Abstrak
1
A. Pendahuluan
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara
beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan,
konferensi dan sebagainya. Michael Burgoon mendefinisikan komunikasi kelompok
sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengantujuan yang
telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang
mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota
yang lain secara tepat.
Pada masa sekarang ini bukan tidak banyak para pekerja seni musik seperti
sebuah grup band bubar karena semakin menurunnya penghasilan dari dunia music
yang membuat sebuah band bubar. Bukan karena itu saja sebuah grup band bubar,
alasan lain yang membuat sebuah band bubar adalah komunikasi. Komunikasi sangat
penting di dalam sebuah grup band, dikatakan penting karena komunikasi bisa
menghindarkan kita dari konflik, meningkatkan produktivitas, apalagi di dunia musik
yang sangat di tuntut untuk produktivitas dalam menghasilkan karya musiknya.
Manusia dapat berbagi ide, pikiran, dan gagasan berdasarkan pengalaman
yang mereka miliki. Pengalaman dalam bermusik seseorang bisa menghasilkan
sebuah karya seperti lagu, dan pada tahap selanjutnya di aransemen bersama para
personil band tersebut untuk menjadi lagu yang utuh, dan semua itu butuh komunikasi
untuk menghasilkan harmoni nada yang indah, itu alasan kenapa di grup band sangat
dituntut untuk berkomunikasi dan menjaga hubungan baik antarpersonilnya.
Seperti Band Secondxsight yang konsisten dalam berkarya dalam dunia musik
dan dalam menjalin hubungan yang ada di dalam band ini. Dengan komunikasi
kelompok, para personil band dapat saling bertukar pikiran atau ide mengenai musik
sehingga menghasilkan musik yang dapat dinikmatin orang lain. Band Secondxsight
merupakan band ber aliran musik rock yang berasal dari kota Jakarta sejak 2017.
2
3. Untuk membentuk suatu kelompok yang kokoh. Biasanya dimulai dari
perencanaan, organisasi yang baik, dan komunikasi antaranggota.
3
lembutan, dan keharuan, dimodifikasi oleh Cheney dan Tompkins untuk diterapkan
dalam konteks komunikasi kelompok antara lain:
• Kehati-hatian, komunikator dalam kelompok seharusnya menggunakan kemampuan
persuasifnya sendiri untuk menilai secara menyeluruh pesan-pesan yang jelas dan
yang tersembunyi dari organisasi tersebut dan harus menghindari penerimaan atas
pandangan konvensional secara otomatis dan tanpa berpikir.
• Mudah untuk dicapai, Komunikator dalam kelompok harus terbuka terhadap
kemungkinan diubahnya pesan dari orang lain dari orang yang dibujuk. Keyakinan
yang kita pegang secara dogmatis atau pandangan berfokus sempit yang membutakan
kita terhadap informasi yang berguna,pandangan yang berbeda tentang suatu masalah,
atau penyelesaian alternatif, perlu diseimbangkan atau dikurangi.
• Tanpa kekerasan, penipuan, terang-terangan atau pun tidak, terhadap orang lain
berdasarkan etika tidak diinginkan. Apa bentuk-bentuk penipuan yang tersembunyi
yang mungkin terjadi dalam konteks kelompok? anggota juga harus menghindari
penggunaan sudut pandang persuasif yang menganjurkan suatu sikap yang masuk
akal.
• Empati, Komunikator empatis benar-benar mendengarkan argumen, opini, nilai dan
asumsi orang lain, terbuka terhadap perbedaan pendapat, mengesampingkan cetusan
streosip berdasarkan julukan atau isyarat non verbal, dan menghargai hak semua
orang sebagai person untuk memegang pandangan yang berbeda. Dalam latar
kelompok Empati melibatkan keseimbangan kepentingan individu dan kepentingan
kelompok.
Kelompok adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan
manusia, karena melalui kelompok manusia dapat berbagi dan bertukar informasi ,
pengalaman dan pengetahuan antara anggota kelompok yang satu dengan lainnya.
Kelompok merupakan suatu unit sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur sehingga di antara
individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma-norma tertentu yang
khas bagi kelompok itu. (Abu Ahmadi, 2002)
Menurut Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan
komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau
lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri,
pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik
pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.
4
Komunikasi kelompok dapat diklasifikasikan ke dalam 2 macam yaitu :
1. Kelompok kecil (micro group) adalah kelompok komunikasi yang dalam situasi
terdapat kesempatan untuk memberi tanggapan secara verbal atau dalam komunikasi
kelompok komunikator dapat melakukan komunikasi antar pribadi dengan salah
seorang anggota kelompok, seperti yang terjadi pada acara diskusi, kelompok belajar,
seminar dan lain-lain. Umpan balik yang diterima dalam komunikasi kelompok kecil
ini biasanya bersifat rasional, serta diantara anggota yang terkait dapat menjaga
perasaan masing-masing dan norma-norma yang ada. Dengan perkataan lain, antara
komunikator dengan setiap komunikan dapat terjadi dialog atau tanya jawab.
Komunikan dapat menanggapi uraian komunikator, bisa bertanya jika tidak mengerti
dan dapat menyangkal jika tidak setuju dan lain sebagainya.
2. Komunikasi kelompok besar (macro group) yaitu yang terjadi dengan sekumpulan
orang yang sangat banyak dan komunikasi antar pribadi (kontak pribadi) jauh lebih
kurang atau susah untuk dilaksanakan, karena terlalu banyaknya orang yang
berkumpul seperti halnya yang terjadi pada acara tabligh akbar, kampanye dan lain-
lain. Angggota kelompok besar apabila memberitakan tanggapan kepada
komunikator, biasanya bersifat emosional, yang tidak dapat mengontrol emosinya.
Lebih-lebih jika komunikan heterogen, beragam dalam usia, pekerjaan, tingkat
pendidikan, agama, pengalaman, dan sebagainya. Seperti halnya jika diantara
kerumunan itu seorang yang tidak suka pada komunikator, maka dia berusaha mencari
kesempatan untuk melempar dengan sandal dan yang lainnya tanpa tahu
permasalahan akan mengikuti tindakan tersebut.
Komunikasi kelompok memiliki karakteristik yang melekat pada suatu
kelompok. Menurut Sasa Djuarsa Sendjaja, karakteristik yang melekat pada suatu
kelompok yaitu : norma dan peran. Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang
bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya.
Kadang-kadang norma oleh para sosiolog disebut juga dengan hukum (law) ataupun
aturan (rule), yaitu perilaku-perilaku apa saja yang pantas dan tidak pantas untuk
dilakukan dalam suatu kelompok. Ada tiga kategori norma kelompok yaitu norma
sosial, norma prosedural, dan norma tugas. Norma sosial, yaitu yang mengatur
hubungan diantara para anggota kelompok. Norma Prosedural, yaitu yang
menguraikan dengan lebih rinci bagaimana kelompok harus beroperasi, seperti
bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan apakah melalui suara mayoritas
5
ataukah pembicaraan sampai tercapai kesepakatan. Dan Norma Tugas, yaitu
memusatkan perhatian pada bagaimana suatu pekerjaan harus dilaksanakan.
Scheidel dan Crowel dalam Goldberg dan Larson memerinci proses
komunikasi kelompok melalui kejadian-kejadian umpan balik (feedback events).
Proses ini diartikan sebagai kejadian di mana komentar yang dilontarkan salah satu
peserta (X) setelah diikuti oleh komentar peserta lain (Y), kemudian langsung diikuti
lagi oleh komentar komentar peserta pertama (X) dan seterusnya. Proses ini
menunjukkan bahwa keseluruhan interaksi yang terjadi terdiri dari kegiatan umpan
balik. Proses umpan balik seolah-olah tidak mendorong anggota untuk merubah
tujuan atau memperbaiki cara berpikir maupun melakukan ide-ide. (Alvin A.
Goldberg dan Carl E. Larson)
6
disebut band terkadang tidak terhindar dari melakukan interaksi secara pribadi
(personal) atau disebut juga dengan komunikasi interpersonal untuk menyampaikan
pesan-pesan yang berbentuk gagasan, ide, ataupun sebuah informasi. Sebuah grup
band di setiap personil nya sudah tentu memiliki jalan pemikiran, sifat, perilaku yang
berbeda-beda.
Di dalam bermusik ini, musik dimainkan oleh beberapa orang (personil) yang
memiliki keterampilan yang beragam, yang menjadi satu dalam sebuah grup musik
atau band. Adapun pengertian dari Band adalah suatu kumpulan orang yang
mempunyai satu tujuan, cita-cita, hobi yang sama dalam suatu aliran musik dalam
berbagai keterampilan yang dimiliki setiap personil yang membentuk kelompok
musik untuk berkarya. Di sebuah band juga terdapat masa selisih paham sesama
personil namun selisih paham tersebut karena ide dari setiap individu berbeda-beda
namun tujuan mereka sama untuk menghasilkan sebuah karya musik yang bagus dan
bisa dinikmati oleh orang banyak.
