PERILAKU ORGANISASI
Oleh:
Anggota Kelompok 4
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
kuasa-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan ringkasan mata kuliah yang berjudul
“Kelompok dan Kohesifitas”. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Keorganisasian.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Ibu Ni Wayan Mujiati,
S.E., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Perilaku Keorganisasian Universitas Udayana
yang telah memberikan tugas ini yang di mana dapat menambah wawasan serta meningkatkan
hubungan kerja sama tim yang baik di antara kami.
Penulis menyadari sepenuhnya penulisan ini masih jauh dari kata sempurna, hal ini
dikarenakan wawasan serta pengalaman yang kami miliki masih kurang. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan, guna menyempurnakan makalah
penugasan ini. Kami berharap semoga ringkasan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
terutama dalam lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana khususnya, dan
masyarakat pada umumnya agar dapat menambah wawasan dan informasi bagi pembaca
sekalian.
Penulis
1. Pengertian dan Jenis Kelompok
• Pengertian Kelompok
Terdapat beberapa pengertian kelompok menurut para ahli, yaitu sebagai
berikut:
1. Menurut Robbins dan Jugde (2015), Kelompok adalah dua atau lebih individu
yang berinteraksi dan saling bergantung, yang datang bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu.
2. Menurut Gibson dan kawan-kawan (2002), Kelompok merupakan kumpulan
individu dimana perilaku dan atau kinerja satu anggota dipengaruhi oleh
perilaku dan/atau prestasi anggota lainnya.
3. Menurut Shaw (dalam Nimran, 1999), Kelompok merupakan kumpulan dua
atau lebih orang yang berinteraksi satu sama lain sedemikian rupa sehingga
perilaku dan atau kinerja dari seseorang dipengaruhi oleh perilaku / kinerja
anggota lain.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kelompok
merupakan kumpulan individu yang berjumlah dua orang atau lebih yang saling
melakukan interaksi dan memiliki tujuan yang sama. Kelompok juga memiliki
perilaku atau kinerja salah satu anggota yang dapat dipengaruhi oleh perilaku atau
kinerja anggota lain.
• Jenis-Jenis Kelompok
Menurut pendapat Duncan kelompok dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
sebagai berikut:
1. Kelompook formal, kelompok yang terbentuk dan berlangsung berdasarkan
ketentuan resmi, seperti struktur organisasi dan penugasan organisasi.
Maka dari pernyataan tersebut terdapat jenis kelompok berikut:
a. Kelompok komando
b. Kelompok tugas
c. Kelompok informal, dalam kelompok informal terdapat dua jenis kelompok,
yaitu kelompok minat/kepentingan dan kelompok persahabatan.
2. Kelompok berdasarkan keanggotaan dan berdasarkan kesukaan
a. Kelompok berdasarkan keanggotaan, merupakan kelompok yang lahir atas
dasar ketentuan formal atau karena seseorang telah memenuhi ketentuan
formal.
b. Kelompok berdasarkan kesukaan, merupakan kelompok di mana perasaan
para anggotanya begitu terikat kepada ketentuan dan kepentingan
kelompok.
3. Kelompok berdasarkan jumlah/besarnya anggota
a. Kelompok dua orang (diad)
b. Kelompok tiga orang (triad)
c. Kelompok yang terdiri atas lebih dari tiga orang.
Demikian seterusnya alasan – alasan praktis ini membuat orang – orang dapat
mengelompok dalam suatu grup. Dari pemahaman beberapa teori pembentukan
kelompok seperti yang diuraikan di atas, dapat kemudian diidentifikasikan karakteristik
dari suatu kelompok itu. Menurut Reitz, karakteristik yang menonjol dari suatu
kelompok itu, antara lain:
Oleh sebab itu Gito Sudarmo (2000:57), memberikan definisi kelompok sebagai
dua orang atau lebih berkumpul dan berinteraksi serta saling tergantung untuk mencapai
tujuan tertentu. Sedangkan Indrawijaya (1989:91) menyatakan bahwa dalam suatu
kelompok terdapat pengaruh dari pelaku organisasi (kelompok) terhadap perilaku
perorangan. Sebaliknya perilaku perorangan juga berpengaruh terhadap norma dan
sistem nilai bersama yang biasanya menjadi perilaku kelompok. Duncam dalam
Sofyandi, (2007:126) mengemukakan ada empat ciri utama kelompok, yaitu:
Kemudian menurut Berg dan Landreth dalam (Hermaini dkk, 2016: 2019)
mengemukakan bahwa individu – individu anggota kelompok yang kohesif
menunjukkan perilaku antara lain:
Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita (1997) adalah sebagai berikut:
a. Ketidaksamaan tujuan
b. Besarnya anggota
c. Pengalaman yang tidak menyenangkan
d. Persaingan di dalam
e. Dominan
D. Cara meningkatkan kohesifitas kelompok
Tingginya kohesifitas kelompok berhubungan dengan kesesuaian anggota
kelompok dengan norma kelompok, semangat bekerja sama dalam kelompok, maupun
komunikasi. Menurut Wijayanto (2012), terdapat beberapa cara untuk meningkatkan
kohesifitas kelompok, yaitu:
1. Menjelaskan kepedulian mengenai kompetisi. Pimpinan dapat menjelaskan
keberadaan kompetisi yang tinggi dengan kompetitor (dari dalam maupun luar
organisasi) untuk meningkatkan kohesifitas.
2. Meningkatkan daya tarik antarpribadi. Seringkali, orang mau bergabung dalam
sebuah tim karena identitas maupun kekaguman terhadap anggota tim.
3. Meningkatkan interaksi. Interaksi dipercaya dapat meningkatkan kohesifitas
dengan membuat acara – acara agar intensitas interaksi dapat ditingkatkan dan
terjadi kohesifitas kelompok.
4. Menciptakan tujuan bersama dan nasib bersama yang akan mempengaruhi tiga
variabel fungsional dalam efektivitas kelompok, yaitu task interdependence, sense
of potency, dan outcome interdependence.
5. Efek Kohesifitas terhadap Producktivitas Kelompok
Kohesifitas yang diartikan sebagai suatu proses kesatuan, kelekatan, sampai daya tarik
individu terhadap kelompoknya sebagai pemenuhan tujuan dan motivasi untuk bersama
dalam mencapai keberhasilan. Kohesifitas sendiri bisa dikatakan sebagai daya tarik
emosional antar anggota kelompok seperti rasa nyaman, saling menyukai, mudahnya
memberikan bantuan, saling mendukung dan tetap bertahan sampai mencapai tujuan
organisasi. Tetapi kohesifitas kelompok bukan hanya merupakan kesatuan unit
hubungan antar anggota, tetapi proses yang mempengaruhi hubungan interpersonal
antar anggota. Memiliki rekan kerja yang supportive tentu akan memiliki pengaruh
terhadap personal masing-masing anggota. Lingkungan kerja yang sehat ini akan
memberikan wadah yang nyaman bagi setiap anggota untuk mengeksplor dan berkarya.
Dengan kohesifitas kelompok yang baik, produktivitas dan kinerja suatu kelompok
akan memberikan hasil yang memuaskan. Kesatuan tujuan dan motivasi satu sama lain
terhadap norma kelompok tentu akan mendorong terjadinya komunikasi yang baik,
mengurangi permusuhan, rasa aman, sampai memperbaiki semangat dan kepuasan
kerja.
Kohesifitas sering disebut juga sebagai solidaritas dari suatu kelompok. Solidaritas
yang tinggi akan meningkatkan kekuatan kelompok untuk tetap berjalan bersama dan
mencegah terjadinya perpecahan kelompok. Makin kohesif kelompok tersebut maka
anggota kelompok akan makin mengikuti tujuan-tujuan kelompok. Jika norma terkait
kinerja tinggi (seperti, keluaran yang tinggi,kerja berkualitas, koperasi dengan individu-
individu di luar kelompok), suatu kelompok kohesif akan lebih produktif. Tetapi jika
kekohesifan tinggi dengan norma kinerja rendah, produktivitas akan rendah. Tapi saat
kekohesifan rendah, norma kinerja tinggi, maka produtivitas tetap akan meningkat,
tetapi kurang dibandingkan situasi kekohesifan tinggi dan norma tinggi. Bila mana
kekohesifan dan norma terkait kinerja sama-sama rendah, maka produktivitas akan
cenderung merosot kedalam kisaran rendah ke sedang.
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, Komang., Mujiati, Ni Wayan., Sriathi, Anak Agung Ayu., Dewi, Anak Agung Sagung
Kartika., (2020) Perilaku Organisasi, Penerbit : CV. Sastra Utama, Bali
Robbin , Stephen P.,Judge,Timoty A (2015), Perilaku Organisasi, Edisi 16, Penerbit : Salemba Empat
Scribd. (n.d.). Efek Kohesif Pada produktivitas. Scribd. Retrieved September 5, 2022, from
https://id.scribd.com/document/374172043/Efek-Kohesif-Pada-Produktivitas