Pengertian Kohesi
Kohesi dalam kelompok sangat berpengaruh terhadap dinamika suatu kelompok. Kohesi dalam
kelompok akan terus muncul selama kelompok tersebut masih ada. Kelompok yang memiliki
derajat kohesi yang sangat rendah akan terpecah-pecah, dan anggotanya satu per satu keluar dari
kelompok. Derajat kohesi dalam kelompok menunjukkan tingkat kesehatannya.
Perkembangan Kelompok
Model proses pengembangan kelompok Ada 2 jenis interaksi kelompok yang dipandang
sangat efektif untuk meningkatkan kerjasama tim atau kelompok. Yang pertama adalah rapat dan
yang kedua adalah pembangunan tim. Keduanya dapat terjadi oleh adanya peran-peran yang
dibawakan oleh para anggota tim atau kelompok dan pemimpinnya. Hasil akhir suatu kelompok
yang dinamis adalah adanya kinerja individual yang baik dan akhirnya mempengaruhi kinerja
kelompok yang baik pula dan proses keorganisasian menjadi efektif dan efisien.
Kelompok sebagaimana individu juga perlu belajar untuk pengembangan diri. Hal ini
disebabkan oleh adanya asumsi bahwa kinerja kelompok bergantung kepada kegiatan belajar
seseorang dan seberapa jauh anggota kelompok mau belajar kerjasama dengan anggota lain.
Salah satu model proses pengembangan kelompok antara lain adalah:
Karakteristik pada tahap orientasi adalah komunikasi berlangsung sementara dan sopan santun;
komunikasi terpusat pada hal-hal yang belum jelas dan tujuan kelompok; pemimpin bersifat aktif
dan anggota masih patuh pada pimpinan. Proses yang umumnya terjadi pada tahap konflik
adalah:
1. Terdapat ketidak setujuan terhadap prosedur-prosedur tertentu
2. Terdapat pengungkapan ketidak puasan oleh anggota kelompok
3. Terjadi ketegangan antar anggota kelompok
4. Terjadi tolak belakang dengan pemimpin
Karakteristik pada tahap konflik adalah kritik terhadap ide-ide; kehadiran anggota yang buruk;
permusuhan; polarisasi dan koalisi dalam kelompok.
Karakterisktik yang terjadi pada tahap strukturisasi adalah persetujuan pada prosedur;
berkurangnya peran anggota yang tidak jelas; dan meningkatnya rasa “kekitaan” atau we-feeling.
Karakteristik yang terdapat pada tahap bekerja antara lain: pengambilan keputusan, pemecahan
masalah, dan kerjasama yang saling menguntungkan. Pada tahap Disolusi, proses yang terjadi
antara lain:
Karakteristik yang timbul pada tahap disolusi antara lain: terjadi pemisahan dan penarikan
anggota; terjadi peningkatan untuk tidak bergantung pada anggota lain dan peningkatan
emosional; dan pengabaian anggota oleh anggota lain.
Konsekuensi Kohesi Dalam Kelompok
Konsekuensi yang ditimbulkan akibat kohesi dalam kelompok bermacam-macam, baik yang
bersifat positif maupun negatif.
1. Kohesi membentuk situasi kerja yang menyehatkan secara psikologis, karena antar
anggota menunjukkan respon yang positif pada anggota yang lain
2. Individu yang terlibat dalam kelompok kohesif lebih terlibat secara aktif, lebih antusias
terhadap kelompok, dan kadang terhindar dari masalah sosial dan interpersonal
3. Dinamika yang terjadi dalam kelompok menjadi lebih intensif, sehingga tekanan untuk
bekerja dalam kelompok menjadi lebih besar
4. Anggota kelompok menjadi lebih produktif
1. Kohesi bisa menyebabkan situasi yang emosional yang anggotanya. Kondisi ini kadang
diidentikkan dengan satu kondisi psikis yang disebut old sergeant syndrome, yaitu gejala-
gejala gangguan psikis yang terjadi pada salah satu anggota kelompok yang sangat loyal.
Gangguan tersebut meilputi depresi, kecemasan, dan merasa bersalah, serta bisa berujung
pada upaya bunuh diri
2. Dapat menyebabkan permusuhan pada beberapa anggota yang berbeda pandangan, akibat
tingginya keterikatan terhadap kelompok
3. Dapat mengurangi persatuan dalam kelompok
Forsyth, Donelson R. 2010. Group Dynamics, 5th edition. Wadsworth: Cengeage Learning.
Wirawan, Sarlito, 1997, Psikologi Sosial: Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan,
Universitas Indonesia, Jakarta