Dalam suatu band, pastinya ada etika yang dibuat untuk ditaati agar dapat
mengambil sikap dan tindakan secara tepat. Bersadasarkan wawancara terhadap
seluruh anggota Band Secondxsight, yaitu Fernando Yehezkiel Arthur Mamangkey,
Ihsan Halomoan, Ilham Maulana, Roni Firmansyah, dan Brylianda Robby. Mereka
mengungkapkan bahwa adanya etika dalam suatu kelompok itu penting. Etika dapat
dijadikan bekal untuk mengambil sikap yang rasional terhadap semua norma, alat
pemikiran yang rasional dan bertanggung jawab, memelihara dan menjaga
kesejahteraan kelompok tersebut, dan masih banyak lagi. Karena dengan memiliki
etika yang baik, dapat mencerminkan perilaku yang baik. Sedangkan, etika yang
buruk dapat mencerminkan perilaku kita sebagai manusia yang buruk, dan akan
menciptakan suatu penilaian yang buruk dari orang lain.
Berikut beberapa contoh etika dalam suatu kelompok:
1. Memulai Pembicaraan, dalam keseharian tentu kita selalu dengan keadaan yang
membuat kita harus memulai pembicaraan dengan lain. Adapaun hal-hal yang
harus diperhatikan, yaitu:
a. Lihat keadaan calon lawan bicara. Jika lawan bicara kita sedang sibuk,
makan mungkin kita harus mencoba berbicara lain kali. Karena, jika
dipaksakan nantinya akan mengganggu orang tersebut dan membuatnya
tidak nyaman.
b. Ramah dan sopan. Sapa lah lawan bicara dengan ramah dan sopan.
7
c. Dengarkan lawan bicara. mendengarkan salah satu bagian dari komunikasi,
dan hal ini sangat penting untuk dilakukan. Ketika kita terllau sibuk bicara
dan tidak memperhatikan apa yang diucapkan lawan bicara, maka kita kita
seperti tidak menghargainya.
2. Komunikasi Tatap Muka, berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
Komunikasi tatap muka atau langsung:
a. Tatap mata lawan bicara. Jangan sampai kita malah melihat ke arah lain dan
membuat lawan bicara terganggu atau bahkan merasa tidak diperhatikan.
b. Jaga intonasi dan kecepatan bicara. Bicara dengan suara yang stabil. Agar
tidak menyebabkan orang salah mengerti dan tidak paham apa yang kita
bicarakan. Dan, bicaralah dengan kecepatakan normal agar dapat disimak dan
dipahami dengan baik.
3. Komunikasi Lewat Media. Seiring melesatnya perkembangan teknologi, dan
adanya pandemi. Untuk beberapa waktu kita tidak bisa berkomunikasi secara tatap
muka, dan komunikasi lewat media adalah solusinya.
a. Atur intonasi (jika menelepon). Karena menelepon wajah tidak dapat terlihat,
kita perlu mengatur intonasi suara kita ketika sedang menelepon.
b. Pikiran apa yang ingin ditulis. Tidak perlu terburu-buru, orang juga tahu kalau
mengetik pesan itu membutuhkan waktu yang lebih lama daripada bicara
langsung. Tapi, jangan juga membiarkan pesan orang tidak dibalas lama,
karena itu akan membuat orang bertanya-tanya dan salah paham.
8
Bentuk etika yang diterapkan dalam Band Secondxsight:
F. Kesimpulan
Setelah dilakukan wawancara dengan seluruh anggota personil Band
Secondxsight, dapat diketahui bahwa pentingnya penerapan etika komunikasi
kelompok dalam band, karena suatu proses penyampaian pesan dari komunikator
kepada komunikan dengan menggunakan suatu simbol sebagai media atau saluran,
secara verbal maupun non verbal. Penerapan etika komunikasi yang terjadi di
Secondxsight bertujuan untuk mencapai kesamaan makna. Komunikasi kelompok
yang efektif dimulai dengan sikap empati, sikap mendukung, saling menghargai, dan
sikap positif. Dengan itu, mereka berkomunikasi dan beretika di lingkungan mereka
dengan tujuan untuk keharmonisan pertemanan dan memajukan band tersebut.
Etika komunikasi kelompok harus diperhatikan pesan yang disampaikna.
Diperlukan sikap adil dan saling mendengarkan diantara anggota partisipan agar
komunikasi yang terjadi bisa berjalan dengan baik dan sehat.
9
G. Saran
Semakin ditingkatkan penerapan etika dalam band tersebut, agar hubungan
antarpersonil terus berjalan dengan baik dan tujuan band tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
(Lihat Onong Uchjana Effendy (2000) dan juga Nurul Fauziyah, Komunikasi Kelompok
Dalam Membentuk Karakter Anak Pada Kelas Pre School Di Harapan Ibu (Skripsi di
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatulloh, 2010)
Abdurrozzaq Hasibuan, Etika Profesi Profesionalisme Kerja. (Medan: UISUI Press, 2017),
hal. 133
Abdurrozzaq Hasibuan, Etika Profesi Profesionalisme Kerja. (Medan: UISUI Press, 2017),
hal. 41
Abdurrozzaq Hasibuan, Etika Profesi Profesionalisme Kerja. (Medan: UISUI Press, 2017),
hal. 133
10