Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MAKALAH

UPAYA KESEHATAN DALAM PELAYAAN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH:

OIS AWERINDAYA BINTINDJAJA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA JAYA

MAKASSAR

JURUSAN S1 KEPERAWATAN

(2019)
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………2
1.3 Tujuan Masalah………………………………………………………………....3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kualitas Pelayan Keperawatan…………………………………….4


2.2 Aspek-aspek kualitas pelayanan keperawatan…………………………………5
2.3 Pelayanan Keperawatan Dalam Pelayan Kesehatan……………………………7
2.4 Faktor yang mempenagaruhi pelayanan kesehatan…………………………….8
2.5 penyebab rendahnya kualitas pelayanan di Rumah sakit……………………...12
2.6 Bagaimana pelayanan yang berkualitas………………………………………..14
2.7 Upaya Mendorong Revolusi Keperawatan Bagi Pelayanan Kesehatan……….15
2.8 Ruang Lingkup Keperawatan…………………………………………………..16

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..18

3.2 Saran……………………………………………………………………………….18

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah Upaya kesehatan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara


terpadu, terintregasi, dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan
penyakit dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan oleh masyarakat. Pasal 47 Undang-
Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan mengatakan, upaya kesehatan tersebut
diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan, sedangkan
menurut Pasal 48, UU No. 36 tahun 2009 menyatakan bahwa penyelenggaraan Pasal 47
dilaksanakan melalui kegiatan: Pelayanan kesehatan, Pelayanan kesehatan tradisional,
Peningkatan kesehatan dan Pencegahan penyakit, Penyembuhan penyakit dan Pemulihan
kesehatan, Kesehatan reproduksi, Keluarga berencana, Kesehatan sekolah, Kesehatan olahraga,
Pelayanan kesehatan pada bencana, Pelayanan darah, Kesehatan gigi dan mulut, Penanggulangan
gangguan penglihatan dan pendengaran, Kesehatan matra, Pengamanan dan penggunaan sediaan
farmasi dan alat kesehatan, Pengamanan makanan dan minuman, Pengamanan zat adiktif,
dan/atau, Bedah mayat.

Diantara upaya-upaya kesehatan tersebut istilah pelayanan kesehatanlah yang paling sering kita
dengar penggunaan nya. UndangUndang kesehatan No.36 tahun 2009 Pasal 52 ayat 1,
mengkategorikan pelayanan kesehatan itu menjadi dua yaitu pelayanan kesehatan perseorangan
dan pelayanan kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan yang sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 tersebut meliputi kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif,
sedangkan menurut Pasal 53 ayat 1 UU No. 36 tahun 2009, pelayanan kesehatan perorangan
ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga,
sedangkan ayat 2 nya mengatakan pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat. Kegiatan
pelayanan kesehatan tersebut dapat diselenggarakan di beberapa tempat atau sarana pelayanan
kesehatan seperti Rumah sakit, Puskesmas, balai pengobatan, praktik dokter, dan sarana
kesehatan lainnya. Di Indonesia Rumah Sakit merupakan rujukan akhir pelayanan kesehatan,
pengertian Rumah sakit itu sendiri menurut Pasal 1 angka 1 UU No.44 tahun 2009, adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat, sedangkan
Pengertian pelayanan kesehatan paripurna menurut Pasal 1 angka 3 UU No. 44 tahun 2009
adalah pelayanan kesehatan yang meliputi.

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, dan pengertian pelayanan kesehatan promotif,
preventif dan kuratif masing-masing disebutkan berurutan pada Pasal 1 angka 12, 13, 14, 15 UU
No. 36 tahun 2009, menyebutkan masing-masing bahwa pelayanan kesehatan Promotif adalah
suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan
kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.
Pelayanan kesehatan Preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah
kesehatan/penyakit. Pelayanan kesehatan Kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk menyembuhkan penyakit, pengurangan penderitaan
akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita
dapat dijaga seoptimal mungkin, dan pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita kedalam masyarakat sehingga dapat
berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan diangkat
dalam makalah ini adalah : ”
1. Bagaimana Upaya atau sistem Pelayanan Kesehatan Yang ada di Indonesia
2. Upaya atau Sistem Pelayanan Kesehatan Khususnya dibidang Keperawatan

C. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar kita semua, khususnya para pembaca
memahami dan bisa melihat gambaran yang sesungguhnya mengenai pelayanan kesehatan di
Indonesia khususnya dibidang kesehatan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kualitas Pelayan Keperawatan

Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas, banyak hal yang perlu
dipahami, salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang amat penting adalah
tentang apa yang dimaksud dengan kualitas pelayanan.
Kualitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh banyak institusi kesehatan
hampir selalu dapat memuaskan pasien, maka dari itu sering disebut sebagai pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Salah satu definisi menyatakan bahwa kualitas pelayanan kesehatan
biasanya mengacu pada kemampuan rumah sakit, memberi pelayanan yang sesuai dengan
standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya.
Menurut Azwar (1996) kualitas pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Makin
sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula kualitas pelayanan kesehatan.
Dalam menyelenggarakan upaya menjaga kualitas pelayanan kesehatan dirumah sakit
tidak terlepas dari profesi keperawatan yang berperan penting. Berdasarkan standar tentang
evaluasi dan pengendalian kualitas dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya
asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi dengan terus menerus melibatkan diri dalam
program pengendalian kualitas di rumah sakit.

Menurut Wiedenback (dalam Lumenta, 1989)


perawat adalah seseorang yang mempunyai profesi berdasarkan pengetahuan ilmiah,
ketrampilan serta sikap kerja yang dilandasi oleh rasa tanggung jawab dan pengabdian.

Sedangkan menurut Karsinah (dalam Wirawan, 1998)


perawat adalah salah satu unsur vital dalam rumah sakit, perawat, dokter, dan pasien
merupakan satu kesatuan yang paling membutuhkan dan tidak dapat dipisahkan. Tanpa perawat
tugas dokter akan semakin berat dalam menangani pasien. Tanpa perawat, kesejahteraan pasien
juga terabaikan karena perawat adalah penjalin kontak pertama dan terlama dengan pasien
mengingat pelayanan keperawatan berlangsung terus menerus selama 24 jam sehari.
Departemen kesehatan mendefinisikan perawat adalah seseorang yang memberikan
pelayanan kesehatan secara profesional dimana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan biologis,
psikologis sosial, spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Pelayanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurangnya pengertian pasien akan kemampuan melaksanakan
kegiatan secara mandiri. Kegiatan itu dilakukan dalam usaha mencapai peningkatan kesehatan
dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan yang memungkinkan setiap individu
mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif (Aditama, 2002).
Dari batasan-batasan mengenai pengertian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan
pengertian >> kualitas pelayanan keperawatan <<adalah >> sikap profesional perawat yang
memberikan perasaan nyaman, terlindungi pada diri setiap pasien yang sedang menjalani proses
penyembuhan dimana sikap ini merupakan kompensasi sebagai pemberi layanan dan diharapkan
menimbulkan perasaan puas pada diri pasien.

B. Aspek-aspek kualitas pelayanan keperawatan


Menurut Parasuraman (dalam Tjiptono, 1997) aspek-aspek mutu atau kualitas pelayanan
adalah :

a. Keandalan (reliability)
Yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan
memuaskan, jujur, aman, tepat waktu, ketersediaan. Keseluruhan ini berhubungan dengan
kepercayaan terhadap pelayanan dalam kaitannya dengan waktu.

b. Ketanggapan (responsiveness)
Yaitu keinginan para pegawai atau karyawan membantu konsumen dan
memberikan pelayanan itu dengan tanggap terhadap kebutuhan konsumen, cepat
memperhatikan dan mengatasi kebutuhan-kebutuhan.

c. Jaminan (assurance)
Mencangkup kemampuan, pengetahuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya
yang dimiliki pada karyawan, bebas dari bahaya, resiko, keragu-raguan, memiliki
kompetensi, percaya diri dan menimbulkan keyakinan kebenaran (obyektif).

d. Empati atau kepedulian (emphaty)


Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan
memahami kebutuhan konsumen yang terwujud dalam penuh perhatian terhadap setiap
konsumen, melayani konsumen dengan ramah dan menarik, memahami aspirasi
konsumen, berkomunikasi yang baik dan benar serta bersikap dengan penuh simpati.

e. Bukti langsung atau berujud (tangibles)


Meliputi fasilitas fisik, peralatan pegawai, kebersihan (kesehatan), ruangan baik
teratur rapi, berpakaian rapi dan harmonis, penampilan karyawan atau peralatannya dan
alat komunikasi.
Sedangkan menurut Depkes RI (dalam Onny, 1985) telah menetapkan bahwa
pelayanan perawatan dikatakan berkualitas baik apabila perawat dalam memberikan
pelayanan kepada pasien sesuai dengan aspek-aspek dasar perawatan. Aspek dasar
tersebut meliputi aspek penerimaan, perhatian, tanggung jawab, komuniksi dan
kerjasama.

Selanjutnya masing-masing aspek dijelaskan sebagai berikut:


a. Aspek penerimaan
Aspek ini meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu tersenyum,
menyapa semua pasien. Perawat perlu memiliki minat terhadap orang lain, menerima
pasien tanpa membedakan golongan, pangkat, latar belakang sosial ekonomi dan budaya,
sehingga pribadi utuh. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan
perawat harus memiliki minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan luas.
b. Aspek perhatian
spek ini meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu
bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan pertolongan
kepada pasien dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan
peka terhadap setiap perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan
pasien.

c. Aspek komunikasi
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi yang
baik dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling berinteraksi
antara pasien dengan perawat, dan adanya hubungan yang baik dengan keluarga pasien.

d. Aspek kerjasama
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama yang
baik dengan pasien dan keluarga pasien.

e. Aspek tanggung jawab


Aspek ini meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu
mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat dalam
bertindak.

Joewono (2003) menyebutkan adanya delapan aspek yang perlu diperhatikan dalam
pelayanan yaitu :
a. Kepedulian, seberapa jauh perusahaan memperhatikan emosi atau perasaan konsumen.
b. Lingkungan fisik, aspek ini menunjukkan tingkat kebersihan dari lingkungan yang akan
dinikmati konsumen, ketika mereka menggunakan produk.
c. Cepat tanggap, aspek yang menunjukkan kecepatan perusahaan dalam menanggapi
kebutuhan konsumen.
d. Kemudahan bertransaksi, seberapa mudah konsumen melakukan transaksi dengan
pemberi servis.
e. Kemudahan memperoleh informasi, seberapa besar perhatian perusahaan untuk
menyajikan informasi siap saji.
f. Kemudahan mengakses, seberapa mudah konsumen dapat mengakses penyedia servis
pada saat konsumen memerlukannya.
g. Prosedur, seberapa baik prosedur yang harus dijalankan oleh konsumen saat berurusan
dengan perusahaan.
h. Harga, aspek yang menentukan nilai pengalaman servis yang dirasakan oleh konsumen
saat berinteraksi dengan perusahaan.

Sedangkan Soegiarto (1999) menyebutkan lima aspek yang harus dimiliki Industri
jasa pelayanan, yaitu :
a. Cepat, waktu yang digunakan dalam melayani tamu minimal sama dengan batas waktu
standar. Merupakan batas waktu kunjung dirumah sakit yang sudah ditentukan waktunya.
b. Tepat, kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin kepuasan konsumen.
Bagaimana perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien yaitu tepat memberikan
bantuan dengan keluhan-keluhan dari pasien.
c. Aman, rasa aman meliputi aman secara fisik dan psikis selama pengkonsumsian suatu
poduk atau. Dalam memberikan pelayanan jasa yaitu memperhatikan keamanan pasien
dan memberikan keyakinan dan kepercayaan kepada pasien sehingga memberikan rasa
aman kepada pasien.
d. Ramah tamah, menghargai dan menghormati konsumen, bahkan pada saat pelanggan
menyampaikan keluhan. Perawat selalu ramah dalam menerima keluhan tanpa emosi
yang tinggi sehingga pasien akan merasa senang dan menyukai pelayanan dari perawat.
e. Nyaman, rasa nyaman timbul jika seseorang merasa diterima apa adanya. Pasien yang
membutuhkan kenyaman baik dari ruang rawat inap maupun situasi dan kondisi yang
nyaman sehingga pasien akan merasakan kenyamanan dalam proses penyembuhannya.

Berdasarkan pandangan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek


kualitas pelayanan keperawatan adalah sebagai berikut :
a) penerimaan meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu tersenyum,
menyapa semua pasien. Perawat perlu memiliki minat terhadap orang lain, menerima
pasien tanpa membedakan golongan, pangkat, latar belakang sosial ekonomi dan budaya,
sehingga pribadi utuh. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan
perawat harus memiliki minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan luas.
b) perhatian, meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu
bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan pertolongan
kepada pasien dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan
peka terhadap setiap perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan
pasien.
c) komunikasi, meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi yang baik
dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling berinteraksi antara
pasien dengan perawat, dan adanya hubungan yang baik dengan keluarga pasien.
d) kerjasama, meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama yang baik
dengan pasien dan keluarga pasien.
e) tanggung jawab, meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu
mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat dalam
bertindak.

C. Pelayanan Keperawatan Dalam Pelayan Kesehatan


Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang meliputi
pelayanan dasar dan pelyanan rujukan.Pelayanan keperawatan oleh tenaga perawat dalam
pelayanannya memiliki tugas, diantaranya memberikan keperawatan keluarga, komunitas dalam
elayanan kesehatan dasar dan akan memberikanasuhan keperawatn secara umum pada pelayanan
rujukan.
Pada lingkup pelayanan rujukan, tugas perawat adalah memberikan asuhan keperawatan pada
ruang atau lingkup rujukannya seperti pada anak,maka perawat memberikan asuhan keperwatan
elalui pendekatan proses keperawatan anak,untuk lingkup keperawatan jiwa, perawat akan
memberikan asuhan eperawatn pada pasien gangguan jiwa dll.

D. Faktor yang mempenagaruhi pelayanan kesehatan


Pelayanan kesehatan akan lebih berkembang atau sebaliknya akan terhambat karena
dipengaruhi oleh beberapa factor seperti adanya peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi
baru, pergeseran nilai masyarakat, aspek legal dan etik, ekonomi dan politik.

1. Ilmu pengetahuan dan teknologi baru


Mengingat adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka akan diikuti
oleh perkembangan pelayanan kesehatan atau juga sebagai dampaknya pelayanan kesehatan jelas
lebih mengikuti perkembangan dan teknologi seperti dalam pelayanan kesehatan untuk
mengatasi masalah penyakit-penyakit yang sulit penyembuhannya maka digunakanlah alat
seperti laser, terapi peruahan gen dll.Maka pelayanan kesehatan ini membutuhkan biaya yang
cukup besar dan butuh tenaga yang professional di bidang tertentu.

2. Pergeseran nilai masyarakat


Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan tinggi, maka akan memiliki kesadaran
yang lebih dalam penngunaan atau pemanfaatan pelayanan kesehatan, demikian juga sebaliknya
pada masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang akan memiliki kesadaran yang rendah
terhadap pelayanan kesehatan,sehinnga kondisi demikian akan sangat mempengaruhi system
pelayanan kesehatan.
3. Aspel legal dan etik
Dengan tingginya kesadarn masyarakat tehadap penggunaan atau pemanfaatan jasa
pelayanan kesehatan, maka akan semakin tinggi pula tuntunan hokum dan etik dalam pelayanan
kesehatan, sehingga pelaku memberi pelayanan kesehatan harus dituntut untuk memberikan
pelayanan kesehatan secra profeffional dengan memperhatikan norma dan etik yang ada dalam
masyarakat

4. Ekonomi
Semakin tinggi ekonomi seseorang pelayanan kesehatan lbh mudah diperoleh dan di jangkau
dan begitu sebaliknya dengan orang yang tergolong ekonomi rendah.Keadaan ekonomi ini akan
mempengaruhi dalam system pelayanan kesehatan.

5. Politik
Kebijakan pemerintah melalui system politik yang ada akan sangat berpengaruh sekali dalam
system pemberian pelayan kesehatan. Kebijakan-kebijakan yang ada dapat memberikan pola
dalam system pelayanan.
Strategi yang ada dalam visi Indonesia sehat diantanya pemahaman tentang paradigma
sehat, srategi professionalisme dalam segala tugas, adanya JPKM,dan desentralisai.
Dalam menggunakan strategi yang ada, pemerintah telah menyusun misi yang akan di
jalankan sebagaimana dalam system pelayanan kesehatan, diantaranya :
a) Penggerak pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan
b) Memelihara, meningkatkan melindungi kesehatan individu, keluarga, masyarat dan lingkungan
c) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
d) Meningkatkan kemandirian masyatakat hidup sehat

Dalam melaksanakan misi yang ada, keperawatan sebagai profesi dalam bidang
kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan yang professional dan berorientasi pada
paradigma sehat sesuai dengan paradigma keperawatan yang dimiliki, salah satunya adalah
pembangunan kesehai yang berorientasi penyembuhan pada orang berian pelayanan kesehatan
difokuskan pada promosif dam preuk prod agar dapat lebih meninggkatkan dan memelihara
baghat ag segar lebih produktif dan yang sakit agar lebih sehat. Sehingga akhirnya akan terjadi
pola atau gaya hidup sahat pada semua lapisan masyarakat Indonesia.

E. penyebab rendahnya kualitas pelayanan di Rumah sakit


Banyak alasannya kenapa pelayanan di negeri kita (tercinta) bisa jadi terburuk salah
satunya :
"Menurut dr. Nugroho Wiyadi, MPH, ada pelaku pelayanan primer yang secara profesi
tidak memiliki kompetensi dan kewenangan yang memadai, sehingga penanganan penyakit tidak
sesuai standar, dan sering terjadi pemakaian berbagai obat secara tidak tepat yang pada akhirnya
mengakibatkan ketidakefektifan biaya, dan juga masalah-masalah lain seperti resistensi obat
akibat pemakaian obat antibiotik.
Pemahaman masyarakat yang lemah tentang sistem pelayanan kesehatan primer
(puskesmas/Dokter Praktek Umum) dan sekunder (Rumah Sakit), mengakibatkan mereka tidak
mengikuti sistem rujukan yang ada. “Masyarakat pada kelas ekonomi lemah cenderung memilih
pelayanan kesehatan yang paling dekat dan murah, tidak peduli apakah petugas yang dia mintai
pertolongan tersebut memiliki kewenangan dan kompetensi yang memadai. Sedangkan
masyarakat pada kelas ekonomi menengah ke atas cenderung langsung memeriksa diri ke dokter
spesialis dengan berbagai risiko ketidaktepatan pemilihan jenis dokter spesialis yang dipilihnya,”
papar Nugroho."

F. Bagaimana pelayanan yang berkualitas


Zeithmalh, dkk (1990: 23) menyatakan bahwa dalam menilai kualitas jasa/pelayanan,
terdapat sepuluh ukuran kualitas jasa/ pelayanan, yaitu :
1) Tangible (nyata/berwujud)
2) Reliability (keandalan)
3) Responsiveness (Cepat tanggap)
4) Competence (kompetensi)
5) Access (kemudahan)
6) Courtesy (keramahan)
7) Communication (komunikasi)
8) Credibility (kepercayaan)
9) Security (keamanan)
10) Understanding the Customer (Pemahaman pelanggan)

Namun, dalam perkembangan selanjutnya dalam penelitian dirasakan adanya dimensi


mutu pelayanan yang saling tumpang tindih satu dengan yang lainnya yang dikaitkan dengan
kepuasan pelanggan. Selanjutnya oleh Parasuraman et al. (1990) dimensi tersebut difokuskan
menjadi 5 dimensi (ukuran) kualitas jasa/ pelayanan, yaitu :
1) Tangible (berwujud); meliputi penampilan fisik dari fasilitas, peralatan,karyawan dan alat-alat
komunikasi.
2) Realibility (keandalan); yakni kemampuan untuk melaksanakan jasa yang telah dijanjikan
secara konsisten dan dapat diandalkan (akurat).
3) Responsiveness (cepat tanggap); yaitu kemauan untuk membantu pasien dan menyediakan jasa/
pelayanan yang cepat dan tepat.
4) Assurance (kepastian); mencakup pengetahuan dan keramah-tamahan para pasien dan
kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan, kesopanan dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan.
5) Empaty (empati); meliputi pemahaman pemberian perhatian secara individual, kemudahan
dalam melakukan komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan pasien.

G. Upaya Mendorong Revolusi Keperawatan Bagi Pelayanan Kesehatan

Dalam sebuah perubahan pelayanan keperawatan sebenarnya mempunyai dua pilihan


utama yang saling berhubungan dengan perubahan, mereka melakukan inovasi dan berubah atau
mereka yang hanya menunngu perubahan yang disebabkan oleh sebuah situasi. Aneh rasanya
apabila disatu sisi kondisi masyarakat berubah dari waktu ke waktu sedangkan dunia
keperawatan masih konstan dan statis. Perubahan adalah bagaimana perawat dan calon perawat
berkonstribusi untuk mempertahan profesi keperawatan sebagai profesi yang sprofesional,
namun lebih dari itu berperan aktif dalam melakukan sebuah perbaikan dalam memberikan
pelayanan yang baik.
Mahasiswa keperawatan yang menjadi pengelola awal dalam menciptakan sebuah
perubahan harus memiliki visi dan misi yang jelas terhapap tujuan yang akan dicapai. Segala hal
mengenai tindakan yang akan dilaksanakan harus dioptimalkan secara maksimal.

Berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan mahasiswa keperawatan dalam menciptakan sebuah
revolusi bagi profesi keperawatan, diantaranya:

1. Senantiasa menggali ilmu secara berkesinambungan


Tuntunan seorang mahasiswa yang paling utama adalah memilki pemikiran akademis dan
menguasai ilmu pengetahuan sesuai bidang nya masing masing, tidak terkecuali juga bagi
mahasiswa keperawatan. Hal ini tidak terbatas pada pembelajaran yang di dapatkan di bangku
perkuliahan saja, lebih dari itu pengetahuan yang di dapat melaui media dan sumber lain pun
juga sangat diperlukan. Namun untuk memulai sebuah perubahan yang signifikan tidak cukup
dengan mempelajari ilmu yang sudah di kembangkan selama ini saja, lebih dari itu yang
dibutuhkan adalah melakukan berbagai riset dan penilitian terkait permasalahan yang belum
terpecahkan. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengadakan sebuah perbaikan bagi profesi
keperawatan, terutama dari segi kognitifnya.

2. Mempunyai skill yang baik


Keperawatan merupakan sebuah profesi dengan kemampuam praktek yang profesional,
dimana mereka tidak hanya dituntut punya pengetahuan yang baik saja melainkan harus
memiliki keterampilan. Sebagai seorang tenaga keperawatan. Skill yang dimilki harus
berdasarkan kecakapan dan ketepatan, sehinnga tidak akan terjadi sebuah kesalahan saat
melakukan tindakan kepada pasien nya kelak.

3. Memilki jiwa seorang perawat


Hal yang banyak menjadi masalah dikalangan perawat saat ini adalah, kurangnya
kesadaran akan tugas, fungsi dan perannya sebagai seoran pelayan kesehatan. sebagai seorang
yang bergerak dibidang kemanusiaan , perawat harus memiliki jiwa sosial dan kemanusiaanya
yang tinngi. hal ini akan tercermin dari tindakan dan kontribusi yang akan dilakukannya baik
sewaktu masih menjadi mahasiswa maupun sebagai tenaga perawat profesional nantinya.

4. Mengikuti perkembangan mengenai isu isu keperawatan yang sedang


berkembang dan ikut andil didalamnya.
Mahasiswa sebagai sebuah barisan pemuda yang berpendidikan tinggi, bersikap kritis dan
mempunyai semangat kepeduliaan merupakan barisan yang paling genjar dalam melakukan
sebuah kontrol sosial. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa keperawatan,
diantaranya dengan mengikuti segala perkembangan dunia keperawatan baik melalui media
ataupun melalui seminar. Selain itu seorang mahasiswa harus tanggap terhadap kebijakan yang
dibuat terkait masalah keperawatan, seperti contoh yaitu pengesahan rancangan undang undang
keperawatan yang menjadi topik terhangat saat ini. Mahasiswa bisa melakukan dukungan dalam
rangka percepatan pengesahannya melalui cara cara yang bijak tentunya.
Revolusi yang dilakukan oleh mahasiswa keperawatan merupakan sebuah bentuk
dedikasi dan kecintaan yang tinggi terhadap profesi yang digelutinya. Kecintaan tersebut
berawal dari sebuah semangat dan keyakinan akan perbaikan yang bisa dilakukan . hal tersebut
diwujudkan dengan ketekunan dan inovasi kreatif. Yang pada akhirnya akan melahirkan sebuah
profesi keperawatan yang diakui, bermanfaat banyak dan di hormati di negri ini.

H. Ruang Lingkup Keperawatan

Ruang lingkup praktik keperawatan meliputi: upaya-upaya peningkatan kesehatan


(promotif), pencegahan (preventif), pemeliharan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).
1. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dengan jalan memberikan:

a. Penyuluhan kesehatan masyarakat.

b. Peningkatan gizi.

c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan.

d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan.

e. Olahraga secara teratur.

f. Rekreasi.

g. Pendidikan seks

2. Upaya Preventif

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:

a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil.


b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas, ataupun di rumah.
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah.
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.

3.Upaya Kuratif

Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok dan
masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan.

a. .Perawatan orang sakit di rumah (home care).


b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit.
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.
d. Perawatan payudara.
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang
dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang
sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:

a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah tulang
maupun kelainan bawaan.
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu, misalnya TBC, latihan napas
dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat.
5. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok
khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang
diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau
kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain.
Disamping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali
kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah
kesehatan yang mereka derita. Upaya resosialisasi ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan
pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.

2.2.7 Kegiatan

Kegiatan praktik perawatan kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh perawat mencakup hal-
hal yang sangat luas, tentunya sesuai dengan tingkat pelayanan kesehatan, dimana perawat
kesehatan masyarakat itu bekerja, tetapi secara umum kegiatan perawat kesehatan masyarakat
adalah sebagai berikut:

1. Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga, kelompok-kelompok


khusus baik di rumah ( home nursing) , di sekolah (school health nursing), di perusahaan, di
posyandu, di polindes, dan di daerah binaan kesehatan masyarakat
2. Penyuluhan atau pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka mengubah perilaku
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi.
4. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi
5. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penganganan lebih lanjut.
6. Penemuan kasus pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
7. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan.
8. Melaksanakan asuhan kesehatan komunitas, melalui pengenalan masalah kesehatan
masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian kesehatan menggunakan proses
keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah keperawatan.
9. Mengadakan koordinasi diberbagai kegiatan asuhan keperawatan komunitas.
10. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.
11. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan.
12. Ikut serta dalam penelitian untuk mengembangkan perawatan kesehatan masyarakat sesuai
dengan tingkat pelayanan dan pendidikan yang dimiliki.

2.2.8 Prinsip Dasar

Prinsip dasar dalam pelaksanaan praktek perawatan kesehatan masyarakat adalah sebagai
berikut:

1. Keluarga adalah sebagai unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat.


2. Ada 4 tingkat sasaran dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat yaitu: individu,
keluarga, kelompok khusus dan masyarakat.
3. Perawat kesehatan masyarakat bekerja dengan dan bukan bekerja untuk individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Bekerja dengan maksud dalam setiap kegiatannya selalu
mengikutsertakan partisipasi masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan mereka
sendiri.
4. Pelayananan kesehatan dan keperawatan yang diberikan lebih menekankan kepada
upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.
5. Dasar utama dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah menggunakan
pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses keperawatan.
6. Kegiatan utama perawatan kesehatan masyarakat adalah di masyarakat dan bukan
dirumah sakit.
7. Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sehat maupun yang sakit.
8. Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada pembinaan perilaku sehat
masyarakat.
9. Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan fungsi kehidupan
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin secara mandiri.
10. Perawat kesehatan masyarakat tidak bekerja sendiri tetapi bekerja secara tim.
11. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan masyarakat digunakan untuk
kegiatan-kegiatan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani masyarakat yang sehat
dan sakit, penduduk yang sakit dan tidak berobat ke puskesmas dan pasien yang baru kembali
dari rumah sakit.
12. Perawat kesehatan masyarakat harus melihat kenyataan dan keadaaan yang nyata di
lingkungan klien, baik di rumah, di sekolah, panti-panti dan lain sebagainya. Oleh karena itu
kunjungan rumah atau home visit sangat penting artinya untuk membantu mengatasi
permasalahan kesehatan atau perawatan klien.
13. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama perawatan kesehatan guna merubah
perilaku dan kebiasaan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke arah yang
menguntungkan kesehatan.
14. Pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat harus mengacu pada sistem pelayanan
kesehatan yang ada.
15. Pelaksanaan asuhan perawatan kesehatan masyarakat dilakukan di institusi pelayanan
kesehatan yaitu puskesmas dan institusi lain seperti panti, sekolah, dan lainnya dan rumah
dimana keluarga sebagai unti pelayanan.

2.2.9 Pendekatan

Dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok khusus dan masyarakat secara keseluruhan, pendekatan yang digunakan oleh perawat
kesehatan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach), yang dituangkan
dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikaitkan
dengan upaya kesehatan dasar (PHC).
Pendekatan pemecahan masalah yang dimaksudkan adalah bahwa setiap masalah kesehatan yang
dihadapi oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat akan dapat diatasi oleh perawat
melalui ketrampilan melaksanakan profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat.

Bila pendekatan dilakukan terhadap keluarga binaan disebut dengan family approach, tetapi bila
pembinaan keluarga berdasarkan kepada seleksi kasus yang datang ke puskesmas yang dinilai
memerlukan tindak lanjut disebut case approach, dan bila pendekatan dilakukan terhadap
masyarakat daerah binaan melalui survei mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat
disebut community approach.

2.2.10 Peranan Perawat Kesehatan Masyarakat

a) Pelaksana Pelayanan Keperawatan (provider of nursing care)

Peranan yang utama dari perawat kesehatan masyarakat adalah sebagai pelaksana asuhan
keperawatan individu, keluarga kelompok dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit
atau yang mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan apakah itu di rumah, di sekolah,
puskesmas, panti dan sebagainya sesuai dengan kebutuhannya.

b) Pendidik (Health Educator)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat baik di
rumah, di puskesmas dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilkau
sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai tingkat
kesehatan yang optimal.

c) Pengamat Kesehatan (Health Monitor)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, keluarga,


kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang
timbul serta berdampak terhadap status kesehatan, melalui kunjungan rumah, pertemuan-
pertemuan, observasi dan pengumpulan data.

d) Pembaharu (inovator)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu terhadap individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat terutama dalam merubah perilaku dan pola hidup yang erat
kaitannya dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.

e) Pengorganisir pelayanan Kesehatan (Organisator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan serta dalam mewmberikan motivasi dalam rangka
meningkatkan keikutsertaan masyarakat, individu, keluarga, kelompok dam masyarakat dalam
setiap upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat misalnya: kegiatan
posyandu, dana sehat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai dengan tahap penilaian,
sehingga itu berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan dan pengorganisasian masyarakat
dalam bidang kesehatan.

f) Koordinator Pelayanan kesehatan (Coordinator Of Service)

Mengkooordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan puskesmas dalam
mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan tema kesehatan lainnya sehingga tercipta
keterpaduan dalam sisitem pelayanan kesehatan. Dengan demikian pelayanan kesehatan yang
diberikan merupakan suatu kegiatan yang menyeluruh dan tidak terpisah-pisah antara satu
dengan yang lain.

g) Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang
kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara
hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.

h) Tempat bertanya (Fasilitator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat dijadikan tempat bertanya oleh individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan
dan keperawatan yang dihadapi sehari-hari. Dan perawat kesehatan diharapkan dapat membantu
memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka
hadapi.

i) Pengelola (menejer)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan
kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang
diemban kepadanya.

mengidentifikasi masalah keperawatan, menerapkan prinsip dan metode yang tepat sehingga
dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga, dan
kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan
daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil.

Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat yaitu :

1. Tingkat Individu
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai masalah kesehatan
tertentu (misalnya TBC, DHF, ibu hamil d1l) yang dijumpai di poliklinik, Puskesmas dengan
sasaran dan pusat perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan individu.
2. Tingkat Keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan
dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas
kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah kesehatan, memberikan perawatan kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan
yang sehat dan memanfaatkan sumber daya masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
Prioritas pelayanan perawatan kesehatan masyarakat difokuskan pada keluarga rawan yaitu :
a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan: ibu hamil yang
belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan neonatusnya, balita tertentu,
penyakit kronis menular yang tidak dapat diintervensi oleh program, penyakit endemis, penyakit
kronis tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).
b. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki masalah gizi,
seperti anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi Kronis (KEK),
keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan
balita dengan BGM, keluarga dengan neonatus BBLR, keluarga dengan usia lanjut atau keluarga
dengan kasus percobaan bunuh diri.
c. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan.
3. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien, Pembinaan kelompok khusus,
Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan. Dalam sistem ini terdapat tingkat, lembaga, lingkup dan faktor yang
mempengaruhi dalam terlaksananya sistem pelayanan kesehatan tersebut.
3.2. Saran
Dalam sistem pelayanan kesehatan perlu terus di tingkatkannya mutu serta kualitas
dari pelayanan kesehatan agar sistem pelayanan ini dapat berjalan dengan efektif, itu
semua dapat dilakukan dengan melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat, dan diharapkan
perawat dapat memberikan pelayanan dengan kualitas yang bagus dan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI., (2009) Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta
Hidayat, A.A. A., (2008) Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2, Jakarta: Salemba
Medika.
Notoatmodjo Soekidjo., (2001) Peran Pelayanan Kesehatan Swasta dalam Menghadapi Masa
Krisis. Jakarta:Suara Pembaruan Daily.
Perry, Potter., (2009) Fundamental Keperawatan,Buku 1, Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.
Potter,Patricia.Perry,Anne Griffin., (2005) Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Volume
1. EGC: Jakarta
Satrianegara, M. Fais., (2009) Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Serta
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai