambil sikap yang rasional terhadap semua norma, alat
pemikiran yang rasional dan bertanggung jawab, memelihara dan menjaga
kesejahteraan kelompok tersebut, dan masih banyak lagi. Karena dengan memiliki
etika yang baik, dapat mencerminkan perilaku yang baik. Sedangkan, etika yang
buruk dapat mencerminkan perilaku kita sebagai manusia yang buruk, dan akan
menciptakan suatu penilaian yang buruk dari orang lain.
Berikut beberapa contoh etika dalam suatu kelompok:
1. Memulai Pembicaraan, dalam keseharian tentu kita selalu dengan keadaan yang
membuat kita harus memulai pembicaraan dengan lain. Adapaun hal-hal yang
harus diperhatikan, yaitu:
a. Lihat keadaan calon lawan bicara. Jika lawan bicara kita sedang sibuk,
makan mungkin kita harus mencoba berbicara lain kali. Karena, jika
dipaksakan nantinya akan mengganggu orang tersebut dan membuatnya
tidak nyaman.
b. Ramah dan sopan. Sapa lah lawan bicara dengan ramah dan sopan.

7
c. Dengarkan lawan bicara. mendengarkan salah satu bagian dari komunikasi,
dan hal ini sangat penting untuk dilakukan. Ketika kita terllau sibuk bicara
dan tidak memperhatikan apa yang diucapkan lawan bicara, maka kita kita
seperti tidak menghargainya.
2. Komunikasi Tatap Muka, berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
Komunikasi tatap muka atau langsung:
a. Tatap mata lawan bicara. Jangan sampai kita malah melihat ke arah lain dan
membuat lawan bicara terganggu atau bahkan merasa tidak diperhatikan.
b. Jaga intonasi dan kecepatan bicara. Bicara dengan suara yang stabil. Agar
tidak menyebabkan orang salah mengerti dan tidak paham apa yang kita
bicarakan. Dan, bicaralah dengan kecepatakan normal agar dapat disimak dan
dipahami dengan baik.
3. Komunikasi Lewat Media. Seiring melesatnya perkembangan teknologi, dan
adanya pandemi. Untuk beberapa waktu kita tidak bisa berkomunikasi secara tatap
muka, dan komunikasi lewat media adalah solusinya.
a. Atur intonasi (jika menelepon). Karena menelepon wajah tidak dapat terlihat,
kita perlu mengatur intonasi suara kita ketika sedang menelepon.
b. Pikiran apa yang ingin ditulis. Tidak perlu terburu-buru, orang juga tahu kalau
mengetik pesan itu membutuhkan waktu yang lebih lama daripada bicara
langsung. Tapi, jangan juga membiarkan pesan orang tidak dibalas lama,
karena itu akan membuat orang bertanya-tanya dan salah paham.

Adapun peranan etika dalam profesi:


1. Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan
orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang
paling kecil yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai
etika tersebut, suatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk
mengatur kehidupan bersama.
2. Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi
landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya
maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan
ini sering menjadi pusat perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur
dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi) dan diharapkan menjadi
pegangan para anggotanya.

8
Bentuk etika yang diterapkan dalam Band Secondxsight:

1. Saat berunding untuk mengumpulkan ide, diharapkan seluruh personil saling


tanggap untuk merespon dan menghargai ide dari masing-masing personil.
2. Saat bertukar pesan via Whatsapp grup, diharapkan untuk saling menanggapi dan
tidak hanya menjadi silent reader.

E. Manfaat-manfaat Etika pada Komunikasi Kelompok


Dalam pergaulan berkelompok, etika komunikasi mempunyai manfaat yaitu:
• Melancarkan komunikasi dengan orang lain, sehingga hubungan yang sudah terjalin
akan semakin erat.
• Memahami apa yang dikomunikasikan oleh orang lain, sehingga pesan yang
disampaikan dapat diterima dengan baik.
• Dengan mengikuti dan mentaati etika yang berlaku, kita akan diterima dengan baik
dalam lingkungan sekitar.
• Menumbuhkan rasa saling menghargai di antara anggota band.
•Mencegah individu untuk tidak bertindak atau berperilaku sembarangan atau
seenaknya sendiri dalam berkomunikasi.
• Mempererat hubungan dengan orang lain.

F. Kesimpulan
Setelah dilakukan wawancara dengan seluruh anggota personil Band
Secondxsight, dapat diketahui bahwa pentingnya penerapan etika komunikasi
kelompok dalam band, karena suatu proses penyampaian pesan dari komunikator
kepada komunikan dengan menggunakan suatu simbol sebagai media atau saluran,
secara verbal maupun non verbal. Penerapan etika komunikasi yang terjadi di
Secondxsight bertujuan untuk mencapai kesamaan makna. Komunikasi kelompok
yang efektif dimulai dengan sikap empati, sikap mendukung, saling menghargai, dan
sikap positif. Dengan itu, mereka berkomunikasi dan beretika di lingkungan mereka
dengan tujuan untuk keharmonisan pertemanan dan memajukan band tersebut.
Etika komunikasi kelompok harus diperhatikan pesan yang disampaikna.
Diperlukan sikap adil dan saling mendengarkan diantara anggota partisipan agar
komunikasi yang terjadi bisa berjalan dengan baik dan sehat.

9
G. Saran
Semakin ditingkatkan penerapan etika dalam band tersebut, agar hubungan
antarpersonil terus berjalan dengan baik dan tujuan band tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

(Lihat Onong Uchjana Effendy (2000) dan juga Nurul Fauziyah, Komunikasi Kelompok
Dalam Membentuk Karakter Anak Pada Kelas Pre School Di Harapan Ibu (Skripsi di
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatulloh, 2010)

Abdul Haris,  Pengantar Etika Islam. (Sidoarjo: Al-Afkar, 2007), hal. 3

Abdurrozzaq Hasibuan, Etika Profesi Profesionalisme Kerja. (Medan: UISUI Press, 2017),
hal. 133
Abdurrozzaq Hasibuan, Etika Profesi Profesionalisme Kerja. (Medan: UISUI Press, 2017),
hal. 41
Abdurrozzaq Hasibuan, Etika Profesi Profesionalisme Kerja. (Medan: UISUI Press, 2017),
hal. 133

Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta:2002), hal. 24

(Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 270).

Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi hal. 93

Wiryanto, Pengantar Ilmu  Komunikasi, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005).


Hal.12

10

Anda mungkin juga menyukai