Anda di halaman 1dari 7

Tugas Teori Komunikasi

Penerapan Efektifitas Komunikasi Kelompok, Komunikasi Kelompok


Deskriptif, omunikasi Kelompok Preskriptif, Teori Kelompok Pemikir
(Group Think), Teori Kelompok Terpercaya, dan Teori kelompok Kerja
Antarbudaya

Disusun Oleh:
Melyssa Rikayaq (2003110102)
Nabila Salwa Marpaung (2003110119)
Yoga Rizaldy (2003110103)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN 2021
Efektifitas Komunikasi Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini
misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau
suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam
komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu
kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang
dalam suatu kelompok “kecil”. Contoh penerapannya dalam masyarakat seperti dalam
rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya. Michael Burgoon (dalam Wiryanto,
2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara
tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi,
menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat
karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi
komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap
muka, peserta komunikasi lebih dari dua orang, dan memiliki susunan rencana kerja
tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.
Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan yaitu
melaksanakan tugas kelompok dan memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan
pertama diukur dari hasil kerja kelompok disebut prestasi (performance) tujuan kedua di
ketahui dari tingkila kelompok dimaksud untuk saling berbagi informasi maka
keefektivitasanya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota
kelompok dan sejuh mana anggota dapat memusakan kebutuhan dalam kegiatan
kelompok. Suatu komunikasi dapat dikatakan sebagai komunikasi kelompok apabila
komunikasi tersebut dilakukan lebih dari dua orang yang mana merupakan bagian dari
masyarakat, tetapi dalam jumlah terbatas dan materi komunikasi tersebut juga
kalangan terbatas, khusus bagi anggota kelompok tersebut.
Komunikasi kelompok sangat efektif dalam masyarakat, contohnya ketika sedang
mencari suatu jalan keluar untuk suatu masalah dalam masyarakat itu sendiri dalam
rapat dan sebagainya seperti yang disebutkan di atas tadi.

Komunikasi Kelompok Deskriptif


Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses
pembentukannya secara alamiah. Menurut para ahli komunikasi kelompok, terdapat
tiga kategori kelompok deskriptif yaitu kelompok tugas, kelompok pertemuan, dan
kelompok penyadar yang measing-masing menggambarkan tahapan perkembangan
proses kelompok.
 Kelompok tugas. Menurut Aubrey Fisher, perkembangan proses kelompok
terdiri dari empat tahap, yaitu orientasi, konflik, pemunculan, dan peneguhan.
 Kelompok pertemuan. Menurut Bennis dan Sheperd, perkembangan proses
kelompok terdiri dari dua tahap, yaitu kebergantungan pada otoritas dan
kebergantungan satu sama lain.
 Kelompok penyadar. Menurut James Chesebro, John Cragan, dan Patricia
McCullough, terdapat empat perkembangan proses kelompok penyadar, yaitu
kesadaran diri akan identitas baru, identitas kelompok melalui polarisasi,
menegakkan nilai-nilai baru bagi kelompok, dan menghubungkan diri dengan
kelompok revolusioner.
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa penerapan Komunikasi Kelompok
Deskriptif dalam masyarakat adalah ketika terbentuknya suatu kelompok di dalam
masyarakat secara alamiah untuk mencapai tujuan tertentu, namun hanya dalam
konteks 3 kategori yang disebutkan di atas.

Komunikasi Kelompok Preskriptif


Kategori preskriptif mengklasifikasikan kelompok menurut langkah-langkah rasional
yang harus dilewati oleh anggota kelompok untuk mencapai tujuannya. Berdasarkan
formatnya, komunikasi kelompok prespektif dibagi menjadi dua macam yaitu
kelompok privat dan kelompok public. Yang termasuk dalam kelompok privat
diantaranya adalah kelompok pertemuan, kelompok belajar, panitia, dan konferensi.
Sedangkan, yang termasuk dalam kelompok publik diantaranya adalah diskusi panel,
wawancara terbuka, forum, dan simposium.
Dalam masyarakat, sering kali terbentuk kelompok privat maupun kelompok publik.
Hal itu pun sangat efektif ketika masyarakat ingin melakukan sebuah pertemuan baik
itu pertemuan privat maupun pertemuan publik.

Teori Kelompok Pemikir (Group Think)


Teori Pemikiran Kelompok (Groupthink Theory) Menurut Rachmat (2005) merupakan
sebuah proses pengambilan keputusan yang terjadi pada kelompok yang sangat
kohesif, dimana anggota-anggota berusaha mempertahankan konsensus (kebutuhan
untuk sepakat) kelompok sehingga kemampuan kritisnya menjadi tidak efektif lagi.
Istilah groupthink atau pemikiran kelompok berarti suatu mode berpikir sekelompok
orang yang bersifat kohesif (terpadu), ketika usaha-usaha keras yang dilakukan angota-
anggota kelompok untuk mencapai kata mufakat. Untuk mencapai kebulatan suara
kelompok ini mengesampingkan motivasinya untuk menilai alternatif-alternatif
tindakan secara realistis.
Contoh penerapannya adalah saat sebuah kelompok harus mencapai suatu keputusan
yang bulat, mereka harus berusaha berpikir untuk mengeluarkan pendapat mereka
namun harus mencapai suatu mufakat untuk kelompok tersebut. Hal ini sangat
berperan dalam masyarkaat ketika harus mencapai suatu keputusan yang mufakat,
maka masyarakat membutuhkan Kelompok Pemikir agar tidak menjadi sebuah
perpecahan dalam mencaoai kata mufakat.

Teori Kelompok Terpercaya


Kelompok terpercaya (bonafide theory) adalah sebuah peristiwa alamiah kelompok.
Dalam hal ini, semua kelompok kecuali mereka yang dibuat di laboratorium, adalah
terpercaya karena semua kelompok adalah bagian dari sistem yang lebih besar.
Kelompok terpercaya memiliki dua karakteristik, yakni batasan yang dapat ditembus
dan mereka saling tergantung dengan lingkungan.
Batasan kelompok yang dapat ditembus sangat jelas ketika kita menyadari bahwa
anggota adalah bagian dari kelompok. Mereka akan masuk pada peran kelompok dan
karakteristik yang dibangun dari kelompok lain. sebenarnya, kita tidak dapat
memisahkan anggota kelompok dari kelompok lain tempat ia berasal. Terkadang,
peran kelompok sebetulnya adalah konflik dan anggota wajib mengatasi perbedaan
antara apa yang mereka harus lakukan dalam satu kelompok dengan apa yang
diharapkan dari mereka dalam kelompok yang berbeda. Lebih jauh lagi, sebagai
seorang anggota kelompok, kita jarang mewakili diri sendiri. Karena keseringan kita
harus mewakili kelompok kita demi kepentingan bersama.
Dari perspektif terpercaya, kelompok selalu tergantung dengan lingkungannya.
Dengan kata lain, lingkungan memengaruhinya, dan kelompok sebagai gantinya
memengaruhi konteks yang relevan tempat kelompok itu bekerja. lingkungan adalah
sebuah sistem interaksi kelompok. Semua orang melakukan komunikasi dalam setiap
lingkungan, termasuk komunikasi yang terjadi dalam lingkungan kelompok.
Contoh penerapannya dalam masyarakat yang paling umum dapat kita lihat dari para
pemain sepakbola. Di mana para pemain sepakbola disatukan selama beberapa bulan
dalam sebuah lingkungan, dimana mereka harus bekerjasama untuk mencapai satu
tujuan, yakni kemenangan.
Dalam sepakbola, seluruh pemainnya memiliki peranan yang penting sesuai dengan
kemampuan para pemain. Ada yang menjadi kapten tim, gelandang kanan, gelandang
kiri,kiper, dan lain sebagainya. Sebuah kelompok (tim) akan dikatakan menang jika
telah banyak mengumpulkan gol. Dalam hal ini gol (kemenangan) menjadi tujuan dari
suatu tim sepakbola. Untuk memperoleh banyak gol, maka para pemain harus
menggunakan strategi yang matang.
Dalam strategi terdapat pembagian tugas untuk para pemain. Para pemain harus dapat
bekerjasama untuk memperoleh gol. Dalam kerjasama ini para pemain harus saling
percaya satu sama lain dan menjalankan tugas dengan baik. Namun, tidak dipungkiri
bahwa setiap pemain pasti ingin dapat menge-gol-kan bola ke gawang. Karena dengan
itu kemampuan mereka akan diakui oleh pelatih dan masyarakat. Ini merupakan
sebuah konflik yang harus diatasi orang para pemain dan kelompok. Mereka harus
mementingkan tujuan bersama daripada kepentingan diri sendiri. Mereka harus bisa
menjaga sistem kelompok yag telah dirancang sedemikian rupa untuk mencapai
kemenangan. Para pemain harus menjaga kepercayaan yang telah diberikan kepada
masing-masing pemain.
Dalam sebuah permainan, seperti dalam kehidupan sebenarnya, kerja kelompok
dipengaruhi oleh masukan-masukan dan menciptakan hasil. Hasil yang memengasruhi
kelompok atau sistem sebagai sebuah kesatuan. Model masukan proses hasil dari kerja
kelompok telah menjadi sebuah aliran utama dalam kajian-kajian kelompok dan kita
dapat melihat pada metodologi “bermain” seperti yang telah dijelskan di atas.

Teori kelompok Kerja Antarbudaya


John Oetzel menggunakan model masukan-proses-keluaran untuk menentukan
variabel-variabel penting apasaja yang mempengaruhi fungsi atau kerja suatu
kelompok. Ia membuat suatu model dimana suatu kelompok yang terdiri atas anggota
dariberbagai latar belakang budaya berbeda menerima masukan (input) tertentu,
memprosesnya dan kemudian menciptakan hasil (output) melalui komunikasi di antara
mereka. Hasil yang diperoleh memberikan umpan balik yang akan mempengaruhi
situasi atau lingkungan dimana kelompok itu berada dan bekerja.
            Kelompok-kelompok yang menjadi fokus perhatian Oetzel adalah kelompok
yang memiliki keberagaman budaya di dalamnya. Menurutnya pebedaan budaya
memberikan pengaruh terhadap fungsi kelompok untuk mencapai tujuannya, dan
perbedaan budaya yang mengelompok atau berkumpul pada tiga wilayah, yaitu
individualsme-kolektivisme, pemahamandiri, danatau image.
a.    Individualsme-kolektivisme
Budaya individualisme cenderung lebih memikirkan tujuan diri sendiri daripada
tujuan kelompok, sedangkan budaya kolektivisme cenderung berpikir sebagai bagian
dari komunitas.
b.    Pemahaman diri
Pemahaman diri yaitu bagaimana anggota kelompok memikirkan dirinya sendiri.
Dalam hal ini terdapat dua tipe umum, yaitu independen dan interdependen.
Independen lebih cenderung bebas, yaitu melihat diri sendiri sebagai pribadi yang unik
atua berbeda dari pemikirn orang lain. Sedangkan interdependen lebih memikirkan
hubungan dengan orang lain.
c.    Masalah wajah
Masalah wajah, yaitu perbedaan bagaimana anggota mengelola kesan seseorang, citra
atau image pribadi mereka. Wajah lain, melibatkan kesan orang lain, gambaran
atau image orang lain. Wajah bersama adalah pemikiran mengenai hubungan antara diri
sendiri dan orang lain.

Dengan kata lain, hal yang sangat dibutuhkan oleh kelompok yang mempunyai latar
belakang budaya yang bragam adalah komunikasi yang efektif, tetapi komunikasi
efektif ini lah yang paling sulit dicapai. Semakin heterogen budaya anggota kelompok
maka akan semakin sulit berkomunikasi efektif dalam hal:
1)   mewujudkan partisipasi yang sama.
2)   mengambil keputusan berdasarkan keputusan.
3)   mengelola konflik dalam tanpa dominasi.
4)   berkomunikasi dengan saling menghormati.
Sama halnya seperti yang terjadi di masyarakat yang notabene nya memiliki budaya
yang heterogen.

Anda mungkin juga menyukai