PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
5. Prevalensi diare
6. Prevalensi pneumonia
7. Prevalensi hipertensi
9. Prevalensi asma
2. TUJUAN
2.1. Tujuan Umum
Tujuan pembuatan Profil Kesehatan Puskesmas Benteng adalah untuk
menyediakan data dan informasi akurat tentang kesehatan di wilayah
kerja puskesmas, dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen
dan sistem informasi kesehatan yang semakin baik.
3. IKLIM
Puskesmas Benteng yang berada di dalam Kota Ambon dipengaruhi oleh
dua macam iklim yaitu iklim laut tropis dan iklim musim. Kedua musim ini
diselingi oleh musim pancaroba yang merupakan transisi dari kedua musim
tersebut. Musim barat umumnya berlangsung dari bulan Desember sampai
dengan bulan Maret sedangkan pada bulan April adalah musim transisi ke
musim timur. Musim timur berlangsung dari bulan Mei sampai dengan bulan
4. KEPENDUDUKAN
6. EKONOMI
a. Rumah Sehat
Untuk akses air bersih terdiri dari beberapa sumber : 1) Air bersih
dari Perpipaan, 2) SPT, 3) SGL, 4) PMA; dan Penampungan Air Hujan
(PAH), yang semua termasuk dalam sarana air bersih yang terlindung.
Untuk sarana air bersih tidak terlindung seperti sungai/kali tidak digunakan
masyarakat kota Ambon sebagai sumber kebutuhannya. Data pada sub
bidang kesehatan lingkungan menunjukan bahwa akses air bersih bagi
masyarakat di Kelurahan Benteng dan Wainitu mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun, dimana tahun 2016, penduduk dengan akses air
minum berkualitas mencapai 29.577 jiwa (100%). Lihat tabel 59.
Untuk kabupaten kota di Maluku yang paling tinggi adalah kota Ambon
peringkat 43, kabupaten Maluku Tengah 199, Kabupaten Maluku Tenggara 233,
sedangkan posisi bawah ada Kabupaten Buru 415, Seram Bagian Timur 433,
dan Kepulauan Aru 394 sehingga ketiga kabupaten ini dimasukan ke dalam
kategori Daerah Bermasalah Kesehatan Berat/Khusus (DBKBK).
Walaupun kota Ambon berada pada peringkat yang lebih baik bukan
berarti tidak ada masalah kesehatan, masih cukup banyak masalah kesehatan
di kota Ambon, yang membutuhkan penanganan terpadu dari semua sektor
terkait, karena tanpa kerjasama yang baik tidak mungkin masalah kesehatan
dapat teratasi. Untuk itu, dalam penanganannya butuh perhatian pemerintah
daerah maupun pemerintah pusat, khusus untuk bantuan alokasi dana maupun
sarana dan prasarana penunjang, termasuk Sumber Daya Manusia yang
berkualitas.
Selain IPKM yang menjadi sorotan pemerintah sekarang ini, hal penting
lain yang tidak dapat dilepas : upaya pencapaia MDGs 2015. Kesepakatan
negara-negara dunia yang tertuang dalam 8 (delapan ) indikator MDGs 2015
yang diantaranya terdapat 5 (lima) indikator yang berhubungan dengan
kesehatan yaitu upaya penurunan angka kemiskinan melalui penurunan angka
balita gizi buruk, upaya mengurangi tingkat kematian anak, upaya meningkatkan
kesehatan ibu; sekaligus menurunkan tingkat kematian ibu hamil dan upaya
pencegahan terhadap HIV/AIDs, malaria dan penyakit menular lainnya, serta
lingkungan hidup. Lima (5) indikator MDGs 2015 ini dan IPKM merupakan
perhatian utama bidang kesehatan.
AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terjadi selama masa
kehamilan, persalinan dan masa nifas atau 42 hari sesudah melahirkan.
Secara Nasional, AKI berangsur menurun sejak tahun 1992 sampai 2007
yaitu dari angka 425 228 per 100.000 kelahiran hidup. Tidak terdapat
kematian ibu di Kelurahan Benteng dan Wainitu pada tahun 2016.
9 DM 74 0,24
1. PENYAKIT MENULAR
Penyakit menular adalah jenis penyakit yang telah ada sejak jaman
dulu yang seharusnya sudah dapat dieliminasi atau eradikasi seperti pada
banyak negara di Eropa dan Amerika. Dibanyak negara Asia termasuk
Indonesia, masalah penyakit infeksi masih merupakan penyakit yang
dominan dalam menyumbangkan angka kesakitan dan kematian yang
cukup tinggi. Perkembangan dalam beberapa tahun terakhir ini merebak
jenis penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus maupun bakteri yang
hampir tidak dapat dibendung. Hal ini membuat jajaran kesehatan harus
berupaya untuk kerja lebih keras, dalam menangani masalah-penyakit
infeksi tersebut, yang juga harus bargaining dengan sektor terkait, swasta
maupun partisipasi masyarakat untuk mengatasi ataupun menekan angka
terularnya penyakit. Seiring dengan itu, muncul juga permasalahan
kesehatan lain yaitu meningkatnya angka kesakitan peyakit tidak menular
atau penyakit degeneratif seperti kanker, stroke, DM, darah tinggi dan
penyakit jantung, termasuk gangguan gizi, yang sangat popular di
a. Penyakit Malaria
Penyakit malaria merupakan bagian dari penyakit infeksi yang
cukup banyak diderita oleh masyarakat. Sampai saat ini kota Ambon
masih termasuk wilayah yang masuk dalam kategori endemis
malaria. Untuk itu penyakit Malaria terus menerus menjadi perhatian
institusi kesehatan di kota Ambon dan dibantu oleh LSM asing Global
Fund. Ini terlihat dari upaya-upaya yang dilakukan semakin gencar
untuk menuntaskan permasalahan penyakit malaria ini. Seiring juga
dengan komitmen global yang tertuang di dalam MDGs 2015 yaitu
gerakan untuk menyelesaikan masalah malaria di tahun 2016,
malaria menjadi suatu perhatian khusus dari jajaran dinas kesehatan
kota ambon, bersama pemerintah daerah dalam penanganan
maupun pencegahannya.
c. Penyakit HIV-AIDs
Perkembangan HIV-AIDs semakin hari semakin mengkuatirkan
oleh karena jumlah dan peningkatan kasus pada orang muda /
kalangan usia produktif terlihat jelas. Berbagai upaya telah dilakukan
untuk membendung laju insiden penyakit ini, namun kelihatannya
masih merupakan masalah tersendiri, oleh karena penyakit infeksi ini
sangat dipengaruhi oleh pola hidup masyarakat. Tingkat
keterpaparan seseorang terhadap penyakit ini sudah sangat
d. Pneumonia
e. Penyakit Kusta
Kusta merupakan salah satu penyakit infeksi yang telah ada
sejak zaman sebelum masehi. Penyakit ini cukup menakutkan dan
menjadi perhatian pemerintah di seluruh dunia. Dengan adanya
perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi
pengobatan maka sebagian besar negara di dunia telah berhasil
mengeliminasi penyakit ini. Indonesia telah mencapai eliminasi
penyakit kusta sejak bulan Juni tahun 2000, namun sampai dengan
ii. Diare
Diare masih merupakan penyakit masyarakat yang sulit
dieliminasi. Penyebab diare dipengaruhi oleh faktor lingkungan
yang tidak higienis serta Pola hidup. Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) belum secara maksimal dimengerti oleh semua
masyarakat, dan tidak dilaksanakan dengan benar oleh
masyarakat.
Pada tahun 2015 terdapat 176 kasus diare di Puskesmas
Benteng. Sedangkan pada tahun 2016 terdapat 159 kasus diare
yang ditangani di Puskesmas Benteng. Terdapat penurunan
angka kejadian diare yang menunjukkan peningkatan kesadaran
iii. Chikungunya
Penyakit ini sering dikelirukan dengan malaria ataupun
demam lainnya, sehingga jumlah sesungguhnya dari kasus ini
tidak diketahui dengan pasti, dan juga disebabkan pada
pencatatan dan pelaporan puskesmas, penyakit ini belum
masuk dalam diagnosis yang ada dalam format LB1; yang
menggunakan kode jenis penyakit berdasar ICD-9. Sehingga
penyakit ini walaupun ada, tetapi tidak termasuk dan dilaporkan
oleh fasilitas kesehatan yang ada.
g. Filariasis
Bersama-sama dengan penyakit TB paru dan Kusta, penyakit
Filariasis ini masuk ke dalam kelompok penyakit yang diperhatikan
serius oleh pemerintah Kota Ambon maupun dunia; reemerging
disease.
Kasus Filariasis tahun 2009 sempat mengejutkan Kota Ambon
dan sejak itu langsung ditanagani serius oleh pemerintah dan
didukung oleh partisipasi masyarakat sehingga sampai dengan tahun
2012 tidak terdapat kasus baru, dengan jalan gerakan pengobatan
masal pencegahan filariasis selama 5 tahun terhitung 2009 2013.
Di tahun 2016 tidak terdapat kasus baru filariasis yang ditemukan di
Kelurahan Benteng dan Wainitu. (Lihat tabel 23)
Status Gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari
keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya.
Penyebab masalah gizi dapat berupa penyebab langsung yaitu makanan anak
dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Anak yang mendapat
makanan yang baik tetapi karena sering sakit diare atau demam dapat
menderita kurang gizi. Demikian pada anak yang makannya tidak cukup baik
maka daya tahan tubuh akan melemah dan mudah terserang penyakit.
Kenyataannya, baik makanan maupun penyakit secara bersama-sama
merupakan penyebab kurang gizi. Selain itu, penyebab tidak langsung yaitu
ketahanan pangan keluarga, pola pengasuhan anak, serta pelayanan
kesehatan dan kesehatan lingkungan. Ketahanan pangan adalah kemampuan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dalam
jumlah yang cukup dan baik mutunya. Pola pengasuhan adalah kemampuan
keluarga untuk menyediakan waktunya, perhatian dan dukungan terhadap
anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental,
dan sosial. Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan adalah tersedianya
air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh
seluruh keluarga.
BAB IV
UPAYA PELAYANAN KESEHATAN
Untuk mencapai VISI dan MISI Pembangunan Kesehatan kota Ambon, yaitu
Peningkatan kinerja, mutu serta manajemen pelayanan kesehatan yang mantap dan
pemberdayaan kesehatan masyarakat maka telah dilakukan berbagai upaya
pelayanan kesehatan masyarakat oleh segenap jajaran dinas kesehatan dan
didukung oleh masyarakat serta pemerintah daerah kota Ambon melalui kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
c. Kunjungan Neonatus
3. Pelayanan Imunisasi
Imunisasi merupakan salah satu upaya preventif untuk mendapatkan
tingkat kesehatan masyarakat yang baik. Melalui imunisasi anak balita,
remaja dan ibu hamil diberikan proteksi untuk mencegah penyakit-penyakit
infeksi tertentu, yang bila terjadi akan sangat mengganggu dan
menyebabkan penurunan kualitas hidup seseorang.
Grafik 10. Tren Cak. Kasus Gizi Puskesmas Benteng Tahun 20 14-2015
2. Kapsul Vitamin A
3. Pemberian Tablet Fe
Program pemerintah untuk memberikan tablet Fe (Fe sulfat 320 mg dan
asam folat 0,5 mg) bagi semua ibu hamil sebanyak satu tablet per hari
selama 90 hari, oleh karena telah diperkirakan jumlah tersebut mencukupi
kebutuhan tambahan zat besi selama kehamilan yaitu 1000 mg di samping
yang berasal dari makanan yang dimakan ibu hamil sehari-hari.
BAB V
A. SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan yang dapat disajikan pada saat ini meliputi puskesmas
dan jaringannya, serta sarana upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) dan lain-lain.
4. TENAGA KESEHATAN
1. Sumber Daya Manusia Kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya.
Gizi 2 2
Teknisi Medis 1 1
Kesling 2 2
Lainnya 2 2
Total 21 21
5. PEMBIAYAAN KESEHATAN
APBD KOTA - - - -
APBD - - - -
KESEHATAN
JAMKESMAS - - - -
ASKES - - - -
BOK -
Jampersal - - -
KESIMPULAN
2. Tingkat kematian ibu sama seperti tahun yang lalu, sedangkan tingkat
kematian bayi mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
6. Indikator-indikator seperti cakupan K4, persalinan, desa UCI yang ada dalam
SPM kesehatan sampai tahun 2016 belum mencapai target Nasional.
9. Sumber daya manusia kesehatan meningkat dari sisi kuantitas, namun secara
kualitas masih jauh dari yang diharapkan, namun secara ratio belum
mencukupi kebutuhan, apalagi secara kompetensi/professional tenaga
kesehatan masih kurang.
10. Sarana dan prasarana pendukung di dinas, puskesmas dan jaringannya perlu
juga dilengkapi karena masih ada yang kurang memadai.
11. Tingkat efisiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan di puskesmas dan rumah
sakit perlu ditingkatkan, khususnya dalam proaktif untuk masalah penanganan
kasus.
12. Perlu adanya peningkatan jejaring kerja dengan sektor terkait, maupun lintas
sektor secara proaktif untuk meningkatkan partisipasi di sektor kesehatan.