Anda di halaman 1dari 46

Analisis Indikator Kesehatan

Di Jawa Timur

Kelompok 3 :

Tyara Ayu (70121010)


Yiyin Natalia (70121012)
Aninda Nur Fahmi (70121014)
TOPIK PEMBAHASAN
01 04
INDIKATOR
DEFINISI KESEHATAN
KELUARGA
02 05
INDIKATOR
INDIKATOR SARANA PENGENDALIAN
KESEHATAN PENYAKIT

03 06
INDIKATOR PEMBIAYAAN INDIKATOR KESLING
KESEHATAN
DEFINISI
Indikator kesehatan adalah variabel yang
digunakan untuk mengukur perubahan yang
terjadi secara langsung atau tidak langsung dan
mengevaluasi keadaan atau status secara
keseluruhan sebagai perkiraan aspek kesehatan.
FUNGSI INDIKATOR
sebagai tolak ukur terselenggaranya suatu
program atau terselenggaranya suatu program
yang ada di masyarakat dan juga untuk
mengevaluasi pelaksanaan program tersebut,
apakah pelaksanaan program tersebut dapat
bermanfaat atau merugikan.
1.
INDIKATOR SARANA KESEHATAN
1). UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat)
Upaya Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah melalui
pembentukan berbagai UKBM seperti Posyandu balita, Posyandu
Lansia, Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan lain-lain

POSYANDU DI PROVINSI JATIM 2020


Pada tahun 2020 Jumlah Kabupaten/Kota telah > 60 % mencapai
posyandu PURI, dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.2 Peta Kabupaten/Kota dengan Posyandu yang Telah Mencapai
Strata Purnama dan Mandiri di Provinsi Jawa Timur Tahun 2020

Sumber : Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Capaian dari tahun ketahun untuk Posyandu PURI telah mencapai target dari Rencana Strategis
(Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2015-2020, dapat di gambarkan sebagai
berikut :
Gambar 2.3 Persentase Pencapaian Kab./Kota > 60 % yang Memiliki Posyandu
PURI
di Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 - 2020
Berdasarkan grafik diatas jadi :

Ada penurunan persentase capaian


Posyandu PURI > 60 % pada tahun
2020. Namun capaian yang telah
melebihi target yaitu 33 Kabupaten/Kota
dari target 32 Kabupaten/Kota artinya
lebih intensnya pembinaan dari Tim
Pokjanal Posyandu Provinsi dan
Kabupaten/Kota dengan kegiatan
kegiatan antara lain lomba, rapat
koordinasi serta adanya dukungan untuk
pemenuhan sarana prasarana serta
peningkatan kapasitas kader.
2). Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)
Sampai dengan tahun 2020, jumlah Puskesmas di Provinsi Jawa Timur
sebanyak 968 puskesmas yang terdiri dari 631 puskesmas rawat inap dan 337
puskesmas non rawat inap.

Gambar 2.4 Peta Penyebaran Jumlah Puskesmas di Provinsi Jawa Timur Tahun 2020

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Primer Dinas Kesehatan Provinsi Jawa


Timur
Jumlah Puskesmas yang telah di Akreditasi di Jawa Timur sebanyak 963 Puskesmas (99,48%) dan 37 Klinik
Pratama terakreditasi (2,45 %). Adapun status akreditasi puskesmas sebagai berikut :

Perkembangan Jumlah Kunjungan


Rawat Jalan dan Rawat Inap
Puskesmas di Provinsi Jawa Timur
Tahun 2016 – 2020

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun


2020
Sebaran Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes) di Provinsi Jawa
Timur Tahun 2020

1. Jumlah Puskesmas pembantu di Jawa


Timur sebanyak 2.253 Puskesmas
Pembantu.Jumlah puskesmas keliling
di Jawa Timur pada tahun 2020
sebanyak 1.022.

2. Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes) di


Jawa Timur sebanyak 3.213 Ponkesdes.
Keberadaan perawat bersama bidan di
Ponkesdes dilakukan untuk penguatan
pelayanan kesehatan di desa yang
mengutamakan promotive dan
preventif.
3). Rumah Sakit

Jumlah Rumah Sakit di Provinsi Jawa Timur mengalami


perubahan setiap tahun. Data 3 tahun terakhir, jumlah rumah sakit
mengalami perubahan. Tahun 2018 ada 380 rumah sakit, tahun
2019 menjadi 384 rumah sakit dan tahun 2020 menjadi 392 RS.
Bertambahnya rumah sakit ini juga diikuti dengan bertambahnya
jumlah Tempat Tidur (TT). Hal ini diharapkan dapat memenuhi
akses pelayanan rujukan masyarakat Jawa Timur.
Jumlah Rumah Sakit Berdasarkan Kepemilikan di
Provinsi Jawa Timur Tahun 2020

● Rata-rata jumlah kematian umum untuk


setiap 1000 penderita keluar rumah sakit
(GDR) di Jawa Timur tahun 2019 adalah 40,3
sedangkan untuk tahun 2020 meningkat
signifikan menjadi 44,1.
● Rata-rata jumlah kematian 48 jam
setelah di rawat untuk 1000 penderita keluar
(NDR) tahun 2019 adalah 21,7 sedangkan
untuk 2020 meningkat menjadi 25,1.
Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa
data kematian baik GDR maupun NDR di Jawa
Timur mengalami peningkatan yang signifikan
di era Pandemi COVID-19 dimana dengan
adanya kasus COVID-19 berpengaruh terhadap
kematian diRumah Sakit
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
2.
INDIKATOR PEMBIAYAAN
KESEHATAN
1). Jaminan Kesehatan Nasional

Persentase Kepemilikan Jaminan Kesehatan Penduduk di Provinsi


Jawa Timur Tahun 2020

1. Kepesertaan wajib untuk seluruh masyarakat


termasuk WNA yang tinggal di Indonesia lebih
dari enam bulan.
2. Memudahkan masyarakat untuk mengakses
fasilitas kesehatan dan tenaga yang profesional,
dengan waktu yang lebih cepat dan biaya yang
lebih murah.
3. Peserta JKN dibagi 2 kelompok : PBI dan non-
PBI
3.
INDIKATOR KESEHATAN
KELUARGA
A. KESEHATAN IBU
1) Angka Kematian Ibu

● Meningkat di tahun 2020


● Adanya pembatasan kunjungan pemeriksaan kehamilan
● Adanya pandemi covid-19, sehingga penyebab kematian ibu kasus lain-lain

Upaya peningkatan keterampilan klinis petugas di lapangan tetap dilakukan dengan


melibatkan multi pihak dari Forum Penakib Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten/ Kota.

Angka Kematian Ibu (AKI) Per


100.000 Kelahiran Hidup di
Provinsi Jawa Timur Tahun
2015 – 2020
Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Penyebab Kematian Ibu di Provinsi
Jawa Timur Tahun 2020 Jawa Timur Tahun 2015 – 2020
2) Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Berdasarkan data Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Kesehatan Ibu


dan Anak
(KIA) :
● Capaian Kunjungan Pertama (K1) dan Kunjungan ke-4 (K4)
menggambarkan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil
● Capaian K1 dan K4 Jawa timur pada tahun 2020 mengalami
penurunan. Cakupan K1 Provinsi Jawa Timur tahun 2020 adalah
97,70 %, dan cakupan K4 adalah 90,94 %. Sedangkan tahun 2019
K1: 100,6 % dan K4 : 99,44%.
3) Pelayanan Kontrasepsi

● Indikator yang langsung bisa menggambarkan kinerja dan kualitas


pelayanan KB adalah cakupan peserta KB aktif dan cakupan KB pasca
persalinan (KB-PP).
● Peserta KB Aktif mengalami kenaikan, tahun 2019 sebesar 48,76%
menjadi 74,94% di tahun 2020 dan metode KB yang mendominasi
metode suntik (56,86%) dan pil (17,21%).
● Cakupan KB pasca persalinan (KB-PP) mengalami kenaikan dari tahun
2019 48,76% menjadi 53,43% di tahun 2020, dan metode kontrasepsi
KB yang mendominasi adalah metode suntik (68,87%)
B. KESEHATAN ANAK
1. Angka Kematian Bayi
Dalam empat tahun terakhir (2017 - 2020) jumlah kematian bayi di Jawa Timur terlihat
cenderung mengalami penurunan, begitu pula jika dilihat dari Angka Kematian Bayi
(AKB) yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 - 2019 cenderung
stagnan menurun.

Jumlah Kematian Bayi Tahun 2017 - 2020 di Jawa Timur


2. Pelayanan Kesehatan Neonatal

Cakupan Kunjungan Neonatal pertama (KN1) sebagai salah satu indikator program Kesehatan
Anak juga memiliki kasus yang sama dengan indikator-indikator program Kesehatan Ibu terkait
perubahan sasaran. Tahun 2020 masih terdapat 22 kabupaten/kota yang belum mencapai target 100%
dan capaian cakupan terendah Kabupaten Sumenep (84,7%) dan cakupan terbesar dimiliki oleh
Kabupaten Lamongan yaitu sebesar 108,7%.

Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN Lengkap) sebagai salah satu indikator
SPM dan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional). Tahun 2020
masih terdapat 25 kabupaten/kota yang belum mencapai target 100% dan capaian
cakupan terendah Kabupaten Pameksan dan Sumenep (84,3%) dan cakupan terbesar
dimiliki oleh Kabupaten Lamongan yaitu sebesar 106,7%.
Angka Provinsi Jawa Timur untuk cakupan neonatal komplikasi ditangani adalah 75,71% yaitu
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2019. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan angka
cakupan indikator adalah dengan fasilitasi, baik dari segi manajemen program KIA maupun pencatatan
dan pelaporan, peningkatan klinis keterampilan petugas di lapangan serta melibatkan multi pihak
dalam pelaksanaan program yang dimaksud.
3. Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita

Pelayanan Kesehatan Balita terdiri dari 3 indikator yaitu indikator pelayanan


kesehatan Bayi, Anak balita paripurna dan indikator pelayanan kesehatan balita.
Cakupan pelayanan kesehatan balita adalah merupakan indikator Standar
Pelayanan Minimal (SPM).
5
INDIKATOR
PENGENDALIAN
PENYAKIT
PENGENDALIAN PENYAKIT

Penyakit Menular Penyakit Menular Bersumber


Langsung Binatang PD3I
TBC, PNEUMONIA dan POLIO dan DIFTERI
DBD dan MALARIA
COVID

PTM PELAYANAN PELAYANAN KESEHATAN


ODGJ BERAT GIGI DAN MULUT
HIPERTENSI dan DM
PENYAKIT MENULAR LANGSUNG
1. TB (TUBERKULOSIS)

Capaian indikator kinerja program TBC yaitu penemuan dan pengobatan


kasus TBC serta keberhasilan pengobatan kasus TBC.

Angka Keberhasilan Pengobatan TBC (Treatment Succes Rate) di


Provinsi Jawa Timur Tahun 2015-2020

Sumber : Seksi P2PM Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timu


PENYAKIT MENULAR LANGSUNG
2. PNEUMONIA

Penemuan dan tatalaksana Pneumonia pada balita secara dini


diharapkan dapat menekan angka kematian yang diakibatkan karena
pneumonia.
PENYAKIT MENULAR LANGSUNG
3. COVID
Positivity rate merupakan
salah satu indikator
epidemiologi dalam
penanggulangan COVID-
19 yang digunakan oleh
WHO maupun
Kementerian Kesehatan.
PENYAKIT MENULAR BERSUMBER
● DBD BINATANG
● MALARIA
Jumlah penderita DBD di Jawa Timur tahun
2020 sebanyak 8.567 penderita, Hasil surveilans rutin malaria tahun 2020
dengan jumlah kematian sebanyak 73 orang. menginformasikan terdapat penderita
malaria sebanyak 299 penderita kasus
malaria import dan tidak ditemukan kasus
malaria indegeneous (setempat) selama
tahun 2020. Dan untuk kematian akibat
malaria sebanyak 2 penderita terdapat di
Kota Malang dan Kab. Jember
PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI
(PD3I)
● AFP (Acute Flaccid Paralysis )

Jumlah kasus AFP Non Polio di Jawa Timur sejumlah 83 kasus dengan AFP rate (Non Polio) per 100.000
penduduk usia <15 tahun hanya 0.95/100.000 penduduk masih jauh dari target nasional ≥ 2/100.000 penduduk.
PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI
(PD3I)

● DIFTERI

Pada tahun 2020 terdapat


sebanyak 94 kasus suspek Difteri
yang tersebar di 29
kabupaten/kota yang ada di
Provinsi Jawa Timur
PTM
● DM
● HIPERTENSI
capaian pelayanan kesehatan penderita DM
capaian pelayanan kesehatan penderita
di Jawa Timur tahun 2020
Hipertensi di Jawa Timur tahun
adalah sebagai berikut :
2020 adalah sebagai berikut :
PELAYANAN ODGJ
Menurut Riskesdas tahun 2018
disebutkan bahwa estimasi angka
gangguan jiwa berat di Jawa Timur
0.19% (75.427 kasus ODGJ per
tahun) dari jumlah penduduk
berdasarkan Data Proyeksi Penduduk
Indonesia 2010-2035 BPS (diolah
oleh Pusdatin Kemenkes Rl)
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Berikut data rasio tumpatan dibanding pencabutan di wilayah Jawa
Timur tahun 2020 :
6
INDIKATOR KESEHATAN
LINGKUNGAN
Beberapa indikator yang menggambarkan
kondisi lingkungan antara lain :
1. Pelayanan Kesehatan Lingkungan Dan
Sanitasi Dasar
2. Penyelenggaraan air minum
3. STBM (Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat)
4. Keamanan pangan
5. Tempat fasilitas umum (TFU)
A. PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN
SANITASI DASAR
Teori klasik H.L. Blum yang menyebutkan bahwa
derajat kesehatan ditentukan oleh 40% faktor
lingkungan, 30% faktor perilaku, 20% faktor
pelayanan kesehatan, dan 10% faktor genetika
(keturunan). Dengan kata lain, faktor lingkungan
yang dalam hal ini seperti akses terhadap fasilitas
sanitasi yang layak/jamban sehat, menjadi faktor
penentu tertinggi dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
Capaian Jawa Timur untuk keluarga dengan akses terhadap fasilitas
sanitasi yang layak (jamban sehat) tahun 2020 sebagai berikut

69,9 % 93,6 % 100%

Situbondo 38 Kab/Kota 14 Kab/Kota


Gambar 5.1 Keluarga dengan Akses terhadap Fasilitas Sanitasi yang Layak di
Jawa Timur Tahun 2020
B. PENYELENGGARAAN AIR MINUM

Gambar 5.2 Persentase Sarana Air Minum Memenuhi Syarat di


Jawa Timur Tahun 2020
Sarana air minum di Provinsi Jawa
Timur pada tahun 2020 sebanyak
4.466.667 sarana.
Dari 1.262.272 sarana air minum yang
dilakukan Inspeksi Kesehatan
Lingkungan (IKL), didapatkan 952.809
(75,5%) sarana yang memiliki risiko
rendah dan sedang.
C. SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT ( STBM )

Gambar 5.3 Prosentase Desa yang Melaksanakan STBM dan Desa Stop BAB
Sembarangan di Jawa Timur Tahun 2020
Secara keseluruhan kabupaten/kota telah
melaksanakan STBM meskipun belum
mencakup seluruh desa di wilayahnya.
Desa/Kelurahan melaksanakan STBM
ialah:
• Desa/kel. yang sudah melakukan
pemicuan minimal satu dusun
• Mempunyai tim kerja masyarakat/Natural
Leader
• Telah mempunyai rencana tindak lanjut
atau rencana kerja masyarakat untuk
menuju Sanitasi Total.
D. KEAMANAN PANGAN
Gambar 5.4 Jumlah TPM Memenuhi Syarat Kesehatan di Jawa Timur Tahun 2020

Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan


pemeriksaan dan pengamatan secara langsung
terhadap media lingkungan dalam rangka
pengawasan berdasarkan standar, norma, dan baku
mutu yang berlaku untuk meningkatkan kualitas
lingkungan yang sehat.

Di Jawa Timur tercatat sebanyak 55.473 TPM, yang


memenuhi syarat hygiene sanitasi sebanyak 33.699
TPM (60,7%), sedangkan yang tidak memenuhi
syarat sebanyak 21.774 TPM (39,3%).
E. TEMPAT FASILITAS UMUM (TFU)
Tempat Fasilitas umum (TFU) adalah
tempat berkumpulnya banyak orang
Gambar 5.5 Prosentase TFU yang Memenuhi Syarat Kesehatan dan dapat menjadi tempat yang
Jawa Timur Tahun 2020
potensiai terhadap penyebaran
beberapa penyakit seperti diare,
kolera, ataupun penyakit lainnya.
Tahun 2020 di Jawa Timur terdapat
79.414 TFU yang meliputi sarana
pendidikan, sarana kesehatan, tempat
ibadah dan pasar. Dari hasil IKL
yang dilakukan pada TFU tersebut
diketahui ada 50.844 (64,02%) TFU
yang memenuhi syarat kesehatan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai