Nama Kelompok 6 :
1. Silvi Meliana Putri 4120041
2. Salma Nabila 4120078
3. Diah Akmalia 4120148
Kelas: G
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN KH. ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN
2022
KATA PENGANTAR
Atas limpahan rahmat dan karunia Allah SWT yang telah memberikan rahmat,hidayah,
serta inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Dasar-Dasar Perilaku
Kelompok. Makalah ini kami susun untuk melengkapi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi
dengan Dosen Pengampu Dr.Arnis Budi Susanto,SE.,M.Si. . Dalam menyajikan Makalah ini
kami sengaja menjelaskan secara praktis dan pokok-pokoknya saja, namun demikian
pembahasanya diusahakan cukup mendalam.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih terdapat kekurangan. Seiring perkembangan
zaman globalisasi ini. Seperti pepatah mengatakan yang tidak pernah using “Tiada gading yang
tak retak”, oleh karna itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami terima.
Harapan kami, kiranya Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pihak-pihak yang
memerluhkan. Terimakasih kami sampaikan kepada pihak pihak turut serta dalam mendukung
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amin.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
3. Faktor
Menurut Forsyth (2006), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kohesivitas kelompok, yaitu:
a. Interpersonal attraction (ketertarikan interpersonal)
Suatu kelompok dapat terjalin ketika dalam sebuah kelompok tersebut
ada ketertarikan dari setiap individu. Faktor yang mempengaruhi
pembentukan kelompok selain ketertarikan diantaranya seperti
kedekatan, frekuensi interaksi, kesamaan, kelengkapan, timbal balik,
dan saling memberikan penghargaan dapat mendorong terbentuknya
suatu kelompok. Dengan demikian juga mereka dapat membentuk
kelompok yang belum sempurna menjadi kelompok yang sangat
kompak.
b. Stability of membership (stabilitas keanggotaan)
Stabilitas anggota dapat dilihat dari lamanya anggota berada pada
suatu kelompok. Suatu kelompok yang keanggotaannya sering
berganti cenderung memiliki kohesivitas yang rendah dan berbanding
terbalik dengan kelompok yang keanggotaannya cenderung lama.
c. Group size (ukuran kelompok)
Ukuran kelompok bisa mempengaruhi kohesivitas kelompok.
Konsekuensi yang ditimbulkan yaitu semakin besar sebuah kelompok
maka kebutuhan akan antar anggota kelompok semakin besar juga.
Kelompok yang besar memungkinkan adanya reaksi-reaksi antar
anggota kelompok yang meningkat dengan cepat sehingga banyak
anggota tidak bisa lagi memelihara hubungan yang positif dengan
anggota kelompok lainnya.
d. Structural features (ciri-ciri struktural)
Kelompok yang kohesif cenderung terjadi secara relatif karena mereka
lebih tersusun dan struktur-struktur kelompok dihubungkan dengan
tingkat kohesi yang lebih tinggi dibanding dengan yang lain.
e. Initations (permulaan kelompok)
f. Seorang individu yang memiliki ketertarikan untuk masuk dalam suatu
kelompok, pada umumnya melakukan serangkaian tes untuk
mendapatkan keanggotaan dari kelompok, seperti tim olahraga yang
melakukan tes kepada pemain baru dengan berbagai cara, baik secara
fisik maupun mental, terkadang seperti dilakukan seperti tentara.
Dengan adanya tahapan-tahapan yang dilakukan seseorang sebelum
bergabung dalam suatu kelompok akan membuat sebuah ikatan yang
kuat antar setiap anggota dengan kelompoknya.
4. Cara Meningkatkan Kohesivitas Kelompok
Tingginya kohesivitas kelompok berhubungan dengan kesesuaian anggota
kelompok dengan norma kelompok, semangat bekerja sama dalam kelompok,
maupun komunikasi. Menurut Wijayanto (2012), terdapat beberapa cara untuk
meningkatkan kohesivitas kelompok, yaitu:
1. Menjelaskan kepedulian mengenai kompetisi. Pimpinan dapat
menjelaskan keberadaan kompetisi yang tinggi dengan kompetitor
(dari dalam maupun luar organisasi) untuk meningkatkan kohesivitas.
2. Meningkatkan daya tarik antarpribadi. Seringkali, orang mau
bergabung dalam sebuah tim karena identitas maupun kekaguman
terhadap anggota tim.
3. Meningkatkan interaksi. Interaksi dipercaya dapat meningkatkan
kohesivitas dengan membuat acara-acara agar intensitas interaksi
dapat ditingkatkan dan terjadi kohesivitas kelompok.
4. Menciptakan tujuan bersama dan nasib bersama yang akan
mempengaruhi tiga variabel fungsional dalam efektiviats kelompok,
yaitu task interdependence, sense of potency, dan outcome
interdependence.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perilaku kelompok merupakan respon-respon anggota kelompok terhadap
struktur sosial kelompok dan norma yang diadopsinya. Jadi ketika sebuah
kelompok memasuki dunia organisasi maka karateristik yang dibawanya
adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, penghargaan kebutuhan, dan
pengalaman masa lalunya. Banyak teori yang mengembangkan suatu
anggapan mengenai awal mula terbentuknya kelompok. Mulai dari anggapan
adanya kedekatan ruang kerja maupun tempat tinggal mereka, sampai kepada
alasan-alasan praktis.
Di dalam suatu kelompok yang sebenarnya, para anggota
mempertimbangkan diri mereka sendiri dan bergantung satu dengan lainnya
untuk mencapai tujuan umum, dan mereka saling berhubungan satu dengan
yang lain secara teratur untuk mengejar tujuannya atas dukungan dalam suatu
periode waktu.
3.2 Saran
Sebaiknya setiap anggota kelompok yang masuk bergabung dengan
sebuah organisasi baik itu organisasi besar maupun kecil haruslah bisa
beradapsi dengan keadaan organisasi tersebut dan hanya mempertahankan
prilaku yang baik saja sewaktu berada dalam kelompok ke dalam organisasi.
DAFTRA PUSTAKA