Anda di halaman 1dari 46

2021

LKj
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Kesehatan
Kabupaten Malang
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’alla karena


atas izin dan karunia-Nya Laporan Kinerja (LKj) Dinas
Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2020 dapat
diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.
Penyusunan LKj Tahun 2020 ini pada dasarnya
merupakan amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah dengan sistematika
yang dituangkan dalam Permenpan No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, yang memuat Perjanjian Kinerja dan
Pengukuran pencapaian Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.
Kami melakukan penyusunan LKj Dinas Kesehatan Kabupaten
Malang ini tersajikan sesuai dengan arahan dan kaidah penyusunan yang
berlaku, namun tidak tertutup terhadap saran dan kritik yang bersifat
membangun terhadap penyempurnaan LKj Dinas Kesehatan Kabupaten
Malang.

Akhir kata, semoga LKj Dinas Kesehatan Kabupaten Malang ini


bermanfaat bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Malang bersama UPT
jejaringnya dan para pihak terkait berkepentingan dalam melakukan evaluasi
terhadap kinerja pembangunan bidang kesehatan dan kami mengucapkan
penghargaan yang setinggi tingginya kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2020.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan


petunjuk serta memberikan kekuatan kepada kita semua dalam
melaksanakan amanah demi terwujudnya keberhasilan pembangunan di
bidang kesehatan.

Malang, Januari 2021

KEPALA DINAS KESEHATAN

dr. ARBANI MUKTI WIBOWO


Pembina Tk I
NIP. 19670125 199203 1 009
RINGKASAN EKSEKUTIF
Gambaran keadaan Masyarakat Kabupaten Malang yang ingin
dicapai melalui Visi Kabupaten Malang yang tertuang dalam RPJMD Tahun
2016 - 2021 adalah Terwujudnya Kabupaten Malang yang “ MADEP
MANTEB MANETEB “, kemudian untuk mencapai Visi tersebut telah
dijabarkan dalam 7 (tujuh) Misi Pembangunan Kabupaten Malang yaitu :
1. Memantapkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
guna menunjang percepatan Revolusi Mental yang berbasis nilai
keagamaan yang toleran, budaya lokal, dan supremasi hukum;
2. Memperluas inovasi dan Reformasi Birokrasi demi tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, akuntabel dan demokratis
berbasisteknologi informasi;
3. Melakukan percepatan pembangunan di bidang Pendidikan, Kesehatan,
dan Ekonomi guna meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia;
4. Mengembangkan ekonomi masyarakat berbasis Pertanian, Pariwisata,
dan Industri kreatif;
5. Melakukan percepatan pembangunan desa melalui penguatan
kelembagaan, peningkatan kualitas SDM, dan Pengembangan produk
unggulan desa;
6. Meningkatkan Ketersediaan Infrastruktur jalan, transportasi,telematika,
sumber daya air, permukiman dan prasarana lingkunganyang menunjang
aktivitas sosial ekonomi kemasyarakatan;
7. Memperkokoh kesadaran dan perilaku masyarakat dalam menjaga
kelestarian Lingkungan hidup.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Malang yang mempunyai kaitan erat dan juga menjadi tupoksi
Dinas Kesehatan adalah Melakukan percepatan pembangunan di bidang
pendidikan, kesehatan, dan ekonomi guna meningkatan Indeks
Pembangunan Manusia dengan salah satu indikatornya adalah Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) khususnya di bidang kesehatan. Dengan
semakin meningkatnya Indeks Kesehatan Masyarakat dapat
menggambarkan juga semakin produktif dan semakin masyarakat
mempunyai tingkat daya saing yang tinggi.

Faktor-faktor kendala yang dapat mempengaruhi visi misi Kabupaten


Malang adalah beban pembiayaan kesehatan masyarakat yang semakin
tinggi khususnya masyrakat miskin, kondisi lingkungan perumahan yang tidak
sehat dan perubahan musim yang dapat menimbulkan potensi timbulnya atau
meluasnya penyakit menular, dan atau bencana yang dapat menyebabkan
Kejadian Luar Biasa (KLB), dan perilaku masyarakat yang belum sepenuhnya
mendukung upaya program kesehatan selanjutnya meningkatkan masalah
gizi dan stunting pada kelompok balita.

Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah


dibidang Kesehatan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan dan
menyelenggarakan sebagian urusan rumah tangga daerah dibidang
Kesehatan.

Dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, sampai


dengan Tahun 2020 jumlah Puskesmas sebanyak 39 buah dengan ratio
Puskesmas terhadap 2,619,975 juta penduduk adalah 1 (satu) dibanding
66.456 jiwa. Jumlah Puskesmas Pembantu sebanyak 93 buah dengan ratio
Puskesmas terhadap Puskesmas Pembantu adalah 1 (satu) dibanding 2,38.
Sedangkan jumlah kendaraan Puskesmas Keliling sebanyak 58 buah,
Ambulance sebanyak 39 buah dan Mobil Jenazah sebanyak 7 (tujuh) buah.
Jumlah Polindes sebanyak 390 buah, Posyandu sebanyak 2.837 buah dan
Pos Obat Desa (POD) sebanyak 13 buah. Disamping itu terdapat fasilitas
kesehatan pemerintah dan swasta, yakni Rumah Sakit Umum dan Khusus
sebanyak 22 unit, Klinik Rawat Inap sebanyak 12 unit, Klinik Rawat Jalan
sebanyak 44 unit dan Apotek sebanyak 150 unit dan toko obat sebanyak 6
unit. Selanjutnya guna mendukung keberhasilan Pembangunan Kesehatan di
Kabupaten Malang telah tersedia 2.131 tenaga kesehatan baik PNS, PTT,
dan tenaga kontrak/ honorer dengan rincian tenaga kesehatan sebagai
berikut : tenaga medis sebanyak 136 orang (6,3 %) , tenaga paramedis
sebanyak 1.523 orang ( 71,4 % ) dan tenaga Non Medis (umum) sebanyak
439 orang ( 22,23 % )
Jumlah alokasi anggaran belanja tidak langsung dan belanja langsung
pembangunan kesehatan bersumber dari APBD Kabupaten Malang yang
dilaporkan tahun 2020 adalah sebesar Rp. 305.011.222.287,27,- dengan
realisasi sebesar Rp. 250.365.959.695,- (82,27%) yang terdiri dari belanja
tidak langsung (gaji) sebesar Rp. Rp.74.261.595.200,- dengan realisasi
sebesar Rp. Rp.61.942.383.297.08,- (83,41%) dan belanja langsung
(pembangunan yang terdiri dari belanja pegawai, barang dan jasa, modal)
sebesar Rp. 231.849.627.078,12,- dengan realisasi sebesar Rp.
188.423.576.398,08,- (81,27% ).
Sedangkan biaya yang bersumber selain dari APBD Kabupaten Malang
yaitu dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dari APBN dan dari Dana APBD
Provinsi sudah masuk ke APBD Kabupaten Malang melalui dana transfer.
Berdasarkan estimasi Angka Harapan Hidup Waktu Lahir (Eo) di Jawa
Timur dari tahun ke tahun menunjukkan kenaikan. Kalau pada tahun 1993
sebesar 63,39 tahun, maka pada tahun 1997 meningkat menjadi 65,21 tahun.
(Bagian Statistik Demografi Berdasarkan Proyeksi Penduduk di Indonesia
Menurut Provinsi Tahun 1990 – 2000). Sedangkan sesuai dengan Indek
Pembangunan Manusia Kabupaten Malang Tahun 2003 yang dikeluarkan
Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Malang bekerjasama dengan
Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang Umur Harapan Hidup Tahun 2003
sebesar 67,5 tahun, sedangkan sampai dengan Tahun 2018 sebesar 72,12
tahun (BPS Kabupaten Malang).
Rencana Stratejik Tahun 2016 - 2021 ditujukan pada sasaran
Meningkatnya manajemen dan kualitas pelayanan kesehatan, Meningkatnya
Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) yang bermutu (bersertifikat),
Menurunnya angka kematian ibu per 100.000 KH dan bayi per 1000 KH dan
Meningkatnya kemampuan Puskesmas dalam tanggap darurat
penanggulangan bencana, Menurunkan angka balita gizi kurang turun
menjadi kurang dari 15% serta gizi buruk kurang dari 2 % serta angka balita
stunting , Menurunnya kesakitan dan kematian akibat penyakit menular,
meningkatnya kesehatan lingkungan pemukiman, meningkatnya pelayanan
kesehatan bagi Masyarakat miskin (maskin), Tersedianya Obat Pelayanan
Kesehatan dasar minimal 90%, meningkatnya desa yang mandiri dalam
mengatasi permasalahan kesehatan, meningkatnya pengawasan obat ,
makanan minuman dan Obat Tradisional.
Kegiatan-kegiatan Tahun 2020 sudah 100% telah dapat diselesaikan
sesuai dengan arah kebijaksanaan dan jadwal yang ditentukan. Akuntabilitas
kinerja yang dilakukan terhadap sasaran dan kegiatan Tahun 2020 secara
umum capaian kinerja sebesar atas angka 100%.
Hasil Akuntabilitas Kinerja tahun 2020 hampir keseluruhan
menunjukkan keberhasilan, namun demikian ada beberapa sasaran Program
perlu mendapatkan penekanan karena setiap tahun penderitanya selalu
meningkat di antaranya : Untuk Kabupaten Malang Meningkatnya jumlah
penderita HIV/ AIDS sejak tahun 1991 sampai Desember 2017 ditemukan
sebanyak 1.823 orang ( 0,07% per jumlah penduduk beresiko) angka ini lebih
kecil dari target angka nasional sebesar 0,9 % per jumlah penduduk beresiko,
sedang tahun 2017 ditemukan 287 Kasus. Kemudian meningkatnya jumlah
penderita demam berdarah (DBD) dari hasil Riset Kesehatan Daerah
(Riskesdas) tahun 2007 untuk Propinsi Jawa Timur prevalensi DBD sebesar
0,16 % dan Kabupaten Malang sebesar 0.15 %, di tahun 2017 jumlah kasus
DBD sebanyak 458 kasus dengan Incident rate 17,8 per-100.000 penduduk
dengan jumlah kematian 2 kasus angka CFR 0,4 % , masih tingginya
kematian ibu di Indonesia tahun 2003 Angka Kematian Ibu (IMR sebesar 307
per 100.000 Kelahiran hidup, sedangkan Kabupaten Malang di tahun 2017
jumlah kematian Ibu sebanyak 18 ibu atau 45,32 per 100.000 Kelahiran hidup
ini masih jauh dari target Nasional sebesar 118 per 100.000 Kelahiran hidup
sedangkan kematian bayi di Kabupaten Malang tahun 2017 sebesar 64 bayi
meninggal atau 1,61 per 1.000 Kelahiran hidup angka ini masih dibawah
angka target Nasional sebesar 24 per 1000 Kelahiran hidup serta masih
belum maksimalnya pelayanan kesehatan masyarakat miskin.
Untuk mempertahan dan meningkatkan cakupan program dan
kegiatan, sangat perlu adanya terobosan-terobosan baru dan upaya-upaya
untuk meningkatkan capaian program diantaranya promosi dan informasi
kesehatan kepada masyarakat luas di Kabupaten Malang, serta upaya
peningkatan produktifitas pada karyawan kesehatan dalam rangka pelayanan
kesehatan pada masyarakat.
Kendala atau masalah dalam pelaksanaan kegiatan selama tahun
2018 adalah : (1) Masih belum terpenuhinya jumlah tenaga paramedis
terutama tenaga bidan, perawat dan tenaga sanitasi yang disebabkan
banyaknya jumlah fasilitas kesehatan yang harus ada tenaga paramedis
antara lain (Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Ponkesdes, adanya
tenaga paramedis yang pensiun dan tidak adanya pengangkatan atau pun
rekruitmen tenaga paramedis yang baru sebagai pengganti tenaga yang
pensiun ataupun ada tetapi masih kurang, (2) Meningkatnya jumlah penderita
HIV/ AIDS, (3) Meningkatnya jumlah penderita demam berdarah (DBD), (4)
Masih tingginya kematian ibu dan kematian bayi serta (5) Masih belum
maksimalnya pelayanan kesehatan masyarakat miskin. Selain itu masih
belum optimalnya kinerja sumber daya manusia terutama provider kesehatan
dan jadual kegiatan yang masih kurang tepat waktu sehingga proses
pelaksanaannya berubah, dengan konsekuensi penyerapan anggaran tidak
optimal.
Upaya-upaya untuk menghadapi kendala atau masalah tersebut
antara lain: (1) Upaya pencegahan melalui skrining dan penyuluhan kepada
masyarakat, (2) Penemuan penderita, pertolongan, Penanganan dan
pengobatan penderita penyakit, (3) Peningkatan mutu pelayanan kesehatan
dengan meningkatkan kompetensi petugas kesehatan melalui pelatihan, (4)
Konseling dan tes sukarela atau VCT (Voluntary Counselling and Testing)
merupakan pintu masuk untuk membantu setiap orang mendapatkan akses
ke semua layanan untuk penderita HIV/ AIDS, (5) Pemberdayaan tenaga
kesehatan dan masyarakat dalam mencegah dan menanggulangi masalah
kesehatan secara terpadu di tiap jenjang administrasi, (6) Meningkatkan
peran dan kerjasama lintas program dan lintas sektor, serta tokoh masyarakat
serta Kemitraan bidan dan dukun bayi, (7) Peningkatan sarana dan prasarana
(gedung Puskemas/ Puskesmas pembantu/ Ponkesdes, alat kesehatan dan
obat-obatan yang mencukupi, (8) Monitoring, evaluasi dan pelaporan serta
bimbingan teknis terpadu, (9) Pengangkatan ataupun rekruitmen tenaga
paramedis yang baru baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah, memberikan pembinaan dan penambahan pelatihan kepada SDM
pelaksana pada lini kegiatan tertentu. Kemudian dilakukan penjadwalan ulang
pada proyek atas anggaran tertentu tanpa menyalahi peraturan yang ada.

Dengan selesainya kegiatan tahun 2020 dan menyongsong Tahun


2020 Dinas Kesehatan Kabupaten Malang telah menyusun Rencana
Kegiatan Tahun 2020 berdasarkan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten
Malang Tahun 2016-2021 sebagai pedoman pembangunan kesehatan lima
tahun kedepan.

Sekian dan terima kasih.

Malang, Januari 2021

KEPALA DINAS KESEHATAN

dr. ARBANI MUKTI WIBOWO


Pembina Tk I
NIP. 19670125 199203 1 009
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan Kinerja (LKj) merupakan media yang menerangkan tentang


kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam bentuk pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara
periodik.

Kinerja didefinisikan sebagai kewajiban untuk memberikan


pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja serta
tindakan seseorang/ Badan hukum/ Pimpinan suatu organisasi kepada pihak
yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban.

Dinas Kesehatan sebagai unsur Pelaksana Teknis Pemerintah Daerah


dibidang Pembangunan Kesehatan yang mempunyai tugas melaksanakan
dan menyelenggarakan sebagian urusan Rumah Tangga Daerah dibidang
Kesehatan. Berdasarkan pemahaman tersebut diatas maka Dinas Kesehatan
mempunyai kewajiban untuk melaporkan pertanggungjawaban tentang hasil
kegiatan atau pelaksanaan pembangunan kesehatan yang menjadi tanggung
jawabnya kepada Bupati.

Laporan Kinerja (LKj) juga berfungsi untuk mengetahui


kemampuannya dalam pencapaian misi dan tujuan Dinas Kesehatan
Kabupaten Malang.

B. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud penyusunan LKj tahun 2019 adalah terwujudnya


bentuk pertanggungjawaban Kepala Dinas Kesehatan kepada Bupati Malang
dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan kesehatan yang merupakan
kewenangan wajib dalam penyelenggaraan Otonomi Daerah.

Evaluasi terhadap pelaksanaan capaian kinerja bertujuan untuk :

1. Peningkatan status akuntabilitas Dinas Kesehatan Kabupaten Malang

2. Umpan balik bagi peningkatan kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten


Malang

3. Meningkatkan kredibilitas terhadap pemberi wewenang


4. Mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan
tugas, sehingga tugas-tugas akan dapat dilaksanakan lebih efektif-efisien
dan responsif terhadap lingkungannya.

C. Gambaran Umum
C.1. Organisasi Perangkat Daerah
Dinas Kesehatan Kabupaten Malang merupakan perangkat
Pemerintah Daerah, yang melaksanakan kewenangan wajib dibidang
kesehatan dengan tugas pokok sebagaimana tercantum dalam Peraturan
Bupati Nomor : 32 Tahun 2016, tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
dengan struktur sebagai berikut :
1. Kepala Dinas Kesehatan
2. Sekretaris
1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2) Kepala Sub Bagian Keuangan dan Aset
3) Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
3. Kepala Bidang Bidang Kesehatan Masyarakat
1) Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
2) Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
3) Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga
4. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
1) Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi
2) Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
3) Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular dan Kesehatan Jiwa
5. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
1) Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer
2) Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
3) Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional
6. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan
1) Kepala Seksi Kefarmasian
2) Kepala Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga
3) Kepala Seksi Sumber daya Manusia Kesehatan
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas.
1) Laboratorium Kesehatan Daerah,
2) Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan
3) Puskesmas

8. Kelompok Jabatan Fungsional


Dinas Kesehatan Kabupaten Malang merupakan unsur
pelaksana Otonomi Daerah Bidang Kesehatan yang dipimpin oleh Kepala
Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
Adapun Dinas Kesehatan Kabupaten Malang mempunyai tugas
sebagai berikut :
1. Melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah bidang Kesehatan
berdasarkan kewenangan dan tugas pembantuan.
2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
bidang tugasnya.
Sedangkan untuk menyelenggarakan tugas tersebut Dinas
Kesehatan kabupaten Malang mempunyai fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis bidang Kesehatan;
2. Pelaksanaan kebijakan teknis bidang Kesehatan;
3. Pelaksanaan evalcuasi dan pelaporan bidang Kesehatan;
4. Pelaksanaan administrasi Dinas Kesehatan;
5. Pembinaan UPTD;
6. Pemberian perizinan dan pembinaan, pelaksanaan pelayanan
kepada masyarakat dibidang Kesehatan;
7. Pengkoordinasian, integrasi dan sinkronisasi program kegiatan
dilingkungan Dinas Kesehatan;
8. Pelaksanaan kerjasama dengan lembaga pemerintah dan lembaga
lainnya; dan
9. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

.
C.2. Sumber Daya Aparatur

Menurut unit kerja jenis tenaga, tenaga kesehatan di lingkungan Dinas


Kesehatan Kabupaten Malang seperti pada tabel berikut :
TABEL 1.1.

JUMLAH PEGAWAI PER UNIT KERJA DI LINGKUNGAN


DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2020

NO UNIT KERJA JUMLAH KET


1 SEKRETARIAT 55
2 BIDANG PELAYANAN KESEHATAN 35
3 BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT 28
BIDANG PENCEGAHAN
4 PENGEN.PENY. 30
BIDANG SUMBER DAYA
5 KESEHATAN 23
6 BALAI PENGOBATAN PEMDA 0
7 GUDANG OBAT 23
8 UPTD LABORATORIUM KESEHATAN 11
UPTD PENGUJIAN/KALIBRASI
9 ALKES 10
10 STIKES 0
11 PUSKESMAS 2371
JUMLAH 2571

Menurut jenis pendidikan dan status ketenagaan, tenaga di lingkungan Dinas


Kesehatan adalah sebagai berikut :
Grafik No. 1
STATUS KETENAGAAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2020

KONTRAK
36%
CP/PNS
49%

PTT
15%

CP/PNS PTT KONTRAK


TABEL 1.2.
JUMLAH PEGAWAI PER JENIS TENAGA DI LINGKUNGAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2020

CP/
NO JENIS TENAGA PTT KONTRAK JUMLAH
CPNS
1 Dokter 52 3 41 96
2 Dokter Gigi 40 0 19 59
3 Bidan 528 0 83 611
4 Perawat 255 390 65 710
5 Perawat Gigi 17 0 2 19
6 Gizi 38 0 18 56
7 Farmasi 37 0 9 46
8 Asisten Apoteker 31 0 7 38
9 Analis Kesehatan 29 0 17 46
Penyuluh
10 6 0 3
Kesehatan 9
11 Epidemiologi 3 0 0 3
12 Entomolog 1 0 0 1
13 Sanitarian 29 0 0 29
14 Elektro medik 1 0 4 5
15 IT 1 0 22 23
16 Perekam Medis 5 0 27 32
17 Struktural Es IV 19 0 0 19
18 Struktural Es III 5 0 0 5
19 Struktural Es II 1 0 0 1
20 Umum 160 0 603 763
JUMLAH 1.258 393 920 2.571
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI LAMPIRAN:PERATURAN BUPATI MALANG NO TAHUN 2017 TENTANG
KEPALA DINAS KEDUDUKAN,SUSUNAN ORGANISASI,TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA
DINAS KESEHATAN KAB. MALANG.
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN MALANG SEKRETARIAT

KELOMPOK JABATAN
SUBBAG KEUANGAN SUBBAG PERENCANAAN,
FUNGSIONAL SUBBAG UMUM DAN
DAN ASET EVALUASI DAN PELAPORAN
KEPEGAWAIAN

BIDANG BIDANG PENCEGAHAN


BIDANG PELAYANAN BIDANG SUMBER DAYA
KESEHATAN DAN PENGENDALIAN KESEHATAN KESEHATAN
MASYARAKAT PENYAKIT

SEKSI KESEHATAN SEKSI SURVEILANS DAN SEKSI PELAYANAN SEKSI


KELUARGA DAN GIZI IMUNISASI KESEHATAN PRIMER KEFARMASIAN

SEKSI PROMOSI SEKSI PENCEGAHAN DAN SEKSI ALAT KESEHATAN


KESEHATAN DAN PENGENDALIAN SEKSI PELAYANAN DAN PERBEKALAN
PEMBERDAYAAN PENYAKIT MENULAR KESEHATAN RUJUKAN KESEHATAN RUMAH TANGGA
MASYARAKAT
SEKSI KESEHATAN SEKSI PENCEGAHAN DAN SEKSI PELAYANAN
SEKSI SUMBERDAYA
LINGKUNGAN, KESEHATAN PENGENDALIAN PENYAKIT KESEHATAN
MANUSIA KESEHATAN
KERJA DAN OLAH RAGA TIDAK MENULAR DAN TRADISIONAL
KESEHATAN JIWA

Garis Komando
-------- Garis Koordinasi
UPT UPT
LABORATORIUM UPT PENGUJIAN ALKES DAN
KESEHATAN PUSKESMAS KALIBRASI
C. 3. Capaian Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2020
Capaian Kinerja terhadap pelaksanaan program dan kegiatan yang telah
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan pada tahun 2020 dapat diuraikan sebagai
berikut :

Grafik No 2
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2020

140

120

100

80

60

40

20

0
Hasil survey kepuasan
masyarakat terhadap Angka kematian ibu Angka Kematian Bayi
pelayanan kesehatan di (AKI) (AKB)
Puskesmas.
Target 76 118 24
Capaian 77.63 63.37 2.18
TABEL 1.3
PENCAPAIAN KINERJA SASARAN TAHUN 2020

SASARAN INDIKATOR CAPAIAN


NO TARGET REALISASI
(%)
STRATEGIS KINERJA
Meningkatnya
kualitas Pelayanan 1. Indeks kepuasan
Kesehatan masyarakat terhadap
Masyarakat pelayanan
1 75 (baik) 77,63 102,14
kesehatan di
Puskesmas

Meningkatnya 3. Angka Kematian 118 63,37 146,30


kesehatan ibu dan Ibu (AKI) (49 ibu) (25 ibu)
2 anak
4. Angka Kematian Bayi 24 2,18 190,92
(AKB) (980 bayi) (86 bayi)

Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa indikator kinerja yang mengalami keberhasilan
ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi penyebab antara lain :

1). Meningkatnya kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat


Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat dicapai
melalui peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dasar dengan indikator
kinerja utama Indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di
Puskesmas dengan capaian indikator kinerja sebesar 102,14% (target 75 dan
realisasi 77,63).
Pada indikator kinerja utama ini capaian sudah sangat berhasil, hal ini
bisa dilihat sasaran Indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan di Puskesmas dengan capaian kinerja > 100%.
2). Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Bayi
Peningkatan kesehatan ibu dan anak salah satunya ditandai dengan
penurunan angka kematian ibu dan bayi, pada indikator kinerja utama ini
capaian sudah sangat berhasil, hal ini bisa dilihat dari 2 indikator kinerja utama
Peningkatan kesehatan ibu dan anak sebesar 2 indikator sudah tercapai yaitu:
▪ Angka Kematian Ibu dengan capaian indikator kinerja sangat berhasil (target
118 per 100.000 KH (49 ibu) dan realisasi 65,37 per 100.000 KH (25 ibu)).
▪ Angka Kematian bayi dengan capaian indikator kinerja sangat berhasil
(target 24 per 1.000 KH (980 bayi mati) dan realisasi 2,18 per 1.000 KH (86
bayi mati)).
Ada beberapa hal yang menyebabkan keberhasilan ataupun kegagalan
indikator angka kematian bayi antara lain : kurangnya kompetensi petugas
dalam kegawat daruratan neonatal di Puskesmas.
D. Sistematika
Sistematika penulisan Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
ini sebagai berikut :
Kata Pengantar
Ringkasan Eksekutif
Daftar Isi

Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Gambaran Umum
1. Organisasi Perangkat Daerah
2. Capaian Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2017
D. Sistematika
Bab II Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja
A. Perencanaan Strategis
1. Tujuan dan Sasaran
2. Kebijakan dan Program
B. Perjanjian Kinerja
Bab III Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Dinas Kesehatan
1. Capaian Kinerja
1.1. Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2020.
1.2. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2020 dengan Tahun 2019.
1.3. Perbandingan Capaian Kinerja s.d Akhir Periode Renstra.
1.4. Perbandingan capaian Kinerja dengan Capaian Nasional.
2. Analisis Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan dan Solusi
3. Analisis Penggunaan Sumber Daya Anggaran
3.1. Alokasi Per sasaran Pembangunan
3.3. Perbandingan Pencapaian daan Anggaran
3.3. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
B. Realisasi Anggaran
C. Penghargaan/Prestasi serta Inovasi Publik Tahun 2020
Bab IV Penutup

Lampiran – lampiran
1. Matriks Renstra 2016 - 2021
2. Perjanjian Kinerja Tahun 2020
3. Rencana Kinerja Tahun 2020
4. Pengukuran Kinerja Tahun 2020
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Perencanaan Strategis

Pada hakikatnya membentuk Visi Organisasi adalah menggali gambaran


bersama tentang masa depan ideal yang hendak diwujudkan oleh organisasi yang
bersangkutan. Visi adalah mental model masa depan, dengan demikian visi harus
digali bersama, disusun bersama sekaligus diupayakan perwujudannya secara
bersama, sehingga visi menjadi milik bersama yang diyakini oleh seluruh elemen
organisasi dan pihak-pihak yang terkait dengan upaya mewujudkan mewujudkan
visi tersebut. Visi yang tepat bagi masa depan suatu organisasi diharapkan akan
mampu menjadi akselerator bagi upaya peningkatan kinerja organisasi.
Dengan memperhatikan arti dan makna visi tersebut maka ditetapkan visi
Kabupaten Malang Tahun 2016 – 2021 yaitu :“MADEP MANTEB MANETEB“.
Dilihat dari Visi Kabupaten Malang tersebut, dari bidang kesehatan yang
berkaitan erat dengan tupoksi Bidang Kesehatan yaitu ”MANETEB” yang
dimaknai dengan semakin meningkatnya kualitas sumber daya manusia dan
hasil-hasil pembangunan yang ditandai dengan semakin meningkatnya
Indeks Pembangunan Manusia strategi diarahkan pada penguatan lembaga
pelayanan kesehatan untuk kemudahan masyarakat mendapatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau. A d a p u n p embangunan manusia
mempunyai empat elemen yaitu produktifitas, pemerataan, berkelanjutan dan
pemberdayaan. Dengan peningkatan kemampuan , kreatifitas dan produktifitas
manusia akan meningkat sehingga mereka akan menjadi agen pertumbuhan yang
efektif.
Setiap organisasi harus memastikan agar visi yang telah ditetapkan
bersama dapat diupayakan perwujudannya. Untuk kepentingan itu harus disusun
suatu tahapan yang secara umum akan terbagi kedalam dua tahapan yakni apa
yang hendak dicapai dan bagaimana upaya untuk mencapainya. Salah satu unsur
dalam tahapan tersebut adalah penetapan misi organisasi.

Misi 3 (tiga) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Malang yang mempunyai kaitan erat dan juga menjadi tupoksi Dinas
Kesehatan adalah Melakukan percepatan pembangunan di bidang Pendidikan,
Kesehatan, dan Ekonomi guna meningkatan Indeks Pembangunan Manusia.

Faktor-faktor kendala yang dapat mempengaruhi Visi dan Misi Kabupaten


Malang adalah beban pembiayaan kesehatan masyarakat yang semakin tinggi
khususnya masyarakat miskin, kondisi lingkungan perumahan yang tidak sehat dan
perubahan musim yang dapat menimbulkan potensi timbulnya atau meluasnya
penyakit menular, dan atau bencana yang dapat menyebabkan Kejadian Luar
Biasa (KLB), dan perilaku masyarakat yang belum sepenuhnya mendukung upaya
program kesehatan;

1. Tujuan dan Sasaran

Tujuan organisasi merupakan penjabaran atau implementasi dari


pernyataan misi yang mempunyai makna :

1) Merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
sampai tahun berakhir Rencana Strategis.
2) Menggambarkan arah strategis organisasi dan perbaikan-perbaikan yang ingin
diciptakan sesuai tugas pokok dan fungsi organisasi.
3) Meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah sasaran dan strategi
organisasi berupa kebijakan, program operasional dan kegiatan pokok
organisasi selama kurun waktu Rencana Strategis.
Adapun tujuan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang ialah untuk mendukung Misi

Nomor 3 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Malang

dengan Tujuan Nomor 1 (satu) yaitu “Meningkatkan daya saing daerah “ dengan Sasaran

Nomor 1 (satu) yaitu “ Meningkatnya kualitas pendidikan, kesehatan, daya beli serta

pemerataan pendapatan “ dengan Indikator Sasaran Nomor 1 yaitu : “ Indeks Pembangunan

Manusia “

Berdasarkan arahan arti dan makna penetapan tujuan organisasi tersebut maka Dinas

Kesehatan dalam mewujudkan Misi Kabupaten Malang menetapkan tujuan dan sasaran guna

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Malang sampai dengan tahun 2021,

sebagai berikut:

Tujuan 1: Meningkatkan kualitas manajeman dan kualitas pelayanan kesehatan


Masyarakat
Sasaran: Meningkatnya manajemen dan kualitas pelayanan kesehatan, yang
terdiri dari 4 (empat) indikator sasaran :
1) Indek Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas.
2) Prosentasi dokumen perencanaan dan pelaporan yang benar
3) Prosentasi Penurunan temuan administrasi perkantoran dan keuangan
4) Prosentasi Puskesmas BLUD sesuai standar (BLUD Penuh )

Tujuan 2: Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak serta meningkatkan


kemampuan Puskesmas dalam tanggap darurat penanggulangan bencana
Sasaran: Menurunnya angka kematian ibu per 100.000 KH dan bayi per 1000
KH dan Meningkatnya kemampuan Puskesmas dalam tanggap darurat
penanggulangan bencana, yang terdiri dari 4 (empat) indikator sasaran :
1) Angka kematian ibu (AKI)
2) Angka Kematian bayi (AKB)
3) Cakupan pelayanan kesehatan rujukan dan bencana
4) Cakupan Puskesmas Akreditasi dengan nilai baik

2. Kebijakan dan Program

Kebijakan pembangunan kesehatan di Kabupaten Malang diarahkan untuk


meningkatkan jangkauan akses kemudahan dan kualitas pelayanan kesehatan
pada masyarakat yang berkeadilan dan mandiri dimaksudkan untuk mengurangi
kesenjangan pelayanan kesehatan, status kesehatan dan gizi masyarakat antar
wilayah, ras, gender dan status sosial/ ekonomi.

Strategi pencapaian tujuan dan sasaran adalah merupakan strategi


organisasi yang berisi rencana menyeluruh dan terpadu mengenai upaya-upaya
yang akan dilaksanakan
secara operasional dengan memperhatikan ketersediaan sumberdaya organisasi.
Sebagai satu cara untuk mewujudkan tujuan dan sasaran organisasi, maka strategi
yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Malang sebagai berikut :
a. Peningkatan Jangkauan dan Mutu Upaya Pelayanan Kesehatan.
Peningkatan Mutu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang dipadukan
secara serasi dan seimbang dengan peningkatan Mutu Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP). Di samping itu upaya kesehatan bagi penduduk miskin,
penanggulangan bencana dan kejadian luar biasa (KLB) Penyakit,
penanggulangan masalah gizi pada balita dan ibu, serta pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular yang mempunyai komitmen regional dan
global mendapat pengutamaan, dan penanganan secara kewilayahan, tanpa
mengabaikan kerjasama yang sinergis dengan pemerintah di tingkat kecamatan
dan desa melalui kerjasama lintas sektor, dan masyarakat termasuk swasta.
Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan (UPTD) khususnya Puskesmas, harus
mampu memberikan pelayanan dasar yang bermutu yang diperlukan oleh
masyarakat.

b. Penggalangan Kemitraan Lintas Sektor


Untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembangunan kesehatan di
Kabupaten Malang, diperlukan kerja sama lintas sektor yang mantap. Demikian
pula optimalisasi pembangunan berwawasan kesehatan yang mendukung
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan, menuntut adanya penggalangan
kemitraan lintas sektor dan segenap potensi daerah. Kebijakan dan
pelaksanaan pembangunan sektor lain perlu memperhatikan dampak dan
mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan.
Untuk itu upaya sosialisasi masalah-masalah dan upaya pembangunan
kesehatan kepada sektor lain perlu dilakukan secara intensif dan
berkesinambungan. Kerja sama lintas sektor harus dilakukan sejak
perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian, sampai pada
pengawasan dan penilaiannya.

c. Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan Swasta


Dalam era reformasi, masyarakat dan swasta harus didorong agar
dapat berperan aktif dalam pembangunan kesehatan, dimulai sejak
penyusunan berbagai kebijakan pembangunan kesehatan. Pemberdayaan
masyarakat dilakukan dengan mendorong masyarakat dan swasta agar mampu
secara mandiri menjamin terpenuhinya kebutuhan kesehatan dan
kesinambungan pelayanan kesehatan.
Dalam pemberdayaan masyarakat perlu terus dikembangkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM), dalam rangka mewujudkan ”Desa Siaga” menuju Desa Sehat.
Pengembangan Desa Siaga harus melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) utamanya PKK, organisasi keagamaan, dan sektor swasta. Keberhasilan
Desa Siaga ditandai oleh antara lain berkembangnya perilaku hidup bersih dan
sehat, serta dikembangkan dan beroperasinya UKBM yang mampu
memberikan pelayanan promotif, preventif, kuratif, keluarga berencana,
perawatan kehamilan dan pertolongan persalinan, gizi, dan penanganan
kedaruratan kesehatan.

d. Peningkatan Pengembangan Sumberdaya Kesehatan


Agar pembangunan kesehatan di Kabupaten Malang dapat
terselenggara secara berhasil-guna dan berdaya-guna, diperlukan sumberdaya
manusia kesehatan yang bermutu serta berakhlak baik. Dalam pengembangan
sumberdaya manusia kesehatan, Dinas Kesehatan melaksanakan
perencanaan kebutuhan sumberdaya manusia kesehatan dalam lingkup
Kabupaten Malang, dan dilakukan melalui perencanaan kebutuhan tenaga
kesehatan yang mendasarkan pada pendekatan beban fungsi dan standar
kebutuhan minimal kebutuhan tenaga kesehatan menurut jenisnya di tiap unit
pelayanan secara terintegrasi, dan terpadu, serta pendayagunaannya yang adil
dan merata.
Pengembangan sumber daya manusia kesehatan dilakukan melalui
pemantapan kerja sama lintas sektor dan peran aktif masyarakat dan swasta.
Pengembangan sumberdaya manusia kesehatan juga diarahkan agar
mempunyai daya saing yang kuat dalam menghadapi globalisasi yang
merupakan tantangan sekaligus peluang pembangunan kesehatan di
Kabupaten Malang.

e. Pengembangan Upaya dan Pembiayaan Kesehatan Khususnya


Masyarakat Miskin

Di bidang penganggaran dan pembiayaan pembangunan kesehatan,


maka guna menjamin ketersediaan sumberdaya pembiayaan kesehatan, Dinas
Kesehatan Kabupaten Malang akan melakukan advokasi dan sosialisasi
kepada para penyandang dana, baik pemerintah maupun masyarakat termasuk
swasta, dalam upaya menggalang sumber-sumber pembiayaan kesehatan,
sehingga dapat tersedia pembiayaan kesehatan dalam jumlah yang mencukupi
dan teralokasikan secara adil serta dapat dimanfaatkan secara efektif, efisien,
dan akuntabel. Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Malang bersumber
APBD (DAU), APBD I, APBN, dan Bantuan Luar Negeri (BLN). Anggaran ini di
samping dipergunakan untuk pembinaan dan pengembangan pembangunan
kesehatan, juga diarahkan untuk pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin,
membantu dalam penanggulangan bencana dan kejadian luar biasa (KLB)
penyakit, peningkatan surveilans dan penanggulangan penyakit menular dan
gangguan gizi.

Di bidang logistik kesehatan, untuk menjamin sumberdaya obat dan


perbekalan kesehatan, dilaksanakan perencanaan dan pengadaan dalam
penyediaan dan distribusi obat dan perbekalan kesehatan, sehingga akan
tersedia obat dan perbekalan kesehatan yang aman, bermutu dan bermanfaat,
serta terjangkau oleh segenap lapisan masyarakat. Dinas Kesehatan
mengupayakan pula menjamin tersedianya “buffer stock” obat sangat essensial,
dan kebutuhan obat untuk penanggulangan bencana, serta obat program
pemberantasan penyakit menular dan perbaikan gizi. Tersedianya Obat
Pelayanan Kesehatan dasar minimal 90 %

Dalam rangka mewujudkan sasaran organisasi dengan indikator sasaran


sebagai tolok ukur keberhasilannya, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
menetapkan program operasional organisasi sebagai berikut :
1. Program Administrasi Perkantoran
- Penyediaan jasa surat menyurat
- Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
- Penyediaan jasa administrasi keuangan
- Penyediaan kebersihan kantor
- Penyediaan alat tulis kantor
- Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
- Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor
- Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangan
- Penyediaan makanan dan minuman
- Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah
- Rapat-Rapat Kordinasi dan Konsultasi Ke Dalam Daerah

2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur


- Pembangunan gedung kantor
- Pengadaan perlengkapan gedung kantor
- Pengadaan Peralatan gedung kantor
- Pemeliharaan rutin/ berkala gedung kantor
- Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan dinas/operasional
- Pemeliharaan rutin/ berkala peralatan gedung kantor
- Rehabilitasi sedang/berat rumah, gedung kantor

3. Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur


- Pendidikan dan pelatihan formal

- Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan

- Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-Undangan

4. Program Pengembangan Perencanan, Evaluasi dan Pelaporan


- Penyusunan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
5. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja
dan Keuangan
- Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
- Penyusunan laporan keuangan semesteran
- Penyusunan laporan keuangan akhir tahun
6. Program Penunjang Operasional dan Kinerja UPT /UPTD
- Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas (BLUD dan Kapitasi)

- Penyelenggaraan Bantuan Operasinal Kesehatan ( BOK-DAK)

- Penguatan Ponkesdes dan Posyandu ( Bantuan Propinsi)

- Layanan Laboratorium Kesehatan

- Layanan Pengujian dan Kalibrasi Kesehatan.


7. Program Upaya Kesehatan
- Pelayanan Kesehatan Primer
- Pelayanan Kesehatan rujukan

- Pelayanan Kesehatan Tradisonal

- Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin


8. Program Sumber Daya Kesehatan
- Upaya penyediaan. Pembinaan dan pengendalian Alat kesehatan,
perbekalan kesehatan rumah tangga dan sarana prasarana kesehatan (
APBD II,, DAK, Pajak rokok )
- Pengembangan Sumber Daya Aparatur Kesehatan
- Penyediaan, Pembinaan dan Pengawasan Obat, Perbekalan Kesehatan,
Obat Tradisional, Kosmetika dan Makanan minuman (APBD II & DAK)

9. Program Pembinaan Lingkungan Sosial


- Penyediaan/ Peningkatan/Pemeliharaan sarana prasarana fasilitas
kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
- Pembayaran Iuran Jaminan Kesehatan bagi penduduk yang didaftarkan
oleh Pemda/ Pembayaran Iuran Jaminan Kesehatan bagi Pekerja yang
terkena Pemutusan hubungan kerja.
10. Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat
- Peningkatan Kesehatan Keluarga
- Penyelenggaraan Jaminan Persalinan ( DAK)
- Upaya penanggulangan Gizi
- Peningkatan Promosi Kesehatan dan pemberdayaan
- Pengembangan Lingkungan sehat, Kesehatan Kerja dan Kesehatan
olahraga
11. Program Pencegahan dan penanggulangan penyalit menular dan tidak
menular
- Peningkatan Surveillance dan Imunisasi
- Pencegahan penyakit menular
- Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa

12. Peningkatan Pelayanan BLUD (Puskesmas BLUD)

- Kegiatan pendukung pelayanan BLUD pada 10 Puskesmas


13. Program Pelayanan JKN Kapitasi pada FKTP
- Kegiatan JKN kapitasi FKTP pada 39 Puskesmas.

B. Perjanjian Kinerja.

Penetapan kinerja merupakan kontrak kinerja yang harus diwujudkan


oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Malang yang pada dasarnya menjadi tolok ukur
keberhasilan kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Penetapan Kinerja
Dinas Kesehatan pada tahun 2017 terdiri dari 7 (tujuh) sasaran strategis dengan
12 (dua belas) indikator kinerja dan ditahun 2020 ini ada perubahan menjadi 2
(tiga) sasaran strategis dengan 3 (Tiga) indikator kinerja yang dijabarkan sebagai
berikut :
TABEL 2.1

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN KAB.MALANG THN 2020

No Sasaran Stategi Indikator Kinerja Utama Target


1 Meningkatkan 1. Indeks Kepuasan Masyarakat 76
Kualitas Pelayanan Terhadap Pelayanan
Kesehatan Kesehatan di Puskesmas

2 Menurunkan Angka 2. Angka Kematian Ibu (AKI) per 118 /


Kematian Ibu (AKI) 100.000 KH 100.000
dan Angka Kematian KH
Bayi (AKB)
3. Angka Kematian Bayi (AKB) 24 /
per 1.000 KH 1.000
KH
BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Pengumpulan data Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Malang


diperoleh dari pelaporan yang disusun dengan melakukan pendekatan terhadap
indikator kinerja baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif yang diharapkan
dapat memberikan suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan. Selain itu juga pengumpulan data dengan
menggunakan formulir capaian Indikator Kinerja Utama, kualitas Indikator Kinerja
Utama harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
a. IKU dapat diukur secara objektif
b. IKU menggambarkan hasil
c. IKU relevan dengan kondisi yang akan diukur
d. IKU cukup untuk mengukur kinerja
Sedangkan tanggungjawab pengumpulan data kinerja merupakan
kewenangan Sekretariat Dinas Kesehatan Kabupaten Malang pada Sub Bagian
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan yang mempunyai fungsi perencanaan,
evaluasi dan pelaporan.

Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai apakah pelaksanaan


kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. Pengukuran
kinerja mencakup penetapan sasaran strategis dan indikator kinerja. Rincian
pengukuran kinerja berisi indikator kinerja, rencana tingkat capaian target, realisasi
dan prosentase target dan realisasi.

Pengukuran Kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana tingkat


capaian/ target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran.
Rencana tingkat capaian/ target diperoleh dari akumulasi target masing-masing
program dibagi dengan jumlah program. Selanjutnya dilakukan persentase
pencapaian rencana tingkat capaian/ target dengan realisasi seperti yang tertuang
dalam formulir Perjanjian Kinerja, Pengukuran Kinerja dan Rencana Kinerja
Tahunan.
Guna mencapai target-target yang telah ditetapkan dalam tahun 2020,
telah dilaksanakan berbagai kegiatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.
Kegiatan-kegiatan dimaksud diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
perkembangan pembangunan kesehatan, khususnya pembangunan kesehatan di
Kabupaten Malang, yaitu berkualitas, merata, terjangkau, efisien dan
berkelanjutan, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Dalam rangka mengukur kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Malang,
pembobotan dari setiap indikator dititik beratkan pada kegiatan-kegiatan yang
menjadi kendali Dinas Kesehatan Kabupaten Malang dan selanjutnya tiap-tiap
indikator kinerja ditetapkan satuannya. Dari data yang diperoleh dalam tahun
anggaran 2020 telah dapat diketahui realisasi untuk masing-masing indikator
kinerja.
Cara menghitung capaian indikator kinerja kegiatan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
1) Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang
semakin baik, maka digunakan rumus sebagai berikut:

% pencapaian Realisasi
rencana tingkat = ____________ x 100%
capaian Rencana

2) Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang


semakin rendah, maka digunakan rumus sebagai berikut:

% pencapaian Rencana–(Realisasi – Rencana)


rencana tingkat = ___________________________ x 100%
capaian Rencana

Untuk melaksanakan penilaian capaian kinerja telah ditetapkan penilaian


skala ordinal sebagai parameter keberhasilan atau kegagalan dari pelaksanaan
kebijakan teknis,program dan kegiatan sebagai berikut :
85 ke atas : Sangat Berhasil

70  x < 85 : Berhasil
55  x < 70 : Cukup Berhasil
x < 55 : Kurang Berhasil
A. CAPAIAN KINERJA DINAS KESEHATAN
1. Capaian Kinerja
1.1. Perbandingan Target dan Realisasi Capaian Kinerja sebagai berikut :
Tabel 3.1
Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja tahun 2020

SASARAN
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
STRATEGIS

2. Indeks Kepuasan
Masyarakat
Meningkatnya
kualitas terhadap pelayanan
72 (baik) 77,63 102,14
manajemen kesehatan di
1 Puskesmas
dan kualitas
pelayanan
kesehatan

Angka 1. Angka Kematian 118 63,37 146,30


kematian ibu Ibu (AKI) (49 ibu) (25 ibu)
per 100.000
2 KH dan bayi 2. Angka Kematian 24 2,18 190,92
Bayi (AKB) (980 bayi) (86 bayi)
per 1000 KH
serta balita gizi
buruk

GRAFIK 3
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Utama tahun 2019 dan 2020
Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
77.63
77.5

69.91

63.37

2.18
1.8

HASIL SURVEY KEPUASAN ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) ANGKA KEMATIAN BAYI
MASYARAKAT TERHADAP (AKB)
PELAYANAN KESEHATAN DI
PUSKESMAS.

2019 2020
1.2. Perbandingan Capaian Kinerja tahun 2019 dengan tahun 2020

Tabel 3.2
Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran Tahun 2019 dengan Tahun 2020

Capaian
SASARAN
NO
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA Target 2019 2020

Meningkatnya
kualitas 1.Indeks kepuasan
masyarakat terhadap
manajemen dan 72 77,50 77,63
1 pelayanan kesehatan di
kualitas Puskesmas
pelayanan
kesehatan
1.Angka Kematian
6,91 63,37
Angka kematian Ibu (AKI) 118
ibu per 100.000
2. KH dan bayi per 2.Angka Kematian Bayi 1,80 2.18
(AKB) 24
1000 KH serta
balita gizi buruk
1.4. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Capaian Nasional.

Tabel 3.3
Perbandingan Capaian Kinerja dengan Capaian Nasional
Tahun 2020

TARGET
SASARAN REALISA KET
NO INDIKATOR KINERJA NASIONA
STRATEGIS SI 2020 (+/-)
L
1. Indeks Kepuasan
Meningkatnya Masyarakat terhadap
62,51-
kualitas pelayanan kesehatan 77,63 +
81,25
manajemen dan di Puskesmas
1
kualitas
pelayanan
kesehatan

1. Angka Kematian +
Ibu (AKI) 63,37
118
Angka kematian
ibu per 100.000 2. Angka Kematian Bayi +
2 (AKB) 2,18 24
KH dan bayi per
1000 KH

2. Analisis Penyebab Keberhasilan / Kegagalan dan Solusi


Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa indikator kinerja yang mengalami keberhasilan
ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi penyebab antara lain :

2.1. Meningkatnya Kualitas Manajemen dan Kualitas Pelayanan Kesehatan


Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat dicapai
melalui peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dasar dengan indikator
kinerja utama Indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di
Puskesmas dengan capaian indikator kinerja sebesar 101,97 % (target Indeks
Kepuasan masyarakat 72 dan realisasi ditahun 2020 sebesar 77,63 ).

Grafik 4
NILAI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM )
TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS

SINGOSARI 91.74
89.85
ARDIMULYO 88.11
84.94
DONOMULYO 84.55
81.97
DAU 79.76
78.53
NGAJUM 78.50
78.31
KASEMBON 78.09
78.09
KEPANJEN 78.01
77.95
GEDANGAN 77.87
77.01
PAKIS 76.95
76.26
BANTUR 76.23
76.04
TAJINAN 75.48
75.48
KARANGPLOSO 75.09
74.81
WAGIR 74.79
74.70
SUMAWE 74.68
74.62
KETAWANG 74.29
74.04
PAMOTAN 73.68
73.09
JABUNG 72.87
72.76
PUJON 72.59
71.96
SUMBERMANJING KULON 71.35
70.87
BULULAWANG 68.16
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00

Pada Indikator kinerja utama ini capaian sudah sangat berhasil, hal ini
bisa dilihat sasaran Indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan di Puskesmas dengan capaian kinerja > 100 %. Dan dibandingkan
hasil survei IKM pada tahun 2020 dengan hasil IKM sebesar 77,63 mengalami
kenaikan sebesar 0,13 point, hal ini terjadi karena disebabkan beberapa hal
yang ada pada penjelasan berikutnya.
Angka indeks ini diperoleh dari hasil survei yang dilaksanakan di 39
puskesmas di wilayah Kabupaten Malang yang dikelompokkan menjadi 3 (tiga)
wilayah survey.
Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) menggunakan alat
bantu berupa kuesioner yang dibagikan kepada masyarakat pengguna
layanan sebagai responden secara langsung, pertanyaan kuesioner meliputi 9
(sembilan) unsur yang mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor
16 tahun 2014 tentang Pedoman Survey Kepuasan Masyarakat (IKM)
terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik. IKM merupakan salah satu alat
ukur untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap suatu layanan.
Angka indeks yang didapatkan merupakan angka persepsi masyarakat
terhadap layanan dari pemerintah yang mengukur tingkat kualitas pelayanan.
Kategori jawaban terdiri dari empat tingkat dari tingkat kurang baik diberi nilai
1 (satu) sampai dengan tingkat sangat baik dan diberi nilai 4 (empat).
Ada beberapa hal yang menyebabkan keberhasilan indikator ini antara
lain : Prosedur pelayanan, Persyaratan pelayanan, Waktu pelayanan, Biaya
pelayanan, Produk spesifikasi jenis pelayanan, Kompetensi petugas
pelayanan, Perilaku pelaksana, Maklumat pelayanan, Penanganan
pengaduan, Saran dan masukan dari pelanggan layanan.
Selain itu sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan
Puskesmas dilakukan pendampingan Puskesmas untuk maju dalam penilaian
Survey Akreditasi Puskesmas oleh Komisi Akreditasi Puskesmas, secara
bertahap sejak tahun 2016 telah dilaksanakan penilaian Survey Akreditasi
Puskesmas untuk 15 Puskesmas, tahun 2017 terdapat 12 Puskesmas
terakreditasi dan pada tahun 2018 juga telah terakreditasi 12 Puskesmas,
dengan demikian seluruh Puskesmas ( 39 Puskesmas) di Kabupaten Malang
telah terakreditasi Puskesmas. Pada Tahun 2019 dilakukan reakreditasi pada
15 Puskesmas, karena ada pendemik Covid 19 maka reakreditasi untuk 12
Puseksmas di tunda.

Grafik 5
CAPAIAN AKREDITASI PUSKESMAS
KABUPATEN MALANG S/D 2020

Paripurna
40%

Utama
60%

Paripurna Utama

Capaian Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan kesehatan


di Puskesmas tahun 2020 kemajuan trennya naik dibanding tahun 2020, hal
ini disebabkan karena adanya kenaikan angka Hasil survey Penilaian Indeks
Kepuasan Masyarakat tahun 2020 yang menggunakan 9 indikator sesuai
Permen PAN dan RB Nomor 16 tahun 2014 karena beberapak Puskesmas
telah dilakukan Penilaian Akreditasi Puskesmas dan ISO dan lokasi survey
tahun 2020 dilaksanakan di 39 puskesmas.
Dari hasil pelaksanaan survei IKM yang dilaksanakan di 39 Puskesmas
di wilayah Kabupaten Malang tahun 2020, berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan dalam Kepmenpan, maka rata rata kinerja keseluruhan unit
pelayanan masuk dalam kategori “BAIK” atau sebesar 77,63 namun belum
optimal untuk mencapai angka maksimal yaitu 81,25 (target nasional).
Untuk bisa mewujudkan pelaksanaan pelayanan prima khususnya
pelayanan kesehatan bagi masyarakat di unit layanan Puskesmas, diperlukan
komitmen untuk melaksanakan transparansi dan akuntabilitas, baik oleh
pengambilan keputusan (top manager), pimpinan unit pelaksana dan
pelaksana pelayanan publik, untuk selalu berupaya memberikan pelayanan
secara cepat, tepat, murah, terbuka, sederhana, dan mudah dilaksanakan
serta tidak diskriminatif. Di sisi lain pengguna layanan (masyarakat)
diharapkan ikut membantu dalam arti melengkapi syarat berkas-berkas
layanan serta tidak bersifat apatis terhadap upaya-upaya peningkatan
pelayanan. Secara umum dengan persepsi yang “BAIK” dari masyarakat,
masih ada hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian.
Dalam rangka meminimalisir kegagalan dan sebagai langkah
peningkatan capaian kinerja pada tahun yang akan datang, Dinas Kesehatan
Kabupaten Malang telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Asas penyelenggaraan pelayanan berpedoman dan memerhatikan amanat
dari UU nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dengan berprinsip
pada peningkatan kulitas pelayanan, kepuasan masyarakat dan pengelolaan
pengaduan dari masyarakat secara tepat;
2. Diperlukan penerjemahan tehnis dalam penguatan regulasi di tingkatan
Pemerintah Kabupaten untuk mendukung implementasi undang-undang
tersebut;
3. Segera melakukan pengkajian, pemetaan dan penghitungan kembali
terhadap fasilitas umum dan sumber daya manusia (SDM) yang menurut
responden kurang memadai seperti jumlah dan kebersihan kamar mandi atau
toilet, proporsionalitas dan kenyamanan ruang rawat inap dan ruang tunggu
serta proporsionalitas SDM yang ideal berbanding jumlah pengguna layanan
Puskesmas, dan sebagainya;
4. Perlu upaya pemberian pelatihan dan pemahaman yang berkesinambungan
bagi penyelenggara pelayanan dalam melaksanakan kewajibannya sebagai
penyedia layanan yang berkualitas dengan mempedomani standar baku
Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan (SP) dan
meningkatkan kedisiplinan serta rasa tanggung jawab petugas;
5. Perlunya penguatan pengelolaan pengaduan masyarakat secara serius dan
tersistem serta konsisten, sehingga setiap pengaduan dapat diselesaikan
dengan cepat dan tepat dalam rangka mendukung peningkatan kualitas
layanan. Hal ini juga menjadi salah satu instrumen perbaikan layanan;
6. Meskipun prosentasenya kecil, namun tetap penting untuk dipertimbangkan
adalah penyediaan tempat bermain anak di setiap Puskesmas ;
7. Penyediaan fasilitas penunjang dalam pelayanan bagi kelompok disabilitas
dan kelompok lanjut usia di Puskesmas;
8. Penyediaan Prosedur pelayanan dan informasi pelayanan yang inovatif
dengan menggunakan teknologi informatika dan aplikasi software;
9. Upaya peningkatan mutu pelayanan dilakukan audit internal pada unit
pelayanan dan program secara berkala untuk dilakukan tindakan korektif dan
tindakan preventif:
10. Upaya melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan kesehatan dengan pembetukan Badan Penyantun Puskesmas;
11. Meskipun juga tidak muncul selama masa survey, namun juga penting untuk
memastikan bahwa setiap Puskesmas sudah memiliki ruang laktasi, sebagai
bagian dari upaya pelayanan yang responsif gender;
12. Perlu mekanisme kontrol yang tersistem dalam rangka untuk memastikan
konsistensi layanan kesehatan dengan mengukur secara berkala melalui
survey kepuasan masyarakat yang dilakukan oleh tim eksternal;
13. Masyarakat selaku faktor ekternal dapat dijadikan mitra kritis untuk mengawal
pelaksanaan maklumat layanan. Menyediakan “ruang khusus” bagi
masyarakat untuk dapat terlibat secara aktif dalam upaya-upaya perbaikan
layanan.
Dalam hal pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
tersebut, program/ kegiatan yang menunjukkan output paling mendukung
bagi pencapaian kinerja organisasi adalah Program Standarisasi Pelayanan
Kesehatan. Hal tersebut karena program/ kegiatan tersebut dapat
memberikan dampak secara langsung kepada masyarakat.

2.2 . Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Bayi


Peningkatan kesehatan ibu dan anak salah satunya ditandai dengan
penurunan angka kematian ibu per 100.000 Kelahiran Hidup dan bayi per
1000 Kelahiran Hidup, pada indikator kinerja utama ini capaian sudah
sangat berhasil, hal ini bisa dilihat dari 2 indikator kinerja utama.
Peningkatan kesehatan ibu dan anak sebesar 2 indikator sudah tercapai
yaitu:
▪ Angka Kematian Ibu
capaian indikator kinerja tahun 2020 sebesar 146,30% dengan realisasi
63,37 per 100.000 Kelahiran Hidup (25 ibu) dari target 118 per 100.000
Kelahiran. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 sebesar
42,17 per 100.000 Kelahiran Hidup (17 ibu meninggal). Tetapi apabila
dibandingkan dengan target akhir Renstra dan target Nasional sebesar 118
per 100.000 Kelahiran Hidup, maka angka kematian ibu di Kabupaten
Malang jauh lebih rendah, hal ini menunjukkan keberhasilan program upaya
kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian
ibu dan bayi.
Ada beberapa hal yang ditemukan menyebabkan masih adanya kematian
ibu sebanyak 17 kematian Ibu ditahun 2019 antara lain :
(1) Adanya jumlah Ibu hamil yang berusia > 35 tahun sebanyak 2 kasus
(2) Jumlah estafet penolong lebih dari 2 kali ada 15 kasus dan ada
diantaranya ada kematian 2 kasus dengan rujukan langsung.
(3) Adanya kasus pre Eklampsi dan Eklampsi (keracunan kehamilan) yaitu
5 kasus Pre-Eklamsi dan Eklamsi, sering adanya kasus ini terlalu
dianggap biasa-biasa saja oleh penderita dan keluarganya karena
sering tidak ada keluhan,
(4) Tingginya kasus HPP (Haemoragia Post Partum/ Perdarahan pasca
lahir) yaitu sebesar 3 kasus yang disebabkan manajemen aktif kala III
di fasilitas kesehatan primer baik Pemerintah dan swasta, kompetensi
tenaga kesehatan masih kurang baik di fasilitas primer serta masih
kurannya kecepatan dalam keputusan penanganan masih kurang di
fasilitas kesehatan rujukan/lanjutan.
(5) Kasus Anemia pada Ibu 1 kasus dan kasus lain 3 kasus.

▪ Angka Kematian bayi


Capaian indikator kinerja tahun 2020 sebesar 190,92 % dengan realisasi
2,18 per 1.000 Kelahiran Hidup (86 bayi mati) dari target 24 per 1.000
Kelahiran Hidup (980 bayi mati). Angka kematian bayi tersebut lebih tinggi
dibandingkan tahun 2019 sebesar 1,80 per 1.000 Kelahiran Hidup (84 bayi
meninggal). Tetapi apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra dan
target Nasional sebesar 24 per 1.000 Kelahiran Hidup, maka angka
kematian bayi di Kabupaten Malang jauh lebih rendah, hal ini menunjukkan
keberhasilan program upaya kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk
menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Ada beberapa hal yang menyebabkan masih adanya 84 kasus kematian
bayi tahun 2019 antara lain:
(1). Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah ( BBLR) sebanyak 46
kasus
(2). Bayi baru lahir dengan gangguan pernapasan dimana tidak dapat
bernapas deng an spontan dan teratur (Asfiksia ) sebanyak 30 kasus
(3) Bayi dengan Tetanus Neonatorum (TN) ada 1 kasus
(4) Bayi dengan kelainan bawaan ada 3 kasus
(5) Bayi dengan masalah kesehatan lainnya ada 4 kasus

Dalam rangka menurunkan angka kematian Ibu dan anak dengan


berbagai langkah peningkatan capaian kinerja program kesehatan ibu dan
anak yang salah satunya ditandai dengan penurunan angka kematian ibu dan
bayi pada tahun yang akan datang, Dinas Kesehatan telah melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
(1).Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan yang mampu dalam penanganan
kasus kegawatdaruratan maternal dan perinatal (PPGDON) baik ditingkat
primer maupun sekunder,
(2).Meningkatkan pemenuhan sarana dan prasarana baik di Pukesmas
maupun Rumah Sakit yang akan memudahkan penanganan kasus yang
terjadi (RS harus mempunyai peralatan PICU/ NICU),
(3).Meningkatkan kemampuan SDM tenaga kesehatan melalui pelatihan :
Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K), Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS), Manajemen BBLR, Pelatihan SDIDTK, Audit
maternal dan Perinatal (AMP) kajian penyebab dari setiap adanya kematian
ibu dan bayi baru lahir baimk per Korwil Puskesmas maupun Puskesmas
(4).Kemitraan bidan dan dukun bayi,
(5).Penyeliaan fasilitatif (PF) dan bimbingan teknis,
(6).Adanya pelatihan ulang atau kunjungan dokter spesialis ke puskesmas
untuk pembinaan terutama di Puskesmas PONED,
(7).Rumah sakit swasta harus mengangkat dokter spesialis,
(8).Semua komplikasi seharusnya ditangani oleh Dokter Spesialis yang
menetap 24 jam.
(9).Kegiatan kelas ibu hamil untuk mempersiapkan ibu hamil agar melahirkan
bayi dengan sehat dan selamat.
(10).Adanya program SUTERA EMAS (Surveilans Epidemiologi terpadu
Puskesmas) yaitu Sistem penanggulangan masalah kesehatan secara
realtime dengan pemanfaatan Teknologi Informatika, Pemberdayaan
masyarakat dan Bidan didesa.(11) Program EMAS (Expanding maternal and
Newborn Survival) Penanggulangan emergency kesehatan ibu dan bayi
dengan memperkuat sistem rujukan yang efektif dan efisien antar Puskesmas
dan rumah sakit.
Dalam hal pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
tersebut, program/ kegiatan yang menunjukkan output paling mendukung bagi
pencapaian kinerja organisasi adalah Program Upaya Kesehatan Masyarakat.
Hal tersebut karena program/ kegiatan tersebut dapat memberikan dampak
secara langsung kepada masyarakat.

3. Analisis Penggunaan Sumber Daya Anggaran


Untuk mendukung pelaksanan program dan kegiatan dan untuk
meningkatkan capaian kinerja, Dinas Kesehatan pada tahun 2019 didukung dari
berbagai sumber pendanaan yaitu pendanaan bersumber dari APBD
Kabupaten Malang (termasuk di dalamnya APBD Provinsi Jawa Timur dan DAK/
Dana Alokasi Khusus). Selengkapnya sumber pendanaan Dinas Kesehatan
Kabupaten Malang Tahun 2020 disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.4
Alokasi Per Sasaran Pembangunan Tahun 2020

SASARAN
NO
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA ANGGARAN % ANGGARAN

1. Indeks kepuasan
masyarakat terhadap
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan di 203.936.136.340 3,68 %
1
pelayanan kesehatan Puskesmas

1. Angka Kematian
Ibu (AKI)
Angka kematian ibu
2 per 100.000 KH dan 2. Angka Kematian Bayi 52.449.061.516 4,62 %
bayi per 1000 KH (AKB)
Tabel 3.5
Perbandingan Pencapaian Kinerja dan Anggaran Pembangunan Tahun 2020

KINERJA ANGGARAN
INDIKATOR
NO
SASARAN
Capaian Capaian
Target Realisasi Alokasi RealiSasi
(%) (%)

Meningkatnya 1. Indeks kepuasan


kualitas masyarakat terhadap 7.908.205.850 92,49
76 77,63 102,14
1 pelayanan pelayanan kesehatan 203.936.136.340
kesehatan di Puskesmas.

1. Angka Kematian IBU


Angka (AKI) 118 63,37 140,30
kematian ibu
per 100.000 2. Angka Kematian Bayi
KH dan bayi 24 2,18 190,92
(AKB)
per 1000 KH 52.449.061.516
2 serta balita 10.099.561.680 98,42
gizi buruk

3.3. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Tabel 3.6
Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Pencapaian Kinerja Tahun 2020

% %
SASARAN TINGKAT
NO INDIKATOR KINERJA CAPAIAN PENYERAPAN
STRATEGIS EFISIENSI
KINERJA ANGGARAN

1. Indeks kepuasan
Meningkatnya masyarakat terhadap
kualitas pelayanan pelayanan kesehatan 77,63 92,49
1 0, 86
kesehatan di Puskesmas
masyarakat

1. Angka Kematian
Ibu (AKI) 63,37 2,75
Angka kematian
ibu per 100.000 2. Angka Kematian Bayi 98,42
2 KH dan bayi per 2,18 11,3
(AKB)
1000 KH dan balita
gizi buruk

B. REALISASI ANGGARAN

Jumlah alokasi anggaran belanja tidak langsung dan belanja langsung


pembangunan kesehatan bersumber dari APBD Kabupaten Malang yang dilaporkan
tahun 2020 adalah sebesar Rp285.228.635.827,00 dengan realisasi sebesar
Rp248.347.958.726,13 (87,07%) yang terdiri dari belanja tidak langsung (Gaji)
sebesar Rp.70.164.334.185,00 dengan realisasi sebesar Rp.69.193.746.565,00
(98,62%) dan belanja langsung (pembangunan yang terdiri dari belanja Pegawai,
Barang dan Jasa, Modal) sebesar Rp. 231.849.627.078,12,- dengan realisasi sebesar
Rp 188.423.576.398.,08,- (81,27% ). Kurang optimalnya realisasi anggaran Belanja
Langsung sebesar 81,27% dikarenakan beberapa hal :
1. Adanya Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor : 128/PM.07/2019 Tahun 2019,
tentang Tata Cara Pemotongan Pajak Rokok Sebagai Kontribusi Dukungan Program
Jaminan Kesehatan. Berdasarkan PMK tersebut total dana Pajak Rokok Dinas
Kesehatan sebesar Rp. 42.171.243.847,- yang melekat pada Program Sumber Daya
Kesehatan, sebesar 75% atau senilai Rp. 31.628.513.472,- tidak boleh diserap.
2. Pada Program Pembinaan Lingkungan Sosial terdapat sisa sekitar 2 milyar yaitu
untuk kegiatan pembayaran premi kepesertaan BPJS, yang mana dalam mekanisme
pembayaran Dinas Kesehatan harus menunggu data Maskin dari Bapeda yang akan
ditetapkan melalui SK Bupati
Sedangkan biaya yang bersumber selain dari APBD Kabupaten Malang yaitu
dari Dana Alokasi Khusus dari APBN dan dari Dana APBD Provinsi sudah masuk ke
APBD Kabupaten Malang melalui dana transfer.
Realisasi Anggaran untuk Program Pembangunan Kesehatan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2020 yang bersumber dari APBD Kabupaten
Malang sebagai berikut :
TABEL 3.7
ANGGARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN BERSUMBER
APBD KABUPATEN MALANG TAHUN 2020

CAPAIAN
NO PROGRAM PAGU DANA (RP) REALISASI DANA (RP)
(%)
I Program Pelayanan
Administrasi 5.226.515.830,00 4.329.955.092,00 82,85
Perkantoran
II Program Peningkatan
Sarpras Aparatur 5.513.014.184,70 5.392.391.300,00 97,81
III Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya 398.225.000,00 225.265.000,00 56,57
Aparatur
IV Prog. Peningkatan
Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian 245.762.500,00 240.982.500,00 98,06
Kinerja Keuangan
V Program Penunjang
106.828.929.861,34 89.059.734.184,82 83,37
Operasional dan Kinerja
UPT/UPTD
VI Program
Pengembangan
Perencanaan,Evaluasi
390.424.200,00 383.144.200,00 98,14
dan Pelaporan
VII Program Peningkatan
Upaya Pelayanan 34.808.226.167,25 24.098.862.033,00 69,23
Kesehatan
VIII Program Sumber Daya
Kesehatan 40.749.205.497,00 39.755.389.663,08 97,56
IX Program Pembinaan
Lingkungan Sosial 17.855.438.595,00 17.843.468.870,23 99,93
X Program Peningkatan
Kesehatan Masyarakat
12.798.637.240,00 8.178.532.761,00 63,90
XI Program Pengendalian
dan Pencegahan
Penyakit Menular dan
8.752.246.471,08 8.030.130.509,00 91,75
Tidak Menular
XII Program
Pemberdayaan 51.662.010.280,63 50.810.102.613 98,35
Masyarakat dan
Lingkungan
JUMLAH 285.228.635.827,00 248.347.958.726,13 87,07
Sumber data : Sub-Bag Keuangan dan Aset Dinas Kesehatan Kab. Malang

Sedangkan untuk mendukung pencapaian sasaran Pembangunan


Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2020, telah mendapat bantuan dana yang
bersumber dari Dana Hibah, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
TABEL 3.8
ANGGARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
BERSUMBER DANA HIBAH TAHUN 2020

ANGGARAN (Rupiah)
No KEGIATAN BANTUAN
REALISASI CAPAIAN
PAGU (Rp)
(Rp) (%)

1 Belanja Bantuan sosial insentif


kader Posyandu Balita 7.711.500.000 7.711.500.000 100

2 Belanja Hibah kepada Palang


Merah Indonesia (PMI) 1.500.000.000 1.500.000.000 100
Kabupaten Malang
3 Belanja Hibah kepada Komisi
Penanggulangan AIDS (KPA) 350.000.000 350.000.000 100
Kab. Malang
4 Belanja Hibah kepada
Yayasan Jantung Indonesia 360.000.000 360.000.000 100
Cabang Malang Raya
Jumlah 9.921.500.000 9.921.500.000
100
Sumber data : Sub-Bag Keuangan dan Aset Dinas Kesehatan Kab. Malang

B. PENGHARGAAN/ PRESTASI SERTA INOVASI PUBLIK TAHUN 2020

Capaian Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Malang tahun 2020 dalam


menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar dan program kesehatan baik
bersifat rutin maupun inovatif telah mendapatkan beberapa prestasi dan
penghargaan baik di tingkat Nasional, Propinsi dan Kabupaten bahkan adanya
Penghargaan dari Badan / Organisasi yang bersifat Internasional.
Kemudian pada tahun 2020 ini juga telah didorong untuk setiap Puskesmas
memililki paling sedikit 1 (satu) buah atau lebih Inovasi pelayanan publik sebagai
inisiatif terobosan dari Institusi pelayanan Publik dalam upaya meningkakan
kualitas dan cakupan pelayanan publik. Tabel berikut ini beberapa prestasi dan
penghargaan yang diterima jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Tahun
2020 serta daftar Inovasi yang dimiliki Dinas Kesehatan dan 39 (tiga puluh
sembilan) Puskesmas di Kabupaten Malang tahun 2020 sebagai berikut :
TABEL 3.9
DAFTAR TANDA PENGAHARGAAN / PRESTASI YANG DITERIMA
PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2020

Tingkat
Uraian Kegiatan Nama Penghargaan Keterangan
NO Nasional Propinsi Kabupaten
1 2 3 4 5 6 7
Piagam Penghargaan TOP
45 Kompetisi Inovasi
1 SmartHealth Pelayanan Publik V
(Kovablik) Provinsi Jawa
Timur Tahun 2020
BAB IV
PENUTUP

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Malang tahun 2020


merupakan bentuk pertanggung-jawaban, sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi yang diamanatkan oleh Keputusan Bupati Malang Nomor : 32 Tahun
2016, tentang Organisasi Perangkat Daerah pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Malang, sekaligus sangat penting sebagai bahan pengambil
keputusan (Perencanaan, Pengawasan, Evaluasi) dimasa yang akan datang
dalam rangka meningkatan perbaikan Manajemen Kesehatan.

A. Tinjauan Umum

Mempelajari Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten


Malang tahun 2016–2021, yang telah tersusun, dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor : 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah. Kemudian dalam pelaksanaan penyusunan Laporan
Kinerja ini juga berdasarkan Rencana Strategis yang sudah tersusun dan
Permendagri tersebut.

Penyusunan Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Malang


Tahun 2020 ini, lebih banyak menggambarkan program dan kegiatan
sebagai salah satu bentuk penampilan organisasi Dinas Kesehatan
Kabupaten Malang dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.

Untuk selanjutnya, tentunya dalam penyusunan Laporan Kinerja ini


memerlukan sistematika yang rutin sesuai dengan tahun Rencana
Strategis yang dibuat sehingga untuk yang menyusun maupun dalam
mengevaluasi dari tahun ke tahun dapat menjelaskan urutan kemajuan
maupun kegagalan dalam Pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan.

Dari hasil Pengukuran Kinerja, keberhasilan tingkat pencapaian


sasaran strategis dan pencapaian kinerja kegiatan maka capaian kinerja
Dinas Kesehatan Kabupaten Malang masuk kategori sangat berhasil
sebanyak 2 (Dua) Sasaran strategis dengan 3 (Tiga) indikator kinerja.
Untuk lebih jelasnya Matriks Capaian Kinerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Malang tahun 2020 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Realisasi Pencapaian Kinerja Sasaran, Indikator Kinerja dan
Kategori Indikator Kinerja Utama (IKU)
Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2020

%
SASARAN INDIKATOR KATEGORI
NO TARGET REALISASI CAPAIAN
STRATEGIS SASARAN
KINERJA
1. Indeks
kepuasan
masyarakat
Meningkatnya terhadap 72 (baik) 77,63 102,14 Sangat
kualitas berhasil
pelayanan
1 pelayanan kesehatan di
kesehatan Puskesmas
masyarakat

1. Angka
118/Per 146,30 Sangat
Kematian IBU 63,37
100.000 KH berhasil
(AKI) (25 ibu)
Angka
kematian ibu 2. Angka
24 / Per 2,18 190,92 Sangat
per 100.000 Kematian Bayi
1.000 KH (86 bayi) berhasil
2 KH dan bayi (AKB)
per 1000 KH
serta balita gizi
buruk

B. Tinjauan Khusus

Untuk mempertahankan dan meningkatkan Kinerja Dinas


Kesehatan Kabupaten Malang yang perlu diperhatikan dalam
mengantisipasi hal tersebut pada tahun berikutnya, dengan
memperhatikan misi Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021 dan
merencanakan serta melaksanakan program tahun 2020 secara
konsisten, memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien dan
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab (akuntabel).

Ada hal-hal yang perlu diperhatikan secara terus menerus dan


berkesinambungan adalah :
a. Meningkatkan Surveilance Epidemiologi terus menerus terhadap
daerah-daerah yang rawan akan kejadian luar biasa di bidang
kesehatan.

b. Meningkatkan Kapasitas Pengetahuan dan kemampuan tenaga kesehatan yang


mempunyai arti penting dalam meningkatkan pelayanan kesehatan pada
masyarakat.
c. Meningkatkan fungsi koordinasi dan komunikasi, baik internal maupun
eksternal, untuk menggali potensi yang ada dalam ikut serta dalam
pembangunan kesehatan.

d. Penyusunan Perencanaan anggaran pembangunan berbasis data


atau bukti dan mengacu pada Visi dan Misi Dinas Kesehatan yang
telah disepakati, peraturan yang baru yang selalu ada perubahan, dan
selain juga memperhatikan perkembangan aspirasi masyarakat.

e. Meningkatkan ketepatan dan ketertiban secara terus menerus dalam


pencatatan dan pelaporan data sasaran yang telah dicapai, dengan
memanfaatkan Teknologi Informatika berupa beberapa Aplikasi (e-
puskesmas/ SP2TP, e-dinkes,e-Farmasi, e-sakip,e-Bugeting, e-Sirop,
dll) serta proses pengumpulan, pengolahan, analisa serta penyajian
penyediaan data yang berkualitas dengan apilkasi DHIS2 untuk
memudahkan dalam mengevaluasi kegiatan yang telah kita
laksanakan dan sebagai data base untuk perencanaan yang berbasis
bukti.

Anda mungkin juga menyukai