Anda di halaman 1dari 9

PAPER

DINAMIKA KELOMPOK

Tugas : Kelompok 1

Mata Kuliah : Dinamika Kelompok

Dosen :

Disusun oleh :

Chandra Jonathan 211030590062

Dilah Hermawati 211030590061

Nadhira Farsya R.H 211030590045

Wanti Oktavia 211030590059

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG


TAHUN AJARAN 2022/2023

Point Pembahasan :
1. Memahami komunikasi kelompok
2. Mengelola kohesi kelompok, kekuatan dan pemecahan masalah dalam kelompok
3. Memahami tujuan, struktur, dan fungsi tugas kelompok
4. Memahami suasana, membina, mengembangkan, suasana, dan kekompakan
kelompok
5. Memahami tekanan, tegangan, agenda, dan efektivitas kelompok

1. Memahami Komunikasi Kelompok


a. Pengertian Komunikasi Kelompok
komunikasi berasal dari kata comunicare (Bahasa Latin), yang berarti
menjadikan sesuatu milik bersama, dalam hal ini gagasan pikiran seseorang
melalui proses komunikasi disampaikan kepada orang lain yang terlibat,
diterima dan dimengerti, kemudian setelah disetujui gagasan tersebut
menjadi milik bersama dari orang-orang yang terlibat dalam proses tersebut.
Secara mekanis, komunikasi diartikan sebagai suatu proses dua arah yang
menghasilkan transmisi informasi dan pengertian di antara tiap-tiap individu yang
terlibat.
Secara psikologis, komunikasi diartikan sebagai suatu proses seorang individu
(komunikator) mentransmisikan stimuli (biasanya verbal) untuk memodifikasi
prilaku individu lain (audience).
Secara sosiologis, komunikasi diartikan sebagai proses seseorang memberikan
tafsiran terhadap prilaku orang lain (yang terwujud dalam bentuk ucapan, gerak-
gerik badaniah atau sikap), perasaan-perasaan yang ingin disampaikan orang
tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap
perasaan yantingin disampaikan oleh orang lain tersebut.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy
Mulyana, 2005).
Menurut Walgito Komunikasi kelompok tediri dari dua kata komunikasi dan
ke-lompok, komunikasi dalam bahasa inggris Communication berasal dari kata
latin communicatio , dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, yakni
maksudnya menyamakan suatu makna. Sedangkan kelompok (Hariadi, 2011)
kelompok dapat dipandang dari segi presepsi, motivasi, dan tujuan,
interdependensi, dan juga dari segi interaksi. Berarti komunikasi kelompok
adalah menyamakan suatu makna didalam suatu kelompok.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara
seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari
dua orang. Apabila jumlah orang dalam kelompok itu sedikit yang berarti
kelompok itu kecil, komunikasi yang berlangsung disebut komunikasi kelompok
kecil. Namun apabila jumlahnya banyak berarti kelompoknya dinamakan
komunikasi kelompok besar. (Effendy, 2003)
2. Mengelola kohesi kelompok, kekuatan dan pemecahan masalah dalam
kelompok
Kohesivitas kelompok adalah proses kesatuan, kelekatan atau daya
tarik individu terhadap kelompok dalam rangka pemenuhan tujuan dan
motivasi untuk bersama di dalamnya yang memiliki tingkat ketertarikan dan
keyakinan untuk bersama dalam keberhasilan kelompok. Kohesivitas
kelompok kerja merupakan daya tarik emosional sesama anggota kelompok
kerja dimana adanya rasa saling menyukai, membantu, dan secara bersama-
sama saling mendukung untuk tetap bertahan dalam kelompok kerja dalam
mencapai satu tujuan.
Kohesivitas kelompok bukan hanya merupakan kesatuan unit atau
hubungan pertemanan antar anggota, melainkan sebuah proses yang sangat
kompleks yang dapat mempengaruhi hubungan interpersonal antar anggota
ataupun proses dalam kelompok tersebut. Kohesivitas kelompok
meningkatkan produktivitas dan kinerja kelompok, konformitas terhadap
norma kelompok, memperbaiki semangat dan kepuasan kerja,
mempermudah komunikasi dalam kelompok, mengurangi permusuhan
dalam kelompok, meningkatkan rasa aman dan harga diri. Semakin tinggi
kohesivitas, semakin solid sebuah tim, dan anggotanya akan semakin loyal
pada kelompok
Menurut Robbin (2003), kohesivitas kelompok adalah yaitu tingkat
dimana para anggota kelompok saling tertarik satu sama lain dan termotivasi
untuk tinggal didalam kelompok tersebut.
Tingginya kohesivitas kelompok berhubungan dengan kesesuaian
anggota kelompok dengan norma kelompok, semangat bekerja sama dalam
kelompok, maupun komunikasi. Menurut Wijayanto (2012), terdapat
beberapa cara untuk meningkatkan kohesivitas kelompok, yaitu:
Menjelaskan kepedulian mengenai kompetisi. Pimpinan dapat menjelaskan
keberadaan kompetisi yang tinggi dengan kompetitor (dari dalam maupun
luar organisasi) untuk meningkatkan kohesivitas. Meningkatkan daya tarik
antarpribadi. Seringkali, orang mau bergabung dalam sebuah tim karena
identitas maupun kekaguman terhadap anggota tim.
Meningkatkan interaksi. Interaksi dipercaya dapat meningkatkan
kohesivitas dengan membuat acara-acara agar intensitas interaksi dapat
ditingkatkan dan terjadi kohesivitas kelompok. Menciptakan tujuan bersama
dan nasib bersama yang akan mempengaruhi tiga variabel fungsional dalam
efektiviats kelompok, yaitu task interdependence, sense of potency, dan
outcome interdependence.
3. Memahami tujuan, struktur, dan fungsi tugas kelompok

