Anda di halaman 1dari 15

PROMOSI KESEHATAN DALAM LIMA TINGKAT PENCEGAHAN

KELOMPOK 4

 YOSEF FRIYANTO DESA 2119025


 PETRUS RUSDIN 2119023
 ELISABET AFILANTI.ODANG 2119022
 ARCHANGELLA M.ALFIONITA 2119024
 KARITAS MILLA DADI 2119027
 ABDUL KHALID SAIUN 2119026
 DOMINIKUS MAGHU ATE 2119028

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGI ILMU KESEHATAN

GEMA INSAN AKADEMIK

MAKASSAR

2020

KATA PENGANTAR

i
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas selesainya makalah
yang berjudul upaya promotif. Atas dukungan yang di berikan dalam penyusunan
makalah ini, maka kami mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak/ibu
dosen yang telah memberikan ide serta memotivasi untuk dapat menyelesaikan
makalah ini.

Dan harapan kami makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan amatlah di butuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dahulu, pembicaraan tentang organ reproduksi selalu dianggap tabu.


Jangankan untuk konsultasi ke dokter, sekadar bertanya kepada orang terdekat
( orangtua ) saja merasa malu dan sungkan. Oleh karena itu, pengetahuan
masyarakat akan hal-hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi tergolong
rendah. Hal ini bisa menjadi pemicu munculnya berbagai macam keluhan dan
permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
Organ reproduksi adalah salah satu bagian terpenting dalam
tubuh manusia yang memiliki peran besar dan tergantikan oleh organ yang
lain. Mengapa organ ini penting? Karena manusia memiliki naluri alamiah,
yaitu ingin memiliki keturunan, guna melestarikan jenisnya.
Dampaknya, organ reproduksi yang sehat dan dapat berfungsi
sebagaimana mestinya menjadi sebuah hal yang dituju.Pengetahuan tentang
kesehatan organ reproduksi, sangat perlu dibahas dan diketahui oleh kaum
wanita, baik yang sudah menjadi ibu-ibu maupun bagi remaja putri, agar dapat
menjaga kesehatan dan memfungsikan organ reproduksi secara benar dan
bertanggung jawab.
Dengan upaya upaya penyebarluasan pengetahuan kesehatan organ
reproduksi, maka kita telah dapat disebut melakukan pencegahan secara
promotif dan preventif.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan upaya health promotion?

1
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang upaya health promotion
Untuk mengetahui tentang upaya pencegahan penyakit

2.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 HEALTH PROMOTION

Promosi kesehatan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu


health promotion. Sesungguhnya, penerjemahan kata health promotion atau
tepatnya promotion of health kedalam bahasa Indonesia pertama kali dilakukan
ketika para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia menerjemahkan lima tingkatan
pencegahan (five levels of prepention) dari H.R.Leavell dan E. G. Clark dalam
buku preventive medicine for the doctor in his community.

Menurut leavell dan clark (1965), dari sudut pandang kesehatan masyarakat,
terdapat 5 tingkat pencegahan terhadap penyakit, yaitu :

1. promotion of healt
2. specifik protection
3. early diagnosis and prompttreatment
4. limitation of disability
5. rehablitation.

Tingkat pencegahan yang pertama,yaitu promotion of healt oleh para ahli


kesehatan masyarakat di Indonesia di terjemahkan menjadi peningkatan
kesehatan,bukan promosi kesehatan dikarenakan makna yang terkangdung
dalam istilah promotion of healt disini adalah meningkatkan kesehatan
seseorang,yaitu melalui asupan gizi seimbang,olahraga teratur,dan lain sebagainya
agar orang tersebut tetap sehat,tidak terserang penyakit.

Namun demikian,bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak ada


hubungannya dengan promosi kesehatan. Leavell dan Clark dalam penjelasannya
tentang promotion of health menyatakan bahwa selain melalui peningktan gizi
dll,peningkatan kesehatan juga dapat dilakukan dengan memberikan
pendidikan kesehatan (health education) kepada individu dan masyarakat.

3
Organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi
mengenai promosi kesehatan : “ Health promotion is the process of enabling
people to increase control over, and improve, their health. To reach a state of
complete physical, mental, and social, well-being, and individual or group must
be able to identify and realize aspirations, to satisfy needs, an to change or cope
with the environment “. (Ottawa Charter,1986).

Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah
proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan
yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus
mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan
sebagainya). Dalam konferensi ini ,health promotion di maknai sebagai perluasan
dari health education atau pendidikan kesehatan.

2.2 PENCEGAHAN PENYAKIT (USAHA PREVENTIF)

Dalam garis besarnya usaha-usaha kesehatan, dapat dibagi dalma 3 golongan,


yaitu :

1. Usaha pencegahan (usaha preventif)


2. Usaha pengobatan (usaha kuratif)
3. Usaha rehabilitasi
Dari ketiga jenis usaha ini, usaha pencegahan penyakit mendapat tempat yang
utama, karena dengan usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik,
serta memrlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan usaha
pengobatan maupun rehabilitasi. Dapat kita mengerti bahwa mencegah agar
kaki tidak patah akan memberikan hasil yang lebih baik serta memerlukan biaya
yang lebih murah dibandingkan dengan mengobati kaki yang sudah patah ataupun
merehabilitasi kaki patah dengan kaki buatan.

4
2.3 TINGKAT-TINGKAT USAHA PENCEGAHAN

Leavell dan Clark dalam bukunya “ Preventive Medicine for the


Doctor in his Community” ,membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5
tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit.
Usaha-usaha pencegahan itu adalah :

a. Masa sebelum sakit

1. Mempertinggi nilai kesehatan (health promotion)

2. Memberikan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit ( specific

protection)

b. Pada masa sakit

3. Mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingakt awal, serta

mengadakan pengobatan yang tepat dan segera (early diagnosis and

prompt treatment)

4. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan

kemampuan bekerja yang diakibatkan suatu penyakit (disibility limitation)

5. Rehabilitasi (rehabilitation).

Jadi disini kelompok hanya mengambil tiga tingkatan pencegahan sesuai

dengan pembagian kelompok.

1. MENGENAL DAN MENGETAHUI JENIS PENYAKIT PADA

TINGKAT AWAL SERTA MENGADAKAN PENGOBATAN YANG

TEPAT DAN SEGERA (early diagnosis and prompt treatment)

Tujuan utama dari usaha ini adalah :

a. Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepatnya dari seytiap jenis

penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera

5
b. Pencegahan menular kepada orang lain, bila penyakitnya menular

c. Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan suatu penyakit

Beberapa usaha diantaranya :

a. Mencari penderita didalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan

darah, rontgen, paru-paru dsb, serta memberikan pengobatan

b. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita

penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar bila

penyakitnya timbul dapat diberikan segera pengobatan dan tindakan-

tindakan yang lain misalnya isolasi, desinfeksi, dsb.

2) Pendidikan kesehatan
kepada masyarakat agar
mereka dapat mengenal
gejala penyakit pada tingkat awal dan
segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau
c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal

gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan.

Masyarakat perlu menyadari gejala bahwa berhasil atau tidaknya usaha

pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian

tenaga kesehatnnya, melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan itu

diberikan. Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan usaha

penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan mungkin tidak dapat sembuh

lagi misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat.

6
Kemungkinan kecacatan terjadi lebih besar penderitaan si sakit menjadi

lebih lama, biaya untuk pengobatan dan perawatan menjadi lebih besar.

Contoh

 Pada ibu hamil yang sudah terdapat tanda-tanda anemia diberikan

tablet Fe dan dianjurkan untuk makan makanan yang mengandung

zat besi

 Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan

misalnya pemeriksaan darah rontogent paru

 Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita

penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar bila

penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan

 Melaksanakan skrining untuk mendeteksi dini kanker

2. PEMBATASAN KECACATAN DAN BERUSAHA UNTUK


MENGHILANGKANGANGGUAN KEMAPUAN BEKERJA YANG
DIAKIBATKAN SUATU PENYAKIT (disibility limitation)

Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha poin c, yaitu dengan

pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali

dan tidak cacat. Bila sudah terjadi kecacatan, maka dicegah agar kecacatan

tersebut tidak bertamabah berat (dibatasi), fungsi dari alat tubuh yang

menjadi cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.

Contohnya

7
 Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita

sembuh dan tidak terjadi komplikasi misalnya menggunakan

tongkat pada kaki yang cacat.

 Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan dengan cara

tidak melakukan gerakan-gerakan yang berat atau gerakan yang

dipaksa pada kaki yang cacat

 Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk

dimungkinkan pengobatan dari perawat yang lebih intensif

3. REHABILITASI (Rehabilitation)

Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke

dalam masyarakat, sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota

masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat, semaksimalnya

sesuai dengan kemampuannya. Rehabilitasi ini terdiri atas :

a. Rehabilitasi fisik

Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik

semaksimalnya. Misalnya, seorang yang karena kecelakaan, patah

kakinya, perlu mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah yaitu

dengan mempergunakan kaki buatan yang fungsinya sama dengan kaki

yang sesungguhnya.

b. Rehabilitasi mental

Yaitu agar bekas penderita dapat menyusuaikan diri dalam

hubungan perorangan dan social secara memuaskan .seringkali

bersamaan dengan terjadinya cacat badania muncul pula kelainan-

8
kelaianan atau gangguan mental.untuk hal ini bekas penderita perlu

mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali kedalam

masyarakat.

c. Rehabilitasi social vokasional

Yaitu agar bekas penderita menempati suatu

pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang

semaksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.

d. Rehabilitasi aesthetis

Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan

rasa keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu

sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya: misalnya penggunaan mata

palsu.

Usaha pengembalian bekas penderita ini kedalam masyarakat,

memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat

mengerti dan memahami keandaan mereka (fisik mental dan kemampuannya)

sehingga memudahkan mereka dalam proses penyesuian dirinya dalam

masyarakat dalam keadan yang sekarang ini. Sikap yang diharapkan dari warga

masyarakat adalah sesuai dengan falsafah pancasila yang berdasarkan unsure

kemanusian dan keadailan social. Mereka yang direhabilitasi ini

memerlukan bantuan dari setiap warga masyarakat, bukan hanya berdasarkan

belas kasian semata-mata, melainkan juga berdasarkan hak asasinya sebagai

manusia.

Contohnya

9
 Pengembangan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan

mengikutsertakan masyarakat misalnya lembaga untuk rehabilitasi

mantan PSK mantam pemakai NAPZA dan lain-lain

 Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan

memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan

untuk bertahan misalnya dengan tindakan pengucilan mantan PSK

di lingkungan masyarakat tempat ia tinggal

 Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan

seorang

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Masyarakat

harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan

mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya.

Dalam garis besarnya usaha-usaha kesehatan, dapat dibagi dalma 3

golongan, yaitu:

Usaha pencegahan (usaha preventif), Usaha pengobatan (usaha kuratif) dan Usaha

rehabilitasi

Leavell dan Clark dalam bukunya “ Preventive Medicine for

the Doctor in his Community” , membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5

tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit.

Usaha-usaha pencegahan itu adalah :

a. Masa sebelum sakit

1. Health promotion

2. Spesific protection

b. Pada masa sakit

1. Early diagnosis and prompt treatment

2. Disibility limitation

11
3. Rehabilitation

3.2 SARAN

Penulis sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam

mempelajari tentang penyelidikan epidemiologi. Dan harapan penulis makalah ini

tidak hanya berguna bagi penulis tetapi juga berguna bagi semua pembaca.

Terakhir dari penulis walaupun makalah ini kurang sempurna penulis

mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di kemudian hari.

12
13

Anda mungkin juga menyukai