INAP MERLUNG
TAHUN 2021
A. Latar Belakang
Puskesmas Rawat Inap Merlung merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang melaksanakan pembangunan kesehatan di
wilayah kerja Kecamatan Merlung. Puskesmas Rawat Inap Merlung mempunyai visi yang
tetap sejalan dengan visi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.Visi Puskesmas
Rawat Inap Merlung adalah “Menjadikan Puskesmas dengan pelayanan kesehatan yang
berkualitas prima menuju masyarakat Merlung Sehat dan mandiri”.
Untuk mewujudkan visi tersebut, ada empat misi yang diemban Puskesmas Rawat
Inap Merlung, yaitu:
1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, proaktif, terjangkau, paripurna dan
terintegritas.
2. Menjadikan Puskemas Rawat Inap Merlung sebagai pusat pembangunan kesehatan di
Kecamatan.
3. Menjadikan Puskesmas Rawat Inap Merlung sebagai pusat penggerak peran serta
masyarakat dalam pembangunan kesehatan
4. Menerapkan management yang transparan pada setiap program kesehatan di
Puskesmas Rawat Inap Merlung.
Untuk mencapai visi dan misi Puskesmas Rawat Inap Merlung diperlukan
pembangunan kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan
berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta
pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu,
bayi, anak, lanjut usia (Lansia), dan keluarga miskin.
Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi
terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan
pelayanan minimal di bidang kesehatan di kecamatan adalah Profil Kesehatan Puskesmas.
Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Inap Merlung Kecamatan Merlung memuat berbagai
data kesehatan dan pendukung lainnya yang berhubungan dengan kesehatan seperti data
kependudukan, ekonomi, pendidikan dan keluarga berencana. Data dianalisis secara
sederhana dengan bentuk tampilan tabel dan grafik serta naratif.
Profil Puskesmas Rawat Inap Merlung berguna sebagai sarana penyedia data dan
informasi dalam rangka mendukung manajemen kesehatan. Profil Kesehatan Puskesmas
Rawat Inap Merlung juga dapat digunakan sebagai sarana pembinaan dan pengawasan
pelaksanaan upaya Kesehatan di Kecamatan.
B. Tujuan
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya Data dan Informasi tentang keadaan umum Puskesmas Rawat Inap
Merlung Kecamatan Merlung tahun 2021 yang meliputi situasi Geografis,
Demografi serta keadaan lingkungan yang berkaitan dengan kesehatan
lingkungan, Upaya Kesehatan, dan Status Kesehatan Masyarakat.
b. Tersedianya data dan informasi kesehatan sebagai alat untuk memantau dan
mengevaluasi program-program kesehatan di Wilayah Puskesmas Rawat Inap
Merlung Kecamatan Merlung.
c. Tersedianya data sarana dan prasarana yang dapat memacu perbaikan dan
penyempurnaan system pencatatan dan pelaporan di semua tingkatan.
d. Memberikan analisis-analisis yang mendukung penyediaan data dan informasi
dalam penyusunan alokasi dana/ anggaran program kesehatan.
e. Tersedianya bahan untuk penyusunan profil kesehatan tingkat kota/kabupaten,
provinsi dan nasional
Profil kesehatan Puskesmas Rawat Inap Merlung berisi narasi dan gambaran
analisis situasi umum dan lingkungan yang mempengaruhi kesehatan, situasi sumber
daya, situasi upaya kesehatan, situasi derajat kesehatan dan pembiayaan kesehatan.
Disamping narasi, juga berisi tabel dan grafik untuk sajian distribusi frekuensi
perkembangan pencapaian program.
D. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Inap Merlung Tahun
2021 dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Bab I Pendahuluan.
Bab ini berisi tentang maksud dan tujuan penerbitan Profil Kesehatan
Puskesmas Rawat Inap Merlung Tahun 2021 dan sistematika penyajian.
7. Lampiran
Pada lampiran dicantumkan seluruh tabel induk yang digunakan dalam
penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Inap Merlung serta dokumentasi
kegiatan-kegiatan upaya kesehatan yang telah dilaksanakan.
Tabel 2.2 Luas Desa/ Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Merlung
Kecamatan Merlung Tahun 2020
3. Pemerintahan
Secara administratif Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Merlung Kecamatan
Merlung Terdiri dari 1 kelurahan, 9 Desa dan 96 rukun tetangga (RT) dengan rincian
seperti pada tabel 2.3
Tabel 2.3 Jumlah Desa dan Kelurahan Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap
Merlung Kecamatan Merlung Tahun 2021
B. Kependudukan
1. Jumlah Penduduk
Penduduk kecamatan Merlung berdasarkan hasil pendataan Keluarga Indonesia
Sehat (KIS) Tahun 2020 adalah 17.234 jiwa.
2. Sosial Ekonomi
Penduduk yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Merlung
sebagian besar bekerja di bidang pertanian perkebunan karet dan sawit dan sebagian
kecil bekerja di bidang pertanian lain, sektor perdagangan, jasa angkutan dan
pegawai negeri sipil serta karyawan swasta
3. Pendidikan
Jumlah sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Merlung
hingga akhir tahun 2021 adalah :
No Sekolah Jumlah
1 TK/PAUD 4
2 SD 11
A. MORTALITAS
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Di wilayah kerja puskesmas Rawat Inap merlung tidak di temukan kematian
bayi dari 314 jumlah kelahiran hidup (AKB berjumlah 0/310 kelahiran hidup).
Tabel 3.1 Jumlah Kelahiran Dan Kematian Bayi
di Puskesmas Rawat Inap Merlung Tahun 2021
JUMLAH JUMLAH Sumber :
KIA N JUMLAH BAYI Puskesmas
DESA LAHIR LAHIR
O MATI
Rawat HIDUP MATI Inap
Merlung 1 Kel. Merlung 66 0 0 2021
2 Desa Merlung 74 0 0
3 Tanjung Paku 20 0 0
2. Angka
4 Lubuk Terap 18 0 0
Kematian
5 Penyabungan 21 0 0
6 Tanjung Benanak 20 0 0 Anak
7 Tanjung Makmur 14 0 0
Balita
8 Bukit Harapan 29 0 0
9 Pinang Gading 22 0 0 (AKABA)
10 Adipurwa 25 0 0 Pada tahun
JUMLAH 310 0 0
2021
Angka Kematian Anak Balita diwilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Merlung di
Kecamatan Merlung tidak di temukan kasus kematian Balita.
1 Kel. Merlung 0 0 0 0
2 Desa Merlung 0 0 0 0
3 Tanjung Paku 0 0 0 0
4 Lubuk Terap 0 0 0 0
5 Penyabungan 0 0 0 0
6 Tanjung Benanak 0 0 0 0
7 Tanjung Makmur 0 0 0 0
8 Bukit Harapan 0 0 0 0
9 Pinang Gading 0 0 0 0
10 Adipurwa 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0
Sumber : Seksi KIA Pukesmas Rawat Inap Merlung Tahun 2021
B. MORBIDITAS
Morbiditas adalah angka kesakitan, baik insiden maupun prevalensi dari suatu
penyakit. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan
masyarakat. Angka kesakitan diperoleh dari bidan-bidan desa dan sarana pelayanan
kesehatan melalui system pencatatan dan pelaporan.
1. 10 Penyakit Terbesar Puskesmas Rawat Inap Merlung Tahun 2021
Dari catatan pengamatan 10 penyakit terbesar pada tahun 2021 di Puskesmas Rawat
Inap Merlung yaitu :
No Nama Penyakit JUMLAH
1 ISPA 1.04
2 Hipertensi 865
3 Gastritis 510
4 Diabetes Militus (DM) 407
5 RA/ OA 342
6 Demam 295
7 Batuk 242
8 Dermatitis 240
2. Penyakit Menular
a. TB Paru
Secara manejemen administrasi program pemberantasan penyakit TBC
Paru di Puskesmas Rawat Inap Merlung Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung
Jabung Barat mengikuti strategi sebagai berikut :
1) Puskesmas rujukan Pemeriksaan Test Cepat Molekuler ( TCM )
a) Puskesmas Pelabuhan Dagang
b) Puskesmas Rawat Inap Suban
c) Puskesmas Rawat Inap Lubuk Kambing
d) Puskesmas Bukit Indah
e) Puskesmas Rantau Badak
2) Pengelompokan puskesmas pelaksana DOTS dilaksanakan berdasarkan
beberapa kriteria antara lain :
a) Jarak antara puskesmas, Waktu dan biaya tempuh
b) Sarana dan prasarana di puskesmas
c) Sumber daya manusia yang tersedia
17493
21
Jumlah Penduduk
Jumlah Penderita
TB Paru Positif
Sumber : Seksi P2 Puskesmas Rawat Inap Merlung Tahun 2021
Pada Gambar diatas terlihat bahwa untuk Penderita TB (+) di Wilayah Kerja
Puskesmas Rawat Inap Merlung sebanyak 21 orang dari 98 orang yang diperiksa.
b. HIV /AIDS
HIV/ AIDS merupakan penyakit menular yang di sebabkan oleh infeksi
virus yang menyerang system kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan
Profil Puskesmas Rawat Inap Merlung 2021 Page 14
penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk
terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Penemuan dan penanggulangan HIV -
AIDS di Puskesmas Rawat Inap Merlung Kecamatan Merlung dilaksanakan
dengan indikator antara lain :
1) Tempat – tempat yang dicurigai memiliki resiko tinggi dalam tertular HIV -
AIDS
2) Sekelompok orang yang dicurigai memiliki resiko tinggi tertular HIV – AIDS.
Dari hasil kegiatan tersebut di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap
Merlung Tahun 2021 tidak di temukan kasus HIV AIDS.
c. Kusta
Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Penata laksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan Kusta menjadi progresif,
menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, syaraf, anggota gerak dan mata.
Diagnosis kusta dapat ditegakkan dengan adanya kondisi sebagai berikut:
1) Kelainan pada Kulit (Bercak) putih atau kemerahan disertai mati rasa.
2) Penebalan syaraf tepi yang disertai gangguan fungsi syaraf berupa mati rasa
dan kelemahan/ kelumpuhan otot.
3) Adanya kuman tahan asam didalam kerokan jaringan kulit (BTA+)
Diwilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Merlung tahun 2021 tidak
ditemukan penderita Kusta.
d. Frambusia
Frambusia adalah penyakit yang tidak menimbulkan kematian walaupun
bila tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan kecacatan. Upaya
pemberantasan Penyakit Frambusia ditujukan untuk mempercepat penurunan
angka prevalensi pada fokus-fokus frambusia. Pada tahun 2021, di Puskesmas
Rawat Inap Merlung tidak ditemukan kasus frambusia.
Pemerintah selalu memperbarui data Covid-19 dan datanya kian hari kian
bertambah, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk memutus maa rantai
penyebaran virus Covid-19 salah satunya pembentukan Satuan Tugas ( Satgas )
Covid disetiap daerah .
Sampai pada saat ini kegitan tracking oleh Puskesmas dan tim kesehatan
masih terus berjalan. Disamping tracking Puskesmas juga melakukan penuyuluhan
keliling menggunakan sarana mobil Puskesmas Keliling ( Pusling ) kesemua sudut
Desa yang masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Merlung serta
bekaerjasama dengan Lintas Sektor yaitu Kecamatan Merlung, Kapolsek Merlung
dan Babinsa dalam malakukan kegiatan penyuluhan.
b. Campak
Campak merupakan salah satu penyakit PD3I yang disebabkan oleh virus
campak. Sebagian besar kasus campak menyerang anak- anak, penularan dapat
terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh sekret orang yang telah
c. Difteri
Difteri adalah penyakit akibat terjangkit bakteri yang bersumber dari
Corynebacterium diphtheria. Gejala yang muncul ialah sakit tenggorokan, demam,
sulit bernafas dan menelan. Difteri juga kerap ditandai dengan tumbuhnya
membrane kelabu yang menutup tonsil serta bagian saluran pernafasan. Pada
tahun 2021, di beberapa daerah kasus difteri menjadi perhatian karena peningkatan
kasus per bulannya sehingga dilaksanakan program vaksinasi sebagai respon
penyebaran difteri atau Outbreak Response Immunization ORI. Puskesmas Rawat
Inap Merlung juga melaksanakan sweeping kasus difteri guna mencegah
penyebaran difteri. Pada tahun 2021, tidak ditemukan kasus difteri di Wilayah
Kerja Puskesmas Rawat Inap Merlung Kecamatan Merlung.
C. STATUS GIZI
Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapaian dalam
MDGs adalah Sasaran kegiatan peningkatan nilai gizi Kabupaten Tanjung Jabung
Barat pada bayi, balita, ibu hamil serta Wanita Usia Subur.
Di Puskesmas Rawat Inap Merlung tahun 2021 tidak ditemukan penderita Gizi
Buruk. Untuk mengetahui bagaimana gambaran status gizi di Wilayah Kerja
Puskesmas Rawat Inap Merlung bahwa dari 1.405 orang balita, terdapat 1222 orang
balita memiliki gizi normal, balita yang memiliki gizi lebih 22 orang, gizi kurang
berjumlah 12 orang dan gizi buruk 1 orang.
Tabel 3.4 Jumlah Balita di Timbang
BALITA
No DESA Balita D/S BGM/D
yang
ada Jumlah % Jumlah %
1 Kel. Merlung 269 267 99 0 0
2 Desa Merlung 319 319 100 0 0
3 Tanjung Paku 89 89 100 0 0
4 Lubuk Terap 74 74 100 0 0
5 Penyabungan 79 68 86 0 0
Tanjung
6 86 75 87 0 0
Benanak
Tanjung
7 48 47 98 0 0
Makmur
8 Bukit Harapan 101 87 86 0 0
9 Pinang Gading 72 41 57 0 0
10 Adipurwa 120 120 100 0 0
Jumlah 1257 1187 94,43 0 0
Sumber:Seksi Gizi Puskesmas Rawat Inap Merlung Tahun 2021
Dari tabel 3.4 diatas dapat diketahui bahwa pencapaian cakupan pemantauan
pertumbuhan balita ( SKDN ) yang dilaporkan setiap bulan oleh bidan-bidan desa
maupun pustu-pustu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Merlung,
cakupan tercapai/tidak tercapai yang menggembirakan walaupun agak lambat tapi
hasil perbaikan kinerja lapangan terlihat jelas. BGM/D dan BGM/S mengalami
penurunan, ini menunjukan kasus BGM sudah bisa ditangani secara cukup baik tetapi
tetap harus ditingkatkan penanganannya yang serius. D/S partisipasi masyarakat atau
orang tua balita untuk membawa anaknya ke posyandu dalam rangka pemantauan
pertumbuhan anaknya sudah menggembirakan hal ini juga perlu terus di tingkatkan.
Ada beberapa faktor yang mendukung apakah kinerja petugas atau kesadaran
masyarakat yang mulai tumbuh. Tetapi ada juga faktor yang harus diwaspadai seperti
kemiskinan, tingkat pengetahuan yang rendah dan kurangnya pelayanan kesehatan
yang belum optimal. Masalah gizi (munculnya Gizi buruk dan Gizi kurang) bisa di
sebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor yang mempengaruhi secara langsung dan
faktor yang mempengaruhi secara tidak langsung, faktor yang langsung mempengaruhi
status gizi balita yaitu berupa Asupan gizi (Intake Makanan) dan Penyakit Infeksi,
sedangkan untuk faktor yang mempengaruhi secara tidak langsung yaitu Pola Asuh,
daya beli dan pengetahuan ibu, dan lingkungan.
Secara umum upaya kesehatan terdiri dari dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat mencakup
upaya- upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit
menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan
sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan
alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat adiktif dan bahan berbahaya, serta
penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan. Berikut ini diuraikan upaya kesehatan
yang telah dilaksanakan di Puskesmas Rawat Inap Merlung selama Tahun 2021.
100
80
Sasaran
60
K1
%
40 K4
%
20
0
Sumber: Seksi KIA Puskesmas Rawat InapMerlungTahun 2021
100
80
60 Sasaran
Nakes
%
40
20
0
Sumber: Seksi KIA Puskesmas Rawat Inap Merlung Tahun2021
Pinang Gading;
52 Adipurwa; 64
Bukit Harapan;
98
Tanjung Kel. Merlung; 261
Makmur; 45
SD N 07 Mer-
lung; 12
SD N 159 Mer- SD N 161 Merlung; 24 SD N 173 Mer-
lung; 24 lung; 18
3. Pelayanan Imunisasi
Bayi dan Anak memiliki resiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular
yang dapat mematikan, seperti: diferti, Tetanus, Hepatitis B, Radang selaput otak,
radang paru- paru, dan masih banyak penyakit lainnya.
a. Imunisasi Dasar Pada Bayi
Penyakit pada balita yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain
adalah campak, campak merupakan penyebab utama kematian pada balita. Oleh
karena itu pencegahan campak merupakan faktor penting dalam mengurangi
angka kematian balita, pada tahun 2020 cakupan imunisasi Lengkap mencapai
308 (98%) dari 315Jumlah bayi di Wilayah kerja Puskesmas Rawat
InapMerlungKecamatan Merlung.
Kel. Mer-
Adipurwa; 37 lung; 50
Pinang
Gading; 28
Bukit Harapan; 30
Desa Merlung; 82
Tanjung
Makmur;
22
Tanjung
Benanak;
12
Penyabungan; 20 Lubuk Terap; 15 Tanjung Paku; 12
Tabel 4.2
Persentase Rumah Tangga Prilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Wilayah
Kerja Puskesmas Perawatan MerlungTahun 2021
Rumah Tangga
Jumlah Jml % di BerPH %
No Nama Desa
Dipantau pantau BS PHB
S
1 42
100.0 70
Kel. Merlung 867 867 5
2 46
100.0 88
Desa Merlung 756 756 5
3 100.0 72
Tanjung Paku 171 171 86
4 10
100.0 63
Lubuk Terap 240 240 6
5 16
100.0 86
Penyabungan 282 282 9
6 Tanjung 16
100.0 86
Benanak 277 277 6
7 Tanjung 100.0 77
Makmur 184 184 99
8 24
100.0 83
Bukit Harapan 417 417 2
9 19
100.0 80
Pinang Gading 345 345 4
10 13
100.0 88
Adipurwa 211 211 0
Jumlah 2,0
3750 82 79
3750 100.0
Sumber: Seksi Promkes Puskesmas Rawat Inap Merlung Tahun 2021
Grafik 4.10
Perbandingan Rumah Yang di pantau dan BerPHBS
DiWilayah Kerja Puskesmas Perawatan Merlung Tahun 2021
Grafik 4.11
Pemberian Tablet Tambahan Darah Pada Ibu Hamil (Fe)
Puskesmas Rawat Inap Merlung Kec. MerlungTahun 2021
100
80
60
Sasaran
40
Fe 1
Fe 3
20
0
ng ng ak
u ap ga
n ak ur n g
pa adin urw
a
lu lu P er n an akm a
er er ng k T
bu en ar G ip
el. M sa M nju ubu nya ng B ng M kit H ang Ad
K De Ta L Pe nj
u
nj
u Bu Pi
n
Ta Ta
Sumber: Seksi Gizi PuskesmasRawat Inap Merlung Tahun 2020
100
80
60
40 Sasaran
Capaian
20
0
ng ng u p n k r n ng rwa
r lu lr u P ak e ra n ga a na kmu apa di u
e e g T u en a ar Ga ip
M M n uk ab B M H g d
l. u
Ke sa nj Lu
b ny ung ung ukit an A
De Ta Pe n j n j B Pin
Ta Ta
Sumber: Seksi Gizi Puskesmas Rawat Inap Merlung Tahun 2021
Grafik4.15
Cakupan Pemberian ASI Eksklusif
Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat InapMerlung Kecamatan Merlung Tahun
2020
Beton 1
5 Penyabungan Ada 1996 2007
gedung
Beton 1
6 Tanjung Benanak Ada 1993 2007
gedung
Beton 1
8 Bukit Harapan Ada 1995 2004
gedung
Beton 1
9 Pinang Gading Ada 1994 2007
gedung
Beton 1
10 Adi Purwa Ada 1994 2007
gedung
Keterangan
Kelurahan/ Petugas/ Gedung/
No Tahun Terakhir
Desa Bidan Poskesdes Type
Berdiri Rehab
1 2 3 4 5 6
Desa Beton 1
2 Ada Ada 2014 0
Merlung gedung
Beton 1
4 Lubuk Terap Ada Ada 2006 0
gedung
Beton 1
5 Penyabungan Ada Ada 2005 2009
gedung
Tanjung Beton 1
7 Ada Ada 2016 0
Makmur gedung
Bukit Beton 1
8 Ada Ada 2013 0
Harapan gedung
Beton 1
10 Adi Purwa Ada Ada 2013 0
gedung
Jumlah 10 7 7 7 1
Dari tabel 5.2 diatas dapat diketahui bahwa 7 Desa di wilayah kerja
Puskesmas Rawat Inap Merlung telah memiliki gedung Poskesdes dan memiliki
petugas kesehatan masing-masing 1 bidan. Sedangkan 1 Kelurahan dan 2 desa
belum memiliki gedung poskesdes tetapi memiliki petugas kesehatan masing-
masing 1 bidan yaitu Kelurahan Merlung, Desa Tanjung Benanak dan Desa Pinang
Gading.
Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa pada tahun 2021 di wilayah kerja
Puskesmas Rawat Inap Merlung terdapat 20 posyandu balita dengan Kader balita
berjumlah 100 orang. Sedangkan posyandu lansia berjumlah 11 posyandu dengan
jumlah kader lansia secara keseluruhan 55 orang.
4. Peralatan Kesehatan
Pada tabel 5.2 dibawah dapat dilihat gambaran ketersedian sumber daya
peralatan kesehatan yang tersedia di Puskesmas Rawat Inap Merlung.
I. Tenaga Kesehatan
Salah satu unsur yang Berperan dalam percepatan pembangunan kesehatan
adalah tenaga kesehatan yang bertugas di sarana pelayanan kesehatan di masyarakat,
menurut data yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Merlung Kecamatan
Merlung tersedia sebanyak 72 orang tenaga kesehatan dan 8 orang non tenaga
kesehatan. Data Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) ini tersebar di wilayah
kerja 9 Desa dan 1 Kelurahan dalam Kecamatan Merlung yang mengambarkan tenaga
Kesehatan di wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Merlung Kecamatan Merlung
Kabupaten Tanjung Jabung Barat secara keseluruhan.
SDM Kesehatan wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Merlung Kecamatan
Merlung Tahun 2021 terdiri dari SDM Kesehatan yang bertugas di unit kesehatan
(sarana pelayanan dan non pelayanan), dengan status Kepegawaian PNS, CPNS, PTT
dan Tenaga Kerja Kontrak (TKK).
a. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Merlung
Pada tabel 5.5 dibawah, dapat dilihat ketersediaan sumber daya kesehatan
yang terdapat di Puskesmas induk yaitu Puskesmas Rawat Inap Merlung. Secara
keseluruhan jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Rawat Inap
Merlung adalah sebanyak 86 orang, baik yang berstatus PNS dan Tenaga Kerja
Kontrak (TKK). Sebanyak 3 Orang Petugas Administrasi, 2 orang petugas cleaning
servis, 1 Orang Sopir Ambulance, 1 orang Pramusaji dan 1 orang penjaga malam
yang berstatus Tenaga Kerja Kontrak. Jadi total sumber daya manusia yang terdapat
di Puskesmas Rawat Inap Merlung adalah 86 orang.
Status
No Jenis Ketenagaan Jumlah SDM
Kepegawaian
1 Kepala Puskesmas 1 PNS
2 Dokter Umum 4 PNS
3 Dokter Gigi 2 PNS,TKK
34 Kepala sub.bagian 1 PNS
4 Perawat (Ners) 2 PNS, TKK
5 Perawat (Non Ners) 14 PNS, TKK
6 Tenaga Kesehatan Masyarakat 3 PNS, TKK
7 Bidan 35 PNS, TKK, PTT
8 Apotekker 1 PNS
9 Asisten Apoteker 2 PNS
10 Nutrisionis 1 PNS
11 Analis Laborat 1 PNS
Perekam Medis dan Informasi
2 TKK
12 Kesehatan
13 Terapis gigi dan mulut 4 PNS,TKK
14 Tenaga Kesehatan Lainnya 2 TKK
15 Tenaga Kesehatan Lingkungan 2 PNS, TKK
16 Penjaga Malam 1 TKK
17 Cleaning Servis 2 TKK
18 Pramusaji 1 TKK
19 Tenaga Administrasi Lainnya 2 TKK
20 Sopir Ambulance 1 TKK
Jumlah 84
Sumber : TU Puskesmas Rawat Inap Merlung Tahun 2021
b. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu yang merupakan Ujung Tombak dalam pelayanan
kesehatan masyarakat, kinerjanya sangat dipengaruhi ketersediaan sumber daya
manusia yang dimiliki, terutama ketersediaan tenaga kesehatan. Pada Tahun 2020
terdapat 10 orang tenaga kesehatan yang bertugas di 5 Pustu. Jumlah sumber daya
manusia di Pustu Puskesmas Rawat Inap Merlung pada tahun 2020 dapat dilihat
pada tabel 5.6 dibawah ini.
Tabel 5.6 Ketersediaan Sumber Daya Manusia
di Puskesmas Rawat Inap Merlung
Tahun 2021
Jumlah Tenaga Status
No Puskesmas Pembantu
Kesehatan Kepegawaian
1 Perawat PNS
1 Penyabungan
1 Bidan TKK
1 Perawat
2 Tanjung Benanak PNS
1 Bidan
PNS
3 Bukit Harapan 2 Perawat
TKK
1 Perawat
4 Pinang Gading PNS
1 Bidan
1 Perawat
5 Adipurwa
1 bidan TKK
Jumlah 10
Sumber: TU Puskesmas Rawat Inap Merlung Tahun 2021
Profil Puskesmas Rawat Inap Merlung 2021 Page 36
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa tenaga kesehatan yang terdapat di 5 pustu di
wialyah kerja Puskesmas Rawat Inap Merlung pada tahun 2021 adalah berjumlah
10 orang. Tenaga kesehatan yang terdapat di 5 pustu tersebut berlatar belakang
pendidikan perawat dan bidan. Perawat-perawat di semua pustu adalah PNS
sedangkan untuk bidan masih berstatus TKK.
Pada tabel 5.7 diatas dapat diketahui bahwa Bidan Desa di Poskesdes
Kelurahan Merlung dan Poskesdes Tanjung Makmur adalah Bidan Desa yang
berstatus PTT daerah. Bidan Desa di Poskesdes Merlung, Poskesdes Pinang
Gading, Poskesdes Tanjung Paku, Lubuk Terap, Penyabungan, Tanjung Benanak,
Bukit Harapan dan Adipurwa telah berstatus pegawai negeri sipil. Selain itu ada
Bidan Desa di desa Lubuk Terap, Bukit Harapan dan Adipurwa berstatus Tenaga
Kerja Kontak (TKK).
J. Pembiayaan Kesehatan
Salah satu komponen sumber daya yang diperlukan dalam menjalankan
pembangunan kesehatan adalah pembiayaan kesehatan. Pembiayaan kesehatan
bersumber dari pemerintahan dan pembiayaan yang bersumber dari masyarakat. Berikut
ini diuraikan anggaran kesehatan yang dialokasikan untuk Dinas Kesehatan dan
anggaran yang disediakan untuk pembiayaan kesehatan di Kabupaten Tanjung Jabung
Barat.
A. Kesimpulan
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan susuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagai mana dimaksud dalam Pancasila dan undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dan setiap kegiatan dalam upaya untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Berbagai upaya kesehatan dilakukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, melalui berbagai reformasi program-program
pembangunan dibidang kesehatan sejalan dengan pelaksanaan desentralisasi
dibidang kesehatan. Dengan ditetapkannya UU No. 22/1999, perjalanan
otonomi daerah telah berlangsung lebih kurang 12 tahun, dalam pelaksanaan
desentralisasi khususnya untuk mendapatkan data dan informasi yang
bersumber dari daerah masih mengalami kesulitan. Oleh karena itu data dan
informasi yang ditampilkan dalam profil ini masih terasa kurang lengkap.
Meskipun demikian diharapkan profil kesehatan Puskesmas Rawat Inap
Merlung Kec. Merlung ini tetap dapat memberikan gambaran tentang
kesehatan masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Merlung dan
dapat ditingkatkan pada tahun berikutnya baik kelengkapan data dan dari
informasinya maupun pemanfaatannya. Sejalan dengan maksud dan tujuan
dari profil kesehatan puskesmas Rawat Inap Merlung Kec. Merlung yaitu selain
untuk menggambarkan kesehatan masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas
Rawat Inap Merlung Kec. Merlung juga sebagai bahan untuk evaluasi dalam
pencapaian Kec. Merlung Sehat 2016 yang mencakup 6 komponen yaitu
peningkatan derajat kesehatan, penurunan angka kesakitan, perbaikan gizi
masyarakat, peningkatan pelayanan kesehatan keluarga, perilaku sehat dan
lingkungan sehat.
B. Saran
1. Untuk mendukung semua program yang ada di Dinas Kesehatan perlu
adanya peningkatan sarana dan prasarana ( baik tenaga kesehatan maupun
peralatan penunjang pelaksanaan kegiatan ) untuk mencapai keberhasilan
yang maksimal.
2. Peningkatan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi
terkait.