a. Tujuan Kelompok
Tujuan Kelompok merupakan alah satu aspek dinamika. Tujuan
kelompok merupakan gambaran tentang sesuatu hasil yang diharapkan
tercapai oleh kelompok. Proses untuk mencapai tujuan tersebut
memerlukan berbagai usaha meskipun masih sering terlambat, karena
kebutuhan dan tujuan setiap anggota berlainan satu sama lain,
kebutuhan dan tujuan yang terucapkan sering berbeda dengan yang
terasa dan tujuan yang diharapkan tidak selamanya sama
1) Kebutuhan Dasar Individu Maslow yang terkenal dengan konsep
“Dynamic of Human Motivication” berpendapat bahwa motivation
and its resultan behavior bersumber dari dalam untuk merespon
kebutuhan manusia bervariasi dan tersusun secara hirarhis.
Kebutuhan yang lebih tinggi hanya akan ada sebagai motivator
dan tidak dapat terwujud bila kebutuhan jenjang di bawahnya
belum terpenuhi. Perwujudan diri itulah yang merupakan
kebutuhan manusia yang paling fundamental dan yang terpenting.
2) Minat Kelompok Konsep kebutuhan dan minat sering dipakai
secara simultan. Kebutuhan sifatnya lebih mendasar dan bertalian
erat dengan motivasi manusia, sedangkan minat lebih dominan
dan lebih konkrit. Minat bersumber dari pengalaman hidup
seseorang. Pengalaman menunjukan bahwa kelompok-kelompok
yang lebih homogen minat dan nilai-nilainya lebih cepat
berpartisipasi dari pada yang heterogen, karena yang homogen
biasanya memiliki sikap-sikap yang sama.
3) Nilai-Nilai Agar tujuan-tujuan yang ingin dicapai relevan dengan
kepentingan anggota, maka kebutuhan dan tujuan hendaknya
diseleksi menurut prioritas kebutuhan.
Untuk menentukan dan menetapkan kebutuhan dan tujuan yang
“mosturgent”, Rath dan kawankawan (Ingalls, 1973) mengajukan
tujuh kriteria dalam mengadakan penilaiannya, yaitu :
a) Memilih secara bebas
b) Memilih dari sejumlah alternatif
c) Memilih setelah mempertimbangkan secara teliti mengenai
konsekuensi alternatif
d) Menghargai dan menjunjung tinggi apa yang telah di
putuskan atau dipilih.
e) Memperkuat dan mensahkan, artinya kita harus bangga
terhadap apa yang telah dipilih
f) Melaksanakan apa yang telah ditetapkan
g) Mengulangi, artinya menerapkan kembali kriteria ini dalam
situasi kehidupan yang sama dan dialami oleh anggota
kelompok

b. Struktur Kelompok
Shaw mengemukakan bahwa stuktur kelompok adalah pola-pola
hubungan diantara berbagai posisi dalam susunan kelomopok. Dalam
menganalisis struktur kelompok, terdapat 3 unsur penting yang terbaik
dalam struktur kelompok, yaitu: posisi, status, dan peranan perlu ditelaah.
Posisi mengacu pada tempat seseorang dalam suatu kelompok. Status
mengacu pada kedudukan seseorang dalam suatu kelompok, sedangkan
peranan mengacu pada hal-hal yang harus dilakukan oleh seseorang seseuai
dengan statusnya dalam kelompok.
Menurut Cartwright dan Zander, faktor-faktor yang menentukan struktur
suatu kelompok dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori besar yaitu:
1) Keperluan untuk efisiensi pekerjaan kelompok
2) Kemampuan dan motivasi para anggota kelompok
3) Lingkungan social dan fisik suatu kelompok
Pada prinsipnya struktur kelompok adalah bentuk hubungan antara tiap-
tiap individu dalam kelompok sesuai dengan posisi dan peranan masing-
masing. Adapun yang berkaitan dengan struktur kelompok yaitu sebagai
berikut:
a) Struktur komunikasi: sistem komunikasi dalam kelompok harus lancar
agar pesan sampai kepada seluruh anggota sehingga tidak akan
menimbulkan ketikdapuasan anggota (menyebabkan anggota
kelompok menjadi tidak kompak)
b) Struktur tugas atau pengambilan keputusan: pembagian tugas harus
merata dengan memerhatikan kemampuan, peranan, dan posisi tiap-
tiap anggota. Seluruh anggota kelompok ikut berpartisipasi dan
terlibat sehingga dinamika kelompok menjadi semakin kuat.
c) Struktur kekuasaan atau pengambilan keputusan: kedinamisan
kelompok berkaitan erat dengan kecepatan pengambilan keputusan
selain harus jelas siapa yang mengambil keputusan dan kelambatan
pengambilan kepurusan menunjukan lemahnya struktur kelompok.
d) Sarana terjadinya interaksi: interaksi di dalam kelompok sangat
diperlukan, sedangkan dalam struktur kelompok harus menjamin
kelancaran interaksi, kelancaran interaksi menjamin antara anggota.

c. Fungsi Tugas Kelompok


Menurut Hackman (1969), fungsi tugas merupakan seperangkat tugas
yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok sesuai dengan fungsi
masing-masing sesuai dengan kedudukannya dalam struktur kelompok.
Fungsi tugas adalah segala kegiatan yang harus dilakukan kelompok
dalam rangka mencapai tujuan. Hal ini sebaiknya dilakukan dengan kondisi
menyenagkan. Kriteria terpenuhi atau tidak fungsi tugas ini ditandai dengan;
a. Memberikan informasi
b. Koordinasi
c. Menguaskan anggota
d. Berinisiatif
e. Mengajak untuk berpatisipasi
f. Menyelaraskan

4. Memahami suasana, membina, mengembangkan suasan, dan kekompakan


kelompok
Semakin dinamis suatu kelompok akan semakin tinggi rasa kesadaran terhadap
nilai tujuan anggota yang menjadi dasar perekat kelompok, sehingga kelompok
dapat meminimalkan perselisihan/pertentangan diantara anggota berakibat
terbinanya suasana yang kondusif bagi terlaksananya kerjasama kelompok.
Akhirnya kelompok semakin kompak untuk lebih memotivasi terlaksananya
aktivitas kelompok/penerapan teknologi. Ada hubungan yang sangat nyata antara
kemampuan kelompok dengan tingkat dinamika kelompok. Semakin banyak
kemampuan yang dimiliki kelompok akan semakin meningkatkan pencapaian
tujuan yang menjadi harapan anggota, sehingga anggota kelompok akan menjadi
bangga terhadap kelompok nya, dan dapat mengkoreksi diri dalam hal apa saja
yang harus terus dipacu keberadaanya, sehingga kelompok akan mampu mandiri
pada setiap aktivitas usaha nya, berakibat kelompok akan bertambah dinamis
(Effendi, 2001)

5. Memahami tekanan, tegangan, agenda dan efektivitas kelompok


a. Tekanan pada kelompok
Tekanan terhadap kelompok yaitu segala sesuatu yang dapat
menimbulkan ketegangan didalam kelompok dan seterusnya menimbulkan
dorongan ataupun motivasi dalam mencapai tujuan kelompok. Adanya
ketegangan perlu untuk menumbuhkan kembangkan kedinamisan, tetapi
pada tingkat yang terlalu tinggi malah dapat mematikan kehidupan
kelompok. Tekanan kelompok terdiri dari tekanan dari luar dan dari
kelompok itu sendiri serta tekanan dari penerapan sanksi dalam kelompok
dan bagaimana tantangan dari peluang yang ada untuk memacu semangat
anggota dalam mencapai tujuan. Tekanan pada kelompok dapat
menimbulkan ketegangan. Dengan adanya ketegangan akan timbul dorongan
untuk mempertahankan tujuan kelompok. Tekanan kelompok yang cermat
dan terukur dapat mendinamiskan kelompok.
b. Tegangan kelompok
Menurut Slamet dalam Arifin (2015:64), tegangan pada kelompok adalah
segala sesuatu yang menimbulkan tegangan pada kelompok untuk
menumbuhkan dorongan berbuat suatu demi tercapainya tujuan kelompok.
Menurut Slamet (2008), sumber tekanan dapat berasal dari dalam kelompok
seperti konflik, otoriter, dan persaingan atau berasal dari luar (eksternal
pressure), seperti tantangan, serangan, sanksi (penghargaan atau hukuman),
keseragaman, dan conformitas.
c. Agenda
Agenda terselubung (hidden agenda) adalah tujuan-tujuan yang ingin dicapai
oleh kelompok yang diketahui oleh semua anggotanya, tetapi tidak
dinyatakan secara tertulis. Menurut Ginting (2003: 246), agenda terselubung
adalah tujuan yang dirumuskan oleh pengurus atau anggota, tidak tertulis,
tetapi diharapkan akan tercapai. Agenda tersebut tidak pernah dibicarakan
secara terbuka, tetapi ada. Agenda tersembunyi ini saling memengaruhi dan
sama pentingnya dengan maksud dan tujuan terbuka serta merupakan
motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan kelompok dapat bekerja untuk
maksud-maksud terbuka dan terselubung untuk tujuan yang sama.
Sumbernya dapat berasal dari anggota kelompok, pimpinan kelompok, atau
kelompok tersebut.
d. Efektivitas kelompok
Efektivitas kelompok adalah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas
kelompok untuk mencapai tujuan. Semakin banyak tujuan yang dapat dicapai,
semakin banyak keberhasilan, anggota kelompok akan semakin puas. Apabila
anggota kelompok merasa puas, kekompakan dan kedinamisan kelompok akan
semakin kuat. Keefektifan kelompok adalah keberhasilan kelompok untuk
mencapai tujuannya, yang dapat dilihat pada tercapainya keadaan atau perubahan
(fisik ataupun nonfisik) yang memuaskan anggotanya. Slamet dalam Arifin
(2015:65) menyatakan bahwa keefektifan kelompok mempunyai pengaruh timbal
balik dengan kedinamisan kelompok. Kelompok yang efektif meningkatkan
kedinamisan kelompok. Kelompok yang dinamis meningkatkan keefektifannya.
Keefektifan dilihat dari segi produktivitas, moral, dan kepuasan anggota.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai